Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Istri Di Atas Kertas
Keenandra menatap tajam ke arah Jasmine. Tangannya mengepal erat saat wanita yang telah sah menjadi istrinya itu selalu mampu mematahkan apa yang ia ucapkan.
"Kamu tersinggung dengan ucapanku Tuan Keenandra Nareswara Kalandra?" tanya Jasmine dengan elegan. Dia sama sekali tidak takut dengan tatapan tajam suaminya.
"Aku tidak menyangka wanita yang telah berpakaian tertutup sepertimu memiliki lisan yang sangat pedas. Apa kain penutup wajahmu ini hanya untuk menutupi keburukanmu?" kecam Keenandra yang sengaja ingin memanas-manasi Jasmine.
"Kau boleh menghinaku sesuka hatimu! Tapi, jangan kau cecar niqabku. Kau tahu ini adalah pakaian yang terhormat untuk wanita muslimah. Dengan ini aku bisa menjaga marwahku dari tatapan laki-laki liar," ucap Jasmine dengan tegas.
Wanita bercadar itu kembali merasakan sakit hati saat sang suami selalu memandang rendah pada dirinya. Sebisa mungkin Jasmine membela harga dirinya sebagai seorang wanita muslimah.
"Aku tidak boleh lemah melihat tatapan matanya. Dia adalah penyihir yang mungkin akan menjatuhkan harga diriku. Jangan bermimpi aku akan tertarik pada wanita buruk rupa sepertinya," batin Keenandra. Dia pun memalingkan wajahnya dari Jasmine.
"Kita lihat selama enam bulan ke depan siapa yang akan bertekuk lutut!" kecam Jasmine di dalam hatinya.
Gadis bermata indah itu berniat untuk membuat sang suami jatuh hati padanya. Dia tidak akan menyerah untuk melumpuhkan kesombongan pria arogan tersebut.
"Malam ini kau tidur di sofa. Ranjang pengantin ini hanya wanita yang kucintai boleh berbaring di atasnya. Ingat! Bagiku kau hanya istri di atas kertas!" tekan Keenandra sembari melemparkan secarik kertas pada Jasmine.
"Maksudmu apa?" Jasmine sampai histeris saat Keenandra tanpa perasaan melemparkan kertas tersebut dihadapannya.
"Baca pelan-pelan! Dan jangan berharap aku akan melakukanmu layaknya seorang istri!" tekan Keenandra untuk yang kesekian kalinya.
"Baiklah, akan kupenuhi permintaanmu tuan Keenandra yang terhormat!"
Jasmine terlihat tenang. Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa kecewanya terhadap Keenandra. Pantang bagi wanita cantik itu terlihat sedih di hadapan laki-laki yang tidak menggangapnya ada.
"Dia benar-benar menyiksa lahir dan batinku!" gumam Jasmine di dalam hati.
Ingin rasanya Jasmine menumpahkan bulir air mata. Tetapi, pantang bagi wanita berniqab itu menunjukkan kelemahannya. Dia tetap menunjukkan sisi tangguhnya sebagai seorang wanita.
Keenandra tersenyum devil saat melihat kerutan di dahi Jasmine saat membaca poin-poin yang ia tulis di atas kertas tersebut. Dia merasa puas dapat menyiksa lahir dan batin sang istri walau hanya lewat kata-kata di secarik kertas.
Perjanjian kontrak pernikahan, poin-poin yang harus dipatuhi :
Poin pertama, tidak ada sentuhan fisik antara pihak pertama dan pihak kedua. Jadi, jangan harap akan adanya hubungan yang layak seperti suami istri pada umumnya.
Poin kedua, pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan pribadi pihak pertama dalam hal apapun. Namun, pihak pertama boleh melakukan hal sebaliknya. Karena pihak kedua masih sah menjadi istri pihak pertama.
Poin ketiga, pihak pertama akan tetap menafkahi pihak kedua berupa nafkah lahir, jadi pihak kedua tidak perlu takut untuk kelaparan. Sebab, pihak pertama memiliki kemampuan finansial yang tak bisa ditandingi terkait nafkah lahir Kecuali, nafkah batin itu tidak akan pernah terjadi karena pihak pertama sudah memiliki calon istri yang lebih sempurna dari pihak kedua.
Poin ke empat, pihak kedua tidak boleh berhubungan dengan pria manapun selama masih menjadi istri pihak pertama. Sebaliknya pihak pertama boleh melakukan apapun sesuka hatinya termasuk memiliki wanita idaman lain.
