NovelToon NovelToon
Kacang Ijo

Kacang Ijo

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:349.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Dipertemukan lewat salah paham. Dinikahkan karena perintah. Bertahan karena luka. Jatuh cinta tanpa rencana.

Moza Reffilia Abraham tak pernah membayangkan hidupnya akan terikat pada seorang prajurit dingin bernama Abrizam Putra Bimantara—lelaki yang bahkan membenci pernikahan itu sejak awal. Bagi Abri, Moza adalah simbol keterpaksaan dan kehancuran hidupnya. Bagi Moza, Abri adalah badai yang terus melukai, tapi juga tempat yang entah kenapa ingin ia pulangi.

Dari rumah dinas yang dingin, meja makan yang sunyi, hingga pelukan yang tak disengaja, kisah mereka tumbuh perlahan. Dipenuhi gengsi, trauma masa lalu, luka yang belum sembuh, dan perasaan yang enggan diakui.

Ini bukan kisah cinta biasa. Ini tentang dua orang asing yang belajar saling memahami, bertahan, dan menyembuhkan tanpa tahu apakah pada akhirnya mereka akan benar-benar saling memiliki… atau saling melepaskan.

Lanjut baca langsung disini ya👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Rahasia Menuju Kebebasan

Sebulan telah berlalu...

Sejak kejadian super memalukan itu, Moza dan Abri tak pernah lagi bertemu. Bahkan, kalau bisa, Moza berharap mereka tak akan pernah bertemu lagi seumur hidup. Bukan lebay. Itu benar-benar sangat, sangat memalukan. Dan Windy, si biang kerok segala petaka, sudah resmi kena sanksi, potong gaji tiga bulan penuh dari Moza. Sebagai peringatan agar jangan main-main lagi dengan harga diri sang bos besar.

Untungnya, kejadian itu hanya diketahui oleh tiga orang: Moza, Windy, dan tentu saja Abri. Tak ada satu pun orang lain yang tahu. Bahkan Aji, ajudan pribadi Moza yang hampir selalu menempel seperti bayangan, tak tahu-menahu soal aib nasional versi pribadi itu. Apalagi orang tua Moza. Hah! Tidak! Mengingatnya saja sudah membuat gadis itu ingin mengubur dirinya dalam-dalam. Mengumumkan pada dunia? Big no!

Lupakan kejadian yang memalukan yang sudah berlalu itu. Sekarang fokus akan masa kini saja.

Pagi pagi sekali Moza sudah bangun dan juga rapih dengan menggunakan dalaman Tank top berwarna putih dengan luaran Hoodie crop top berwana abu serta bawahan celana hot pents berwarna hitam. Tampaknya gadis itu akan berolahraga di hari weekend seperti ini, apa lagi setiap weekend akan ada car free day di sekitaran bundaran HI yang membuat Moza makin semangat. Sebagai pecinta hidup sehat, warisan dari Papi Hamzah. Tidak ada kamus ‘tidur sampai siang’ di hari Minggu. No way. Bukan anak Hamzah kalau bermalas-malasan.

"Mami, Oza ke car free day dulu, ya," Ujarnya ketika ia berjalan ke dapur di mana Clara sedang membuat sarapan. Moza mencomot roti lapis yang sudah tersaji di atas meja, Moza tebak roti lapis ini adalah jatah sang papi karena menggunakan selai kacang favorit Hamzah tapi walaupun begitu Moza tetap memakannya karena Sarapan yang di buat Clara belum selesai sementara dia sedang buru buru.

"Mau ke car free day sama siapa? Aji lagi gak dirumah, loh, dek," tanya Clara sambil memotong sayur. Ia baru teringat bahwa Aji sedang dipanggil kembali ke satuannya sejak dua hari lalu.

"Ya sendiri, lah, mi," jawab Moza enteng.

Clara langsung menghentikan gerakan tangannya. “Enggak, enggak! Mami nggak mau kamu kenapa-kenapa, Za. Sama Mayor Marwan aja, ya.”

Moza belum sempat protes, sang mami sudah bersuara lebih keras, “Wan! Wan!” Panggilan itu mengudara dan tak lama muncullah Mayor Marwan dari arah kolam renang, berkeringat dan ngos-ngosan, tampaknya habis olahraga pagi di gym pribadi.

"Siap, Bu. Ada apa?" sahutnya sopan.

"Kamu temani oza ya wan ke car free day hari ini, ya."

“Enggak usah, Mi! Oza bisa sendiri!” protes Moza cepat-cepat.

Jujur ya, semakin pangkat papinya tinggi semakin pula Moza tidak bisa bebas dalam bersosialisasi. Ke mana-mana dijaga seperti berlian. Padahal, yakin deh, nggak ada juga yang minat nyulik dia.

"Mohon Izin Bu... tapi jam delapan nanti saya mau antar bapak ke istana," kata Marwan sopan. Walaupun hari Minggu, bagi ajudan tidak ada istilah libur tetap. Jadwal mereka ikut sang atasan ke mana pun pergi.

