Di hari ketika dunia runtuh oleh Virus X-Z, kota berubah menjadi neraka. Zombie berkeliaran, manusia bertahan mati-matian, dan pemerintahan hancur dalam hitungan jam.
Di tengah kekacauan itu, Raka, seorang pria yang seluruh hidupnya terasa biasa, tiba-tiba mendapatkan Zombie Hunter System—sebuah sistem misterius yang memungkinkannya melihat level setiap zombie, meningkatkan skill, dan meng-upgrade segala benda yang ia sentuh.
Saat menyelamatkan seorang wanita bernama Alya, keduanya terjebak dalam situasi hidup-mati yang memaksa mereka bekerja sama. Alya yang awalnya keras kepala perlahan melihat bahwa Raka bukan lagi “orang biasa”, tetapi harapan terakhir di dunia yang hancur.
Dengan sistemnya, Raka menemukan kendaraan butut yang bisa di-upgrade menjadi Bus Tempur Sistem:
Memperbesar ukuran hingga seperti bus lapis baja
Turret otomatis
Armor regeneratif
Mode penyimpanan seperti game
Dan fitur rahasia yang hanya aktif ketika Raka melindungi orang yang ia anggap “pasangan hidup”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Yudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Unit-01 Lepas Kendali
Auman itu mengguncang seluruh ruangan server. Raka dan Alya menutup telinga mereka secara refleks, namun getaran frekuensinya begitu kuat sehingga terasa menembus tulang. Rak-rak server bergetar seperti hendak roboh, debu beterbangan, dan lampu neon menggantung bergoyang liar.
Raksasa hybrid itu berdiri sepenuhnya—tingginya hampir menyentuh langit-langit ruangan. Tubuhnya adalah kombinasi ngeri antara otot membengkak, tulang yang tampak dari celah kulit, dan plat logam yang tertanam tidak beraturan. Dari punggungnya, beberapa kabel terputus masih menggantung, mengeluarkan percikan listrik biru kecil.
Alya menelan ludah keras. “Raka… itu yang mereka sebut Unit-01…?”
Raka mengencangkan pegangan pada pedangnya yang berpendar biru. “Kalau itu versi pertama, aku nggak bisa bayangin versi yang lain.”
Unit-01 menggerakkan kepalanya, sendi-sendi logam pada rahangnya mengeluarkan suara berderit tajam. Lensa merah kecil di kedua sisi wajahnya menyala intens, memindai kedua manusia di depannya seperti kamera robot pemburu.
> “Target… terdeteksi…”
“Prioritas… eliminasi…”
Alya memundurkan satu langkah. “Dia bicara, Rak… dia bisa bicara!”
“Tidak. Itu rekaman yang diputar lewat sistem internalnya,” jawab Raka sambil memblokir rasa takut yang mulai merayap. “Tapi hanya fakta dia bisa mengaktifkan rekaman itu… udah cukup buat bikin merinding.”
Unit-01 mengangkat tangannya—atau apa pun yang menyerupai tangan. Lima jari logam panjang, seperti bilah pisau melengkung, memantulkan cahaya senter mereka. Bagian bawah lengannya menggembung dengan otot bionik yang berdenyut seperti jantung kedua.
Alya berbisik panik, “Kalau kena satu serangan dari itu, kita langsung habis.”
Raka merendahkan tubuhnya. “Makanya jangan sampai kena.”
Makhluk itu melangkah maju.
DUG… DUG… DUG…
Setiap langkahnya membuat lantai bergetar. Cairan hitam dari kapsul menetes dari tubuhnya, menimbulkan suara titik… titik… yang anehnya justru terdengar lebih mengancam daripada gemuruh langkah besar itu.
“Raka…” Alya menarik napas panjang. “Kita harus pisah. Kalau kita tetap berdekatan, kita bisa kena serangan bersamaan.”
“Tidak!” Raka menatapnya cepat. “Makhluk sebesar ini bakal fokus ke yang paling lemah dulu—dan menurutnya, itu kamu. Kita tetap bareng!”
