NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas Dendam
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

Kisah ini lanjutan dari KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS seasons 1
Banyak adegan kasar dan umpatan di dalam novel ini.


Cerita akan di mulai dengan Cassia, si Antagonis yang mendapatkan kesempatan terlahir kembali, di sini semua rahasia akan di ungkap, intrik, ancaman, musuh dalam selimut dan konflik besar, kisah lebih seru dan menegangkan.


Jangan lupa baca novel KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS season 1 agar makin nyambung ceritanya. Happy reading!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

  Mereka menumpangi mobil masing-masing, dengan pasangan yang sudah di atur, walaupun ada orang yang tak suka apalagi setuju karena itu.

  "Kenapa juga aku harus denganmu," Rose menggerutu kesal saat ia masuk kedalam mobil.

  "Jika tak mau maka keluar saja!" usir Morgan.

  Rose menoleh, dia mendelik kesal dan berujar,"Baik, aku keluar!" putusnya, dia akan membuka pintu mobil. Namun, cekalan pada tangannya membuat dia berhenti.

  "Apa?" tanyanya sinis.

  "Kamu duduk saja!" titahnya telak.

  Sedangkan Rose, dia hanya mendengus kesal dengan wajah sinis seolah tak suka pada sosok pemuda di sampingnya itu.

  Mobil perlahan bergerak, meninggalkan area Basement Apartement di mana Cassia dan teman-temannya tinggal.

  Tujuan Cassia dan teman-temannya adalah taman bermain dan beberapa tempat untuk healing demi menghilangkan penat yang mendera karena banyaknya tugas kampus akhir-akhir ini.

  Mereka tiba di salah satu Mall terbesar kota London, dengan desain mewah dan bangunan besar tinggi menjulang banyk barang mahal yang di jual di mall itu.

  "Kau turun!" usir Dax, kali ini bukan hanya Cassia yang berada dalam mobil itu, tapi ada Vladimir juga.

  Vladimir yang masih di dalam mobil segera membuka pintu mobil, dia tak lupa membukakan pintu mobil untuk sang adik.

  Sedangkan Dax yang melihat itu hanya bisa menarik napas pelan, dia menggerutu karena Vladimir seperti sengaja mempermainkan dia sekarang.

  "Dasar Kakak ipar menyebalkan!" gerutu Dax, dengan kesal itu turun dari mobil, tak lupa membanting pintu mobil demi mengurangi kekesalan dalam hatinya atas keisengan Vladimir padanya.

  Sedangkan para sahabat, hanya diam menyaksikan bagaimana Vladimir sang calon Kakak ipar dari Dax bisa mempermainkan pangeran dari Yazeed.

  Sedangkan Cassia tak peduli, walaupun dia tahu itu Kakaknya lakukan demi mengetes kesetiaan Dax atas dirinya, walaupun sebenarnya itu tak perlu sebab Cassia tahu dan sadar betul kalau dari kehidupan sebelumnya hingga sekarang, hanya Dax yang akan selalu melindungi dia dari bencana apapun.

  "Jangan melamun dan banyk pikiran, Cas! Kau tahu kita ke sini untuk bersenang-senang," Veronica kembali menegur sebab ia sering sekali melihat Cassia melamun dan seperti menyimpan banyk beban berat di kepalanya.

  "Aku tahu, sudah ayo masuk!" ajak Cassia, dia menggenggam tangan Veronica dan Mutiara yang kebetulan berdiri di samping sebelah kirinya.

  Sedangkan tanpa Cassia sadari, Arzhela tersenyum tipis, dia menatap punggung Cassia dan semua sahabatnya dengan tatapan penuh kasih sayang besar di sana.

  "Kalian harus terus bahagia ya!" minta Arzhela,"Terutama kamu, Cassia!" sambungnya dengan senyum penuh teka-teki di dalamnya.

  "Arzhela, ayo!" teriakan itu membuat Arzhela mempercepat langkahnya, dia menyusul para sahabatnya yang sudah berjarak agak jauh dari posisinya sekarang.

...****************...

  Di dalam mall yang gemerlap, mereka melangkah menuju restoran mewah yang sudah menunggu untuk mengisi perut sebelum hari yang panjang menjemput. 

  Kursi-kursi empuk dan desain interior yang elegan menciptakan suasana nyaman, seolah restoran itu sengaja hadir untuk mereka semua.

  Cassia membuka buku menu dengan mata yang masih tenggelam dalam pilihan. Suaranya memecah keheningan, “Kalian mau pesan apa?”

  Dax tersenyum lembut, “Aku pesan spaghetti carbonara, Sayang.”

  Tak mau kalah, Vladimir menyahut dengan nada percaya diri, “Aku Cottage pie, ya.”

  Cassia mengangguk paham, membayangkan lapisan kentang tumbuk panggang yang menutupi daging sapi cincang dan sayuran hangat itu.

  Sekali lagi, dia menoleh pada teman-temannya, “Kalau kalian?”

  Arzhela mengangkat bahu dengan ringan, “Pesan pizza Margherita dan Neapolitan saja, kami masih kenyang sedikit.” Suara setuju datang dari yang lain tanpa ada keraguan.

  Cassia menghela napas, lalu bertanya dengan lembut, “Minumannya?”

  Morgan menyahut praktis, “Air putih saja, biar simpel.”

