NovelToon NovelToon
Membawa Benih Mafia

Membawa Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Aliansi Pernikahan / Iblis
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Shanca Evalyne Armandez tak pernah meminta hidup seperti ini. Sejak kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan misterius, ia menjadi tawanan dalam rumah sendiri. Dihabisi oleh kakak tirinya, dipukuli oleh ibu tiri yang kejam, dan dijual seperti barang kepada pria-pria kaya yang haus kekuasaan. “Kau akan menyenangkan mereka, atau kau tidak akan makan minggu ini,” begitu ancaman yang biasa ia dengar. Namun satu malam mengubah segalanya. Saat ia dipaksa menjebak seorang pengusaha besar—yang ternyata adalah pemimpin mafia internasional—rencana keluarganya berantakan. Obat yang ditaruh diam-diam di minumannya tak bekerja seperti yang diharapkan. Pria itu, Dario De Velluci, tak bisa disentuh begitu saja. Tapi justru Shanca yang disentuh—dengan cara yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBM

sampai sekarang orang suruhan sinta belum bisa mendapatkan keberadaan Sancha,karena Meka menutup semua akses identitas Sancha,sedangkan Sinta saat ini sudah di hantam masalah besar,karena ia tidak membayar utang senilai 500jt kepada teman nya,dan akan di masukan kedalam penjara.

hal itu membuat Sinta semakin stres,ia menghancurkan semua seisi kamar nya.

”Meka kau benar-benar bermain dengan ku,kau sengaja menutup akses Sancha..kita lihatkan sejauh mana kau melangkah..”gumam Sinta keluar dengan amarah lalu membakar nikotin di mulutnya.

Sinta mendekati telepon rumah..”kau cari kemana anak jalang itu pergi,kelubang semut pun harus kau cari,sampai dapat,kalau tidak,kau akan dapat konsekuensinya..”ujar Sinta di balik telepon dengan muka yang sangat merah.

Terdengar suara gugup dari seberang, “T-tapi Nyonya, dia benar-benar menghilang. Semua data rumah sakit, data kependudukan, semuanya kosong. Ada yang bersihkan jejaknya… rapi sekali…”

Sinta menghantamkan gagang telepon ke meja sampai nyaris pecah. Rokoknya dibuang sembarangan, dan ia menarik napas keras-keras, matanya liar.

“Meka…kau ini hanya anak kecil yang sedang bermain dengan wanita tua,” gumamnya dengan tawa pendek yang getir. “Kau pikir bisa main bersih denganku? Kau pikir bisa lindungi Sancha tanpa bayar harga?”

Ia membuka lemari rahasia di balik lukisan besar di kamar. Di sana ada satu koper hitam yang berisi uang, beberapa perhiasan, dan satu pistol kecil berlapis emas.

Tangannya meraih pistol itu. Beratnya terasa biasa baginya. Terlalu biasa.

“Aku sudah terlalu baik pada kalian semua,” gumamnya lirih tapi dingin. “Sekarang aku akan main dengan caraku sendiri.”

Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Makeup-nya sudah luntur, rambutnya berantakan, dan sorot matanya bagaikan binatang terluka yang siap menerkam siapa pun yang mencoba menghalanginya.

___

“sebentar…”seru Sancha berjalan mendekati pintu.

ceklek…

degh tubuh Sancha mendadak mematung tak bisa bergerak sama sekali,ia langsung menutup pintu,namun satu tangan bisa mengalahkan energi tubuh Sancha.

pintu terbuka dengan di paksa,tubuh Sancha mendadak mundur,untung nya ada Bibi Uca,Sancha segera mendekati bibi Uca dan berdiri di belakang nya..

“apa kau tidak bisa sopan sedikit untuk datang kerumah orang…?”ketus Uca melihat Sancha yang ketakutan sampai berdiri di belakang dirinya.

“ayo kita pulang,papa sudah jalan pulang…”ujar Alaska kepada Uca.

“papa..”batin Sancha

“come on ma,papa bisa marah besar..”

“kau itu,nyesal mama kirim lokasinya kesini,mama kira kau akan datang 2-3 hari lagi..”

“jangan harap ma..cepatlah ma aku sumpek di dalam rumah kecil ini..”

mata sancha terbelalak,melihat Alaska dari atas hingga bawah..”idih,aku benar-benar sial,aku menyelamatkan wanita yang dimana memiliki anak seperti dia,tau begini aku akan diam di dalam rumah..”batin Sancha

“aku akan pulang beberapa hari lagi.”

“tidak..”

“baiklah,tapi mama akan membawa Sancha..”

TIDAK.!”bentak Alaska

“Alaska…”

“sudah peraturan masion tidak membawa orang asing kedalam masion,sekarang pulang…”

“tidak…!”

“pengawal…!”bentak Alaska meneriaki anak buahnya.

Sancha tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya diam,karena ia sangat takut,dan lebih kagetnya ia melihat anak buah Alaska memukul belakang kepala Uca hingga pingsan,ia tidak bisa berkata-kata..

Alaska mendekat..”kau rupanya menghiraukan omongan ku,tidak bisa kah kau pergi selain ke negara ini…?”ujar Alaska memojokkan Sancha ke dinding.

“a-aku benar-benar tidak tau itu adalah ibu anda tuan,dan aku pure hanya menyelamatkan bibi tersebut tidak ada hal lain…”ucap Sancha menahan tangis nya..

“jangan harap setelah ini hidup kau bisa damai sancha.”ancam Alaska.

Ia melangkah pergi, meninggalkan Sancha yang masih membeku di tempat.

