NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 5

Bima meninggalkan persimpangan itu dengan total uang tunai Rp 4.500 di sakunya. Ia tahu nilai ini hanya cukup untuk mempertahankan diri selama dua hari, padahal ia membutuhkan jutaan. Tubuhnya bergerak ke arah yang jarang ia datangi, area di mana toko-toko elektronik bekas dan bengkel reparasi berjejer.

{Utangku menuntut efisiensi eksponensial. Aku harus mendapatkan modal untuk ponsel bekas, alat komunikasi penting. Harga minimumnya sekitar Rp 100.000. Aku harus melipatgandakan modal ini dua puluh kali lipat. Solusi: menjual keahlian tak berwujud di pasar berputar cepat.}

Ia berhenti di depan sebuah toko kumuh berlabel “Elektronik Seken Jaya”. Tumpukan televisi tabung usang dan kipas angin berdebu menyambutnya di teras. Di balik meja kasir, seorang pria paruh baya dengan kacamata tebal dan kumis tipis, Pak Jojo, sedang sibuk membongkar sebuah radio kuno.

“Permisi, Pak,” sapa Bima.

Pak Jojo mendongak, matanya yang lelah menyipit. “Mencari apa, Nak? Kebanyakan barang di sini bekas dan rusak.”

“Saya Bima, Pak. Saya tidak mau beli. Saya mau jual keahlian,” jawab Bima lugas.

Pak Jojo tertawa kecil, menatap penampilan Bima yang jauh dari meyakinkan. “Jual keahlian? Kamu mau jadi teknisi? Saya sudah punya teknisi sendiri, dan antrean servisnya sudah penuh sampai besok pagi.”

“Saya jamin, saya lebih cepat dan tepat dari teknisi Bapak,” kata Bima, nadanya datar namun penuh keyakinan. “Saya hanya butuh waktu lima menit, dan saya akan memperbaiki unit yang Bapak anggap paling rumit.”

Tantangan itu menarik perhatian Pak Jojo. “Lima menit? Baiklah. Anak muda sombong. Itu,” Pak Jojo menunjuk ke sudut, tempat sebuah speaker aktif ukuran sedang tergeletak. “Sudah tiga hari teknisi saya utak-atik, suara sebelah kirinya mati. Coba kamu periksa. Kalau kamu bisa perbaiki dalam lima menit dan suaranya nyala sempurna, saya bayar kamu Rp 10.000. Kalau gagal, kamu harus membersihkan toko saya seharian penuh. Bagaimana?”

Bima mengangguk tanpa ragu. “Deal.”

{Analisis risiko: Potensi kerugian hanya waktu. Potensi keuntungan: modal melipatgandakan lebih dari dua kali lipat dalam lima menit. Perhitungan ini menguntungkan.}

Bima segera mendekati speaker yang dimaksud. Ia tidak buru-buru membongkar bagian belakangnya. Arta mengaktifkan kemampuan analitisnya. Ia mengamati tanda-tanda kerusakan: posisi speaker, jenis kabel yang terputus, dan panas yang terdistribusi.

{Gejala: Suara kiri mati total. Penyebab umum: Kabel input terputus di titik stres, atau kapasitor filter daya di jalur speaker kiri melemah. Jika teknisi lain sudah membongkar, kemungkinan besar masalahnya bukan pada kabel input yang terlihat jelas.}

Bima menyentuh pelat logam di bagian belakang unit. Pelat itu terasa lebih hangat di sisi kiri daripada di sisi kanan.

{Panas berlebih di sisi kiri. Bukan kabel terputus, tapi tegangan tak terpakai atau hambatan tak terduga. Ini mengarah ke kapasitor yang meledak atau resistor yang korslet.}

Bima mengambil obeng, membuka beberapa baut, dan melepas penutup belakang. Pak Jojo mendekat, melihat jam tangannya.

“Satu menit berlalu, Nak.”

