NovelToon NovelToon
Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / CEO / Ibu susu / Cinta Terlarang / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:494.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Arsyi seorang wanita sederhana, menjalani pernikahan penuh hinaan dari suami dan keluarga suaminya. Puncak penderitaannya terjadi ketika anaknya meninggal dunia, dan ia disalahkan sepenuhnya. Kehilangan itu memicu keberaniannya untuk meninggalkan rumah, meski statusnya masih sebagai istri sah.

Hidup di tengah kesulitan membuatnya tak sengaja menjadi ibu susu bagi Aidan, bayi seorang miliarder dingin bernama Rendra. Hubungan mereka perlahan terjalin lewat kasih sayang untuk Aidan, namun status pernikahan masing-masing menjadi tembok besar di antara mereka. Saat rahasia pernikahan Rendra terungkap, semuanya berubah... membuka peluang untuk cinta yang sebelumnya mustahil.

Apakah akhirnya Arsyi bisa bercerai dan membalas perbuatan suami serta kejahatan keluarga suaminya, lalu hidup bahagia dengan lelaki baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 29.

Daniel duduk di meja yang sudah dipesan, membuka map dan menyiapkan presentasi sederhana untuk klien Jepang yang sebentar lagi datang. Namun dari sudut matanya, ia merasa ada tatapan yang terus menancap ke arahnya.

Naluri lamanya sebagai pengawal membuat tubuhnya sedikit menegang. Ia menoleh sekilas dan saat itu matanya bersibobrok dengan seorang wanita asing di pojok ruangan. Wajahnya memang berbeda, lebih tirus dan matanya lebih dingin. Namun sorot mata itu… sorot mata yang dulu pernah ia jaga dengan segenap jiwanya.

Saat di pesta pernikahan Arsyi dan Rendra, Daniel hanya melihat sepintas karena wanita itu berlalu pergi.

Tapi kini...

Daniel membeku. Raisa?

Jantungnya berdetak begitu keras hingga ia takut meja di depannya bisa mendengar. Sesaat ia ingin berdiri, berniat menghampiri demi memastikan sendiri. Namun, logika menahannya. Jika itu benar Raisa, maka wanita itu sedang bersembunyi. Dan jika ia gegabah… ia bisa menghancurkan alasan Raisa menghilang.

Daniel menurunkan pandangan, berpura-pura fokus pada map di depannya. Jemarinya sedikit gemetar, tapi wajahnya tetap tenang. Hanya senyum tipis yang tersungging samar, senyum lega sekaligus getir.

“Jadi… kau masih hidup, Raisa.” bisiknya nyaris tak terdengar.

Di sudut ruangan, Raisa panik. Tubuhnya kaku, wajahnya berusaha tetap datar, tapi hatinya kacau.

'Tidak mungkin… Daniel tidak mungkin mengenaliku dengan wajah ini. Mustahil!'

Namun... saat Daniel melirik lagi sekilas, mata mereka bertemu untuk kedua kalinya. Raisa buru-buru menunduk, meraih cangkir kopi di depannya untuk menutupi kegugupannya.

Daniel menutup map, lalu bersandar tenang di kursinya. Dari luar, ia tampak seperti eksekutif biasa yang menunggu klien. Namun dalam pikirannya, perang berkecamuk.

Baiklah, Raisa… kalau kau ingin berpura-pura tak ingin aku kenali, maka aku akan ikut permainanmu. Tapi… aku akan selalu ada di dekatmu, sampai kau sendiri yang mengaku.

Ketika klien Jepang masuk dan menyapanya, Daniel berdiri dengan senyum profesional. Ia mulai berbicara dalam bahasa Inggris fasih, berperilaku seolah-olah tidak ada apapun yang mengganggunya.

Sementara itu, Raisa tak bisa mengalihkan pandangannya. Ia mendengar suara Daniel yang begitu tenang, percaya diri dan penuh wibawa. Berbeda jauh dari sosok pengawal yang selalu ada di sisinya, begitu sederhana.

Kenapa dia bisa jadi sehebat ini sekarang? Batin Raisa namun ada kebanggaan dalam hatinya.

Saat pertemuan berlangsung, Daniel beberapa kali sengaja membelakangi Raisa. Namun sekali waktu, ia menoleh ke kaca yang memantulkan bayangan wanita itu di belakangnya. Ia bisa melihat Raisa masih duduk di sana, berusaha keras tetap terlihat biasa.

Senyum tipis tersungging di wajah Daniel.

Raisa, aku yakin itu... kau. Dan aku akan menunggumu datang padaku dengan keinginanmu sendiri.

Pertemuan berakhir.

Klien pamit, Daniel menoleh ke arah Raisa. Tatapan pria itu hanya sepersekian detik, tapi cukup untuk membuat Raisa merasakan tusukan dalam di dadanya.

Raisa menggenggam sendok di tangannya erat-erat hingga jemarinya memutih. Nafasnya tersengal, dadanya sesak.

