Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ilfil
Di sebuah kamar bernuansa putih, terdapat seorang cowok yang tak lain adalah Arvin tampak membuka matanya. Mengembalikan kesadaran dalam tubuhnya dan meraih ponselnya. Rupanya sudah pukul 17.00 wib. Cowok itu tak sadar dirinya sudah berjam jam tidur. Cowok itu pun beranjak ke kamar mandi dan membasuh wajah tampannya. kemudian keluar dari kamar tersebut. Netranya mencari orang-orang disekitarnya, namun nihil. Villa ini nampak sepi. Ia pun membuka ponselnya, dan menemukan sebuah notif dari sahabatnya.
Ryan
' Gue dan yang lainnya ke festival kulineran. Entar Lo nyusul kalo dah bangun. Rugi lo kalo nggak kesini, tunggu gue sharelok.'
Itulah isi notif dari Ryan. Cowok itu pun berdecak, dan kembali menuju ke kamarnya untuk mengambil sweater, tak lupa pula masker untuk menutupi wajahnya. Sebenarnya cowok itu malas keluar, namun dikarenakan vila ini sepi, dan hanya ada dirinya jadilah dia keluar. Cukup seram aja menurutnya kalo cuma dirinya aja ada yang di villa ini. Apalagi dirinya merupakan penghuni baru atau pendatang baru, atau bisa dibilang hanyalah tamu di villa ini. Cowok tampan itu pun melangkahkan kakinya menuju ketempat yang di sharelock kan Ryan.
****
"Wah...wahh, tuhkan bener dugaan gue, disini surganya kulineran. Aduh tante Rita baik banget sih nyuruh kita kesini. Nggak mau tau pokoknya harus cobain semua menu disini," ucap seorang gadis yang tak lain adalah Anya dengan mata yang berbinar. Gadis itupun menarik sahabatnya untuk mulai menjelajahi satu per satu tempat kulineran tersebut. Sementara yang di tarik pun cuma bisa pasrah. Kedua gadis itupun tampak asyik mengelilingi satu persatu satu tempat jajanan tersebut.
Tak terasa gelap pun tiba, kedua gadis itu masih saja asyik menjelajahi tempat jajanan tersebut. Padahal mereka sudah mencoba beberapa jajanan yang ada ditempat tersebut seperti batagor, tahu gejrot, empek-empek, klepon, dan telur gulung. Namun kedua gadis itu nampaknya belum puas. Mereka tak heran jika tempat ini sangat ramai, mulai dari remaja, bahkan sampai orang tua pun ramai ditempat ini.
Kedua gadis itu pun masih antusias melangkah dengan wajar berbinar sampai-sampai salah satu dari mereka kakinya tersangkut di bebatu- batuan yang mengakibatkan tubuhnya terhuyung kedepan dan gadis itupun menutup matanya. Namun ia heran, karena tubuhnya belum juga tiba ke tanah. Sedetik kemudian gadis itu membuka matanya dan mendapatkan dirinya sedang berada di pelukan seseorang. Kedua keturunan Adam yang berlawanan jenis itu tak sadar saling menatap lama, sampai pada salah satu dari mereka sadar akan posisinya dikeramaian. Gadis yang tak lain adalah Freya beranjak memperbaiki posisinya dan berdehem canggung. "Khemm ma...maaf ka..ka..karena ngerepotin kakak dan makasih udah bantuin gu...gue," ucap Freya gugup. Ya gadis yang tersandung batu itu adalah Freya.
Entah mengapa gadis itu sangat gugup di depan cowok yang baru saja menolongnya ini. Sementara cowok ini hanya menatapnya tajam.
"Eh, tunggu tunggu. Keknya gue nggak asing deh sama mata lo," ucap Freya penasaran sambil mendekat dan masih menatap kearah cowok tersebut. Walaupun cowok itu menggunakan sweater namun rasanya ia sangat mengenal cowok itu. Entah keberanian dari mana, gadis itu berani menarik masker cowok dihadapannya ini, dan seketika gadis itu syok dan membulatkan matanya. Baru saja dirinya mau teriak, namun cowok itu sangat sigap menutup mulutnya menggunakan tangan cowok itu dan yang tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk memperbaiki posisi maskernya. Sedangkan Freya gadis itu malah menikmati aroma tangan dari cowok itu. 'astaga mimpi apa gue semalam bisa sedekat ini sama Arvin' batin cewek itu. Ya cowok itu adalah Arvin yang sedang melangkah mencari keberadaan teman-temannya disekitar tempat ini.
