NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:59.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 6

Karena lelah memikirkan persoalan pertemuan palsu itu, membuat Shana tertidur. Bahkan ketika bangun tidur, langit di luar kamar sudah terang. Ini sudah pagi.

"Busyeet. Aku ketiduran!" seru Shana panik. Ia segera keluar dari kamar dan mencari bibinya. "Bi! Bibi!" panggil Shana.

Raisa yang ada di luar sedang menjemur pakaian menoleh ke dalam rumah.

"Tuh anak, kenapa teriak teriak begitu? Kaya lagi nyari emaknya aja. Bibi di depan, Shan!" seru Raisa menunjukkan keberadaannya. Mendengar jawaban, Shana yang tadinya mau ke kamar mandi urung. Kini ia melangkah ke halaman depan.

"Bi!"

"Apa? Kenapa bangun tidur sudah teriak-teriak? Memangnya kamu mau latihan vokal?" tegur Raisa setelah bocah ini muncul di teras.

"Ini bukan hanya sekedar latihan vokal, Bi. Ini sudah gawat darurat."

"Gawat apaan? Eh, kamu enggak cerita ke bibi gimana acara kencan kemarin?" tanya Raisa yang kini penasaran.

"Ini mau cerita." Shana sudah gemas sekali. Raisa minggir dari panasnya matahari ke tepi. Mereka berdua lalu duduk di atas kursi teras. Ini masih pagi, masih bisa santai.

"Dia itu pria yang tampan ya?" tebak Raisa yang sudah paham dari mulut Merta dengan tersenyum.

"Bukan itu hal penting yang perlu di bicarakan Bi," kata Shana dengan wajah tegang.

"Apa?" tanya Raisa masih bisa santai karena dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan keponakannya karena sandiwara itu.

"Ini gawat sekali, Bi. Ini sangat gawat." Shana tidak berhenti mengekspresikan ketakutannya.

"Gawat apaan sih? Tenangkan diri dulu dong ... Tenang ... " Bibi Raisa yang tadinya santai mulai terpengaruh juga sama tingkah keponakannya.

"Aku ... dan pria itu ...." Kalimat Shana terputus karena emosi yang berkobar. Dia menggebu-gebu untuk cerita.

"Tunggu, kamu hamil?" tanya Bibi Raisa memotong kalimat Shana seraya mendelik.

"Hah?!!" Shana terkejut.

"Cepat katakan, kamu hamil sama siapa?" Tangan Raisa mencengkeram lengan Shana.

"Hamil apaan sih Bi?! Itu enggak mungkin. Bibi ngaco deh! Lepasin tanganku." Shana yang tadi sudah tegang karena soal guru killer-nya, kini berbelok ke arah lain karena bibi Raisa salah paham. Dia mendorong tangan bibi Raisa dari lengannya.

"Oh, syukurlah ... Aku bisa di bunuh bapak mu kalau kamu hamil duluan." Tampak wajah Raisa pucat sekilas barusan. Ia menghela napas lega.

"Apaaan sih Bi?!" teriak Shana kesal. Namun Raisa sibuk menghela napa lega karena tidak ada apa-apa pada keponakannya. "Bibi lawak sekali nih, bikin kesel aja. Aku tidak mungkin hamil lah ... Pacar enggak ada. Jomlo aku nih ...," Shana menggerutu. Raisa terkekeh pelan mendengar pengakuan ponakannya.

"Kasihan sekali. Lupakan, tadi kamu bilang apa?" Raisa mengibaskan tangannya. Memotong obrolan soal kesalahpahaman tadi.

"Aku ketahuan sama pria itu." Karena tadi sudah melihat akibat dari kesalahpahaman yang terjadi karena kalimatnya yang terpotong-potong, sekarang Shana langsung pada intinya.

"Pria?" Karena sempat heboh soal pikirannya yang salah tadi, Raisa sedikit kurang fokus.

"Regas. Pria yang seharusnya di temui sama bibi, tapi ganti di temui sama aku karena aku mengincar hadiah." Shana menceritakan dengan agak cepat.

"Oh, dia. Jadi nama pria itu Regas. Tunggu, ketahuan gimana?" Raisa merasa aneh dan heran.

"Dia tahu kalau orang yang dia temui adalah aku. Murid sekolah menengah. Anak SMA!" Bola mata Shana membulat sempurna.

"Ya itu, kamu ketahuan gimana?"

"Dia adalah guru di sekolahku," ungkap Shana. Raisa melebarkan mata.

"Benarkah?" tanya Raisa melebarkan matanya.

