Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.
Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.
Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.
Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.
Follow Instagram El khiyori
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Di lain tempat, Mahaka tengah berhadapan dengan Devan.
"Apa tujuanmu membawanya kabur dari rumahku? kau menyukainya?!" tuduh Mahaka berapi-api.
"Aku hanya kasihan padanya. Tak sepantasnya ada pria memperlakukan seorang wanita seperti itu. Apalagi dia berstatus sebagai seorang suami."
Mahaka berdecih sinis mendengar penuturan Devan. Selama ini Devanlah yang paling tahu tentang dirinya. Ia juga yang paling tahu kenapa ia sangat membenci Anjani. Sekarang ia sungguh merasa ditusuk dari belakang karena Devan tampil menjadi pahlawan kesiangan bagi Anjani.
"Alasan," sahut Mahaka masih dengan senyumnya yang tak bersahabat.
"Lagipula apa salahnya kalau aku menyukai Anjani. Kau membencinya kan?"
Bukannya mendinginkan suasana, Devan malah semakin membakar perasaan Mahaka.
Membuat putra satu-satunya pemilik PT. Sentana Mas itu sangat ingin memukul pria di hadapannya hingga babak belur. Beruntung hal tersebut tak sampai terjadi. Kontrol dalam diri Mahaka ternyata cukup bagus. Otaknya masih bisa berpikir jernih dan tak langsung terbawa emosi.
Alasannya jelas karena ia tak ingin memperkeruh suasana, tapi tetap saja. Ia tak bisa tinggal diam atas sikap Devan yang sudah terang-terangan memasuki kehidupannya terlalu jauh, apalagi itu tentang Anjani.
Sambil kembali mengancingkan jasnya, Mahaka berdiri dari tempat duduknya semula, namun sebelum benar-benar pergi ia lebih dulu mengatakan sesuatu.
"Dengar Dev! pilihanmu hanya satu, jauhi Anjani atau firma hukum tempatmu bernaung akan menonaktifkanmu. Ingat Dev, kau bisa berada di sana karena aku."
Mahaka mengtakan dengan tenang namun sanggup menusuk hati Devan. Sebenarnya hal itu ia lakukan karena terpaksa, agar sang sahabat berhenti melibatkan diri di tengah-tengah hubungannya dengan Anjani, namun yang terjadi justru di luar dugaan. Bukannya menyerah, Devan justru menantang.
"Lakukan saja jika itu maumu! aku akan tetap melindungi Anjani. Tak akan kubiarkan seseorang menyakitinya termasuk kau Mahaka Wiratama .... " ucap Devan yang tak ingin meruntuhkan harga dirinya meski orang yang mengancamnya adalah sahabatnya sendiri.
Benar saja, Mahaka ternyata tak main-main dengan apa yang ia ucapkan. Pria itu mulai menggeretak dengan menemui seseorang. Meski awalnya menolak membantu, saat Mahaka mengancam akan meruntuhkan firma hukum tempat Devan bernaung tersebut dengan uanganya, akhirnya permintaanya dituruti.
Dalam hitungan jam, Devan sudah mendapatkan peringatan. Seperti pesan Mahaka, jika Devan tidak berhenti mendekati Anjani, maka ia akan dinonaktifkan.
"Tapi Pak Tito, saya bukannya mendekati Anjani. Saya hanya membantu dia agar terbebas dari kekejaman Mahaka!!" seru Devan tak terima.
"Sudah cukup Dev. Kau tahu kan kita berhadapan dengan siapa?! berpikirlah secara logis, jangan hanya mengedepankan ego dan perasaanmu. Pilihan ada di tanganmu! jika tidak berhenti, itu artinya kau akan kehilangan segalanya. Sudah sana pergilah! jangan membuatku pusing!!"
Saat sang atasan berkata demikian, rasa benci Devan terhadap Mahaka semakin menyala. Semua kebaikan-kebaikan yang pernah sahabatnya itu lakukan seolah lenyap tak berbekas.
Devan justru ingin membuktikan jika tanpa Mahaka ia bisa meraih semuanya. Tanpa berpikir panjang Devan pun langsung menghubungi Anjani.
"Ya Dev ada apa?"
"Kamu dimana?" tanya Devan lembut.
"Aku masih di apartemen. Sebentar lagi mau ke birthday partynya Vincent," jawab Anjani.
"Vincent, lawan mainmu di sinetron itu?" Devan mencoba memastikan. Jika benar, ia mungkin bisa ikut ke sana meski tak diundang karena kebetulan mereka kenal cukup baik.
"Iya benar, memangnya ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, lupakan saja!"
Setelah berkata demikian, Devan segera mematikan sambungan telepon dan beralih menghubungi Vincent, tujuannya jelas agar ia bisa ikut dalam pesta itu dan bersama dengan wanita yang akhir-akhir ini mengganggu kewarasannya.
Sedangkan Mahaka malam ini tengah disibukkan dengan Amelia yang ingin bermanja padanya. Tapi saat wanita itu mencoba menggoda lagi-lagi Mahaka memberinya peringatan.
