NovelToon NovelToon
Kesetiaan Dibalas Pengkhianatan

Kesetiaan Dibalas Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maria Anastasia

Kirana Larasati adalah istri sah dari David Sanjaya, pengusaha muda yang sedang naik daun. mereka sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai anak laki-laki laki bernama Luis Sanjaya. awal- awal pernikahan mereka selalu dipenuhi dengan kehangatan. tapi entah kenapa setelah Luis lahir, semuanya berubah. david selalu pulang malam dari perusahaannya dengan alasan sibuk, dan sikapnya yang dulu hangat menjadi sangat berubah. sampai suatu hari Kirana menemukan noda lipstik di baju kemeja milik David. dan sampai pada akhirnya sang suami mengakui bahwa dia berselingkuh dengan sekretarisnya. dan David lebih mengutamakan sekretarisnya tersebut ketimbang istri sahnya. bagaimanakah kelanjutan kisah rumah tangga mereka? apakah Kirana bisa bertahan dengan David? selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. KEINGINAN LUIS 2

"Ma, bisakah besok aku mengajak om Agung jalan-jalan dengan kita?” tanya anakku.

“hmmm... katanya kamu mau menikmati waktu bersama mama, kok sekarang malah mau ajak om Agung!” aku sedikit kesal dengan anakku ini.

“Tapi kalau ada om Agung kan lebih seru ma, aku merasa seperti mempunyai keluarga yang lengkap.” Jawab Luis.

Aku sangat kaget mendengar perkataan anakku itu.

Aku tidak menyangka kalau selama ini anakku kesepian dan terluka karena hubungan aku dan mas David yang tidak baik.

Dia menginginkan keluarga yang utuh, tapi sayang aku dan mas David tidak bisa memberikannya.

Aku semakin membenci mas David beserta ibunya itu, mereka telah membuat Luis tidak bisa merasakan kasih sayang orangtua yang seutuhnya karena mas David lebih memilih bersama selingkuhannya itu.

Kamu lihat saja mas, karma pasti akan menghukummu.

“Baiklah, nak kalau memang kamu mau besok om Agung ikut dengan kita. Kamu telepon dulu om Agung ya, kasih tau memang supaya besok dia jangan ke mana-mana.”

Jelasku padanya, dan aku pun segera memberikan handphone kepada Luis yang tinggal menunggu mas Agung mengangkat teleponnya.

TUT...TUT...TUT...

Pada deringan ketiga, mas agung pun mengangkatnya, “assalamualaikum, selamat sore om Agung.” Ucap anakku

“Selamat sore juga jagoan kecilnya, om. Ada apa kamu telepon, om?” Balas mas Agung.

“Besok om Agung ke mana? Ada acara gak? Kalau gak ada, mau gak om Agung ikut sama kami pergi jalan-jalan?” tanyanya lagi.

“Om besok free kok Luis, tapi apakah mamamu mengijinkan om untuk ikut?” tanya mas Agung dari seberang sana.

“Tentu saja mama Memberikan ijin Kok, om. Ini aku disuruh mama untuk telepon om, untuk menanyakan apakah besok bisa ikut bersama kami?” jelas anakku.

“Oke, om siap. Besok pagi om jemput di rumah ya, jagoan?” Balas mas agung.

“Oke om, sampai jumpa besok ya.” Ucap anakku dan setelah itu langsung mengakhiri sambungan telepon.

“Makasih ya, ma. Sudah mengijinkan om agung untuk ikut bersama kita besok.”

Ucap anakku sambil memelukku dengan sangat erat, aku pun hanya tersenyum menanggapinya, karena aku tidak tau harus berkata apa lagi.

***

Jam 9 pagi mas Agung sudah datang di rumah untuk menjemput kami.

Tapi tiba-tiba Laras masuk ke dalam kamarku, saat aku dan Luis sedang siap-siap.

“Kak, aku minta maaf sebelumnya. Aku gak bisa ikut dengan kalian, karena temanku barusan telepon mengatakan bahwa kepala sekolah menyuruh kami semua untuk ke sekolah.”

Ucapan Laras membuatku jadi tambah tidak enak, karena itu berarti hanya aku dan mas Agung yang akan menemani Luis.

“Ya udah, gak apa-apa dek...!” jawabku dengan lesu.

“Aku pamit ya kak, cepatan udah ditungguin mas Agung tuh.”

Aku dan Luis pun keluar dari kamar dalam keadaan sudah rapi.

Aku menyuruh Luis untuk lebih dulu menemui mas Agung, karena aku masih harus memasukkan bekal yang sudah aku siapkan ke dalam tas.

“Nak, kamu udah siap?” tanya Ibuku yang mengagetkanku.