“Nah, tuh, dengar sendiri, kan, Mi? Ketemu Bapak Presiden lebih penting daripada ngawal Oza, kan, Mayor?”

Marwan mengangguk setuju.

Moza langsung menatap penuh harap. “Please, Mi... Oza udah gede, bisa jaga diri. Nggak bakal kenapa-kenapa, sumpah!” Rayu gadis itu. Setidaknya sekali saja ia ingin merasakan hidup seperti dulu lagi, di saat sang papi masih menjadi prajurit biasa.

Clara akhirnya menghela napas berat. "Minta izin papi dulu sana. Kalau papi izinin mami juga kasih izin," Final Clara pada akhirnya memasrahkan keputusan pada Hamzah, karena mau bagaimana pun Hamzah lah yang paling over protektif pada putri bungsunya ini sampai-sampai beberapa kali memerintahkan prajurit untuk menjadi ajudan sang putri. Entah apa yang di takutkan pria satu itu.

"Ada apa ini?" Belum sempat Moza meng iyakan ucapan sang mami, Hamzah sudah turun dengan pakaian olahraganya sepertinya akan bersiap keruang ruang gym untuk olahraga pagi sejenak.

Moza nampak melirik sang mami lebih dulu meminta pertolongan karena ia tau membujuk Hamzah itu jauh lebih sulit dari membujuk Clara. Tapi Clara hanya mengedikkan bahu, menyerahkan segalanya pada nasib.

“Kenapa?” tanya Hamzah lagi, kali ini menatap satu per satu orang di ruangan itu.

Clara memberi isyarat lewat lirikan ke arah Moza. Hamzah langsung menangkap sinyal itu dan menoleh ke putri bungsunya.

"Adek kenapa?" Tanya Hamzah pada sang putri bungsu tidak lupa memberikan elusan di kepala sang putri dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Moza nyengir, melirik Mami sekali lagi, lalu memeluk pinggang Hamzah manja, juga memberi kecupan di pipi, jurus andalannya.

Hamzah yang paham betul kelakuan putri bungsunya lantas tersenyum "pasti ada maunya, ya? Adek mau apa?" Todong Hamzah langsung.

Moza lantas tersenyum manis tau saja papinya ini kalau Moza sedang mode manja begini pasti ada maunya. "Gini Pi..." Ia mengurai pelukannya beralih merangkul tangan Hamzah menuntun pria itu untuk duduk salah satu kursi yang terdapat di meja makan, dan Moza beralih memijat pundak Hamzah untuk memperlancar aksinya.

Melihat aksi sang putri yang mengeluarkan jurus-jurus andalannya untuk merayu sang papi, Clara hanya bisa geleng geleng kepala.

"Emm... Berhubung ini weekend... Dan seperti biasa Oza pingin ke car free day di bundaran HI... Tapi kan Aji lagi nggak ada... terus Mayor Marwan juga mau nganterin Papi..." Sejak tadi kepala Hamzah sudah manggut-manggut mendengar rentetan kalimat dari sang putri sambil menikmati roti lapis yang sudah tersedia di atas meja juga pijatan di kedua pundaknya.

"Jadi... boleh nggak Oza pergi sendiri hari ini?” Tidak lupa di akhiri dengan senyuman manis sebagai senjata terakhir andalannya meluluhkan sang papi.

Hamzah langsung menoleh kebelakang sedikit mendongak agar dapat melihat wajah putrinya "nggak boleh."

“Papiiii!” Moza langsung mengerucutkan bibir.

"Papi bilang nggak, ya nggak, Oza."

"Why, why can't it be? Di car free day itu rame banget. Siapa sih yang sempat gangguin aku?”

“Tetap nggak boleh. Di luar itu berbahaya.”

“Papi... Oza bisa jaga diri. Orang juga nggak ada yang tahu Oza ini anak siapa. Aku nggak pakai label Anak Jenderal Panglima TNI di jidat, kan?”

Hamzah tampak ragu.

"Oza bisa jaga diri Pi, beneran, deh, sumpah! Ya Pi ya, sekali ini aja, Oza cuma pengin ngerasain hidup bebas kayak dulu, sekali aja. Please...” Moza mengeluarkan jurus pamungkas: tatapan puppy eyes. Mata besar berair penuh harap yang sudah terbukti 100% efektif dalam meluluhkan hati Panglima TNI sekalipun.

Hamzah menghela nafas pelan, ia paham betul jika jabatannya malah lebih membuat putri bungsunya ini tak bebas. Tapi mau bagiamana itu resiko anak seorang petinggi, bahaya sudah pasti mengintai anaknya di luar sana. Tapi sekali ini saja dia tidak apa kan membebaskan Moza, ia tak mau putri kesayangannya ini juga jadi membencinya kelak. "Oke, tapi kamu harus hati-hati, ya," Putusnya.

