Menikahi Pria Culun

Tok

Tok

Tok

Ayesha mengetuk pintu, setelah sempat terjadi insiden cekcok dan pertikaian dengan Kakak kelasnya, Ayesha di panggil ke ruang kepala sekolah.

" Silahkan masuk." Suara dari dalam.

Krek!

Ayesha masuk dan melihat seorang pria yang mungkin berusia 50 tahun menghampiri nya dengan keringat dingin. " Non Ayesha, silahkan duduk!" Kepsek yang bernama Suyanto tampak gugup saat Ayesha hanya menganggukkan kepala singkat dan duduk di sofa yang di sediakan untuk menyambut tamu.

Tapi bukan nya ikut duduk di sofa, pria yang berstatus sebagai kepala sekolah itu malah bersujud di lantai." Saya mohon maaf Non Ayesha, atas ketidaknyamanan yang di timbulkan oleh salah satu anak disini. Mereka memang seperti itu jadi Saya sebagai kepala sekolah sungguh memohon maaf yang sebesar-besarnya. " Pak kepsek menundukkan kepalanya. Dia sangat takut jika Ayesha akan mengadu pada keluarganya yang otomatis membuatnya di pecat.

Keluarga Ayesha adalah donatur terbesar di sekolah Smith Academy High School dan yang paling berkuasa di negara itu. Bahkan di beberapa negara yang meninggikan nama keluarganya. Al juga sudah memberitahu kepada Pak Kepsek untuk merahasiakan identitas Ayesha sebagai putrinya dan itu semua atas permintaan Ayesha sendiri. Meskipun awalnya Al tidak setuju tapi akhirnya dia luluh juga.

" Apa ada peraturan yang membedakan kasta di sekolah ini?" Tanya Ayesha dengan kaki memangku yang lain dan tangan di silang ke dada. Sikap Ayesha tidak seperti biasanya yang sopan pada orang yang lebih tua. Itu karena dia masih sedikit kesal, apa lagi wanita yang bernama Selena itu dengan garang nya menjambak rambutnya, Ayesha yang tidak mau kalah juga ikut menyerang. Beruntung ada sahabat - sahabat Kakak nya yang menghentikan nya dan di saat bersamaan, Ayesha di panggil ke ruang Kepsek.

Pak Kepsek tampak gugup, tangan nya saling meremas dengan keringat yang keluar. " I-iya Non, di sekolah ini kasta rendah harus menghormati kasta tinggi. Ada perbedaan di sekolah ini, bukan hanya pada status sosial tetapi ada beberapa peraturan yang di buat oleh mereka sendiri, "

" Maksud nya?"

" Beberapa anak dari kasta tertinggi yang juga merupakan anak donatur di sekolah ini membuat permainan yang mengharuskan kasta tinggi melawan kasta rendah. Permainan itu di adakan setiap bulan nya. Namanya survive or die Games. Jadi anak dari kalangan bawah akan di uji, dan di berikan kesempatan untuk bertahan di sekolah ini. Mereka yang mendapatkan perlindungan dari kasta tertinggi maka akan aman. Tetapi jika nama mereka berada di bintang merah maka itu akan membuat mereka menjadi kelinci percobaan dan di bully satu sekolah. Jadi untuk bisa bertahan dan lolos dari permainan, maka kasta rendah harus mencari perlindungan kepada kasta tinggi untuk selamat.. Dan untuk kasta tinggi, mereka berhak memilih dengan voting suara siapa saja yang ingin mereka lindungi dan siapa saja yang ingin mereka jebak." Pak Kepsek menjelaskan salah satu permainan wajib di sekolah itu.

Sekolah ini menyimpan begitu banyak rahasia.

Kepala sekolah melanjutkan dengan hati - hati." Tetapi ada satu suara yang bisa mengalahkan semua suara! Contoh nya jika ada kasta tinggi yang memilih satu kasta rendah secara kompak untuk di jadikan kelinci percobaan dan voting mencapai lebih dari 100 orang tetapi dengan satu suara maka voting itu akan di anggap gagal.. "

" Suara siapa itu?" Tanya Ayesha semakin penasaran.

" I-itu, " Pak Kepsek tampak ragu, mengelap keringat di wajah nya." Non Alicia, suara Non Alicia bagaikan hukum di sekolah ini yang tidak boleh di bantah. Jadi Non Alicia dan ketiga teman nya. Ayu, Adel dan Vio berhak memilih siapa saja yang ingin mereka selamatkan dari permainan itu. Jika ada satu kasta rendah yang mendapatkan bintang merah dan menjadi kelinci percobaan. Maka satu - satunya yang bisa menyelamatkan nya adalah suara dari Non Alicia. Jika anak yang seharusnya mendapatkan bintang merah dan menjadi kelinci percobaan itu mendapatkan bintang emas dari Non Alicia. Maka anak itu akan selamat dan tidak akan menjadi bullyan satu sekolah, bukan hanya itu. Anak tersebut juga akan bebas dari peraturan sekolah."

