NovelToon NovelToon
Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Asila Angelica, merutuki kebodohannya setelah berurusan dengan pemuda asing yang ditemuinya malam itu. Siapa sangka, niatnya ingin menolong malah membuatnya terjebak dalam cinta satu malam hingga membuatnya mengandung bayi kembar.

Akankah Asila mencari pemuda itu dan meminta pertanggungjawabannya? Atau sebaliknya, dia putuskan untuk merawat bayinya secara diam-diam tanpa status?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk, simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Terpaksa Minta Maaf

"Mommy tidak boleh ke mana-mana! Mommy akan tetap di sini bersama kami!"

Dylan menghalangi Asila yang hendak keluar dari dalam kamar. Asila pasrah kalaupun Edgar akan melaporkannya pada pihak berwajib atas tuduhan pencurian dan menghancurkan aset orang. Apapun akan ia jalani asal anak-anaknya tetap bisa bebas menikmati udara segar. Mereka belum pernah merasakan kebahagiaan, ia pasrahkan kedua anaknya untuk dididik dan dirawat oleh orang tuanya.

"Nak, mommy harus menebus kesalahan kalian. Kalau kalian nggak buat ulah mommy juga nggak bakalan berurusan dengan pihak berwajib ataupun om Edgar. Kalian anak yang baik, kalaupun mommy nggak ada menemani kalian kan kalian masih ada Opa sama Oma yang akan menemani kalian. Saran mommy kalian jangan pernah melakukan kecerobohan lagi, berhenti pegang laptop dan bermainlah layaknya anak seusia kalian."

"Tidak mom! Mommy tidak akan kemana-mana! Tetaplah di sini bersama kami. Kami akan mengembalikannya seperti semula!"

"Maksud kalian apa? Ini bukan mainan! Kalian sudah merusak kinerja orang, dan begitu mudahnya kalian ngomong mau dikembalikan! Memangnya kalian punya cara untuk mengembalikan sistem operasi kami seperti semula?" Edgar dibuat jengkel oleh ocehan bocah laki-laki yang tengah menghadang jalannya. Seolah olah dia mengerti cara mengendalikan sistem. Sangatlah mustahil bagi mereka untuk bisa mengembalikan sistem yang sudah diretasnya.

"Kalau orang bodoh sepertimu tidak akan bisa Om! Kau itu cuma banyak omong tapi nggak becus mengurus pekerjaan! Apalagi bermain komputer. Pekerjaanmu itu cuma nyuruh nyuruh dan maki-maki orang doang! Kalau urusan seperti ini sampai kiamat pun tak bakalan kelar!"

Dylan melayangkan kata-kata pedas nan menggores perasaan. Sebagai pimpinan perusahaan ia diremehkan oleh bocah ingusan yang masih bau kencur. Mulutnya begitu pedas bak cabe rawit. Entah siapa yang mengajarinya sampai-sampai memiliki keberanian untuk melawannya.

"Dylan! Nggak boleh bicara seperti itu! Jangan memperkeruh suasana! Cepat minta maaf pada om!"

"Nggak sudi," tolak Dylan. "Dia udah mempersulit mommy, udah buat mommy menangis, sekarang mommy malah memintaku buat minta maaf? Sampai aku tumbuh sebesar kingkong nggak bakalan minta maaf!"

Edgar mengumpat. "Ck, dasar anak kingkong! Entah seperti apa ayah dari anak ini. Pasti dia sangat menjengkelkan!"

"Kalau kamu memang bisa mengembalikan sistem yang sudah kamu retas, ayo lakukan, jangan sampai mommy kamu dibawa sama om," titah Wijaya.

"Hm... Oke. Akan kulakukan! Tapi kalian nggak boleh lihat, jangan sampai mencontek, karena mencontek bukan perbuatan yang baik, bahkan bisa melanggar aturan."

Meskipun tak yakin mereka membiarkan bocah kecil itu mengotak atik laptopnya. Tak lama menunggu dia langsung menunjukkan hasil di mana data-data perusahaan milik Pratama Grup kembali muncul.

"Lihat! Aku sudah mengembalikannya! Kalian jangan lagi berurusan dengan kami! Dan kau om bodoh! Cepat minta maaf atas ucapanmu tadi. Kau sudah mengataiku maling! Kau harus membayar kesalahanmu!"

Di situ Edgar seperti orang linglung yang tidak tahu harus berbuat apa? Kepintarannya bahkan tak sebanding dengan bocah berusia lima tahun. Ia merasa malu sudah dipermainkan oleh bocah kecil yang tentu tak sepadan dengannya.

"Sudah-sudah! Kamu tak boleh bicara seperti itu pada om. Kamu sudah membuatnya kesal, seharusnya kamu lah yang harus minta maaf. Masa orang tua kamu suruh minta maaf? Apa nggak kebalik?"

Dirga yang masih setia menemani atasannya langsung mendekat dan berbisik pelan. "Tuan, tidak ada salahnya kalau Tuan meminta maaf padanya. Setidaknya data-data kita sudah dikembalikan, Tuan tidak perlu khawatir, semua sudah kembali normal. Apa salahnya yang besar mengalah?"

Edgar mendengus. "Apa kau ingin menjatuhkan harga diriku?"

