Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kutukan Darah Pertama
Udara di utara berbeda. Dingin menggigit tulang, dan langit selalu kelabu. Kami menempuh perjalanan darat dengan kereta uap rahasia milik keluarga Arvane, menembus wilayah beku yang hampir tak berpenghuni.
Di peta kuno milik Kael, ada satu titik yang ditandai dengan tinta merah—desa tua bernama Mydrith, yang tak lagi tercatat dalam peta kerajaan modern. Konon, desa itu musnah oleh “tulah darah” lebih dari dua dekade lalu.
Kami turun saat kereta berhenti di ujung rel yang dipenuhi salju. Di depan, tampak hutan pinus hitam yang sunyi.
“Dari sini, kita jalan kaki,” ujar Kael sambil mengenakan mantel panjangnya.
Aku mengikuti di belakangnya, sambil terus memantau notifikasi sistem.
Sistem Gosip: Lokasi Segel Darah Pertama terdeteksi. Aura korupsi tinggi. Emosi ekstrem dapat memicu resonansi jiwa. Gunakan sistem dengan bijak.
“Kael,” bisikku. “Kenapa tempat ini di sebut tempat darah pertama?”
Dia menoleh perlahan, matanya tampak sedikit gelap. “Karena... di sinilah ayahku pertama kali menguji sihir darah.”
Langkah kami berhenti di depan reruntuhan bangunan batu besar. Dindingnya penuh goresan rune, sebagian runtuh dimakan waktu. Namun satu hal yang mencolok: tanah di sekeliling reruntuhan berwarna hitam pekat—bekas darah yang menghitam secara permanen.
Kael melangkah maju dan berhenti di tengah reruntuhan.
“Di sinilah... aku hampir di bunuh,” katanya pelan.
FLASHBACK (via sistem):
Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun berdiri di tengah lingkaran rune. Tubuhnya gemetar, wajahnya penuh luka dan keringat. Seorang pria berjubah hitam berdiri di depan altar, membaca mantra dengan suara dalam.
“Putra darah dan sihir, jadilah pengikat antara dua dunia…”
Tiba-tiba anak itu menjerit. Cahaya merah menyala dari dadanya. Rune di tanah meledak. Desa terbakar. Langit memerah. Dan teriakan... teriakan ibu yang ditikam demi ritual.
(FLASHBACK END)
Aku mendekatinya perlahan. “Kael… kamu tidak harus menghadapi ini sendirian.”
Dia menarik napas dalam, lalu mengangkat tangannya. “Segel darah ada di sini. Kita harus membangunkannya.”
Kael menggambar simbol di udara. Tanah bergetar. Reruntuhan bergema suara rendah. Sebuah makam batu muncul dari bawah tanah, disegel dengan tiga rantai rune.
Sistem Gosip: Aktivasi Ritual Darah Pertama
Syarat: Darah keturunan langsung + saksi jiwa luar.
Status: SIAP
“Bersiaplah,” katanya. “Segel ini akan menguji kekuatan mental kita. Setiap rasa takut... akan menjadi nyata.”
Aku mengangguk dan berdiri di sebelahnya. Saat Kael memotong telapak tangannya dan menyentuh permukaan makam, aku juga menempatkan tanganku di atas batu yang sama.
Cahaya merah meledak.
Dunia di sekeliling kami berubah.
Kami tidak lagi di reruntuhan, tapi di ruang tak berujung, penuh cermin.
Dan di cermin-cermin itu… aku melihat diri ku. Tapi bukan aku yang sekarang.
“Lihat,” suara dalam menggema. “Siapa kamu sebenarnya?”
Cermin pertama menunjukkan aku—pekerja paruh waktu yang kesepian, terjebak antara mimpi dan kenyataan.
Cermin kedua—Ayla yang asli. Gadis rapuh, penuh luka, menangis dalam kegelapan karena tak pernah dicintai.
Cermin ketiga—aku sekarang. Berdiri antara dua identitas. Siapakah aku?
“Pilih dirimu,” gema suara itu. “Atau selamanya hilang dalam jiwa yang bukan milikmu.”
Aku menggertakkan gigi. “Aku bukan Ayla. Tapi aku juga bukan gadis biasa dari dunia lamaku. Aku…”
“Aku adalah wanita yang akan menulis takdirnya sendiri!”
Cermin pecah. Cahaya menyilaukan meledak.
Saat semuanya mereda, kami kembali ke reruntuhan.
Dan di depan kami, segel pertama telah terbuka.
Sebuah kristal merah, berdenyut seperti jantung, melayang di udara. Kael meraihnya perlahan, lalu menatapku.
“Satu segel telah terbuka. Dua lagi menunggu.”
Sistem Gosip: Selamat! Anda telah membuka Segel Darah Pertama. Sisa dua segel: Timur dan Barat. Mode Cerita Final Terbuka. Status Ayla: 41% Pulih.
Aku tersenyum tipis.
“Ayo, Kael. Dunia belum melihat siapa kita sebenarnya.”
---