“Ibu ini ngagetin aja! Iya bu, aku tinggal memasukkan bekal ke dalam tas nih bu."

“Tadi ibu dengar, Agung akan mengajak kalian berdua ke taman mini. Karena Luis pun sepertinya ingin sekali ke sana, dia bilang selama ini belum pernah pergi ke sana? Ibu sampai heran, sudah sebesar ini Luis belum pernah jalan-jalan ke taman mini! Kalian sebagai orangtua kerjanya apa aja sih, kir?”

tanya ibu dengan sedikit emosi padaku.

Aku menghembuskan nafas dengan kasar dan berkata kepada ibu,

“mas David terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bu. Setelah Luis lahir, mas David mulai berubah, tidak sehangat dulu lagi. Dia sudah mulai kurang memperhatikanku dan memperhatikan Luis. Setiap hari hanya kerja, kerja, dan kerja saja yang dia urus sampai aku mendapatinya selingkuh.” Jelasku pada ibu

“Kalau ibu tau David seperti itu, ibu tidak akan pernah mengijinkan kamu menikah dengan dia. Manusia itu jahat sekali, dia dan ibunya seperti ular berbisa.”

Ucap ibu sambil penuh emosi.

Aku pun tertawa terbahak-bahak karena aku merasa lucu dengan ekspresi di wajah ibu.

"Sudahlah ibu, tidak usah dibahas lagi. Aku janji mulai sekarang akan membuat Luis selalu bahagia, aku tidak akan pernah membuat dia sedih lagi.” Ucapku pada ibu.

“Itu harus Kirana. Ayah, Ibu, dan Laras pun akan selalu menjaga dan membahagiakan kalian berdua.”

Tiba-tiba Luis pun datang ke dapur mencariku, “mama, cepat sudah? om Agung sudah menunggu dari tadi, om Agung mau mengajak kita ke taman mini.”

Luis berbicara dengan riang gembira, karena baru kali ini ia akan jalan- jalan ke tempat wisata.

“Iya sayang, udah gak sabaran mau jalan-jalan ya sayang?” Aku mengejeknya sambil tertawa.

Aku pun segera menggandeng tangannya sambil membawa bekal untuk kami bertiga menuju ruang tamu.

“Udah siap Kirana?” tanya mas Agung.

“Udah kok mas, maaf ya agak lama tadi masih siapin bekal untuk kita.” Jawabku dengan sedikit tersipu.

“Ya udah, yukk kita jalan. Soalnya udah ada yang gak sabaran.” Ucap mas Agung dengan tertawa sambil melirik Luis.

Luis pun hanya menyengir kuda mendengar perkataan mas Agung.

Kami pun berpamitan pada Ibu, dan berpamitan pada Ayah yang kebetulan sedang berjaga di toko. Dan untungnya toko lagi sepi, kalau ramai pasti aku akan menjadi bahan gunjingan orang-orang.

***

Sesampainya kami di taman mini, ternyata di sana sangat rame dan penuh pengunjung.

Walaupun tetap harus menaati protokol kesehatan, yaitu wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Mas Agung pun segera membayarkan tiket kami untuk masuk ke dalam taman mini, terhitung untuk tiket mobil.

Sesampainya di dalam, mas Agung segera memarkirkan mobilnya dan kami pun turun.

“Sekarang kita naik kereta gantung dulu ya? Luis mau kan?” tanya mas Agung.

“Aku mau- aku mau, om.” Jawab Luis dengan kegirangan.

Mas Agung pun segera membeli karcis, setelah itu kami menunggu giliran.

tidak lama kemudian kereta gantung kami pun datang, dan kami segera menaikinya.

“Wah...tingginya, om. Tapi keren pemandangannya, aku suka banget om, terimakasih.”

Jawabnya sambil memeluk mas agung.

Dan memang Luis duduk di sebelah mas Agung, sedangkan aku duduk di kursi di depannya.

“Kir, kenapa wajahmu pucat sekali? Oh iya, aku lupa kalau kamu kan takut ketinggian ya! Astaga, aku minta maaf ya Kirana?” Ucap mas Agung padaku.

Dan pada akhirnya Luis duduk di sebelahku, sambil memegang tanganku dan menggenggamnya kuat-kuat.

“Ma, tidak usah takut ya. Ada aku dan om Agung yang akan selalu menjaga mama.”

Ucapan dari bibir mungil anakku itu membuatku menjadi terharu.

“Makasih anakku sayang, mama sangat menyayangimu, kamu harta mama yang paling berharga di dunia.”

Jawabku sambil mencium dan memeluknya.

Tidak terasa kereta gantung yang kami naiki sudah kembali berjalan ke tempat yang sebelumnya kami naiki.

