NovelToon NovelToon
Buah Hati Sang Pewaris

Buah Hati Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EPI

Demi biaya operasi ibunya,kiran menjual sel telurnya.Matthew salah paham dan menidurinya,padahal ia yakin mandul hendak mengalihkan hartanya pada yoris ponakan nya tapi tak di sangka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EPI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6:Gangguan masalah lalu dan kekuatan cinta

Belum habis ia bicara, Matthew langsung memotong, "Kau bukan cuma orang biasa," ucapnya. Lalu menggenggam tangan Kiran dan berkata lagi, "Kau mengandung pewaris keluarga Andres. Ini yang paling minimal yang bisa aku lakukan."

Kiran mendengar itu langsung terkekeh pelan dan berkata, "Baiklah, aku janji aku akan jaga bayinya baik-baik."

Sedangkan di luar, tepatnya di jendela kamar Kiran, Anggun dan Yoris menguping dan melihat dari jendela. Yoris berkata, "Tunggu, anak itu benar-benar anak paman?"

Anggun berkata, "Nggak masalah. Pamanmu akan 30 tahun sebentar lagi. Kau ingat kutukan itu, kan?" ujarnya tersenyum miring.

Yoris pun berkata, "Benar. Kalau dia mati, gadis itu dan bayinya ikut mati bersamanya, dan warisannya akan jadi milikku," ucapnya tersenyum licik.

Dua minggu berlalu. Kiran pergi rutin periksa kehamilan. Dokter berkata, "Semua baik-baik saja. Cukup banyak istirahat mulai sekarang," ucap dokter itu.

Kiran menjawab, "Terima kasih, Dokter," ucap Kiran. Dokter mengangguk saja.

Kiran keluar. Di luar, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. "Kiran?" ucap seorang perempuan. Kiran pun berbalik.

Belum sempat ia merespon, wanita yang memanggilnya berkata, "Dan klinik kandungan? Jangan bilang kau hamil," ucap salah satu wanita.

Lalu wanita di sebelahnya berkata, "Astaga, Rosa, kau benar. Dia pasti dapat triliunan tua," ucap wanita itu.

Dokter di dalam melihat keluar karena Kiran belum menutup pintu. Di luar, Kiran berkata, "Menjauh dari ku, Rosa. Aku nggak punya waktu," ucap Kiran hendak pergi.

Tapi tangannya langsung ditarik Rosa. "Oh, nggak, nggak. Ayolah, saya mau lihat gimana cara j*lang matre kerja jadi... gimana cara kau dapat om-om kaya?" tanya Rosa sambil tersenyum sinis.

Di dalam, dokter melihat Kiran dicegat dua wanita. Segera ia mengambil ponsel dan menghubungi Matthew yang saat ini di perusahaan sedang meeting. Ia melirik ponselnya sekilas. "Ya, aku ada pertanyaan tentang kuartal kedua," ucap Matthew ke partner kerjanya, lalu langsung mengangkat telepon.

Terdengar suara dokter di seberang sana berkata, "Pak Matthew, ada masalah. Nyonya Andres diganggu," ucapnya.

Matthew mendengar itu terkejut. "Apa? Aku akan segera kesana," ucapnya menutup telepon. Lalu berdiri dan berkata, "Sampai di sini saja untuk hari ini," ucapnya tergesa, lalu langsung keluar.

Di ruangan meeting, semua bingung. Salah satu dari mereka berkata, "Dia mengakhiri rapat lebih awal?" tanyanya.

Langsung dijawab pria tua di sebelahnya, "Dia nggak pernah bersikap begini. Aku penasaran ada apa," ucapnya masih bingung.

Sedangkan asisten Matthew masih di sana, tersenyum dan berkata, "Itulah jadi seorang ayah. Tapi tunggu saja, cinta sejatinya mungkin bisa hancurkan kutukan itu," ucap asistennya Matthew. Yang lainnya saling pandang, masih belum mengerti.

Kembali ke rumah sakit, Rosa berkata, "Tebak siapa yang masuk Aurora Aria? Aku!" ucap Rosa seperti mengejek, matanya memancarkan kemenangan palsu. Lalu berkata lagi, "Dengar-dengar kau juga melamar dan nggak diterima? Sia-sia saja kau bermimpi, Kiran. Lebih baik kau cari om kaya saja," ucap Rosa, kata-katanya menusuk seperti pisau.

Kiran mencoba mengabaikannya, tapi emosinya mulai terpancing. "Kau gagal di separuh kelasmu..."

Belum sempat Kiran menyelesaikan ucapannya, Rosa langsung menyambar, "Koneksi, sayang! Pacarku kenal banyak orang, nggak kayak kau, dasar jalang yang hamil!" Rosa mendekat, suaranya berbisik penuh kebencian. "Jujur saja, Kiran, kau memanfaatkan selagi bisa. Aku dengar ada pasar buat cewek hamil... mungkin kau bisa menjual dirimu di sana," ucap Rosa, kata-katanya merendahkan dan menyakitkan.

Air mata mulai menggenang di mata Kiran. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarah yang membara. "Cukup, Rosa!"

Tapi Rosa tidak berhenti. Ia terus menyerang dengan kata-kata yang lebih kejam. "Oh, apa aku menyentuh sarafmu? Kau pikir kau siapa sekarang? Kau hanya seorang wanita hamil tanpa masa depan. Kau akan terikat dengan bayi itu selamanya, sementara aku akan terbang tinggi, meraih impianku!"