Ayesha tertawa riuh, sungguh permainan yang konyol, tapi Ayesha akui jika dia tertarik untuk ikut serta di dalam nya. "Apa yang akan terjadi dengan kasta rendah itu jika dia tidak di selamatkan?"

" Dia akan mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan permainan,"

" Kapan permainan selanjutnya nya?"

" Permainan selanjutnya di adakan besok. Tapi Non Ayesha tidak usah khawatir, sebagai kasta yang sama tingginya dengan Non Alicia maka Non Ayesha pasti akan selamat, "

" Tidak perlu, " Ayesha tersenyum sinis." Aku ingin mengikuti permainan itu tanpa perlindungan dari siapapun. Aku jadi ingin menjadi kelinci percobaan, "

Kepala sekolah mendongakkan kepalanya, menelan saliva dengan susah paya. Bisa gawat jika Ayesha menjadi kelinci percobaan, pikir Kepala Sekolah sangat takut. Apa lagi identitas keluarga Ayesha tidak bisa di anggap remeh.

Jadi di sekolah ini bukan hanya membedakan kasta tetapi ada permainan konyol yang membuat hidup kasta rendah jadi bulan - bulanan di sekolah ini. Permainan ini hanyalah sebuah kesenangan bagi mereka yang suka menindas yang lemah. Tapi kenapa Kak Alicia tidak bertindak.

" Saya penasaran, siapa orang yang membuat permainan ini?" Tanya Ayesha memancing.

" Sebenarnya... Permainan ini di buat oleh mantan pacarnya Non Alicia, " Ayesha hampir tersedak oleh ludah nya."Dia yang pertama kali mengusulkan permainan ini hanya untuk seru - seruan."

Mantan pacar kak Alicia? Dia sekolah disini juga?

" Dan anda sebagai kepala sekolah tidak bertindak?"

"Saya tidak punya keberanian Non, karena Non Alicia sangat melindungi pacar nya waktu itu. Tapi Saya dengar mereka sudah putus, "

" Jika mereka putus? Lalu kenapa permainan ini tidak segera di hentikan?" Ayesha berkata dengan nada frustasi, dia sangat kesal sekaligus dongkol karena adanya permainan yang memberatkan kasta rendah.

" Maaf Non, semua anak kasta tertinggi menolak permainan ini di hentikan, mereka bahkan mengancam dengan cara mereka sendiri, kami hanya bisa pasrah." Pak Kepsek menunduk karena malu.

Ayesha tersenyum sinis menatap kepala sekolah. Pimpinan yang bodoh!

" Kalo begitu Saya permisi, mau ke kelas!" Ayesha bangkit dari duduk nya, melenggang pergi keluar. Barulah Kepala Sekolah bisa bernafas dengan lega, dia mengelap air keringatnya.

" Huuu... Selamat - selamat, " Kepala sekolah mengelus dadanya." Haduh! Bagaimana ini, kok Saya jadi takut ya." Kepala Sekolah menoleh ke samping, melihat bangku kebesaran nya, dia hanya bisa meratapi bangku itu. Entah bagaimana nasib nya jika Ayesha terluka. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun karena Ayesha menolak mengungkapkan identitas nya. Kepsek sekolah itu seperti sebuah robot berjalan yang di perintahkan oleh majikan nya, hanya kedudukan nya saja yang tinggi. Tapi tidak bisa mengambil keputusan yang tegas kecuali perintah dari atasan nya.

                   ~~

Waktu istirahat.

" Ayesha, maaf ya karena aku, kamu jadi terlibat masalah?" Caca menunduk merasa bersalah. Caca adalah gadis yang di selamatkan oleh Ayesha saat di hina oleh Selena. Dan ternyata mereka satu kelas.

" Gak papa kok, Ca! Kamu ngapain minta maaf, seharusnya yang minta maaf itu mereka, kan mereka yang salah." Ayesha mengangkat kepala Caca, dia tidak suka melihat orang kaya menindas yang miskin. Karena sejak kecil, Nayla selalu mengajarkan nya untuk rendah hati meskipun mereka memiliki segalanya.

" Heh! Kok pada berdiri sih, ayo ke kantin, udah laper nih.. " Pria bertubuh besar mendatangi Ayesha dan Caca. Dia adalah Doni sahabat Caca juga di kelas itu. " Ayesha, kamu juga ikut ya?"

Ayesha mengangguk dan mereka menuju kantin bersama. Sesampainya di kantin, Ayesha melihat sekeliling, sejak tadi dia tidak lihat keberadaan Kakak nya. Padahal tugas nya masuk ke sekolah itu hanya untuk mengawasi Alicia.

" Kak Alicia mana ya?" Ucap Ayesha melihat sekeliling.

Caca dan Doni yang mendengar nama itu langsung membungkam mulut Ayesha. " Ssttt, kamu mau cari mati ya, jangan menyebut namanya sembarangan, "