NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Gadis SMA

Suami Dadakan Gadis SMA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: windanor

Di larang Menjiplak apalagi mengubah dalam dalam bentuk AU ataupun POV ceritaku. Karya ini dilindungi undang-undang!



Ketika sebuah kesalah pahaman membuat gadis 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA terikat pernikahan dengan guru baru di sekolahnya. Begitu banyak drama dalam pernikahan mereka berdua yang jauh dari kata akur. Namun di balik itu semua mereka berdua saling membutuhkan satu sama lain.

"Bagaimana malam ini kita buat anak." Senyuman jahat terukir di wajah Zidan dan mendadak wajah Zila langsung pucat.

Gadis itu menggeleng cepat."Jangan Om. Aku masih dibawah umur. Badannya aku juga krempeng, Om juga nggak akan suka," ucap Zila memelas.


Azila yang manja dan Zidan yang galak bersanding dalam sebuah pernikahan yang tak terduga. Mampukah Zidan membina rumah tangga dengan gadis yang terpaut jauh lebih muda darinya? Dan bisakah Zila menjadi istri dari pria dewasa berusia 28 tahun saat teman-teman tengah menikmati kebebasannya sebagai remaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon windanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A & Z: Cemburunya seorang wanita

"Apa yang kalian berdua lakukan?" Bu Arini melontarkan pertanyaannya dan kali ini suaranya terdengar bergetar.

"Kami tidak melakukan apa-apa," sahut Zidan yang terlihat tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Berbeda dengan Zila yang sudah keringat dingin.

"Tapi, kenapa kalian berpelukan?" Bu Arini masih tak puas dengan jawaban Zidan. Matanya mengarah pada Zila yang tertunduk dalam.

"Ooh, itu hanya praktek," balas Zidan sekenanya.

"Praktek? Praktek apa sampai berpelukan?" Wanita itu kembali melontarkan pertanyaannya membuat Zidan menghela napas.

"Sepertinya anda terlalu ikut campur dengan urusan yang saya lakukan dengan murid saya." Zidan merangkul bahu Zila yang langsung menatap suaminya dengan mata melotot.

"Singkirkan tangannya, Om," bisik Zila pelan, berusaha menyingkirkan tangan Zidan yang semakin erat merangkulnya. Ia tak nyaman dengan posisi seperti ini di tambah ada ibu Arini.

Bu Arini tertunduk sejenak. Ia mengigit bibir bawahnya kelu seolah merendam sesuatu dalam benaknya.

"Dan Bu Arini kenapa tiba-tiba datang ke ruangan saya?" Kini, Zidan yang balik bertanya.

"Sa-saya ke sini ingin memberikan sesuatu pada Pak Zidan," jawab bu Arini gugup. Dengan ragu-ragu ia memberikan bekal makanan yang terbungkus dalam papper bag hitam.

Senyuman tipis terukir di bibir wanita berusia 30 tahunan itu.

Zidan menyambut papper bag yang bu Arini berikan. Namun, tiba-tiba Zidan mengembalikan papper bag yang bu Arini berikan setelah tahu isinya dan itu tidak lepas dari tatapan Zila.

"Saya baru saja membeli makanan, jadi tidak perlu repot-repot memberikan ini pada saya."

"Ohh begitu." Bu Arini tampak kecewa dari raut wajahnya. Ia rela bangun pagi-pagi untuk membuatkan bekal untuk pak Zidan.

Zila menatap kasihan pada bu Arini yang terlihat menyedihkan di matanya. Ia beralih menatap memberengut pada suaminya yang tak bisa menghargai makanan pemberian orang lain, setidaknya di terima saja walaupun tidak dimakan nantinya, setidaknya menjaga perasaan orang tersebut.

"Kalau begitu saya permisi, Pak Zidan. Maaf menganggu waktunya," ucap bu Arini yang diangguki oleh Zidan.

"Seharusnya Om tidak boleh begitu. Kasihan ibu Arini. Makanannya di terima aja nanti aku yang makan," seloroh Zila ketika bu Arini sudah keluar dari ruangan tersebut.

Sedangkan Zidan menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Zila. Senyuman kecil terbit di bibirnya.

"Kamu masih kecil dan tidak akan paham dengan situasi seperti ini," balasnya.

Zila mendengus kesal." Aku sudah besar. Dan tentu aku paham!"

"Apanya yang besar?" tanya Zidan dengan kalimat ambigu seraya melirik dada sang istri.

Zila yang menyadari tatapan suaminya langsung menyilangkan kedua tangannya di dada." Om mesum!" Ia menjaga jarak dari Zidan.

