5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6 : Hitam dan Putih
Petunjuk :
"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."
♤♤♤
1 tahun silam
5 orang anak kelas 10 BINA GARUDA tengah mencari sesuatu pada malam yang sunyi. Disaat orang lain menggunakan malam ubtuk beristrahat, mereka justru ingin mengungkap alasan peraturan sekolah yang aneh.
Namun, rencana mereka telah dibaca oleh kepala sekolah, Marseny. Mereka memantau pergerakan ketiga siswi dan kedua siswa tersebut. Marseny sangat mengetahui jika diantara kelima anak tersebut ada anak kandungnya, Akashi.
Sebelah telinganya telah diisi dengan earphone yang mana terhubung dengan direktur BINA GARUDA. Sebrang mengistruksikan untuk menghabisi mereka sebelum mereka keluar dan menyebarluaskan semuanya.
Marseny melihat mereka akan memasuki lift dan Marseny mulai menjalankan misinya. Ia memasuki ruangan khusus pengatur lift tersebut, lalu ia mencari sistem yang mengatur jalannya lift yang mereka tumpangi. Kala Marseny menemukannya, ia langsung merusak sistem tersebut. Alhasil, mereka yang tengah di dalam lift pun menjadi panik, karena gerakan lift yang tak beraturan.
Hingga di menit berikutnya keadaan semakin kacau, dan mereka kecelakaan dalam lift. Marseny yang melihatnya sangat merasa bersalah. "Maafkan Mama sayang," ujarnya, lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Berhari-hari, minggu, bahkan tiba 1 bulan. Kasus tersebut ditutup, polisi tak menemukan ada keanehan dalam kasus yang mereka tangani. Semuanya murni kecelakaan lift semata, halnya dengan penembakan di rumah kosong ith, polisi tak dapat mencari bukti sedikitpun tentang siapa pelakunya.
Sedangkan, kondisi para korban terbilang cukup mengenaskan. Kelima korban penembakan dinyatakan menginggal dan kelima korban kecelakaan lift masih koma dari awal.
Hingga beberapa saat kemudian mereka sadarkan diri, namun yang mereka dapati bukanlah diri sendiri. Mereka telah tertransmigrasi ke dalam tubuh kelima korban kecelakaan lift, sedangkan yang benar meninggal adalah korban kecelakaan lift.
"Siapa ini? Kenapa wajah dan tubuh gue seperti ini?" Tanya Akashi, yang merupakan Asetho.
"What? G-gue di tubuh siapa?" Beo Callisany, yang merupakan Ceirani.
"K-kenapa tubuh gue ini?" Celetuk Daisen, yang merupakan Dhayma.
"A-aku?" Evelyn, yang merupakan Elgina Neshiya Iraini.
"Gue tertransmigrasi?" Timpal Bercelly, yang merupakan Beirna.
"Tapi dengan ini lebih baik, kita bisa lanjutkan misi kita untuk kembali mengumpulkan bukti dan alasan yang benar terkait aturan aneh sekolah."
Flashback off
Elgina Neshiya Iraini. Dia mengingat betul semua kejadian yang terjadi 1 tahun silam. Ia benar-benar telah bersandiwara untuk menjadi Evelyn Yashany Difhana. Pun dengan keempat temannya.
Rayn adalah orang yang mengatur semuanya, bahkan saat awal kecelakaan itu terjadi. Dia mengetahui jiwa transmigrasi kelima temannya. Termasuk adiknya Akashi, yang ternyata adalah temannya Asetho.
Misi mereka sama, untuk menghentikan aturan dan alasan aneh sekolah. Bahkan Rayn mengetahui betul jika Evelyn adalah kekasihnya, Neshiya. Hanya Rayn yang memegang semua identitas 5 jiwa transmigrasi itu, bahkan Marseny dan lainnya tak mengetahui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa kelimanya hilang ingatan total, dan itu menenangkan perasaan Marseny dengan atasannya yang menguasai sekolah.
Rayn menatap berkas-berkas di tangannya. Ia mulai membaca ulang satu persatu dari kelima biodata tersebut.
Akashi Sereyn Adhikari adalah Asetho Margana Prawijaya.
Bercelly Harviana Qaniya adalah Beirna Astriana Izhani.
Callisany Qiberna Harmony adalah Ceirani Spany Lideyna.