“Yay!” Moza langsung memeluk Hamzah erat. “Siap, Pak Bos!” serunya, lalu memberi hormat dengan gaya militer.

Ia beralih menoleh, menatap sang mami yang berada di dapur untuk meminta pendapat lalu melihat sang mami mengangguk dan tersenyum padanya sontak membuat Moza melompat kegirangan.

“Oza pergi dulu!” Ia mencium pipi Hamzah kanan-kiri, lalu menghampiri Clara dan melakukan hal serupa.

"Nona, saya gak ikut di kecup juga, nih?" seloroh Marwan.

Kontan dapat pelototan tajam dari Hamzah.

Marwan lantas cengengesan "Siap salah, Pak. Saya cuma bercanda kok."

Yah, siapa juga yang berani serius minta dicium putri Panglima Jenderal? Mau dikubur hidup-hidup?

Oh ya, kalau kalian bertanya-tanya Julian, Fira, dan Sean di mana? Jawabannya masih molor. Weekend gitu loh. Tidur adalah segalanya.

1
Grace Lee
lanjut thor, asyik ceritanya
🇮🇩 F A i 🇵🇸
Maafkan diriku ya. Tapi AQ rasa kalo Pak Kapten lebih cocok Ju Ji Hoon deh. Tampangnya lebih BadAss. Yg dipake SM Author tampangnya tllu kalem. 😅😅😅
🇮🇩 F A i 🇵🇸: Asli AQ ngebayangin Badassnya Ju Ji Hoon 🤣🤣🤣
Chika cha: gak mesti nuruti versi aku ya kak. sesuka hati mau ngebayangin siapa aja boleh. bebas
total 2 replies
Aan_erje
makasih thor utk bonchap nyaa..di tunggu karya2 berikutnya
Slamet Hariadi
bonus lagi dong seru thor
Slamet Hariadi
/Heart//Heart//Heart/
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
BAKAR MAYOR MALIK!!! Sembelih Burungnya cincang2 kasi makan ikan paus. 😅😅😅😅
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Baca Part ini Mlah sambil dgr lagunya Seventeen, Aq yg telah merelakan mu. Hadeeeuuuuh...
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪 ABRI BANGKEEEEE...
💗 AR Althafunisa 💗
Walau sedih dah end GPP asal happy ending, terimakasih cerita yang bagus dari zaman bapakenya. Kalau bisa sampe cucu cicitnya juga ceritain 😂 asal jangan menceritakan akhir dari seorang kakek atau nenek yang harus menghadap Ilahi, jangan ya ka 😩🤧
💗 AR Althafunisa 💗: iya 😭😭😅
Chika cha: maksa ya😭
total 2 replies
💗 AR Althafunisa 💗
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
💗 AR Althafunisa 💗
masyaAllah si bocil gemesin jadelnya 🥰🥰🥰
💗 AR Althafunisa 💗
oh... Bagusnya namanya 😍😍😍
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Beta itu antara Ambon atau Kupang NTT. Kalo pake Trada itu Ternate Deng Papua, Sayangeeeee... Kalo Ambon pake Seng. Kupang pake Sonde. JD ini tra jelas bahasa su ta campur ancor.
Chika cha: terimakasih kak atas pemberitahuannya, nanti aku coba perbaiki🙏🏻🙏🏻
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸: Oalaah... Baiklah. Yg penting SDH tau Basicnya ya.
Ambon, Beta Deng Ale/Ose. Kata Tidak itu Seng.
Kupang, Beta Deng Lu. Kata Tidak itu Sonde.
Papua, Sa Deng Ko. Kata Tidak itu Trada.
Ternate, Ngana Deng Qt. Kata Tidak itu Trada.
Jadi beda2 e KK.
total 3 replies
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Haduuuuh... Bahasa su campur2 nie. Mau Ambon ka Papua...??? Trada nie Papua deng Ternate. Ale nie Ambon. Timor pica nyooooong...
Chika cha: gak ada tutor buat ngajarin bahasa Ambon kak jadi sok tau aja.😭
total 1 replies
syora
gmna nggak elit gen dan ras tertinggi pasukan elit🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Dooiih... Lagu Bale Pulang dong main KK niiiiieeeee. Bet laju putar jua. 🤣🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸: Siap KK. Org Timur merapat doloooeeee...
Chika cha: ada orang timur masuk🤣
total 2 replies
Taro
👍👍👍👍👍
Taro
lanjutkan jalur langit thor
Widayati
keren, akhir yang bahagia, makasih banyak2 untuk ceritanya, d tunggu arga dulu atau indomilk 😁
Chika cha: Indomilk kak
total 1 replies
Tysa Nuarista
uluh uluuuhhh sayang kak Chika banyak banyak deh hihihihi iii....



duh rayden gemes banget aku.... gimana jadinya kala Rayden bersatu sama Sean pasti GK bisa diem ngakak trus smpai guling" pasti ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!