Alya membuka mulut untuk membantah, tetapi Unit-01 tiba-tiba melompat.
Ya—melompat. Dengan tubuh sebesar itu.
Lantai bergetar keras saat makhluk itu mendarat hanya dua meter dari mereka, menghancurkan tiga rak server sekaligus.
“Hindar!” teriak Raka.
Alya berguling ke kiri, sementara Raka menukik ke kanan. Cakar logam Unit-01 mengiris udara, menciptakan gelombang angin yang cukup kuat untuk merontokkan panel-panel dari dinding.
Raka bangkit cepat dan menebas betis makhluk itu dengan pedangnya.
CLAAAANG!
Pedangnya terpental.
“Gawat! Lapisan logamnya tebal banget!” Raka mundur beberapa langkah saat Unit-01 membalikkan kepala raksasanya ke arah Raka, lensa merahnya berdenyut.
Alya mencoba menyerang bagian punggung makhluk itu, menusukkan pisaunya ke celah kulit. Tapi pisau itu hanya masuk sedikit, seperti menusuk ban tebal.
Unit-01 menggeram pelan, tangannya bergerak cepat seperti belati otomatis.
“Alya—minggir!” Raka melesat menggunakan skill Chrono Edge.
> [Chrono Edge Lv.1 Activated]
[Time Acceleration: 2.5 seconds]
Dunia melambat bagi Raka.
Ia menarik Alya menjauh tepat sebelum bilah logam makhluk itu menebas pilar beton yang berdiri di belakangnya.
Pilar itu terbelah dua dengan satu serangan.
Saat waktu kembali normal, Alya terbatuk, “Hff—terima kasih…”
“Fokus!” Raka menariknya berdiri. “Kita harus cari titik lemah!”
Alya mengamati tubuh Unit-01. “Rak… lihat dada kirinya!”
Raka menatap. Di bawah lapisan otot dan plat logam, ada bagian berwarna merah muda gelap—seperti daging yang belum terlindungi sepenuhnya.
“Itu mungkin organ utamanya!” seru Alya.
Raka mengangguk. “Kamu alihkan perhatian. Aku serang titik itu!”
Alya memutar pisau di tangannya, bibirnya mengeras. “Baik! Tapi kamu janji tetap hidup!”
Raka hampir tersenyum. “Iya!”
Alya berlari ke samping, memancing perhatian Unit-01 dengan lemparan batu ke arah kepalanya.
TAK!
Unit-01 langsung menoleh ke arah Alya, mengaum tajam lalu mengejar dengan kecepatan yang tidak masuk akal.
“Alya—hati-hati!!” Raka langsung mengejar.
Alya menghindar dengan gesit, melompati panel server roboh dan berguling saat Unit-01 menghantam dinding.
BOOOM!!!
Beton retak seperti kaca.
Alya berlari ke arah tangga logam di sudut ruangan. Tapi Unit-01 melompat dan mendarat tepat di belakangnya, membuat tangga itu bergetar hebat.
Satu tangan raksasanya mengayun.
Alya menunduk.
CRESSHHH!
Tangan itu mengoyak tiga anak tangga sekaligus, memotongnya seperti kertas. Serpihan logam beterbangan.
Raka memanfaatkan momen itu.
Ia melompat tinggi, pedang sistem menyala terang.
“INI DIA!”
Ia menukik ke arah dada kiri Unit-01.
Alya menahan napas.
Pedang itu tepat mengenai daging terbuka—
SLAAASH!
Unit-01 menjerit beringas. Darah hitam menyembur ke udara.
Namun…
Raka terkejut.
“Itu… belum cukup?!”
Unit-01 tidak roboh.
Makhluk itu justru berbalik dan menampar Raka dengan kekuatan luar biasa.
DUAARRR!!
Raka terpental menabrak empat rak server hingga semuanya runtuh.
“RAKAAA!!”
Alya meluncur ke arahnya, wajahnya pucat ketakutan.
