NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 22 - Bayang dan Pilihan

Pagi itu, hujan turun ringan membasahi kaca jendela mansion Marco. Awan kelabu menyelimuti Amsterdam, seolah menjadi cerminan dari perasaan Marco yang masih berkecamuk.

Di ruang makan utama, suasana hening. Hanya terdengar denting garpu dan sendok yang dimainkan Ares sembarangan sambil duduk menyebalkan di seberang Althea.

“Kayaknya seseorang bakal dapet marah besar deh hari ini,” gumam Ares pelan sambil melirik ke arah Marco yang duduk di ujung meja.

Marco hanya diam. Matanya tajam menatap layar tablet yang menampilkan laporan DirCorp pagi ini. Tapi sesekali, matanya melirik Althea... yang tampak berbeda pagi ini.

Althea mengenakan blouse putih lembut, rambutnya disanggul santai, namun aura di wajahnya penuh tekad.

"Aku akan ke kantor pusat hari ini. MuseVibe kirim agenda latihan dan... aku rasa aku tak bisa menundanya lagi."

Marco meletakkan tablet-nya dengan suara thuk yang cukup keras.

“Kau serius akan ikut latihan hari ini?”

Althea menatapnya tenang. “Ya. Aku tidak akan mengabaikan tanggung jawab hanya karena kau tak suka.”

Marco mencengkeram gelasnya. “Jay akan di sana, bukan?”

Althea mengangguk. “Dia CEO perusahaan itu, tentu saja dia akan ada.”

Ares menyeringai dari samping. “Tenang kak Marco, Jay nggak gigit kok. Kalau pun iya, tinggal digigit balik...."

“Diam, Ares!” bentak Marco, membuat suasana semakin mencekam.

Althea berdiri dari kursinya. “Aku akan tetap pergi. Aku tak butuh izinmu.”

Marco menatap Althea, lama... dan dalam. Tapi ia tak mengatakan sepatah kata pun lagi. Keheningan itulah yang lebih menusuk daripada teriakan.

Dia semakin tak terkendali ,sejak kapan dia membangkang ,aku tidak bisa biarkan ini. Gumam Marco dalam hati ,sambil menatap punggung Althea yang menjauh

---

Di kantor pusat DirCorp, Jay tengah berdiri di balik kaca besar studio latihan. Rambutnya ditata rapi, jas abu-abu membalut tubuh tegapnya, dan tatapan tajamnya melunak saat melihat sosok Althea masuk.

Althea melangkah masuk, sedikit gugup, tapi Jay langsung menyambutnya dengan senyum hangat.

“Terima kasih sudah datang.”

Althea tersenyum tipis. “Aku... hanya mencoba menepati janjiku.”

“Janjimu pada dirimu sendiri, atau pada musik?” Jay menatapnya dalam.

Althea menunduk. “Mungkin... keduanya.”

Jay berjalan mendekat, lalu menyerahkan sebuah lembaran musik. “Latihan hari ini ringan. Tapi aku ingin mendengar suara aslimu… tanpa tekanan. Bukan dari siapapun, bukan dari pegawai DirCorp. Tapi Althea.”

Althea mengangguk. Ia berdiri di depan mikrofon, lalu menarik napas dalam. Musik mulai dimainkan... dan suara lembutnya mengalun.

Semua orang di studio terpukau.

Jay pun ikut terdiam. Matanya menatap takjub... dan di sudut ruang observasi, Reno berdiri memperhatikan diam-diam sambil mengambil video ,dan seperti biasa dikirimkan pada tuan nya.

Setelah lagu selesai, ruangan hening sesaat. Kemudian semua bertepuk tangan pelan. Jay melangkah masuk ke ruang rekaman.

“Althea... kau menyihir ruangan ini.”

Althea tertawa pelan. “Aku hanya bernyanyi.”

“Tapi suara itu... penuh luka. Penuh rasa rindu.”

Althea menunduk. “Mungkin... karena memang itu yang aku rasakan.”

---

Di waktu yang sama, di mansion Marco, kedua orangtuanya kembali muncul. Seperti biasanya ,tanpa ada pemberitahuan.

“Kami ingin bicara,” ujar Momy Tere dengan tegas saat bertemu Marco di ruang kerja.

“Ada apa lagi, Mom?”

“Kami mendengar isu tentang seorang wanita tinggal diam-diam di mansion ini. Beberapa media mulai mencium aromanya. Dan kami ingin tahu, siapa dia.”

Marco berdiri. “Itu bukan urusan kalian.”

Ayah tirinya, Dady Bronson, menatap tajam. “Itu urusan keluarga. Dan sebagai bagian dari keluarga, kami berhak tahu. Siapa wanita itu?”

Marco menghela napas. “Dia istriku.”

Sejenak, keheningan melingkupi ruangan.

Momy Tere membelalakkan mata. “Kau... menikah?”

“Ya. Diam-diam. Dan aku tak menyesalinya.”

“Apa dia... wanita dari keluarga terpandang? Apakah dia punya reputasi?”

Marco menatap ibunya tajam. “Dia Althea. Dan dia lebih dari cukup. Tak perlu gelar atau nama besar.”

“Marco YOU ARE CRAZY ....” Plaaakkkkkk !!!!!

Satu tamparan keras Marco terima dari momy nya ,membuat kupingnya sedikit berdenging.

“Kalau kamu tidak mau bersama Patricia its Oke! Tapi kamu harus tetap bersam Wanita yang momy pilihkan ,yang jelas asal usulnya ,reputasinya!”

