NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romantis / Tamat
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 06 - Pemandangan Pagi

Azka sampai tersedak, beruntung saja Shanum cepat tanggap dan memberikan segelas air untuk sang suami. Terlalu fokus menikmati makanan yang disajikan istrinya, Azkara sampai terlena dan berakhir membuat telinganya tidak berfungsi secara sempurna.

"Ha-ha-ha Abi bercanda, jangan dipikirkan." Melihat reaksi Azkara yang sampai memerah, Kiyai Habsyi memakluminya.

Tanpa perlu dijelaskan, pria itu tahu Azka tidak memiliki jawaban. "Lanjutkan makanmu, Abi sudah selesai."

Azkara mengangguk pelan, kenikmatan makan sahurnya sudah buyar. Setelah sempat batuk sampai pria itu mendorong piringnya, tapi Shanum secepat mungkin menahan pergerakannya.

"Habiskan," titah Shanum tetap lembut, memang tidak banyak akan tetapi belum habis semua.

"Kenyang."

Azka tetaplah Azka, di manapun dia akan tetap sama. Jika suasana hatinya sudah tidak ingin, maka hendak dipaksakan juga tidak bisa. Dia juga terlalu banyak minum, perutnya terasa penuh hingga dengan berat hati dia menolak permintaan Shanum.

Tanpa terduga, Shanum justru memindahkan makanan yang masih tersisa di piring Azka ke piringnya. Tindakan itu sukses membuat Azkara menganga, karena seumur hidup baru kali ini sisa makanannya ditampung seorang wanita selain mamanya.

"Kenapa kamu makan? Itu bekasku."

"Mubazir, biar aku saja yang makan," jawab Shanum tanpa menatap ke arah Azkara yang masih terkesima akibat tindakan istrinya.

Sungguh, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa bisa wanita yang duduk di sebelahnya itu bisa menikmati makanan yang sempat dia makan. Padahal, kakak kandungnya saja jijik bahkan sendok bekas Azka saja langsung diganti.

Cukup lama Azka memandangi Shanum sembari bertopang dagu dan itu tanpa sadarnya. Otaknya tengah memikirkan banyak hal, terbuat dari apa hati wanita ini? Kenapa dia mau? Bagaimana perasaannya? Apa dia tidak takut padaku? Dan lainnya.

Akan tetapi, di mata Sabila justru berbeda. Dari sudut pandangnya Azkara yang begitu justru seolah tengah memerhatikan Shanum. Semakin lama dia lihat, ternyata Sabila merasa kesal sendiri hingga mengakhiri sahurnya sesegera mungkin.

Sementara di sisi lain, Shanum yang diperhatikan sama sekali tidak sadar. Dia hanya fokus menelan semua makanan yang ada di piringnya. Maklum saja, porsinya bertambah dan untuk memasukkan semuanya butuh waktu.

Hingga hampir menjelang imsak, Azkara mendesak untuk mengakhirinya segera.

"Iya, Mas iya, ini sudah."

"Kamu makannya lama banget, kaya keong," protes Azkara sembari memandangi Shanum yang baru saja selesai menenggak segelas air di tangannya.

Pandai sekali Azkara protes, padahal lama juga karena menghabiskan sisa makanannya. Sahur Shanum kali ini terasa berbeda, jika biasanya beres-beres sendiri kali ini ada Azkara yang sebenarnya dikatakan tidak berguna salah.

Akan tetapi dikatakan berguna juga tidak. Piring kotor yang dia bawa pecah, air kobokan tumpah kemana-mana, lantai basah dan ya, pekerjaan Shanum justru dua kali lebih banyak.

"Maaf, piringnya licin."

"Tidak apa, biar aku yang bereskan ... kamu duluan gosok gigi, sekalian wudhu biar ikut ke masjid sama Abi." Bukan karena kehadiran Azka semakin merepotkan, akan tetapi Shanum memerintahkannya hanya untuk kebaikan.

"Masjid?" Azkara mengerutkan dahi, untuk bagian ini dia agak malas juga mengingat tadi malam membuat geger dengan kasusnya.

"Iya, atau masih sakit kakinya?" tanya Shanum menatap wajah sang suami.

Tatapan itu penuh makna di mata Azkara, sejenak dia terpikir kenapa harus malu sementara dirinya tidak salah. "Tidak lagi, aku akan ikut Abi ke masjid," pungkasnya kemudian berlalu meninggalkan Shanum.

Lagi, Shanum dibuat bingung dengan sikap dan caranya bicara. Terlebih lagi mengingat bagaimana Azkara yang sok-sok'an bisa membantu tapi jadinya membuat kericuhan dan polosnya minta maaf, sungguh perpaduan yang unik dan berbanding terbalik dengan sikapnya sewaktu menghadapi Sabila, apalagi pertama kali masuk rumah.

"Kamu siapa sebenarnya?" gumam Shanum sembari mengeringkan lantai yang tadi sempat basah.

Belum kering bibir Shanum, yang dipikirkan kini sudah kembali dengan wajah paniknya. "Kenapa, Mas?"

"Sikat giginya yang mana?"

Shanum menepuk dahinya, sungguh dia lupa dan begitu mendengar pertanyaan Azkara, Shanum berlalu ke kamar segera.

Meninggalkan Azkara yang kini gigit jari dan mengira-ngira, sikat gigi yang tadi dia pakai milik istrinya atau siapa? Niatnya datang hanya untuk bertanya sikat gigi Shanum yang mana, akan tetapi karena malu Azkara mengubah pertanyaannya.