"Jangan sampai hubungan kita akan merugikanmu," ucap Mahaka sambil menyerahkan cardigan panjang pada Amelia yang kini mengenakan lingerie, karena sekarang wanita itu sudah diizinkan pulang dari rumah sakit.
"Apa maksud kamu Mahaka?"
Amelia tampak sangat kesal karena sikap sang kekasih selalu seperti itu setiap kali ia menggodanya.
"Kau tahu apa maksudku Mel. Aku sungguh tak ingin menyakitimu dan membuatmu kesulitan. Akulah yang paling menyesal jika sesuatu terjadi padamu tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Bersabarlah! aku janji ini tak akan lama, setelah itu semuanya akan jadi milikmu."
Keduanya hampir melakukan sentuhan bibir, namun gagal karena seseorang menghubungi Mahaka. Pria itu lalu berjalan menjauh dari kekasihnya.
"Halo, kau benar-benar mengikutinya kan?" tanya Mahaka pada seseorang yang ternyata ia bayar mahal untuk mengikuti Anjani.
"Iya Tuan. Sekarang istri anda sedang berada di sebuah party dan dia terlihat asyik berbicara dengan seseorang."
"Siapa?" tanya Mahaka cepat saking penasarannya.
"Sebentar saya kirimkan vidionya," jawab orang tersebut yang kemudian mengirimkan pesan vidio pada Mahaka.
Seketika amarah kembali datang dan menyeruak memenuhi relung hatinya, apalagi saat melihat apa saja yang terletak di meja yang ada di depan Anjani. Selain ada Devan di sana, wanita yang masih sah menjadi istrinya itu tampak mengonsumsi minuman memabukkan.
"Ternyata Devan benar-benar menantangku," geram Mahaka di dalam hati, karena di sana ada Amelia. Ia hanya tak ingin wanitanya itu ribut lantaran dirinya masih peduli pada apa yang Anjani lakukan.
Malam semakin larut. Setelah membujuk cukup lama akhirnya Amelia bisa membiarkan Mahaka pulang, sementara itu Anjani yang sedikit mabuk kini berjalan dengan menggandeng erat tangan Devan.
Pria itu ternyata tak membiarkannya hanya pulang dengan Ariel. Devan mengantar Anjani sampai ke apartemennya.
"Aku tidak apa-apa Dev, aku akan dibantu Ariel," ujar Anjani saat sudah tiba di depan pintu unit miliknya, tapi ternyata Devan melakukan hal tak terduga.
Dengan sigap ia membopong tubuh Anjani menuju ke kamarnya dengan dibantu Ariel. Ternyata apa yang Devan lakukan cukup membantu, karena begitu tubuhnya menyentuh ranjang, rasa pusing justru datang dan itu membuat matanya terpejam.
Ia sudah tak ingat lagi pada apa yang terjadi. Hanya saja tiba-tiba semua lampu di unit miliknya padam. Bersamaan dengan suasana yang gelap samar-samar Anjani seperti mendengar keributan dan itu membuatnya memanggil-manggil nama Ariel maupun Devan. Hanya saja tak ada jawaban dari keduanya.
Suasana justru terasa hening. Awalnya Anjani ingin bangkit dari tempat tidur untuk menyalakan lampu, tapi tiba-tiba seseorang menahannya. Sepasang tangan kokoh menahan kedua kaki Anjani.
Kepalanya yang sedikit berat disertai suasana yang gelap membuat wanita itu kesulitan melawan hingga miliknya di bawah sana berhasil dijamah oleh seseorang. Rasa itu masih asing karena belum pernah ada yang berbuat demikian. Anjani sungguh tak mengerti meski bisa merasakan apa yang terjadi.
Sesuatu seperti dioleskan pada inti tubuhnya yang sudah tak tertutupi hingga beberapa menit kemudian, ia mulai merasakan ada sesuatu yang aneh.
Ia menginginkan sesuatu yang tak biasa. Ada rasa geli bercampur panas dari sekujur tubuhnya yang ingin mendapatkan pelampiasan dari tangan seseorang. Anjani semakin gelisah. Tak lama suara lembut seseorang berbisik di telinganya.
"Kau sudah menginginkannya hmm?"
Suara berat itu hanya mampu Anjani jawab dengan lenguhan dan gerakan tubuh yang semakin menggoda. Kini tirai kamar dibuka lebar, membuat cahaya malam berhasil menyinari seisi kamar. Redup dan remang-remang.
Di saat itu pula tubuh Anjani mulai dimanjakan. Sentuhan bibir yang membara tak bisa dihindari. Kulit yang hangat saling begesekan dengan lembut, menimbulkan gairah yang kian panas, namun bibir Anjani tiba-tiba menjerit saat sesuatu berhasil menerobos kesuciannya.
Wanita itu sempat merintih kesakitan dengan keringat yang membanjiri tubuhnya sebelum akhirnya ia berhasil menikmati. Pria di atasnya pun tak kalah terkejut saat ia mendapati seorang Deswita Anjani masih suci.
Ia bahkan tak menahan diri saat hampir sama-sama meraih puncak. Pria itu justru sengaja ingin menyirami rahim Anjani dan diam-diam mengharapkan sesuatu atas apa yang mereka lakukan malam ini.
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