Kiran tidak tahan lagi. Emosinya meledak. Dengan sekuat tenaga, ia menampar Rosa keras membuat wanita itu terhuyung ke belakang dan berteriak, "Aaarghh!"

Rosa memegangi pipinya yang memerah, matanya berkilat marah. "Apa-apaan ini?!" teriaknya histeris.

Kiran mendekat, matanya berkaca-kaca tapi suaranya penuh dengan ketegasan. "Bicara satu hal lagi tentang aku atau anakku, dan aku akan pastikan kau menyesalinya seumur hidupmu. Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti kami lagi!"

Rosa tertawa sinis, air mata kemarahan mengalir di pipinya. "Hahaha! Kau pikir kau bisa mengancamku? Aku akan usir kau dan anak harammu sekarang juga, dasar jalang rendahan! Pacarku direktur di rumah sakit ini! Dia akan melakukan apapun untukku!" Lalu ia berteriak keras, "Sayang!"

Seorang pria berkulit hitam tinggi kekar datang. Rosa langsung memeluk lengannya dan berkata, "Dia barusan menyerangku! Dia cemburu karena aku akan menjadi desainer terkenal, sementara dia hanya akan menjadi ibu rumah tangga yang terbuang!" Rosa pura-pura menangis, berusaha memanipulasi pacarnya.

Seketika lelaki itu melihat ke Kiran, matanya memancarkan kemarahan. "Kau sentuh wanitaku di rumah sakitku? Kau akan membayar mahal untuk ini!" ucap pacar Rosa lalu ia berteriak, "Satpam! Usir jalang ini dari..."

Belum selesai ia bicara, ia melihat di samping Kiran berdiri Matthew. Matthew berkata, "Maaf, siapa yang mau kau usir?" tanya Matthew memeluk pinggang Kiran. Seketika Rosa dan pacarnya terdiam.

Matthew berkata lagi, "Aku suruh kamu tunggu aku di kamar," bisiknya ke Kiran.

Lalu pacar Rosa berkata, "Pak Matthew... Anda pemegang saham utama... berarti dia..." ucap gugup melihat ke Kiran tak tau mau bicara apa.

Namun Matthew langsung memegang perut Kiran dan menyambung ucapan pacar Rosa, "Ibu dari anakku? Ya. Dan siapa dia?" ucap Matthew menatap Rosa yg sedari tadi menatap Kiran dengan tatapan benci.

Seketika Rosa langsung berkata, "Ber-berkata tepat sekali. Oh, sayang, usir dia dan bajingan itu sekarang!" dengan nada keras.

Seketika pacar Rosa itu langsung mendorong Rosa sedikit keras membuat Rosa terkejut. Belum sempat Rosa bicara, pacarnya lebih dulu buka suara, "Kau hina Pak Matthew dan istrinya!" ucap sedikit marah.

Lalu melanjutkan, "Kau gila?"

Rosa langsung menjawab, "Nggak mungkin! Dia cuma gadis melarat, gimana bisa dia dapat pria seperti itu?" ucap Rosa masih merendahkan Kiran.

Matthew langsung berkata, "Pacar Anda punya banyak pendapat tentang istriku," ucap Matthew masih berusaha tetap tenang.

Sedangkan pacar Rosa langsung berteriak, "Satpam!" teriak membuat Rosa tersenyum karena kemungkinan pacarnya akan mengusir Kiran.

Ketika satpam sudah ada di depan mereka, pacar Rosa berkata, "Usir dia dari rumah sakit ini!" menunjuk Rosa, mundur dari hadapan wanita itu membuat Rosa terkejut.

Sedangkan satpam itu menjawab, "Baik."

Lalu pacar Rosa berkata lagi, "Dia diblokir seumur hidup."

Rosa yg ditarik langsung berteriak, "Tidak! Kau nggak bisa lakuin ini ke aku, aku pacarmu!" teriak Rosa.

Sedangkan pacar Rosa dengan cepat menjawab, "Tidak lagi," ucap membut Rosa semakin tidak percaya. Lalu pacarnya berkata, "Kalau kau bicara lagi, tutup mulutmu!" Sementara Rosa dan temannya di seret paksa.

Kiran melihat itu hanya tersenyum. Lalu laki-laki yg tadinya pacar Rosa berkata, "Sekarang dia bukan siapa-siapa. Anggap dia sudah beres," sambil melirik Rosa yg ditarik tapi tidak ingin pergi.

Matthew berkata, "Bagus."

Sedangkan Rosa berteriak, "Lalu kenapa kalau kau hamil dari orang kaya?!" teriaknya meliat ke Kiran dengan tatapan benci. Lalu melanjutkan, "Aku masih punya tawaran Aurora Aria, aku akan jadi desainer top berikutnya, sementara kau akan mati sebagai mesin bayi seseorang! Jangan sentuh aku!" ucap lagi meliat ke satpam yg menarik makin jauh.

Matthew tersenyum membawa Kiran masuk ke kamar rawat inap, menata perlengkapan bayi. Sedangkan Matthew di belakang nya menelfon Yusdi, asisten nya dan berkata, "Kuberi waktu tiga hari. Aku mau ambil alih Aurora Aria dan pecat orang yang namanya Rosa, sekalian aku akan berikan perusahaan itu ke Kiran," ucapnya pelan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!