“Cukup Mom! Aku muak! Tidak kah selama ini aku menuruti kemauan mu ,termasuk bertunangan dengan Patricia! Dan kali ini pilihanku jatuh pada Althea ,wanita sederhana yang bisa mengerti diriku dan menerima masa laluku.”

“Momy tidak mau tahu ,kau Ceraikan dia atau Momy yang Akan permalukan dia ,Marco Dirgantara!” Bentak momy Tere dengan nafas memburu.

Setelah itu kedua orang tua Marco meninggalkan Mansion.

“Aaaaaaaarggggggghhhh Sialan!” Marco berteriak sepeninggal kedua orangtuanya.

---

Sore menjelang ketika Althea pulang ke mansion. Baru saja ia hendak masuk ke kamar, ia mendapati Marco duduk di kursi dekat jendela, gelas anggur di tangannya.

“Sudah puas latihan dengan Jay?” tanyanya tanpa menoleh.

Althea melepas jaketnya. “Ya. Ini bukan tentang Jay, Marco. Ini tentang aku.”

Marco berdiri, mendekat. “Lalu bagaimana dengan ku?”

Althea menatapnya. “Kau bilang kau mencintaiku. Tapi cinta bukan berarti mengurung. Cinta itu membebaskan, bukan mengekang.”

Marco menyentuh wajahnya. “Kalau aku takut kehilanganmu... salahkah aku?”

Althea meraih tangan besar Marco dan menempelkannya di dadanya. “Kalau kau ingin aku tetap di sini... buat aku merasa dimiliki, bukan dikendalikan.”

Mata mereka saling mengunci. Atmosfer ruangan berubah. Tegang. Panas. Hasrat mengalir di udara.

Marco menariknya mendekat, bibirnya menyentuh leher Althea, sementara tangannya meremas pinggangnya dengan penuh kerinduan.

“Jika kau ingin bebas... kenapa tubuhmu masih bergetar di pelukanku?” bisik Marco serak di telinganya.

Althea terengah. “Karena aku mencintaimu... dan itu menakutkan.”

Mereka kemudian tenggelam dalam ciuman panjang. Ciuman yang memabukan. Hasrat yang selama ini tertahan meledak dalam pelukan panas yang menggila.

Namun suara langkah kaki kecil membuat mereka terpaksa melepaskan diri.

“KAK THEA! AKU LAPAR!” teriak Ares dari balik pintu, suaranya polos.

Marco menahan hasratnya ,sedangkan Althea langsung menutup wajahnya karena malu.

“Ares itu radar pengganggu terhebat,” keluh Marco sambil menyandarkan keningnya ke pundak Althea.

“Ayo kita masak bareng,” ujar Althea sambil tertawa geli.

“Masak?” Marco mengerutkan dahi. “Aku CEO, bukan chef...”

“Tapi istrimu adalah tukang masak hebat,” cengir Althea, lalu mencubit hidung Marco.

---

Malam itu, setelah makan malam dan tawa yang menghangatkan rumah, Althea kembali menerima pesan dari Jay.

Jay message :

“Althea ,aku tak ingin kau merasa bersalah karena memilih untuk bersinar. Tapi pastikan kau tahu siapa yang akan terluka dalam prosesnya.”

Althea menatap layar ponselnya lama. Tak berniat menjawab.

Di balkon ruang kerjanya ,Marco juga memandangi langit malam yang mulai cerah. Pikiran nya rumit ,Althea ,momy nya dan ......

Lamunan nya buyar ketika ,Reno datang membawa sebuah amplop penting. Wajahnya tegang.

“Ada masalah besar Tuan.. Ini bukan soal musik atau media. Ini soal... Patricia.”

Marco menatapnya tajam. “Apa maksudmu?”

Reno menatapnya langsung. “Dia hilang, Tuan. Dan sebelum itu, dia mengirim pesan ke satu orang. Bukan padamu... tapi adik anda ,Luke.”

“Bagaimana bisa Reno ,ada hubungan apa antara Patricia dan Luke? Bukan kah mereka tidak saling mengenal dekat?”

“Tuan masalah ny complex ,aku harus selidiki lebih dalam. Tapi yang pasti ,ini menyangkut masa lalu ayah anda ,Tuan Dirgantara.”

Marco terdiam ,kepala nya seperti dihantam batu ,dadanya sesak ,setiap kali ia mengingat ayah kandungnya yang telah tiada.

“Tinggalkan aku sendiri.” Ucap Marco dengan suara dingin dan mengerikan.

“Baik Tuan. Saya Permisi.”

Ketika Reno keluar dari ruang kerja Marco ,ia berpapasan dengan Althea.

“Reno ,sejak kapan kau disini? Marco di dalam?”

“Althea ,jangan ganggu dia. Aku tidak mau kamu jadi sasaran kemarahan nya.”

“Tapi kenapa? Ada apa dengan nya?”

“Aku tidak punya kuasa untuk menjelaskan. Yang pasti biarkan dia sendiri untuk saat ini.”

Kemudian Reno berlalu meninggalkan Althea dalam rasa penasaran dan kebingungan yang melanda hatinya.

“Marco itu suamiku kan, lalu kenapa harus semenakutkan itu kalau aku yang masuk? siapa tahu dia butuh aku.”Gumam Althea

krieetttt pintu dibuka pelan oleh Althea. dan....

Glek..... Althea menelan ludahnya kasar

Happy reading ♥️

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!