Bima mengabaikannya. Matanya langsung tertuju pada papan sirkuit. Tanpa menyentuh solder, tangannya yang presisi menunjuk ke sebuah kapasitor kecil berwarna biru di jalur output kiri. Kapasitor itu tampak sedikit menggembung dan ada noda coklat samar di bawahnya.

“Ini, Pak,” kata Bima. “Kapasitor filter di jalur output kiri sudah habis. Ganti dengan yang baru, tipe 2200uF. Total biaya komponen mungkin hanya seribu lima ratus Rupiah. Waktu ganti sepuluh menit.”

Pak Jojo menyipitkan mata, mencondongkan tubuh ke sirkuit. Wajahnya langsung berubah. “Astaga. Betul. Bagaimana kamu bisa tahu secepat ini tanpa alat ukur?”

“Perhitungan probabilitas panas, Pak. Kapasitor yang melemah akan melepaskan tegangan dalam bentuk panas sebelum mati total,” jelas Bima singkat, mengutip hukum fisika yang Arta kuasai sejak lahir.

“Dua menit empat puluh detik!” seru Pak Jojo, takjub. Ia langsung memanggil salah satu asistennya untuk mengambil kapasitor baru.

Sepuluh menit kemudian, setelah pergantian kapasitor selesai, Pak Jojo menyambungkan speaker itu ke listrik. Suara musik berdentum sempurna, keluar dari kedua sisi.

Pak Jojo tertawa keras, menepuk bahu Bima. “Gila! Kamu anak Dewa! Benar-benar Dewa Kecepatan! Nih, janji saya. Sepuluh ribu rupiah!” Pak Jojo menghitung dua lembar uang lima ribuan.

Bima mengambil uang itu. Total modal kini menjadi Rp 4.500 + Rp 10.000 \= Rp 14.500.

“Pak, saya ada tawaran lain,” kata Bima, matanya mengarah ke rak penuh ponsel bekas yang berdebu. “Saya akan perbaiki semua unit yang gagal diperbaiki teknisi Bapak hari ini. Total ada berapa unit yang rusak dan rumit?”

“Ada lima unit di sana. Tiga ponsel, satu DVD player, dan satu power supply komputer. Total uang yang saya bayar ke teknisi saya jika berhasil adalah Rp 100.000,” ujar Pak Jojo.

“Saya tidak mau uang, Pak. Saya mau tukar dengan ponsel bekas Bapak yang paling sederhana, asal bisa menerima telepon dan SMS, dan ada sisa pulsa minimal sepuluh ribu rupiah. Saya akan selesaikan semua unit itu dalam dua jam ke depan.”

Pak Jojo memandangi Bima dengan saksama. Dua jam untuk lima unit yang sudah membuat teknisinya menyerah?

“Ambil saja ponsel Nokia 3310 di sana. Baterainya masih bagus, pulsanya ada dua puluh ribu. Kalau kamu berhasil, itu milikmu. Kalau gagal, kamu bayar saya sepuluh ribu rupiah yang baru saya berikan tadi.”

Bima tersenyum tipis. “Setuju.”

Ia segera bekerja, lima unit rusak itu menjadi medan perang pribadinya. Bima tidak membongkar, ia menganalisis. Lima menit untuk setiap unit: Ponsel A (Layar Mati): {LCD putus di konektor ZIF. Tekanan berlebihan pada casing.} Ponsel B (Tidak Mengisi Daya): {Port micro-USB korosi, bukan masalah IC charging.} DVD Player (Tidak Mau Membaca Disk): {Lensa optik kotor. Perlu kalibrasi ringan.}

Dua jam kemudian, Bima meletakkan lima unit yang berfungsi sempurna di atas meja Pak Jojo.

“Selesai, Pak. Layar nyala, ponsel mengisi daya, DVD player memutar disk,” kata Bima, menyeka keringat di dahinya.

Pak Jojo menatap Bima seolah ia melihat hantu. Ia segera menyerahkan ponsel Nokia 3310 yang dijanjikan.