Memang pemandangannya sangat indah, tapi aku tidak bisa menikmatinya, karena rasa phobiaku terhadap ketinggian.

Akhirnya sampai juga kami di tempat semula, Aku merasakan kelegaan, hanya saja ketika berdiri kakiku masih gemetaran, dan Mas agung pun membantuku untuk turun dari kereta gantung itu.

“Hehehe... tanganmu dingin sekali, Kirana.” Ucap mas agung sambil tertawa.

“Iyalah mas! Kamu kan tau aku phobia terhadap ketinggian, tapi masih bisa-bisanya mengajak kami naik kereta gantung.” Jawabku merasa jengkel.

“Kamu sendiri juga udah tau takut sama ketinggian, masih paksain untuk ikut? Kan, kalau begitu kamu bisa tunggu di bawah aja, kir.”

“Aku gak mungkin hanya melepas Luis sama kamu, mas. Bukannya aku takut kamu apa-apain dia. Tapi, aku juga ingin merasakan kebersamaan bersama anakku, mas. Karena memang selama ini Luis belum pernah mendapatkannya.” Jelasku kepada mas agung.

“Ya sudahlah tidak apa-apa, Aku janji tidak akan mengajakmu naik kereta gantung lagi. Tapi, untungnya Luis anak pemberani.” Ucap mas agung sambil mengajak luis untuk bertos ria.

“Sekarang kita ke ikan air tawar ya? Luis mau kan?” tanya mas Agung lagi.

“Kemanapun om Agung ajak, aku mau. Karena aku yakin om Agung akan mengajakku ke tempat yang bagus.”

Ucap anakku dengan penuh keyakinan.

Akhirnya kami pun menuju ke ikan air tawar. Di sana kami banyak melihat ikan- ikan di dalam air tawar, termasuk ikan piranha yang katanya suka makan daging manusia.

ihh...seremmm...giginya saja tajam-tajam begitu, membayangkannya membuatku takut sendiri.

Setelah dari dunia air tawar, kami menuju ke istana boneka.

Ternyata di dalam istana boneka ada sarana belajar yang menyenangkan, seperti peralatan musik, alat peraga IPTEK, serta berbagai alat permainan yang sifatnya mendidik sekaligus menyehatkan.

Setelah Luis puas bermain di sana, mas Agung pun mengajaknya ke tempat wahana angsa dan sepeda air. Dan mas agung pun membeli tiket angsa mesin untuk kami naiki mengelilingi danau.

Aku lihat Luis sangat menikmati jalan-jalan kali ini.

 Aku sungguh berterimakasih kepada mas Agung karena sudah membahagiakan putraku itu.

Seandainya saja mas David Mempunyai sifat seperti mas Agung, mungkin tidak akan seperti ini nasib pernikahan kami.

“Kirana, kok kamu bengong? turun yuk, kita udah selesai main wahana angsanya.”

Ucap mas Agung mengagetkanku.

“Ehh, i-iya mas. Maaf, aku pengaruh merasa senang karena melihat Luis bahagia aku jadi terbawa perasaan.” Jawabku dengan terbata-bata.

“Ohh... kirain kamu teringat mantan suamimu itu, Kir.” Balas mas Agung

“Gak lah, mas. Buat apa aku mengingat lagi pengkhianat macam dia! aku hanya sedih karena selama kami masih bersama, dia tidak pernah mengajak Luis untuk jalan-jalan, waktunya hanya untuk bekerja dan bekerja sampai pada akhirnya ketawan kalau dia selingkuh.” Ucapku lagi kepada mas agung.

“Ya udah lah, gak usah dipikirin lagi ya. Sekarang saatnya refreshing otak.” Ucap mas Agung sambil menghiburku.

“Ma, dari tadi ngobrol terus! Perutku udah lapar.” Ucap anakku.

Aku pun melihat jam dan aku pun terkejut ternyata sudah jam 12 siang, pantas saja kalau Lluis mengeluh lapar.

“Mas, kita makan dulu ya. Sudah jam 12 siang nih, pantas saja Luis mengeluh lapar. Tapi kita duduk di mana ya untuk makan nih?” tanyaku pada mas agung.

“Kebetulan di mobilku ada tikar nanti kita bentang saja di dekat danau, sambil kita makan siang di sana, gimana?” tanya mas agung.

“Oke, aku setuju, Luis mau kan?”

Luis pun menganggukkan kepalanya dan kami pun segera menuju mobil untuk mengambil tikar dan kotak makan. Lalu kami bentangkan tikar itu di dekat danau di bawah pohon supaya kami tidak kepanasan.

Aku membuat bekal ayam goreng tepung kesukaan luis, lalu rendang daging sapi, sayur capcay , sayur sop dan sambal, serta salad buah.