"Maaf tuan Bukan seperti itu maksud saya. Saya hanya tidak ingin Tuan semakin diremehkan oleh bocah ingusan itu."

Edgar manggut-manggut. Untuk kali ini ia terpaksa menerima kekalahannya. Mungkin nanti ia akan mencaritahu lebih lanjut mengenai keberadaan bocah ajaib itu.

"Oke, untuk kali ini om minta maaf sama kalian, tapi jangan sekali-kali kalian mengulangi hal yang sama. Jadikan ini pembelajaran agar lebih berhati-hati saat bermain laptop. Laptop itu bukan mainan anak kecil. Kalau kalian mau mainan om akan kirimkan banyak mainan buat kalian. Dan om ingatkan, jangan mencontoh perilaku ayah kalian yang tak mendidik itu."

"Om tidak berhak mengatur ngatur kami karena om bukanlah Daddy kami. Kami hanya akan patuh sama mommy, Opa Oma dan Ayah Teddy. Berhubung kita nggak ada hubungan kekerabatan, jadi jangan paksa kami untuk menuruti keinginan om!"

Skakmat. Edgar kicep tak bisa berbuat apa-apa lagi. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya dianggap angin lalu. Padahal tujuannya baik, ingin mendidik agar bocah itu tak bertindak ceroboh lagi.

Dylan meraih tangan kembarannya dan mengajaknya keluar dari dalam kamarnya. "Ayo Sheila! Kita main di belakang. Mereka itu nggak asik diajak main."

Kedua bocah itu menerobos keluar tanpa mempedulikan orang-orang di sekelilingnya.

Wijaya selalu tuan rumah langsung meminta maaf atas perilaku cucunya. Ia sendiri juga tidak pernah tahu ternyata cucunya sepintar itu, bisa bermain-main laptop layaknya orang dewasa.

"Edgar! Maafkan cucu saya ya? Mereka masih terlalu kecil, kalaupun kamu ingin melaporkannya pada pihak berwajib tentu akan banyak pertimbangan. Bukan maksudku ingin membela mereka, tapi mungkinkah pihak berwajib bakalan memenjarakan anak kecil yang masih balita?"

Edgar menarik nafasnya dalam-dalam. Selama data-datanya kembali normal ia juga tidak akan menuntutnya. Sebenarnya ia juga terlihat jahat saat berpikir untuk melaporkan mereka yang masih sangat kecil, namun apa yang bisa dilakukan? Tidak semua orang bisa mengembalikan sistem yang sudah rusak. Ia khawatir data-data penting perusahaan bakalan diketahui oleh musuh bisnisnya.

"Om tenang saja, aku sudah memaafkan mereka kok, aku juga minta maaf atas ucapanku tadi. Aku sudah keterlaluan pada mereka. Aku hanya tidak mengira mereka bisa melakukan itu tanpa bimbingan dari orang tuanya."

Asila memalingkan mukanya. Hatinya masih dongkol. Ia juga tak ada niatan untuk meminta maaf atas kelakuan anak-anaknya.

"Pa, aku mau temui mereka dulu."

Tanpa pamitan pada Edgar Asila pun langsung nyelonong pergi menuju halaman belakang. Dia berharap kejadian itu tak terulang, dan Edgar tak lagi mencari masalah dengannya.

"Om..., saya mau tanya soal pribadi. Sebelumnya saya tidak pernah tahu bahwa Asila itu bagian dari keluarga ini. Bisakah om ceritakan sedikit saja mengenalinya? Saya juga ingin mengenal sosok pria yang mendampinginya. Seperti apa ayah dari anak-anak itu. Atau barangkali saya mengenalinya?"

Wijaya tersenyum getir. Haruskah ia ceritakan kepribadian putrinya? Tapi sebelumnya ia memang memiliki keinginan untuk menjodohkan Asila dengan keturunan Pratama, dan kini Edgar Pratama mendesaknya untuk menceritakan kepribadian putrinya.

"Asila itu ibu tunggal dari si kembar. Dia tidak pernah menikah, dan dia memiliki anak di luar pernikahan. Enam tahun yang lalu putriku minggat dari rumah, ternyata dia malu dan takut akan kemarahan kami saat tahu dirinya hamil di luar nikah. Dia memutuskan untuk meninggalkan kami dan membesarkan bayinya seorang diri."

1
tia
jangan mobil mobilan ,,,mobilx sungguhan langsung di belikan 😄
4U2C
𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹,,𝗶𝗻𝗶 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗱𝗲𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮..🤣
Ika Dw
oke... dilanjut besok ya kak😁
tia
lanjut thor
tia
belom update thor
Ika Dw
enggak kak, santai aja😁
tia
jangan bilang tamat thor
tia
kenapa gak tes dna
Ika Dw
bobok dulu kak🤣, halunya disambung nanti 😁
tia
jangan digantung thor gk bisa tidur siang
Ika Dw
oke oke, ngetik dulu kak😭
tia
semangat thor,, lanjut bab ny 🤭
tia
lanjut thor 💪
Ika Dw: siap😍
total 1 replies
tia
tambah lag up thor 🤣🤣
Ika Dw: tangannya masih linu kakak😭
total 1 replies
tia
lanjut thor
tia
cerita bagus dn menarik
tia
dobel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!