NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Berkah Hujan

"Sa, ini kamu aja yang balikin uangnya Raina." Bisik Arsha pada kembarannya.

"Wegah, to. Urusane Mas kok ngongkon aku. (Gak mau, to. Urusannya Mas kok nyuruh aku.)" Sahut Aksa.

"Kenapa? Jangan cemen lah, Mas. Masak gak berani nemuin adek kelas." Goda Aksa sambil terkekeh.

"Bukan gak berani, tapi-"

"Gugup? Deg - deg ser? Takut ketahuan kalo suka?" Ledek Aksa yang makin lepas tertawanya.

"Opo sih kowe, Sa! (Apa sih kamu, Sa!) Mas cuma takut gak sempet atau kelupaan." Gerutu Arsha sambil menyentil dahi adiknya.

"Masak, urusan sama gebetan bisa lupa? Gak mungkin lah. Yaudah sini tak kasihin, sekalian aku mau bilang kalo Mas malu mau ngasihin karna suka sama dia." Gurau Aksa.

"Gak usah, aku ya bisa ngasih sendiri nanti." Sahut Arsha sambil masuk ke dalam kelasnya.

"Haduh... haduh... Punya kembaran kok lucu banget. Jatuh cinta tapi gengsinya segede gunung Himalaya." Gelak Aksa yang bermonolog.

Sepulang sekolah...

"Gimana, Mas? Udah jadi mulangin uang Raina?" Tanya Aksa.

"Belum!" Sahut Arsha.

"Tenanan ra wani, Mas? Ya Allah. (Beneran gak berani, Mas? Ya Allah.)" Aksa geleng - geleng kepala.

"Wani to! Urung sempet wae. (Berani to! Belum sempat aja.)" Jawab Arsha.

"Coba tadi nemuinnya pas jam istirahat. Waah, jelas gempar itu adek - adek kelas ngelihat Pangeran Sekolah nyamperin si anak baru." Kekeh Aksa yang tak di tanggapi oleh Arsha.

"Aku mau bimbing anak olimpiade. Kamu kalo mau pulang, duluan aja." Ujar Arsha yang mengalihkan pembicaraan.

"Nanti aku di suruh nyusul lagi, gitu?" Tanya Aksa.

"Iya lah!" Jawab Arsha.

"Males lah bolak - balik, jauh tau. Mending aku bareng Ucup aja pulangnya. Mas yang bawa motor." Kata Aksa sambil memberikan kontak motor pada Arsha.

"Dasar, cah keset! (Dasar, anak males!)" Omel Arsha.

"Lah, dari pada nungguin Mas. Mending aku ke Kecamatan nyusul Kakak - Kakak yang mau KKN di Desa. Siapa tahu nemu yang cantik." Sahut Aksa.

"Gek nurun siapa to kamu nih, Sa. Otak kok isinya cuma cewek." Omel Arsha.

"Tentu saja Ragil Pangestu. Yandaku yang paling red flag." Sahut Aksa sambil tertawa.

"Emang kamu di suruh nyusul? Bukan Pegawai Balai Desa yang mau nyusul?" Tanya Arsha.

"Iya, tadi Romo nyuruh aku ikut nyusul sama Pegawai Balai Desa. Soalnya gak cukup kalo cuma bawa mobil satu." Jawab Aksa.

"Terus, bawa mobil yang mana aja?" Tanya Arsha.

"Bawa mobil Romo sama mobil Akung." Jawab Aksa.

"Yaudah, kalo gitu. Sana cepetan pulang, nanti di tungguin orangnya lagi." Titah Arsha pada adiknya.

"Sendiko dawuh, Kang Mas Prabu. (Siap jalankan perintah, Kang Mas Prabu.)" Jawab Aksa.

"Helm mu jangan lupa. Wes kucluk, mengko gogrok sisan utekmu. (Sudah setres, nanti rontok sekalian otakmu.)" Kata Arsha.

"Jiaangkrrik! Lambene Mas Arsha ki, kurang ajar tenan. (Jiaaangkrrik! Mulutnya Mas Arsha ni, kurang ajar sekali.)" Gerutu Aksa sambil beranjak untuk mencari tebengan. Sementara Arsha hanya tersenyum saat mendengar Aksa misuh - misuh.

Sepeninggal Aksa, Arsha segera masuk ke dalam kelas tempat para peserta yang akan ikut olimpiade berkumpul. Arsha adalah siswa berprestasi yang berkali - kali memenangkan olimpiade Matematika tingkat Propinsi.

Sore hari, setelah ikut membimbing adik kelasnya, Arsha segera pulang. Di bawah gerimis kecil, ia mulai melajukan motornya. Beberapa adik kelas yang mendahului pun menyapa dengan sopan.

Tentu saja, ia adalah siswa yang terkenal dengan julukan Pangeran Sekolah. Selain berprestasi, ketampanan dan kharismanya juga memikat kaum hawa.

Jika Arsha lebih dominan dengan prestasi akademis, berbeda dengan Aksa yang dominan dengan prestasi non akademis. Mantan Ketua OSIS itu, tentunya tak kalah tampan dan mempesona dari saudara kembarnya.

Saat hendak memacu motornya lebih cepat, netra Arsha menangkap sosok gadis yang sedang berdiri di bawah sebuah pohon Rindang. Ia pun teringat akan janjinya dan langsung menghampiri.

"Nunggu apa?" Tanya Arsha.