"Ini, Mas," ucap Shanum menyodorkan sikat gigi beserta handuk yang membuat Azkara lagi-lagi mengerutkan dahi.

"Handuk buat apa?"

"Barangkali mau mandi."

"Tidak mau, dingin-dingin begini mandi ... beku darahku nanti," jawabnya hanya menerima sikat gigi yang Shanum berikan.

Kalimat yang Azka lontarkan agak banyak, Shanum tersenyum simpul tatkala Azkara pergi. "Lebay sekali, preman takut air, dia anak mama atau bagaimana aslinya?"

.

.

Sementara menunggu azan subuh dan panggilan sang mertua, Azkara duduk manis di tepian ranjang sembari memandang penampilannya di kaca lemari kayu milik Shanum.

Sesekali Azkara tersenyum kecut, berusaha memahami apa yang tengah terjadi. Melihatnya menggunakan pakaian sang mertua seketika dia tertawa geli, entah kenapa terbayang reaksi orang-orang rumah andai melihat keadaannya dengan baju koko dan sarung ala pria tua itu.

"Aku jadi seperti Opa ... kurang perutnya saja, kalau ditambah bantal pas_"

Ceklek

Sadar jika pintu kamar terbuka, seketika Azkara diam. Jelas dia tidak bersedia tertangkap basah tengah berbicara sendiri layaknya orang gila.

Kembali berlagak dingin di hadapan Shanum, padahal aslinya berdebar hebat lantaran melihat sang istri yang masuk dengan bathrobe dan rambut berbalut handuk kecil.

Sama sekali tidak Azkara duga jika dia akan menyaksikan pemandangan semacam itu beberapa menit sebelum subuh. Walau sebenarnya belum terlalu terbuka, tapi karena sepanjang malam yang dia lihat sangat tertutup jelas Azkara terkejut.

"Loh? Belum pergi?" tanya Shanum yang juga terkejut melihat sang suami masih di sini.

Dia kira, setelah tadi diberikan baju Azkara akan segera pergi untuk menunaikan shalat fardu, nyatanya masih berdiam diri di kamar lebih dulu.

"Belum, kata Abi tunggu dulu," jawab Azkara menundukkan pandangannya.

Aroma bunga yang menguar dari tubuh sang istri menelisik indera penciuman Azkara.

"Ehem, kamu mandi?" tanya Azkara basa-basi, padahal sudah jelas di depan mata.

"Iya, Mas, gerah soalnya."

"Oh." Hanya oh yang Azka berikan sebagai jawaban, wajahnya masih menunduk bahkan tidak berani untuk mencuri pandang.

Lama sekali rasanya perputaran jarum jam. Sang mertua juga tak kunjung memanggil, sementara Azkara sudah gerah di sini. Hendak keluar sebelum dipanggil khawatir istrinya salah paham, tapi jika tidak keluar juga serba salah.

"Azka ...."

"Huft, akhirnya ... I-iya, Bi!" sahut Azka sontak berdiri dan tanpa pamit berlari keluar kamar meninggalkan Shanum.

Istrinya hanya ganti baju, itu juga tidak menggoda akan tetapi Azka seketika menjadi cupu. Sayangnya, setelah susah payah menghindari sang istri, Azkara melupakan pecinya.

"Ays lupa lagi!! Ambil tidak ya?" Langkah Azkara ragu, tapi di tengah keraguannya suara lembut itu memaksa Azka untuk berbalik.

Dengan langkah pelan, Azka kembali ke kamar dan ya, kali ini dengan jelas Azkara melihat rambut panjang Shanum yang masih lembab tergerai begitu indah.

"Pecinya ketinggalan, rambut kamu agak panjang nanti ganggu shalatnya," jelas Shanum dan hanya mampu Azkara angguki perlahan.

Lidahnya mendadak kaku, tidak ingin lebih gila lagi, Azkara kembali menghampiri sang mertua sembari membatin. "Cantik banget anjim!!"

.

.

- To Be Continued -

...Azka : Mau bilang makasih sama penduduk bumi❣️...

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
kelar jg baca marathon sampe akhir.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
akhirnya ngumpul jg.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
good Azka.👍👍
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐦 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦, 𝐧𝐚𝐲𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚2
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐣𝐠𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐛𝐚𝐲 𝐥𝐚𝐡, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐚𝐤𝐞 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐣𝐝 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧... 𝐣𝐝 𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐡.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐚𝐬𝐭𝐚𝐡𝐟𝐢𝐫𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐳𝐢𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐠𝐞𝐭 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐥𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤2 𝐧𝐠𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥.𝐬𝐢𝐤𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐭 𝐧𝐠𝐚𝐡𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐠 𝐬𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧.😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
😆😆😆 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫.😄😄😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐞𝐤 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐬𝐡.. 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐚𝐦𝐞𝐭.😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐦𝐞𝐥 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐥𝐞𝐛𝐚𝐫.😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐠𝐤𝐠𝐤𝐠𝐤𝐤.. 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐠𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐮𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐦 𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬.😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐜𝐡𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐚𝐩𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐢𝐡 𝐤𝐫𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐳𝐢𝐧𝐠.😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚 𝐛𝐬 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭𝐢𝐧 𝐤𝐰𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞'𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫𝐯𝐚𝐚𝐣𝐚 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐥𝐠 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐦 𝐥𝐞𝐝𝐞𝐤 𝐧 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐜𝐨𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐮𝐧𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2 𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐣𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐰𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤𝐤 𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐨𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐜𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐟𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐫𝐠𝐚 , 𝐀𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐠𝐚𝐥/𝐝𝐢𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 2 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐧𝐨 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧.🥺😢😢😭😭😭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐥𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐣𝐝 𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!