NovelToon NovelToon
Berantakan Namun Aku Bahagia

Berantakan Namun Aku Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agiv_aja

Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepucuk Surat

Pukul 14.30 diva sampai di rumah dan memarkirkan motornya di garansi,

diva merasa kenapa rumahnya sepi, biasanya setiap ia pulang bundanya selalu menyapu daun² yang berguguran di depan teras rumahnya diva.

Mulai turun dari motornya diva sudah mulai curiga dan pikirannya mulai agak ngak enak, dari pada ia mikir yang enggak² diva pun langsung pergi masuk, dan mengucapkan salam kepada bundanya.

"Assalamu'alaikum, bunda... diva sudah pulang, tumben bunda belok nyapu di teras jam segini".

Tapi ngak ada suara bunda milla yang biasanya langsung menyambut kedatangan diva dengan lembut, tapi kenapa hari ini yang di rasakan oleh diva hanya kesunyian dan suara jarum jam dinding yang memutar setiap detiknya. Diva cari² di setiap sudut ruangan tapi dia ngak menemukannya, diva mulai berfikir macam² kenapa bundanya nga ada di rumah terus kemana bunda milla.

('Ting tung ting tung ting tung......')

Suara bel rumah yang berbunyi menandakan ada tamu yang datang, diva pikir bundanya habis ke toko beli bahan² yang akan di masak nanti sore.

"mungkin itu bunda, eh tapi kenapa kalo bunda pake acara pencet Bell segala astaga bunda" diva berjalan menuju pintu rumahnya, tapi setelah pintu di buka oleh diva, yang di hadapannya itu bukan bunda melaikan nenek,

Ya,,, itu nenek diva dan pamannya yang datang dari jogja ke Jakarta. diva kaget seketika ia memeluk badan neneknya yang lumayan sudah berkeriput karena faktor umur.

"nenek ini beneran nenek?" tangis diva pecah dan langsung memeluk neneknya yang sedari kemarin ia rindukan, diva ngak akan nyangka kalo neneknya bakal berkunjung ke rumahnya secepat ini sedangkan, kata bundanya kemarin sekitaran hari minggu besok dengan hari bersamanya bunda yang akan pergi ke luar negeri untuk merantau.

"cup.. cup.. cup kenapa nangis cucu nenek, nanti cantinya hilang" nenek putri atau neneknya diva memeluk kembali diva dengan mengelus² kepala diva dan tersenyum.

"diva ini paman sama nenek kamu datang sekarang, karena kemaren bunda kamu suruh kita cepet² kesini biar biasa njenguk kamu gitu secepatnya, jadi bolehkan kita nginep di sini" tanya paman diva dengan sopan,

"ngapapa kok paman lagian diva juga kangen bangett... sama nenek, ayok masuk dulu, tapi diva ngak tau bunda lagi kemana, mungkin juga ke toko beli bahan² yang akan di masak nanti sore" berbicara dengan santai

"em... yaudah ya paman diva ke kamar dulu ganti pakaian habis ini ayok makan bareng, bunda sudah siapin makanan di dapur kok" diva kemudian berjalan ke lantai 2 yang menuju kamarnya.

"nek berarti diva belum di kasih tau kalo bundanya pergi sekarang?" tanya paman diva yang bernama paman Wisnu yang sudah mempunyai anak dan istri.

"belom, kemaren milla telfon nenek kalo semisal diva di kasih tau pas hari pemberangkatan milla ke perantauan, adanya nanti milla ngak tega lihat diva nangis" ucap nenek ke paman wisnu,

"betul juga, terus nanti kalo ngasih tau divanya gimana nek?" paman Wisnu panik dengan sendirinya.

Karena ia mikir, semisal nanti diva di kasih tau kalo bundanya sudah berangkat ke luar negeri duluan terus apa yang harus di lakukan untuk menenangkan diva nanti pastinya diva akan marah dan nangis, itu membuat jantung paman Wisnu pasti merasa tergores karena kasihan ke diva, yang dari kecil sudah di tinggal ayahnya dan sekarang di tinggal merantau kembali ke luar negeri oleh bundanya.

"paman, nenek ayok makan diva lapar, bunda belum juga datang?" menggandeng neneknya menuju meja makan untuk keluarga, paman dan nenek merasa kasihan ke diva karena ia masih belom tau ke beranda bundanya sekarang di mana. Tapi mereka berusaha tenang dan mengajak canda tawa bareng sambil makanan yang di siapkan oleh bundanya untuk mereka.

"udah nek,,,cape ketawa mulu hahaha... sekarang nenek sama paman istirahat dulu ya di kamar, diva juga mau istirahat, ngantuk berat dari tadi pas masih di sekolahan"

"hahaha iya ndukk cah ayu, silahkan kamu istirahat dulu"

"yaudah ya nenek diva ke kamar dulu, om Wisnu antar nenek di kamarnya bunda ya, biar istirahat dan untuk paman Wisnu istirahat di kamar tamu okey" sambil tersenyum sama paman dan neneknya. Kemudian ia kembali ke kamarnya dan merebahkan badannya yang capek dan tertidur pulas.