Poin kelima, pihak kedua mutlak harus memperhatikan dan melayani kebutuhan pihak pertama terkait urusan pakaian, makan dan minum juga hal-hal yang berkaitan dengan pihak pertama dalam kesehariannya.
Poin ke enam, jika pihak kedua tidak dapat memenuhi perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak pertama, maka ia akan mendapatkan hukuman berat dan atau berupa denda sebesar enam miliar terhitung dari hari pertama menjadi pasangan suami-istri.
Poin ketujuh, masa kontrak pernikahan akan diakhiri setelah enam bulan pernikahan. Artinya pihak pertama dan pihak kedua akan bercerai atau berpisah.
Demikianlah surat perjanjian kontrak ini dibuat. Yang bertanda tangan di bawah ini :
Keenandra Nareswara Kalandra dan Jasmine Qurattul Ain.
"Subhanallah, astaghfirullah! Dimana akal sehatmu Keenandra Nareswara Kalandra?'' sentak Jasmine saat membaca ketujuh poin tersebut sampai akhir.
Darah Jasmine terasa mendidih saat dengan gamblangnya isi surat perjanjian tersebut menyudutkan harga dirinya sebagai istri. Bukan Jasmine merasa tidak mampu melakukan itu semua. Hanya saja ia merasa apa yang dituliskan oleh Keenandra terkesan memberatkannya.
"Ini baru permulaan, setelah ini kau akan merasakan bagaimana panasnya neraka bersamaku!" bisik Keenandra sembari menyentuh kain penutup wajah Jasmine.
"Lepas! Dasar pria arogan dan tak berperasaan!" umpat Jasmine sembari menandatangani surat perjanjian kontrak pernikahan tersebut.
Dalam hati kecilnya, Jasmine menolak atas apa yang diinginkan oleh sang suami. Tetapi, ia sengaja mengikuti alur. Sampai akhirnya Keenandra akan menelan ludahnya sendiri.
"Ternyata kamu bisa kasar juga!" ucap Keenandra dengan tersenyum devil.
Aura dingin dan menyeramkan terlihat jelas di wajah Keenandra. Jasmine bisa merasakan hawa dingin yang siap menusuknya kapan saja.
"Selembut -lembutnya perasaan seorang wanita, dia tidak akan pernah sanggup untuk disakiti oleh pria yang telah menjadi suaminya. Jadi, jangan salahkan aku, jika aku pun bersikap tak baik padamu!" tekan Jasmine dengan begitu elegan.
Wanita bercadar hitam itu pun menyerahkan secarik kertas yang sudah selesai ia tanda tangani di hadapan wajah sang suami. Sehingga membuat Keenandra merasa tertohok dengan perlakuan tidak bersahabat sang istri.
"Kamu istri durhaka! Baru berapa jam menjadi istriku berani-beraninya kau melukai harga diriku!" bentak Keenandra yang tak terima dengan perlakuan tak sopan Jasmine.
"Aku tidak akan melakukan hal seperti ini jika bukan imamku sendiri yang membimbingnya! Kamu yang mengajariku untuk tidak bersikap taat pada suami," sahut Jasmine dengan menjauhkan diri dari Keenandra.
"Kau berani sekali!" Keenandra menarik pergelangan tangan Jasmine dan mendorongnya di sofa dengan kasar.
"Le-lepas!" teriak Jasmine sembari mendorong kasar dada bidang Keenandra yang hendak mengukung tubuhnya.
"Kamu akan menyesal jika terus bermain-main denganku!" bisik Keenandra sembari menelusuri wajah Jasmine yang tertutup cadar.
Jasmine merasakan jantungnya berdetak kencang begitupun dengan Keenandra, dia seakan terhipnotis oleh pesona Jasmine. Padahal yang ia lihat hanya kelopak mata dan bentuk wajah yang tertutup cadar. Tetapi, anehnya Keenandra merasa nyaman berada di dekat Jasmine.
Brugh.
"Awww!" pekik Keenandra saat Jasmine mendorong tubuhnya dengan keras
"Aku kira kau masing ingat dengan isi perjanjian di atas kertas tersebut, pada poin pertama tertera tidak ada sentuhan fisik antara pihak pertama dan pihak kedua. Tetapi, nyatanya kau sendiri yang mengingkarinya, tuan Keenandra Nareswara Kalandra!" tekan Jasmine dengan tersenyum tipis di balik cadar.
Degh.