Sedangkan Anya, gadis itu tak kalah syoknya. Gadis itu masih saja mematung dengan mata yang melotot. Dan mulut yang sedikit terbuka menyaksikan apa yang terjadi didepannya.
"Bisa nggak lo gak usah berisik, nanti orang-orang tau sadar ini gue," ucap Arvin ditelinga dengan sedikit berbisik membuat gadis itu sedikit merinding. Tak lama kemudian cowok itu melepaskan tangannya dari mulut gadis itu dan ingin beranjak pergi meninggalkan kedua gadis itu. Namun langkah cowok itu berhenti karena teriakan seorang. "Woy, bro disini lu rupanya," teriak orang itu dan berlari mendekati Arvin.
"Wah, wah lu habis godain cewek disini ya vi ," ucap orang itu yang tak lain adalah Raka. Ya Raka, Ryan, Gleen, dan Laras gak sengaja melihat Arvin dan kemudian menghampiri sang idola banyak orang itu.
"Eh, kak Freya dan kak Anya kok disini juga, nguntitin gue ya," ucap Gleen.
"Enak aja lu bicara, gue dan Anya emang sengaja kesini kok karena cari makan. Lagian Tante Rita juga nyuruh kita kesini," sewot Freya yang tidak terima dikatain menguntit.
"Eh, lu kenal dia Len," tanya Ryan penasaran. Pasalnya Gleen dan kedua gadis asing dihadapannya nampak akrab.
"Oh, ini kakak sepupu gue dan yang satunya lagi bestinya dia," jawab Gleen seadanya.
Freya menatap satu persatu-satu orang oranya yang disamping Gleen. Ia yakin orang-orang ini juga artis juga karena kelihatan dari topi dan masker yang digunakan sebagai penyamaran. Netranya pun jatuh kepada seorang gadis manis yang tengah membuka maskernya. Gadis itu pun mengulurkan tangannya ke arah Freya berniat berkenalan. "Hai, salam kenal ya. Kamu pasti sudah tahu nama aku, kalo nama kamu siapa," tanya gadis itu dengan lemah lembut dan senyum yang menurut Freya sangat menyebalkan. "Freya," ucap Freya dingin sambil membalas uluran tangan itu dengan cepat. Entah mengapa ia sangat ilfil dengan gadis ini. Walaupun dia tahu, adegan yang di sinetron itu cuma rekayasa namun tetap saja rasa iri dan cemburunya ke gadis didepannya ini sangat besar.
"Kalo gue Anya, gue sahabatnya Freya," ucap Anya tiba-tiba sambil mengambil tangan Laras untuk dijabatnya. Gadis itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan didepannya. Kapan lagi kan dirinya bisa berinteraksi lansung dengan sang artis. "Hai Anya, salam kenal ya," balas gadis itu.
'Anjir nih cewek, insecure banget gue. Udah bening, cantik, artis, terkenal, baik dan gak sombong lagi,' batin Anya sambil menatap kagum gadis didepannya ini dengan tangan yang masih memenggang tangan Laras.
"Hmmm, kak Anya bukan lesbi kan?" ucap Gleen tiba-tiba yang membuat Anya sadar dan sentak melepaskan tangannya. Sedangkan yang lainnya cuma bisa ketawa mendengar Gleen, kecuali Arvin. Cowok itu hanya menampilkan ekspresi datar.
"Sialan lo Gleen, gue masih normal kali," gerutu Anya menahan malu.
Sementara Freya, gadis itu curi curi pandang ke arah Arvin. "Hai Arvin, keknya kita seumuran deh. Kenalin aku Freya. Aku fans berat kamu loh," ucap Freya dengan antusias dan senyuman yang menghiasi wajah mungilnya itu sambil mengulurkan tangan kehadapan Arvin. Sementara cowok itu enggang membalas uluran cewek didepannya ini. Dia ingat betul wajah gadis ini. Gadis ini merupakan cewek Stress yang sering nge DM diri nya tiap hari meskipun haya diread doank oleh dirinya. Merasa tangannya gak direspon, dengan berani gadis itu mengambil tangan cowok itu dan menyatukan dengan tangannya. Cowok itupun lansung menghempaskan tangannya kasar. Ia sangat tak suka dengan sifat gadis itu. Cowok itupun lansung beranjak dari tempat itu.