“Daniel… aku mohon, jangan cari aku.” Lirihnya.

Raisa tidak boleh gegabah. Kehadirannya di restoran itu hanyalah kebetulan, tapi bisa menjadi bencana kalau Daniel benar-benar yakin siapa dirinya. Segera ia meraih tasnya dan berdiri, melangkah cepat menuju pintu keluar dengan wajah pura-pura tenang.

Daniel tidak bergerak terburu-buru. Ia tetap duduk di kursi, pura-pura sibuk membuka map hasil rapat. Tapi matanya tak lepas sedikitpun dari arah Raisa yang melangkah keluar. Saat wanita itu menghilang di balik pintu restoran, Daniel berdiri perlahan seakan hanya ke kamar kecil lalu menyusul dengan jarak aman.

Di luar, Raisa mempercepat langkah. Ia menoleh sekilas ke kaca toko di pinggir jalan, tidak ada tanda Daniel mengejarnya. Ia menghela napas lega, namun detik berikutnya instingnya berteriak. Ada bayangan bergerak rapi mengikuti langkahnya dari jauh.

“Daniel…” gumamnya lirih, bibirnya menegang.

Raisa menyingkir ke lorong sempit di antara dua gedung, mencoba memastikan. Begitu ia berhenti, langkah di belakang juga berhenti. Ia menggertakkan gigi, sadar bahwa ia tak bisa terus menghindar.

Sementara itu, Daniel sengaja menjaga jarak. Ia tidak mau Raisa sadar ia sedang dikuntit. Bukan karena ingin memata-matai, tapi karena ia mencium sesuatu yang jauh lebih berbahaya dari sekadar pertemuan tak sengaja.

Dia masih berusaha memastikan, benarkah itu Raisa? Atau hanya wanita yang mirip?

Raisa berpikir cepat, ia tahu Daniel tidak akan diam jika curiga. Dan kalau Daniel benar-benar yakin, dia pasti akan terseret ke dalam dendam gelap yang sedang ia rancang. Itu tidak boleh terjadi, Daniel tidak boleh ikut hancur bersamanya. Satu kali cukup... Daniel pernah mengobarkan nyawa untuknya.

Maka Raisa mengambil langkah lain. Ia membuka ponselnya, mengetik pesan singkat dengan tangan gemetar.

Pesan itu dikirim ke sebuah nomor tak bernama, hanya kode di kontaknya "S"

[Hentikan pertemuan di restoran, ada orang yang bisa mengenaliku!]

Begitu pesan terkirim, ia memasukkan ponsel ke dalam tas dan menegakkan tubuhnya. Ia harus membuat Daniel menjauh dengan caranya sendiri.

Raisa keluar dari lorong sempit, pura-pura tidak peduli. Namun tatapannya sudah dingin, tegas dan penuh perhitungan. Ia sengaja menuju keramaian, agar Daniel kesulitan mengikutinya terlalu dekat.

Di sisi lain, Daniel justru semakin yakin. Wanita itu adalah Raisa. Tak peduli wajahnya berubah, tak peduli apa yang dia sembunyikan namun mata Raisa tak bisa berbohong.

Ia menghela napas dalam-dalam, lalu berbisik pada dirinya sendiri.

“Kalau kau memang Raisa… aku akan melindungimu, meskipun kau tak menginginkannya.”

Pertarungan sunyi pun dimulai.

Raisa berusaha menjauh agar Daniel tidak ikut tenggelam ke dalam kubangan dendamnya, sementara Daniel justru semakin dalam berusaha memastikan keselamatan wanita itu.

Dua orang yang pernah sehidup semati, kini bergerak di jalur berlawanan. Satu ingin melindungi, satu ingin menjauh.

Raisa tahu, langkah Daniel terlalu rapat. Ia bisa merasakan tatapan itu, seperti dulu ketika Daniel masih jadi pengawal yang selalu ada untuknya.

Ia menahan napas, lalu masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang ramai. Di sana, Raisa bergerak cepat. Menyelinap ke toko kosmetik, mengambil syal dan kacamata dari rak diskon lalu keluar dengan penampilan sedikit berbeda.

Namun itu belum cukup.

Dengan langkah tenang, Raisa menuju eskalator. Ketika naik, ia melirik ke belakang. Daniel mengikuti, tak menoleh ke kanan-kiri. Terlalu berbahaya kalau dibiarkan.

Raisa menunggu momen tepat. Di lantai tiga, ia sengaja menabrak seorang pria bertubuh besar yang sedang membawa kopi. Minuman itu tumpah, orang itu berteriak marah dan keributan kecil pun pecah.

Saat orang itu sibuk menyalahkan Daniel yang kebetulan lewat di belakang, Raisa melesat masuk ke lorong servis karyawan. Ia sudah hafal jalan pintas dan begitu keluar di parkiran belakang, ia langsung masuk ke mobil yang sudah menunggunya disana.