Aku membawa 2 botol besar air putih dan 1 botol besar air jeruk.

“Wah... makanannya banyak sekali, Kir? Memangnya kita bertiga bisa habisin ini ya?” tanya mas Agung.

“Kan habis makan Luis bilang dia mau berenang, mas. Habis berenang kita bisa makan lagi, kebetulan aku juga membawa beberapa cemilan, tapi semuanya masih di dalam mobil, mas.”

“Luis ada bawa baju ganti kah?” tanya mas Agung pada Luis.

“Ada om, tadi Luis bawa karena setau Luis di taman mini ada kolam renang, makanya Luis bawa baju ganti.” Jawabnya dengan polos.

“Anak pintar, oke habis makan kita langsung ke sana ya, nak.” Ucap mas Agung pada Luis

Kami pun segera makan dengan sedikit cepat, Selesai makan aku pun segera membersihkan piring- piring bekas makan dengan kran air yang ada di dekat danau.

Setelah selesai semuanya kami pun segera naik ke mobil dan menuju ke Snow Bay waterpark.

Sesampainya di sana, wauhhh... rame sekali anak-anak yang berenang di sana.

Aku menggantikan pakaian Luis dengan celana pendek dan baju kaus oblong.

Mas Agung pun hanya memakai celana boxer, dengan badannya yang sangat atletis dan seksi.

Sedangkan aku duduk di pinggiran saja sambil menunggu Luis dan mas Agung berenang.

Aku senang sekali melihat kedekatan mereka berdua, seperti ayah dan anak sangat akrab.

Aku jadi teringat lagi keinginan Luis untuk menjadikan mas Agung menjadi ayahnya.

Jujur sampai hari ini aku masih trauma dengan hubungan percintaan, aku takut dikecewakan lagi untuk kesekian kalinya.

Dan lagi pula aku ini hanya seorang janda anak 1, apakah pria seperti mas Agung mau menerimaku? Kalaupun suatu saat nanti memang Tuhan menakdirkan aku untuk menikah lagi, aku akan menerimanya dengan hati yang ikhlas, asalkan dia bisa menyayangiku putraku dengan tulus seperti dia menyayangi anaknya sendiri.

Tidak lama kemudian mas Agung dan Luis menghampiriku dan mereka mengeluhkan bahwa mereka haus dan lapar.

Aku pun segera menyuruh mereka untuk mandi dulu baru makan, setelah itu mas Agung berganti pakaian di kamar ganti. sedangkan Luis, aku segera menggantikan bajunya yang telah basah itu.

Setelah selesai berganti pakaian semuanya dan sudah bersih kami pun segera makan lagi sampai tidak ada lagi makanan yang tersisa di kotak makan.

Dan karena hari sudah sore, kami segera menuju parkiran mobil, sudah waktunya kami untuk pulang kembali ke rumah.

CK.. CK.. CK..

“Benar-benar wanita yang baik, belum resmi bercerai sudah jalan dengan lelaki lain!” ucap seseorang dengan suaranya yang sangat aku kenali.

Aku pun segera melihatnya dan ternyata betul,

DIA...

***BERSAMBUNG***

1
Nda D
lanjuuuutttt
Ana Maria
masih panjang kk🙏
Saya Sayekti
akankah cinta itu kembali semoga bisa menyadarkan anak nya
Saya Sayekti
siap2 Kirana babat habis orang sirik yg mendekati
Saya Sayekti
semoga g berhasil, udah waktunya para orang jahat lengser
Saya Sayekti
bakal tambah musuh lagi,g capek ..
Saya Sayekti
kasi si iblis betina itu kecelek trgis gt thor.pinomat muka cacat kaki lumpuh cukup lah thor.biar g nyusahin orang trs
Saya Sayekti
yg pasti 2 pasang mata sirik.lanjut Thor.
Saya Sayekti
teryata iblis bertanduk,nasip diri buruk malah iri d pelihara
Saya Sayekti
klw g salah , orang yang dorong Kirana d mall.dan itu pacar si pelakor
Saya Sayekti
Alhamdulillah hilal sudah nampak.moga mas agung yg terbaik
Saya Sayekti
jodoh Kirana siapa ya?
Saya Sayekti
mantap abis....
gitu donk jangan mau d tindas
Ma Em
David pasti akan menyesal karena sdh menceraikan Kirana dan hanya memilih jalang , semoga persidangannya di menangkan sama Kirana hak asuh Luis jatuh pada Kirana semangat Kirana aku suka karakter Kirana sangat berani dan tegas dlm tindakannya. 💪👍
Ana Maria: terimakasih bunda, sudah membaca buku saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!