NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nurut Atau Hamil Anakku

Calista menghela napas dalam, rasa frustrasi dan kekhawatiran bercampur di wajahnya saat ia memandang ke luar balkon kamarnya.

"Gue harus apa, gak mungkin kan gue biarin Vanya berjuang sendirian," gumamnya dengan nada kesal.

Tanpa berpikir panjang, ia bergegas kembali ke dalam dan membuka laptopnya.

"Mending gue cariin Vanya kerjaan yang aman aja," katanya penuh semangat, jari-jarinya lincah mengetik di keyboard mencari informasi yang mungkin bisa membantu.

Di tempat yang lain, Vanya berada dalam situasi yang jauh lebih mendesak dan berbahaya. Dengan tatapan tajam, ia menatap lelaki yang memegang lengannya erat.

"Lepasin gue om! Gue bahkan gak kenal sama lo, jangan ganggu gue. Lo bukan siapa-siapa gue!" teriak Vanya, suaranya penuh amarah dan ketakutan.

Namun, lelaki itu hanya tersenyum sinis dan berkata dengan nada merendahkan, "Sstt, diam," sambil mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Vanya.

Ketegangan meningkat, Vanya merasakan jantungnya berdegup kencang, matanya mencari-cari cara untuk meloloskan diri.

Di saat yang bersamaan, Calista yang sedang berusaha keras di depan laptopnya akhirnya menemukan sebuah lowongan pekerjaan yang tampaknya cocok.

Ia segera mengirim informasi tersebut kepada Vanya, berharap itu bisa menjadi jalan keluar.

Namun, Vanya saat itu terjebak dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk memeriksa ponselnya.

Kael terus mendesak, tangannya tidak mengendur. Dengan sisa keberanian, Vanya menggunakan kekuatannya untuk mendorong Kael agar menjauh dari dirinya.

"Jangan coba-coba mendekat!" teriaknya, suaranya mengandung ancaman.

"Bisa gak sekali aja jangan membantah!" ujar Kael dengan nada dinginnya.

Tentu saja Vanya langsung marah, "LAH LO ITU SIAPA? LO YANG SERET GUE KE SINI, SEKARANG LEPASIN GUE!" teriak Vanya dengan penuh dendam.

Kael tersenyum miring sambil berkata, "Tak ada tempat ternyaman kecuali di pelukanku, jangan membantah ini kenyataan. Hanya saja kau belum merasakan dan menyadarinya."

Setelah mengatakan hal itu akhirnya Kael melepaskan pegangannya dan dengan cepat keluar dari kamar itu, meninggalkan Vanya yang terengah-engah tapi lega.

Setelah mengambil beberapa napas dalam, Vanya segera mengecek ponselnya dan melihat pesan dari Calista. Ada rasa haru dan lega bercampur menjadi satu.

"Makasih, Cal. Gue akan coba lamar kerjaan ini," balasnya, suaranya masih terdengar sedikit gemetar.

Calista, di ujung sana, merasakan kelegaan yang mendalam. Ia tahu masih banyak yang harus dilakukan, tapi setidaknya untuk saat ini, Vanya aman.

Mereka berdua tahu bahwa perjuangan belum berakhir, tapi dengan saling mendukung, segalanya terasa sedikit lebih mungkin untuk dihadapi.

"Ada ponsel, tapi gue harus minta tolong sama siapa? sial, kenapa hidup gue gak pernah bahagia sih. Emang brengsek!" ujarnya dengan raut wajah emosinya.

CEKLEK!

Pembantu Kael yang namanya Hani pun datang, "Hey kau cepetan ke sini, Tuan Kael sudah menunggu di bawah untuk makan malam." ujarnya sambil menatap Vanya dengan sinis.

"Gak sudi, pergi lo dari sini jangan ganggu gue!" jawab Vanya tanpa takut sedikitpun.

"Dasar kau ini emang anak kecil tak tau diri. Lihat saja aku akan membuatmu dibenci sama tuan Kael." ujar Hana dengan raut wajah liciknya.

Vanya tentu saja langsung tersenyum miring, "bagus dong, karna itu yang gue mau. Dasar pembantu gak punya adab, pakaian kayak mau ke club dipake. Hadeh selera Kael emang kayak cabe-cabean gini ya." celetuk Vanya sambil tertawa kecil.

Kedua tangan Hana terkepal erat, Hana maju ke depan ia akan menampar kedua pipi Vanya, Vanya dengan cepat menendang perut pembantu itu.

BRUGH.....

"AARGHH...: SAKITT....TUAN...KAEL.... TOLONG...AARGHH...!" teriak Hana sambil mengejek Vanya seolah nyawa Vanya sebentar lagi akan hilang di tangan Kael.

Kael pun masuk ke dalam kamarnya, "Ada apa ini?" tanyanya dengan raut wajah dinginnya.

"Tuan tolong bantu saya hikss hikss, Nona Vanya menendang perutku karna dia tidak mau makan di bawah." adunya pada Kael.

"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Kael pada Vanya.

Vanya terkekeh pelan sambil bersedekap dada. "Kenapa memangnya tak terima kau hah? kalau gak terima buka lebar pintu rumah lo ini gue mau pulang, dari pada gue bunuh perempuan tercinta lo ini." ujar Vanya sambil menunjuk wajah Hana yang ada di lantai marmer dingin itu.