"Itu, nunggu mobil angkutan." Jawab Raina.

"Ini, uang yang semalam saya pinjam. Terima kasih, ya." Ujar Arsha sembari memberikan uang pas seharga roti bakar pada Raina.

"Iya, sama - sama, Kak." Jawab Raina dengan sopan sambil menerima uang yang di berikan oleh Arsha.

"Mau bareng? Biasanya jam segini udah gak ada mobil angkutan. Sudah terlalu sore." Tawar Arsha.

"Memangnya gak apa - apa, Kak?" Tanya Raina dengan ragu. Ia tentu takut merepotkan Kakak tingkatnya.

"Gak apa - apa." Jawab Arsha.

Walaupun ragu, namun Raina menerima tawaran Arsha. Lagi pula, benar kata Arsha, ini sudah terlalu sore dan pasti tidak akan ada mobil angkutan yang lewat.

Raina kemudian naik ke boncengan motor sport yang di kendarai Arsha.

"Pake ini, gerimis." Titah Arsha sambil memberikan helmnya yang baru ia lepas.

"Kak Arsha gak pake helm? Kak Arsha saja yang pakai. Aku gak apa - apa, kan pakai kerudung." Ujar Raina.

"Pakai aja." Tegas Arsha sambil menatap dari spion motor.

Setelah memastikan Raina duduk dengan nyaman dan memakai helm dengan benar. Barulah Arsha melajukan motornya membelah jalanan di sore hari gerimis itu.

Aroma parfum maskulin yang cukup lembut, menyapa indra penciuman Raina. Ia refleks memegangi ujung baju seragam yang di pakai Arsha agar tidak terjatuh karena Arsha melajukan motornya dengan cepat.

Perjalanan dari Sekolah mereka menuju ke Desa memang cukup memakan waktu. Lima belas menit paling cepat jika mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Selama di perjalanan, suasana canggung pun tercipta. Keduanya tampak terdiam dan sibuk dengan pikiran masing - masing. Tak ada percakapan, hanya suara bising motor yang menjadi senandung untuk menemani perjalanan mereka.

Setelah hampir dua puluh lima menit berkendara, mereka akhirnya sampai di halaman Pondok Pesantren. Aksa menghentikan motornya di bawah sebuah pohon Rindang agar tak terkena hujan yang perlahan semakin lebat.

"Terima kasih, Kak." Ucap Raina sambil mengembalikan helm Arsha yang ia pakai.

"Sama - sama." Jawab Arsha.

"Hujannya makin lebat. Gak mau mampir berteduh dulu?" Tawar Raina.

"Terima kasih, saya langsung pulang saja. Sudah sore, takutnya hujan makin lebat nanti." Jawab Arsha.

"Saya pulang dulu, Assalamualaikum." Pamit Arsha kemudian.

"Waalaikumsalam. Hati - hati, Kak." Ujar Raina yang di jawab anggukan oleh Arsha. Raina menatap punggung Arsha yang kian menjauh, sebelum hilang di balik tikungan.

...****************...

"Sudah nunggu dari tadi ya, Mas? Maaf kami terlambat datang karena travelnya tadi mogok." Ujar salah seorang Mahasiswa yang akan menjalani KKN di Desa Banyu Alas.

"Lumayan, sudah hampir dua jam." Jawab Aksa.

Aksa memperhatikan satu persatu Mahasiswa dari Universitas di Kabupaten yang akan menjalani KKN. Mereka pun memperkenalkan diri secara sekilas pada Aksa dan Pegawai Balai Desa.

"Saya Rio, Pegawai di Balai Desa Banyu Alas dan ini Mas Aksa, putranya Pak Kades." Rio memperkenalkan dirinya dan Aksa.

"Ayo kita segera berangkat. Hujannya semakin lebat." Ajak Aksa.

Semua Mahasiswa yang berjumlah dua belas orang itu langsung menurut dan membagi menjadi dua kelompok untuk naik ke mobil yang di bawa Aksa dan mobil yang di bawa Rio.

Mereka pun mulai berjalan, setelah memastikan tak ada yang tertinggal. Aksa nampak dengan mudah berbaur dengan Mahasiswa yang ikut di mobilnya. Mereka mengobrol santai dan sesekali tertawa karna lelucon.

Cccciiiitttt....

Rio mengerem mendadak, hingga membuat Aksa ikut mengerem mendadak dan mengakibatkan penumpangnya terhuyung ke depan.

"Astaghfirullah." Lirih Aksa yang hampir menabrak mobil di depannya.

"Ada apa, Kang?" Tanya Aksa saat Rio menelfonnya.

"Iku, Mas. Enek seng ngalangi dalan. Aku ra wani lewat to. (Itu, Mas. Ada yang menghalangi jalan. Aku gak berani lewat to.)" Jawab Rio.

1
Atik Kiswati
Alhamdulillah wes rk jomblo meneh....
syora
wah arsha👍👍👍👍 cool badassss
bunda aya
ya allah mas arsha gk romantis bnget nyatain cintanya 😍😍
dapurAFIK
mas arsha gercep sat set langsung nembak nya jd istri bikin dek Rai keselek batuk2😄👍
Lee 😉
ikut seneng deh,, sampe pen melayang jdi nya 🤣🤣🤣
Lee 😉
duuhhh,,, salting nya nembus layar 🤣😄
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
Dewi kunti
gak usah lama2 calon mantu bawa plg🤭🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!