Mesin meraung, mobil melaju pergi.

Dari kejauhan, Raisa menatap kaca spion. Bibirnya tersenyum miris.

“Maaf, Daniel. Kau tidak boleh ikut masuk ke nerakaku... aku tidak mau kau ikut mati.”

Namun jauh di dalam hatinya, ada getar aneh. Entah mengapa ia merasa berat, meninggalkan pria itu begitu saja.

1
Mah Ihsan
cerita yang menarik
Zainab Ddi
kayaky seru
Ruk Mini
sgt menginspirasi..alur sat set,tpi kena smua , akhir yg Bahagia, tnp beban, sgt menghibur thor, tq d tgg karya" mu lgi🙏👍👍👍
Inooy
makin meletup peperangan balas dendam nya niih 🙈
Inooy
nah lhooo,,siap2 tuh yg jd mata2 nya tuan Erlan..siap2 d kuliti Rendraaa..dn kamu Maya, bersiaplah menerima kemarahan Rendra!!!
Inooy
aaaaahh bang Rendra mulai protective niih,,bagus bang Reen jangan pernah tinggalkan Arsyi dn Aidan..kemana pun abang pergi mereka harus d bawa jg, apalgi d rumah mu ada mata2 nya kluarga Erlan alias kluarga nya Jerry..tanpa TOM yaaaa!? 🤣
Inooy
iya betul apa yg d katakan Daniel Saa, jd kamu harus kuat..harus bisa menghadapi kenyataan yg ada,,karena kini kluarga Erlan sedang mengincar Rendra..khusus nya anak kamu yg d titipkan k Rendra dn Arsyi, Saa...
jd jangan biarkan mereka merebut anak mu dr Rendra dn Arsyi, Saa!!!!
Inooy
perang akan d mulai niih,,,

pa Erlan bener2 yaaaa..bukan nya kematian anak2 nya d jadikan bahan introspeksi diri, malah d jadikan alasan bwt balas dendam...
heeeyy paaa, Raisa melakukan itu smua karena ulah anak bapa sendiri yg telah merudapaksa nya..bapa pikir sendiri deeh d saat Raisa jd istri nya Rio, anak bapa yg bernama Jeffry malah melecehkan nya..dn yg lebih menyakitkan nya lg, kluarga bapa melindungi perbuatan bejat anak bapa sendiri seolah olah Raisa lah yg telah menggoda Jeffry..pikir paaa pikiir,,wanita baik2 mana yg akan diam aj d perlakukan seperti iniiii...
skarang malah bapa mengobarkan dendam bapa yg tidak pada tempat nya, hhadeeeuh...
Inooy
waduuuhh mulai tegang nih cerita,,jd deg2an takut Rendra dn Arsyi kena balas dendam nya Maya dn kluarga nya Jeffry 🙈
Inooy
cie..cieeee,,yg pengen d panggil abaaang 😅
eeehh tp bener jg Ren lebih baik panggil abang dr pada tuan..berasa kembali k masa penjajahan 'TUAN TANAH' 🤣🤣🤣🤣/Facepalm/
Inooy
ternyata kamu udh benar2 sembuh Saa tinggal rasa trauma aj yg belum benar2 pulih..dn skarang kamu mulai bersandiwara demi menyatukan Rendra dn Arsyi,,kamu benar2 sahabat sejati Saa 🥺
Inooy
wkwkwkwk,,dengan alasan utk berterima kasih yg baik padahal kamu emg beneran pengen d suapi Arsyi hhadeuuuhh..modus mu tuaaan kaya ABG labil 🤦‍♀️
Inooy
karena kamu berharap ada rasa cemburu d hati Arsyi, tp sayang nya Arsyi biasa biasa aj tuuuh!?
kamu kesel y Reen ternyata Arsyi g cemburu dengan kedekatan mu ama Raisa 🤭
Inooy
diiih jd pengen ngakak aq, bisa2 nya Rendra berharap Arsyi cemburu karena kedekatan nya ama Raisa ckckck
Inooy
tuuh kaan kaaan,,pasti perasaan itu lambat laun akan hadir jg karena terbiasa ❤️
Inooy
senyum mu membuat hati ku berbunga bunga, Aaarr...🤭
Inooy
hihihi,,kasian banget kamu Reen jd bahan ketawaan para art muu..sabar y Reen, ambil aj hikmah nya dr sandiwara ini,,oke??
Inooy
waduuuh Raisa makin penasaran dengan status palsu nya Rendra Arsyi 🤭
Inooy
skarang kamu boleh bilang klo Raisa adalah satu2 nya istri kamu,,tp tunggu smp waktu nya tiba..aq jamin kamu bakalan lengket ama Arsyi dn kamu bakalan bucin parah ama Arsyi!!!
Inooy
makin seru cerita nya niiihh 👍👍❤️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!