Tentu saja Kael langsung tersenyum miring, "Aku suka gaya bicaramu, pelayan kau pergi dari sini, jangan pernah berani menginjakkan kaki kotormu itu ke dalam kamarku. Dan satu lagi, hormati gadis di depanku itu, karna dia calon nyonya muda di sini." ujar Kael panjang lebar.

Vanya tak terima dengan hal ini, "GAK MAU, GUE MAU PULANG. INI BUKAN TEMPAT GUE!" tolak Vanya dengan keras.

Sedangkan Hana yang tak terima ingin protes, namun Kael yang kesabarannya hanya setipis tisu pun dengan cepat langsung menyeret kaki Hana dan menutup pintu dengan kerasnya.

Kael langsung ke arah wastafel dan mencuci tangannya, "Dah bersih, come here." ujar Kael sambil menepuk pelan sofa sampingnya.

"GAK SUDI!" jawab Vanya dengan teriakan kerasnya.

"Aku yang ke situ atau kamu yang ke sini? berani teriak lagi, ku pastikan kamu akan hamil anakku saat ini juga." ujar Kael dengan sedikit ancaman gilanya.

Sungguh Vanya sangat dendam dengan lelaki yang ada di depannya ini, jika bisa ia akan memenggal kepalanya saja.

"Satu....dua....tig....."

"Iya iya gue ke sana om, jangan sentuh gue tapi ya. Gue bukan cewek murahan." potong Vanya kali ini ia mencari aman aja.

Senyum miring tercetak jelas pada bibir merah Kael yang sangat amat menggoda itu.

Malam itu, hawa dingin menerpa seluruh sudut rumah mewah yang biasanya dipenuhi dengan teriakan kesakitan dari Vanya kini terlihat sunyi dan damai.

Vanya tidak ada di rumah. Mama Rosse, wanita yang menikahi Papa Vanya setelah kematian Mama kandungnya, melangkah gontai menuju kamar Vanya dengan niat buruk terpatri di matanya.

Cahaya lampu kamar Vanya yang remang-remang membuat suasana semakin suram. Mama Rosse mengamati setiap detail kamar tersebut dengan tatapan sinis.

"Semua yang kamu miliki akan menjadi milikku, Vanya," gumamnya pelan, penuh kebencian.

...----------------...

Dinding kamar yang dihiasi foto-foto Vanya dan ayahnya, Arka, menjadi saksi bisu rencana jahat Mama Rosse.

Dia duduk di tepi ranjang Vanya, mengelus bantal dengan lambat, seolah-olah sedang merencanakan sesuatu yang sangat keji.

"Bagus, Vanya tidak pulang malam ini. Aku bisa leluasa menghasut Arka agar semakin membenci putri kandungnya itu," desisnya sambil tersenyum mengerikan.

Mama Rosse berdiri, berjalan ke arah meja rias dan mengambil sebuah foto Vanya bersama ibu kandungnya yang telah lama meninggal.

"Salah sendiri mama mu yang sialan itu selalu berada di atasku. Setelah aku membunuhnya, sekarang aku dapat suaminya, yaitu Papa kamu, Vanya bodoh." ujarnya dengan suara rendah namun penuh kegirangan.

Dia melemparkan foto tersebut ke lantai dengan kasar, kaca di dalam bingkai pecah berkeping-keping, simbol dari kehancuran yang ingin dia ciptakan dalam hidup Vanya.

Kembali ke ruang keluarga, Mama Rosse menemukan Arka yang sedang duduk termenung di sofa.

Cahaya dari lampu membayangi wajahnya yang tampak gundah. Melihat ini, Mama Velia segera mengambil kesempatan. Dia duduk di samping Arka, menyentuh bahunya lembut, berpura-pura penuh perhatian.

"Mas, kita perlu bicara tentang Vanya," ucapnya dengan nada serius namun penuh manipulasi.

"Ada apa dengan Vanya?" tanya Arka dengan nada dinginnya.

Mama Rosse menghela nafas panjang, seolah-olah berat untuk mengatakannya.

"Aku khawatir, Mas. Vanya... aku rasa dia mulai melupakan jasa-jasa kita. Dia terlalu sering pergi dan pulang malam. Aku takut kalau dia terjerumus ke hal-hal yang gak baik," ujarnya, sambil menatap Arka dengan tatapan penuh kepura-puraan.

Arka mengernyitkan dahi, jelas terpengaruh oleh kata-kata istrinya itu. "Apa anak itu tak pulang lagi? memang dasar sialan!" sahut Arka, meskipun nada suaranya mulai goyah.

Mama Rosse segera menambahkan, "Tapi, Mas, kita harus realistis. Kita tidak selalu tahu apa yang dilakukan anak muda saat jauh dari mata kita. Lebih baik kita berhati-hati." Ucapannya itu seperti racun yang perlahan mempengaruhi pikiran Arka.

Rencana Mama Rosse berjalan lancar, sementara dia terus mengaduk-aduk perasaan Arka dengan kebohongan dan ketakutan yang tidak berdasar.

Setelah pembicaraan itu, Arka tampak lebih murung dan bimbang, tanda-tanda keraguan mulai muncul dalam benaknya tentang putri kesayangannya itu.

Mama Rosse tersenyum puas dalam hati.

"Setelah ku bunuh Vanya, semua kekayaan ini akan jadi milikku dan Arka akan ku hempas nanti," pikirnya dengan kejam.

Malam itu, dia tidur dengan perasaan gembira, sementara rencana jahatnya terus berkecamuk dalam benaknya.

"Vanya anak sialan brengsek....!"

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!