"Bukan saya yang mesum, tapi isi kepala kamu yang pikirannya kotor," elaknya seraya menyentil kening Zila yang tampak meringis."Dan kamu juga harus tahu, saya menolak pemberian bu Arini agar dia tidak meletakkan harapan besar pada saya."

Kening Zila mengkerut, tak paham." Maksudnya ibu Arini suka Om?"

"Bisa dibilang begitu. Sekarang status saya sudah beristri jadi harus bisa memberikan batasan pada perempuan lain untuk mendekati saya."

"Sok setia!" ketus Zila, menatap sinis suaminya. Namun, tak menutupi pipi wanita itu yang bersemu mendengar ucapan Zidan. Entahlah, setelah mendengar itu detak jantungnya sudah tak karuan lagi.

"Ingat Zila, jangan termakan ucapan manis Om Zidan, itu hanya triknya saja."

Zila memalingkan wajahnya, menyembunyikan senyuman yang tak bisa di tahan untuk tidak terukir di bibirnya. Wanita itu tak menyadari kala Zidan kembali melingkarkan kedua tangan di pinggangnya.

"Eh..."

Zila tersentak kala tubuh keduanya kembali merapat. Ia mendongak menatap Zidan, matanya menatap lekat netra hitam pekat tersebut. Zila mengerjapkan matanya ketika benda lembab nan kenyal tiba-tiba menempel sempurna bibirnya. Zidan semakin mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Zila ketika Zila tak memberontak, wanita hanya diam seolah pasrah.

Zila memejamkan matanya menikmati sapuan hangat di bibirnya. Ia membuka mulutnya seolah memberikan akses untuk Zidan semakin memperdalaman ciumannya.

Suara erangan dan geraman rendah mengisi ruangan tersebut. Zila mendesah, mengerang dan mendamba kala tangan Zidan dengan nakalnya bergerak memberikan sentuhan di area sensitifnya. Kali ini, Zila benar-benar pasrah karna gelombang hasrat yang mendamba datang.

Keduanya seolah mabuk dan hanyut dalam ciuman yang sama-sama mendamba. Ciuman yang awalnya lembut, berubah lebih menuntut dan kasar.

Tringg...

Suara bel sekolah yang menandakan istirahat sudah selesai seolah menarik kesadaran Zila yang terbuai dari kenikmatan yang tiba-tiba datang menyapa. Ia langsung mendorong Zidan yang tak ikhlas ketika tautan bibir mereka berdua terlepas. Tatapan mata pria itu terlihat sayu dan menggelap karna menginginkan lebih dari apa yang mereka berdua lakukan.

Tanpa berkata-kata apapun Zila beranjak dari hadapan Zidan tanpa berani menatap mata suaminya. Rasa malu teramat merambat dalam benaknya setelah apa yang mereka berdua lakukan. Lain halnya dengan Zidan yang tersenyum-senyum. Ia mengusap bibirnya yang basah oleh saliva keduanya.

Saat setelah keluar dari ruangan suaminya, Zila menutup wajahnya. Kenapa, kenapa ia sangat mudah hanyut dengan ciuman yang pria itu berikan. Kalau begini ia akan mudah luluh.

"Zila..." Suara ibu Arini membuat badan Zila langsung menegang. Ia mengusap bibirnya lalu menoleh ke arah ibu Arini yang berjalan ke arahnya.

"Ada apa, Bu?" Zila menampilkan raut wajah ramah menutupi kegugupan yang melanda.

"Saya hanya ingin memberitahu kamu agar jangan bersikap murahan dengan pak Zidan."

Kening Zila mengkerut mendengar ucapan bu Arini.

"Jelas-jelas saya melihat kalian berdua berpelukan. Dan jaga attitude kamu sebagai murid di sekolah ini, jangan sampai nama sekolah tercoreng karna sikap burukmu itu."

"Ta-tapi bapak Zidan sudah menjelaskan__"

"Pak Zidan hanya membelamu saja untuk menutupi sikap burukmu itu! Saya bisa mengadukan ini kepada kepala sekolah dan kamu di keluarkan dari sekolah ini!" Urat leher bu Arini menegang dan sorot mata menajam. Terdapat kemarahan yang membara dari sorot mata wanita berusia 30 tahunan.

Kali ini, wanita yang mengenakan seragam guru itu dikalahkan oleh rasa cemburunya hingga tak bisa mengendalikan emosinya.

"Tapi, ini hanya salah paham," ucap Zila membela diri.

"Tidak ada salah paham yang buktinya sudah jelas. Dan kamu sekolah menggunakan syal?"

Tiba-tiba saja bu Arini menarik kasar syal yang menutupi leher Zila.