Daisen Kayseri Karrada adalah Dhayma Atmaja Waragakusuma.
Evelyn Yashany Difhana adalah Elgina Neshiya Iraini.
"Gue selalu ada dipihak kalian!"
♤♤♤
Malam merambat dengan begitu cepat, meninggalkan sisa hujan semalam. Embun di pagi buta, percikan air masih terlihat di lorong-lorong kota dan halte perumahan. Suasana sejuk masih melekat, akibat hujan semalam membawa rahmat. Kota pagi hari biasanya sudah mulai memanas, berbanding terbalik dengan hari ini.
Minggu tiba. Pekan lalu, Akashi bersama Rayn telah membuat janji temu di luar jangakauan jarak rumah mereka. Tepatnya di ujung kota, sebuah restaurant terbangun rapi sejak beberapa bulan yang lalu. Baru saja resmi di buka pekan lalu, mereka ingin menyicipi makanan khas baru yang terkenal di kota itu.
Keduanya telah tiba. Mereka duduk di meja nomor 7 dengan 2 cangkir minuman chapuchino. Rayn menyeruput minumannya, sebelum ia memulai pembicaraan dengan Akashi.
"Tujuan kita masih sama 'kan?" Rayn mengeluarkan sebuah papan permainan catur dari dalam tasnya.
Akashi berdeham. "Tetap sama! Gue hampir dapat bukti soal direktur itu, inisial hurufnya J. Gue lihat foto dia sama Mama yang terselip dalam buku itu, persis dengan orang yang nembak gue."
Rayn menatap Akashi serius, tajam dan penuh keseriusan. "Lanjutkan mencari bukti, alasan yang kita ketahui belum kuat. Belum tentu juga itu alasan mereka yang sebenarnya, mereka lebih pintar dan lebih licik dari kita. Mereka bisa mengetahui taktik kita."
"Seperti yang lo ketahui jika guru pernah mengatakan alasan yang sangat tidak masuk akal, yaitu persaingan ketat dengan sekolah sebelah. Gue rasa memang kurang masuk akal, atau bisa jadi iya. Sebelum kita melawan sebelah, tentunya kita harus mengetahui dulu alasan yang benar. Karena semua itu bisa saja alibi dari mereka," ucap Akashi. Ia menyusun papan permainan catur.
Rayn tersenyum smirk, "Permainan baru di mulai, lo lihat dan pahami pergerakan ini." Rayn mulai mengenalkan beberapa pion di depannya. Pion berwarna hitam, dan di depan Akashi pion berwarna putih. Bukan berarti Akashi memihak pion putih, tapi sebagai tanda pergerakan dari pihak sebelah.
Rayn mulai menerangkan posisinya satu persatu. "Raja ini adalah direktur sekolah, ratu ini adalah Mama. Lalu, 2 gajah ini adalah gue sama lo. Kuda yang di sebelah lo itu Daisen, dan bentengnya adalah Callisany." Rayn menjeda ucapannya sejenak, dari tadi ia menunjuk-nunjuk bagian yang ia jelaskan. "Sedangkan kuda di sebelah gue itu Evelyn dan bentengnya itu Bercelly. Dan pion-pion ini adalah 13 besar semester ini."
"Kenapa harus Evelyn yang sebanding dengan Daisen? Bukannya kurang pas?" Sanggah Akashi.
"Evelyn itu pilar tersembunyi!"
"Pilar tersembunyi buat ini atau buat hati lo?" Rupanya cowok sedingin Akahsi pun dapat bercanda.
"Sssttt!" Rayn membungkam mulut Akashi menggunakan tangan kanannya. "Lo tau resikonya Shi!" Rayn menatapnya dalam.
Dalam resto tersebut banyak pengunjung yang terus berkeliaran. Rayn bukan takut orang tau ia mencintai Neshiya, tetapi takut jika ada orang yang mengetahui bahwa Neshiya tertransmigrasi.
Seorang lelaki berhoodie hitam tersenyum smirk, kala mendengarkan percakapan beberapa detik lalu dari Akashi dan Rayn. Dia hanya mendengar nama Neshiya yang disebut-sebut, terdengarnya kurang jelas, tapi ia yakin jika Neshiya masih hidup dari pembicaraan tersebut.
Akashi dan Rayn pun, membereskan kembali kotak catur tersebut, dan pergi dari sana setelah selesai.
-ToBeContinued-