  Setelah memesan makanan, mereka duduk saling bertatapan,Mereka pun larut dalam kehangatan sederhana yang tercipta tak hanya soal makan, tapi momen singkat persahabatan yang memberi energi di tengah kesibukan yang menanti.

 Percakapan mereka mengalir hangat, dipenuhi rencana dan impian yang membumbung. setelah santap ini, mereka akan bergegas menelusuri mall, berburu segala keperluan untuk petualangan berikutnya di tempat wisata yang menanti.

  Suasana yang tadinya biasa berubah menjadi perbincangan penuh semangat, seolah-olah setiap kata menyulam janji petualangan yang tak terlupakan.

  Beberapa saat kemudian, pesanan itu datang dengan aroma yang menggoda hingga udara di sekitar meja seolah ikut terbakar. 

  Piring-piring penuh makanan tersusun rapi, uap panas mengepul dari setiap sajian, mengundang rasa lapar yang tak tertahankan.

  Mutiara tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Pizzanya... keju lelehan ini benar-benar juara!" matanya bersinar penuh kekaguman, setiap suapan bagai ledakan kenikmatan di lidahnya. 

  Geovano tersenyum puas, "Apalagi si Neapolitan itu, teksturnya begitu lembut, ngunyahnya nggak bikin lelah, kayak makan karya seni."  

  Sementara Dax dan Vladimir, dengan fokus tajam, hanya mengangguk sambil menikmati cita rasa dari menu yang berbeda senyuman kecil terukir di wajah mereka, tanda kenikmatan yang dalam tanpa perlu kata-kata.

  Meja itu kini menjadi medan pertarungan rasa, di mana setiap gigitan membawa mereka masuk ke dalam petualangan rasa yang tak terlupakan.

...****************...

  Berbeda dengan kegembiraan yang cassia dkk rasakan, Setelah berhasil lepas dari sekapan yang mencekam, Erick akhirnya menghirup udara bebas dengan nafas berat yang bergema dalam dadanya. 

  Namun, kebebasan itu terasa hampa. Segala rutinitas yang dulu membawa kebahagiaan kini berubah menjadi deretan keheningan yang menusuk, karena Nafisha satu-satunya sumber kesenangannya telah pergi dari hidupnya.

  Di kursi kerjanya yang dingin, Erick melepaskan helaan nafas kasar penuh penyesalan. "Sayang sekali... aku tak lagi bisa menikmati kebahagiaan bersamamu, Nafisha. Kau yang paling mengerti dan memuaskan hatiku," bisiknya dengan suara penuh kepedihan.

  Matanya menatap kosong seolah mencari bayangannya di kegelapan yang menggelayuti pikirannya. "Apa yang sebenarnya kau lakukan Nafisha? Hingga akhirnya kau terjerat dengan mereka... mereka yang menghancurkan semuanya?" lirihnya, suaranya penuh rasa sakit dan penyesalan yang dalam, seakan ingin menuntut jawaban dari ketiadaan yang membingungkan.

  Pintu itu tiba-tiba terbuka, memecah keheningan kesedihan yang menyelimuti ruangan. 

  “Hei, Erick! Dari mana saja kau? Beberapa hari ini susah banget dihubungi,” suara Ricky penuh keprihatinan, duduk tepat di hadapannya. 

  Nick menambahkan dengan nada serius, “Iya, Nafisha sampai stres nyariin kamu. Katanya udah nggak makan tidur karena kamu hilang entah ke mana.”

  Erick menatap tajam kedua temannya, napasnya bergetar. “Jangan bilang-bilang ke Nafisha tentang aku.” Suaranya dingin dan penuh waspada.

  “Kok? Bukannya kamu suka ‘pelayanannya’?” Ricky bertanya, tak paham dengan sikap Erick yang berubah begitu drastis.

  Erick mengepalkan tangan, matanya menatap kosong ke arah yang jauh. “Sudahlah, turuti perkataanku. Aku sudah bosan dengan Nafisha. Aku punya ‘mainan’ baru.” Kata-kata itu terucap dengan berat hati, campuran kebohongan dan kebenaran yang menggerogoti jiwanya. 

  Nafisha bukan satu-satunya. Di balik senyum penuh tipu daya, Erick menyimpan beberapa wanita lain sebagai pelarian dari kehampaan dan kepuasan hasratnya.

1
hidagede1
sama" rubah licik, yg paling licik yg menang 🤭😂
hidagede1
jd arzhela tau kalo cassia hidup kembali?
Senjaku02: belum.
total 1 replies
hidagede1
kalo smith tau anak kandung nya, knapa smith tetap mencintai anak angkat nya ketimbang anak kandung nya?
Senjaku02: ikuti terus kelanjutannya ya☺️☺️
total 1 replies
MataPanda?_
trus lanjut kak semangat 😀
Jue
Kenapa Veronica tidak berjodoh dengan abang Casia sahaja , Dengan itu hubungan Veronica dan Casia akan bertambah erat serta dekat .
Jue
Akhirnya ada cinta di hati Casia buat Dax , Semoga mereka bahagia dan menang melawan kejahatan Nafisha dan Darian
MataPanda?_
wah udah ada kelanjutan y trimakasih kak semangat trus..
selalu d berikan kesehatan 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!