"Seharusnya kamu mematuhi--tunggu..." Ucapan bu Arini terjeda kala mendapati bercak-bercak merah di leher Zila. Dan tentu ia tahu itu tanda merah bekas apa.

Zila menutupi lehernya dengan perasaan gugup dan rasanya ia ingin pingsan saat ini juga. Kenapa hari ini ia sial sekali.

"Ternyata kamu tidak sepolos yang saya kira." ucap bu Arini menatap rendah pada Zila.

Zila mengepalkan keduanya. Ingin rasanya menampar mulut lemes bu Arini, beruntung ia orangnya sabar dan tahu tata krama dengan orang yang lebih tua.

________

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.

See you di part selanjutnya:)

1
Heriyani Lawi
bukannya nama papa zila adalah satria kok jd satya
Kurnaesih
mampir Thor 🥰
Siska Damayanti
saya baru baca novel ini di tahun 2025, mohon maaf untuk author mungkin sebelum menulis harus mengetahui dulu hukum dan rukun nikah itu apa aja, walaupun nikah siri ttp harus ada wali dari pihak istri, ini ayah nya aja gak tau anak nya nikah, mohon maaf berarti pernikahan nya tdk sah secara agama, mungkin ini hanya sebuah cerita tapi bagaimana kalau di baca sama org yg gak tau juga tentan hukum dan rukun nikah? bisa² nanti dia mengikuti apa yg dia baca, dan jadi pembodohan agama.

maaf ya author ini bukan kritik tapi ini saran untuk author sebelum mnulis harus memahami dulu apa yg akan di tulis.

sukses terus buat author nya, kalo untuk cerita nya saya suka dan makin penasaran sama bab selanjut nya.
windanor: Terima kasih atas kritik dan sarannya, say. Cerita ini adalah karya lama saya, ditulis saat awal terjun menulis tanpa banyak riset. Ke depannya, saya akan berusaha memperbaikinya
total 1 replies
Naning Naning
lanjut thor
Ristiyanti Riswan
kurang masuk akal gak sih🙏🙏,,,, suaminya di rumah sakit istrinya malah pergi arisan.? yah meskipun sudah di tungguin anaknya, tp buat aku itu aneh
Diana Resnawati
mampir thor
Sandisalbiah
kenapa Zidan yg lebih dewasa terkesan sangat egois... gak memandang umur Zila dan statusnya yg masih pelajar, selalu meninggalkan jejak percintaan di leher Zila sedang dia harus masuk sekolah kan bisa di lihat siswa lain dan ini menjadi kesan buruk utk Zila, belum hal² lainya..
Hira Lee
ihh Bunda jng gitu..Zila nya bingung itu 🙈
Sandisalbiah
terserah lah Zil.. salah sendiri gak jujur ke Zidan kalau ada predator yg ngincer kamu 😌😌
Sandisalbiah
heran ini org pd kenapa sih.. buat ngomong jujur aja pd susah gak Zila, gak Satria.. pdhal kondisinya emang membahayakan, setidaknya kalau Zidan tau kisa buruk di balik traumanya Zila, sebagai suami dia kan bisa lebih waspada dan melindungi Zila
Sandisalbiah
kalau ortu Zila kawatir dgn putrinya krn ada yg mengancam keselamatan yang kenapa gak jujur ke Zidan akan hal itu... Toh Zidan kan suaminya Zila.. btw pernikahan mereka sudah di legalkan pa blom ya... secara kan Zila udah di perawani ama Zidan, rugi bandar dong kalau masih jd istri sirih
Sandisalbiah
Zidan yg harusnya bisa menahan diri krn dia kan sosok guru, kalau udah gini Zila yg akan kena imbasnya.. 🤦‍♀️
Sandisalbiah
jaman sekarang sekolah dan bullying itu identik., padahal jaman old, sekolah itu adem ayem.. yg buat murid² takut itu cuma pr dan guru kiler aja.. senakal² murid dulu jatohnya cabut dr pelajaran, gak kek murid sekarang yg doyan tawuran..hah.. 🤦‍♀️🤦‍♀️ miris
Sweet Girl
Bwahahaha namanya juga tambah tambahan Zil...
Sweet Girl
Sepertinya...🤔
Sweet Girl
Ide bagus seperti nya Bun...
Sweet Girl
Bwahahaha si Emak Mertua nie... udah ngebet punya Cucu...
Sweet Girl
Bunda... kata Papa Satria... Zila Ndak boleh diapa²in sampai Lulus sekulah...
Sweet Girl
Kok malah bahagia tho Bun...???
Sweet Girl
Mertuamu minta Cucu Zil...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!