"Ya," sahut Shana seraya menghela napas.

"Jadi dia seorang guru? Itu benar sih, Merta bilang begitu." Raisa ingat apa yang di katakan Merta.

"Jadi Bibi sudah tahu?" protes Shana.

"Enggak. Bibi baru tahu setelah acara kencan buta itu." Bibi Raisa mengibaskan tangannya.

"Jadi bagaimana ini dong?"

"Dia memarahi dan menghukum mu habis-habisan?" tanya Raisa cepat.

"Enggak." Shana menggelengkan kepala.

"Kamu di keluarkan dari sekolah?"

"Ee ... enggak juga sih." Shana menjawab dengan ragu.

"Lalu?" kejar Raisa.

"Ya ... pria itu hanya bilang kalau aku adalah orang yang sama dengan yang ditemuinya di cafe."

"Hanya itu?" Rasa antusias Raisa menurun.

"Benar." Shana jadi ragu juga untuk merasa ketakutan.

"Jadi bukan keadaan gawat dong, Shan ..." Bibi Raisa mendorong lengan keponakannya pelan seraya tergelak.

"Tapi dia guru di sekolah ku, Bi ..." Shana geregetan.

"Meskipun begitu, dia tidak terlalu menekan mu. Jadi aku rasa dia memaafkan mu." Raisa berpendapat dengan santai.

"Benarkah?" Shana ragu.

"Tenanglah. Merta bilang dia orang baik, jadi dia pasti memaafkan mu," ujar Raisa sembari menepuk pundak Shana. Meyakinkan pada bocah ini kalau semuanya baik-baik saja.

"Tapi kalau aku sampai di keluarkan karena kencan buta itu, bibi yang harus bertanggung jawab. Kalau Bapak sampai dengar ..." Shana mengancam.

"Hei, kenapa bawa-bawa bapakmu sih? Iya, nanti bibi yang bertanggung jawab." Raisa paling gentar kalau sudah menyangkut kakak laki-lakinya, yaitu ayahnya Shana. Karena dia sudah dapat mandat untuk menjaga keponakannya.

"Oke."

"Sebisa mungkin mengelak dulu lah ..." Raisa memberi trik.

"Iya, tahu. Aku sudah melakukan itu sejak dia menemukanku Bi," dengus Shana.

"Merta bilang dia tampan, apa iya?" tanya Raisa ingin tahu.

"Kenapa jadi penasaran?"

"Hanya ingin tahu ...."

"Dia memang tampan Bi, tapi dia guru killer di sekolah." Shana melebarkan matanya dengan horor.

"Killer? Mungkin benar juga kata Merta. Dia itu pria yang dingin."

"Dia killer minta ampun. Makanya aku takut kalau dia bersikap tegas dengan pembohongan ini ..." Shana mengatakan itu dengan wajah gentar. Raisa mengangguk saja. Dia jadi merasa kasihan dengan keponakannya.

"Jadi ... bibi ambil lagi saku tambahannya ya. Misi di anggap ..."

"Jangan!" teriak Shana cepat.

"Jangan?" tanya Raisa memicingkan mata.

"Aku memang takut ketahuan sama Pak Regas, tapi aku juga enggak mau saldo ku jadi menipis karena Bibi mengambil lagi uang perjanjian itu," ujar Shana.

"Terus, kamu mau tetap dapat saku tambahan meskipun nanti bibi yang menyelesaikan persoalan ini?"

"Ya, iyalah Bi. Aku kan juga sudah melakukan perintah sesuai dengan perjanjian. Soal ternyata ada hal yang terjadi di luar dugaan, itu ya ... tidak termasuk dalam perjanjian. Jadi uang itu sudah sah milik aku lah ...."

"Dasar bocah kunyuk nih." Raisa geregetan. Shana melebarkan senyum. Ia tentu tidak mau rugi juga. "Ya, sudah. Untung aja bibi lagi hepi ini ..."

"Wah ... ada hal baik ya ...," goda Shana. Bibi Raisa mencibir dengan raut wajah bangga.

"Rahasia," ujar Raisa sok misterius. Shana mencibir. "Eh, kamu enggak mandi? Ini sudah agak siang lho," ujar Raisa menunjuk jam dinding di ruang tamu.

"Ya ampun! Bibi harus antarin aku," kata Shana seraya berdiri. "Enggak boleh bilang enggak. Bibi harus antarin karena aku enggak nebeng ke Bebi sekaraaaanggg!" teriak Shana seraya berlari menuju kamar mandi.

...----------------...

1
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!