Raka berusaha bangun, tetapi nyeri menghantam rusuknya. Helmnya retak sedikit, wajahnya kesulitan fokus. Tangannya bergetar menahan posisi.
“Gah… masih bisa… berdiri…”
Alya memegangi bahunya. “Jangan paksa dulu! Kamu kena pukulan langsung!”
Unit-01 berbalik, menatap mereka dengan lensa merah menyala seperti bara neraka. Makhluk itu menunduk, seperti predator yang akan menerkam mangsa yang sudah sekarat.
Raka menahan rasa sakit, memaksa tubuhnya bangkit.
“Kita… belum kalah…”
Alya menggigit bibir, air mata hampir keluar. “Raka… kalau kamu… kalau kamu mati di sini…”
Raka mengangkat pedangnya lagi. “Aku nggak akan mati. Kita keluar bareng.”
Unit-01 bersiap melompat untuk serangan penutup.
Alya memeluk Raka singkat.
“Kalau begitu… lakukan plan B,” bisiknya.
Raka menatap heran. “Plan B?”
Alya mundur, berdiri di depan makhluk raksasa itu, menyebarkan kedua tangannya.
“Alya?!”
“HEY, BESI GOBLOK!!” Alya berteriak sekeras mungkin. “SINIIIII!!”
Unit-01 langsung mengunci target.
Alya mengaktifkan skill-nya:
> [Skill Activated: Silent Dash Lv.1 – Overlimit]
[Duration: 2 seconds]
Tubuh Alya menghilang dalam kilatan.
Unit-01 menghantam lokasi Alya berdiri—lantai meledak.
BOOOM!!!
Alya muncul di belakang makhluk itu, tepat di area punggung, memegang dua potongan kabel tebal yang menggantung dari tulang belakang logam Unit-01.
“Aku nggak tahu ini penting apa nggak… TAPI—!!”
Alya menarik kedua kabel itu sekuat tenaga.
CRAAAK!
Percikan listrik menyembur dari tulang belakang Unit-01.
Makhluk itu mengaum keras seperti alarm darurat yang pecah.
Raka melihat peluang emas itu.
Ia mengaktifkan skill-nya sekali lagi.
> [Chrono Edge Activated]
Waktu kembali melambat.
Raka melesat, menukik langsung menuju titik organ terbuka di dada kiri makhluk itu—yang sekarang berdenyut dengan liar akibat kerusakan internal.
Raka berteriak sekuat tenaga.
“MATIIIIII!!!”
Pedang sistemnya menembus titik lemah itu sepenuhnya.
MLEDUPPPP!!!
Ledakan kecil terjadi dari dalam tubuh Unit-01. Darah hitam, serpihan logam, dan potongan kabel terlempar ke segala arah.
Unit-01 terhuyung.
Alya berlari ke arah Raka. “Rakaaa!!”
Makhluk itu mencoba berdiri, namun gagal. Kedua lututnya bergetar keras seperti mesin rusak.
> “Unit… 01… kerusakan… kritis…”
Raka mencabut pedangnya, tubuhnya gemetar karena tenaga terkuras.
Unit-01 jatuh ke lantai dengan suara menggelegar.
DOOOOM!!!
Alya memeluk Raka dari belakang sebelum tubuh Raka tumbang.
“Raka… kita berhasil…” Alya terisak.
Raka tersenyum lemah. “Ya… kita berhasil…”
Tapi di tengah kelegaan itu, suara sistem Raka berbunyi pelan.
> [Warning: Sinyal baru terdeteksi…]
[Jumlah sumber: 12]
Alya menegang. “Apa itu?”
Raka memaksakan diri melihat HUD-nya.
> [Sumber mendekat dari luar gedung… dengan kecepatan tinggi.]
Alya menggigit bibir. “Jangan bilang… unit-unit lain…?!”
Raka memasukkan pedangnya ke sarungnya dan menarik napas panjang.
“Pertarungan kita baru dimulai…”
—Bab 10 Tamat—
semangat thor