Hanya ada suara jam diding yang terpasang di kamar terdengar begitu enak untuk di dengarkan diva pada saat Mau tidur, karena kamar diva kedap suara jadi seberisik apapun di luar ngak akan sampai terdengar di kamar diva, meskipun terdengar tapi kurang jelas.

Puku 17.00 bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena pulang sekolah tadi belom sempat membersihkan mukanya yang seharian kena polusi.

Selai mandi diva duduk di meja riasnya dan ketika akan mengambil sisir ia melihat Ada surat yang ada di atas meja riasnya, dia sendiri ngak tau ini surat punya siapa ia berfikir itu punyanya bunda yang sengaja simpan di atas meja riasnya biar ngak lupa ngambilnya nanti. Ketika ia selesai merias diri diva masih penasaran apa isi dalamnya surat itu lalu diva membuka surat itu dengan pelan² dan membacanya dalam hati.

...for Anak perempuan cantik Bunda...

...sayang maafin bunda ya nak, bunda belum bisa bahagiakan kak diva, bunda ngak tau harus bilang apa lagi ke kakak. maaf,, udah bikin kamu sedih setiap harinya dan membuat kamu minder ke teman². kak diva karena keluarga kak diva berantakan maafin bunda ya nak, Bunda janji, bunda akan berusaha bahagiakan diva, bunda akan berusaha, apapun yang diva mau bunda akan berikan. Do'a kan bunda terus ya nak,,, dijaga kesehatannya bunda selalu untukmu. Bunda sekarang Lagi pergi ke luar kota bunda ngak ngasih tau pas hari pemberangkatan bunda karena bunda milla ngak mau, melihat diva nangis di depan bunda. Jangan khawatir bunda bisa jaga diri baik² kok, diva juga harus bisa jaga diri baik² ya. See you putri kecilnya bunda milla.......

diva kaget dengan isi suratnya iya merobek² kertas tersebut dengan mengusap air mata yang jatuh di pipinya dengan kasar.

"Kenapa bunda harus diam² berangkatnya,,,,,kenapa ngak tunggu diva pas pulang sekolah dulu bund...Aghhhh"

tangis diva pecah karena ia bingung kalo ngak ada bunda terus diva di rumah sama siapa, dan diva pasti kesepian apalagi keinget tingkahnya bunda milla yang usil.

Dengan ngak sengaja diva dengan amarah yang meluap ia mengambil gelas kaca yang berisi air, dan melemparnya ke kaca yang terletak di pojok sebelah tempat tidur diva.

Pyarrrrrrr.......

Suara nyaring itu terdengar sangat keras di kamar diva, namun diva ngak peduli apa yang terjadi, ia hanya ingin bundanya kembali menemaninya, tapi ia berfikir dua kali. Kalo bundanya di rumah siapa yang menafkahi kebutuhan sehari²nya.

Pas saat diva mau keluar tiba² tubuh mungil itu tergeletak lemas di lantai akibat amarah yang meluap membuat ia menjadi pusing dan pingsan di depan pintu.

Pada selang beberapa menit kemudian paman dan nenek diva pergi ke kamar diva karena mendengar barang yang di lempar.

"ndokk.....kamu kenapa astagfirullah, tolong Wisnu kamu pindahkan diva ke kasurnya"

"iya nek" kemudian Wisnu menggendong ke tempat tidurnya diva dan menelepon dokter, supaya di cek kesehatan diva karena pada saat itu badan diva mendadak demam tinggi, nenek panik akhirnya memutuskan untuk mengompres diva dengan air hangat untuk sementara waktu dan menunggu kedatangan dokter.

Jam menunjukkan pukul 17.45 dokter sampai di rumah diva dan langsung memeriksanya karena sedari tadi diva ngak bangun² akibat demam tinggi yang ngak kunjung turun.

"pak ini adek diva sebenarnya ngapapa cuman demam dan kecapekan, tapi saya lihat disini dia butuh tempat untuk diajak berbicara, sebentar lagi ia akan bangun biar dia istirahat tenang dulu ya. kalo begitu saya langsung balik dulu ya pak, bu" dengan berjabat tangan paman Wisnu.

Setelah beberapa menit yang di tunggu² oleh om Wisnu dan nenek diva akhirnya kembali siuman,

tapi dengan tatapan yang kosong, seakan mencerminkan kalo dia memang butuh teman untuk diajak berbicara. Tapi paman Wisnu dan nenek membujuk diva dengan mengajaknya bicara biar ngak kosong pikirannya, namun ia sama sekali ngak meresponnya. Pada saat kemudian telfon diva berbunyi beberapa kali, tapi diva menghiraukan itu, sampai pada akhirnya hp diva yang di letakkan di sampingnya di ambil oleh paman dan mengangkat telfon tersebut, to pamannya ngak ada maksud buat apa² cuman khawatir kalo ada hal yang penting.