Tubuhnya lemas, lututnya nyaris tak sanggup menopang berat tubuh sendiri. Ia menunduk, air matanya jatuh tanpa suara.

Bagaimana bisa hidup damai, jika setiap langkahku selalu diawasi… dan setiap napasku terasa seperti ancaman? batinnya lirih.

setelah keluar dari rumah Sancha,Alaska meminta anak buahnya untuk mengawasi gerak gerik Sancha,dan menanyakan bagaimana ia bisa bertemu dengan bibi Uca,dan bagaimana keadaan bibi Uca saat di temukan…

Suasana kabin jet sangat tegang. Alaska duduk dengan tangan menyilang, menatap ke luar jendela. Di sisi lain, Uca—wanita paruh baya dengan sorot mata tajam namun penuh kasih—menyentakkan selimut dari kakinya dan berdiri dengan emosi memuncak.

“Alaska Mahendra!” suaranya melengking, membuat Amar yang duduk di belakang mereka kaget dan hampir menjatuhkan gelas teh.

Alaska tak bergeming, namun ia tahu badai akan datang.

“APA yang kau pikirkan?! Menyuruh anak buahmu memukul kepala ibumu sendiri sampai pingsan hanya karena aku membawa seorang gadis masuk ke dalam mansion?! APA KAU SUDAH GILA?”

Alaska perlahan menoleh. Tatapannya dingin. “mama atau bukan, mama melanggar peraturan mansion. Tidak ada orang luar diizinkan masuk—terutama dia.”

“DIA?!” Uca melangkah maju, menunjuk wajah Alaska. “Itu anak perempuan yang lebih punya hati daripada kau. Dia menyelamatkan aku, Alaska. Aku terluka, tergeletak di jurang, tubuhku gemetar karena darah. Dan tahu siapa yang menolongku? BUKAN kau, bukan anak buahmu. Tapi gadis itu. Sancha.”

Alaska diam. Rahangnya mengeras. “Dia… berbahaya.”

“Berbahaya?” Uca mencibir. “Yang berbahaya itu ego dan kepalamu sendiri! Kau bahkan tidak tahu siapa dia sebenarnya, tapi sudah membuat kesimpulan dan memperlakukan dia seperti penjahat. Aku malu punya anak sekeras kepala kau ini!”

“Dia menghilang tanpa jejak, muncul kembali di negara ini, dekat dengan keluarga kita. Aku tidak bisa membiarkan kemungkinan apa pun membahayakan kita.”

Uca mendesis. “Kalau begitu, mulai sekarang anggap aku juga ‘bahaya’. Karena aku tidak akan tinggal diam. Sancha akan tetap aku lindungi—sampai kapan pun.”

Alaska menatap mamanya dalam diam. Ada luka lama di balik matanya, tapi ia tak mengucap apa pun lagi.

Uca kembali duduk, masih murka. “Dan satu lagi… berhenti main jadi Tuhan, Alaska. Kau tidak bisa mengontrol segalanya.”

Alaska menahan amarahnya,kali ini mama nya sangat marah..ia hanya diam dan setelah mendarat ia meminta sopir pribadinya mengantarkan mama ny dengan selamat dan ia kembali ke kantor bersama ali asisten nya dan amar asisten juga.

Roda jet pribadi menyentuh landasan dengan mulus. Mama Uca masih duduk tegak di kursinya, meski wajahnya jelas menyimpan kemarahan yang belum padam. Alaska berdiri lebih dulu, merapikan jasnya dengan gerakan tenang namun penuh tekanan.

Saat pintu kabin terbuka dan tangga diturunkan, seorang sopir pribadi berpakaian hitam formal sudah menanti di bawah, bersama dua pengawal.

Alaska menoleh ke arah mamanya. Suaranya terdengar pelan namun tegas, menahan banyak emosi yang masih bergejolak di dalam dada.

“Mama, mobil sudah siap. Silakan kembali ke mansion. Ada pengawal yang akan menemani dalam perjalanan.”

Mama Uca mendongak, menatap tajam anaknya. “Kau tetap keras kepala, Alaska. Tapi ingat, ini belum selesai.”

Alaska hanya menundukkan kepala singkat. “Hati-hati di jalan, Ma.”

Mama turun dari pesawat tanpa menoleh lagi.

Begitu mobil yang membawa mamanya melaju menjauh, Alaska menghela napas panjang. Amar dan Ali mendekat dari belakang sambil membawa tas dan dokumen-dokumen penting.

“Tuan, kami sudah menyiapkan berkas untuk pertemuan dengan investor Jepang malam ini,” ujar Amar cepat.

“Dan saya juga mendapat kabar, klien lama yang dulu menarik diri kini ingin kembali berinvestasi,” tambah Ali sambil menunjukkan layar tabletnya kepada Alaska.

Alaska mengangguk pendek. Wajahnya tetap dingin, meskipun pikirannya tidak bisa fokus.

“Kita langsung ke kantor,” ucapnya. “Selesaikan semuanya sebelum malam.”

Mereka masuk ke dalam mobil hitam yang sudah menunggu. Di dalam mobil, suasana sunyi. Alaska menyandarkan kepala dan memejamkan matanya sejenak.

“Kenapa aku harus merasa bersalah… padahal aku hanya ingin melindungi semuanya…”

“Tapi kenapa… wajah itu… mata wanita itu… terus menghantuiku?”

Ia membuka mata perlahan, penuh keraguan dan tanda tanya yang belum sempat terjawab.

1
Faulinsa
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!