"Diva dari tadi lo kemana aja sih... gue udah nunggu lo lama di cafe, jangan bilang lo lupa lagi" dengan nada yang tinggi, ya itu suara chika yang telfon karena sejak pulang sekolah tadi chika dan diva berjanji untuk ketemu bareng di cafe karena diva ingin cerita ke chika yang dianggap sebagai Sahabatnya.

" Hallo diva.... lo napa sih diam aja, gue udah di sini nunggu lama diva.... cepat buruan i..... " dengan nada yang tinggi karena ia sebal, diva ngak kunjung datang juga.

" Maaf dengan siapa ya?"

"lah seharusnya gue yang tanya ke lu,,, lu itu siapa tuh kenapa hp sahabat gue lu bawa,,, jangan bilang lo apa²in sahabat gue yaa.. " Dengan nada yang Volumenya tambah tinggi.

"Maaf, saya paman diva, dia sekarang lagi demam tinggi habis di periksa sama dokter, diva capek untuk sementara waktu butuh istirahat dulu" jawab paman diva dengan santai,

"ha.... diva sakit sejak kapan om? kok saya sendiri bisa ngak tau" tanya chika dengan agak sedikit mengecil volumenya.

"diva habis pingsan karena kecapean dan demam tinggi, sekarang kamu kesini temenin diva ya"

"yaudah om, gue otw sekarang"

Akhirnya telepon pun berakhir, lega rasanya kuping pamannya diva, karena tu mulut teman diva kek ngalah²in toa Masjid.

Jam menunjukkan pukul 20.00 chika sampai di kediaman rumah diva, ia membunyikan Bell tersebut,

Nenek diva menyambut kedatangan diva dengan ramah dan kemudian mengajaknya ke kamar diva. Disana chika melihat diva yang berbaring dengan tatapan kosong dan di selimuti kain berwarna pink agar ia tidak kedinginan.

Lalu chika mengambil tangan diva dan mengelusnya,

"diva lo kenapa, gue jadi gak tega kalo lo seperti ini".

setelah itu paman Wisnu menceritakan semua apa yang terjadi sama diva, walau paman Wisnu sendiri ngak tau kenapa diva bisa pingsan di depan pintu.

Chika sebagai sahabatnya diva, ia sangat kecewa karena selama ini ia belum pernah mendengarkan ceritanya diva yang dirasakannya, sampai diva memendam semuanya sendiri. Kenapa Chika ngak pernah tau, dan kenapa dia ngak pernah ngajak curhat setajam apa sebenarnya pisau yang menancap di hatinya, sampai diva yang bisa dibilang cewek kuat namun hari ini dia rapuh.

Malam mulai larut, pada akhirnya chika memutuskan tidur di rumah diva, karena ia mau pulang, namun di cegah oleh paman dan neneknya supaya nginep di rumah diva. To lagian besok hari minggu mereka juga libur, chika akhirnya menelepon keluarga Yang ada di rumah meminta izin untuk tidur di rumah diva.

Seharian Chika yang mengurusnya Alhamdulillah degan diva yang mau makan dan minum obat badan diva udah mendingan, namun hari senin ia belum bisa mengikuti pelajaran, sementara ia izin kepada gurunya.

"Chika makasih"

"buat apa diva" menatap diva dengan bingung,

"buat semuanya, kamu sekarang udah seperti keluarga aku sendiri, karena sudah mau ngerawat aku juga" berkata dengan suara yang halus.

"alay deh.. hahaha... Yaudah ini udah sore div, waktunya aku pulang ya"

"iya kamu hati², salam buat nyokap lo dan maaf belum bisa cerita apa² ke elo"

"siap gapapa santai tapi lain kali cerita ya, jangan pendam sendiri, yaudah kalo gitu, Nek chika pulang dulu ya, Om chika pulang dulu, emm.... tolong sementara ini jagain diva dulu ya kasian tuh sahabat aku masih sakit" ngeledek diva

"hahaha iya ndukk, kamu itu suka banget ya ngeledek diva" Mereka semua tertawa.

Kemudian nenek dan pamannya diva mengantarkan chika sampai depan pintu rumah diva.

"hati² ya" ucap paman diva

"Siap om, nek chika pulang dulu ya" sambil berjabat tangan sama neneknya diva dan paman Wisnu.

...Apa Besok Si cowok aneh itu bakal mencari diva??...

.......

.......

...Next......

...Tunggu Part Selanjutnya ☺...

...Semangat baby bacanya💪👏👏👏...

1
Mepica_Elano
Suka alur ceritanya.
gvstna: 🥰😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Raquel Leal Sánchez
Bikin penasaran!
gvstna: ikuti part selanjutnya ya kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!