“Ambil! Dan ini, ambil uang Rp 5.000 lagi. Saya butuh kamu, Nak. Besok datang lagi. Saya beri kamu gaji harian Rp 75.000, plus komisi perbaikan,” tawar Pak Jojo, bersemangat.

Bima mengambil ponsel itu. Total modal tunai: Rp 19.500.

{Gaji harian Rp 75.000 terdengar stabil, tetapi itu adalah batas atas. Utangku menuntut pertumbuhan eksponensial. Dengan kecepatan Arta, aku bisa menyelesaikan minimal sepuluh unit per hari. Jika aku menerima komisi Rp 25.000 per unit, total pendapatanku bisa mencapai Rp 250.000 sehari. Menjadi karyawan harian adalah pertumbuhan linier yang lambat. Menjadi mitra komisi adalah tuas terbaik untuk mengakselerasi modal. Fokus harus pada kecepatan dan volume, bukan keamanan gaji.}

“Pak Jojo,” Bima berkata, memasukkan Nokia di sakunya. “Saya terima tawaran Bapak. Tapi bukan Rp 75.000 per hari. Saya akan ambil semua unit rusak Bapak yang antre di toko ini dan yang masuk hari ini. Bapak bayar saya Rp 25.000 per unit yang berhasil. Itu lebih rendah dari yang Bapak bayarkan ke teknisi lama, dan saya jamin selesai hari ini juga. Bapak tidak rugi. Saya butuh modal cepat, dan Bapak butuh unit cepat selesai.”

{Perhitungan Arta: Menjadi mitra komisi adalah jalan paling stabil menuju modal Rp 100.000. Gaji komisi per unit (Rp 25.000) jauh lebih efisien daripada gaji harian. Jika aku bisa menyelesaikan lima unit lagi sebelum toko tutup, targetku tercapai.}

Pak Jojo mengangguk cepat, tangannya meraih tangan Bima. “Deal! Mulai sekarang, kamu teknisi utama saya! Panggil saya kalau ada kesulitan.”

Bima tidak menyia-nyiakan waktu. Setelah resmi menjadi "mitra servis kilat" Pak Jojo, ia segera berhadapan dengan tumpukan unit yang ditinggalkan teknisi lama.

Unit pertama adalah sebuah blender yang tidak mau berputar.

{Kerusakan Motor. 99% bukan kumparan, melainkan carbon brush yang aus atau sekring pelindung yang putus. Membongkar total memakan waktu tiga puluh menit.}

Bima hanya membuka bagian bawah casing. Hanya dalam dua menit, ia mengidentifikasi sekring pelindung termal yang putus karena penggunaan berlebihan. Ia mengganti sekring itu dengan yang baru dari laci komponen Pak Jojo. Biaya komponen Rp 2.000.

Lima menit setelah ia mulai, blender itu berputar mulus.

“Satu unit selesai, Pak Jojo. Biaya servis Rp 25.000, dikurangi komponen Rp 2.000, Bapak bayar saya Rp 23.000,” kata Bima, sambil meletakkan blender di atas meja.

Pak Jojo menggeleng tak percaya, mengeluarkan uang dari dompet. “Kamu ini benar-benar Dewa Kecepatan! Cepat ambil yang ini!” Ia menunjuk ke sebuah vacuum cleaner yang teronggok di sudut.

Bima menghabiskan dua jam berikutnya dalam keadaan fokus total. Ia mengerjakan:

Blender Mati (Sekring Putus) - 5 menit.

Vacuum Cleaner (Motor Mati) - 8 menit. (Masalah pada relay daya).

Mesin Kopi (Pemanas Tidak Berfungsi) - 10 menit. (Elemen pemanas terputus).

Kipas Angin (Berputar Lambat) - 7 menit. (Kapasitor starter kering).

Pengering Rambut (Bau Gosong) - 5 menit. (Resistor pemanas terlalu dekat dengan plastik casing).

Dalam waktu total satu jam dua puluh menit, Bima telah menyelesaikan lima unit lagi.

{Perhitungan Arta: 5 unit * 25.000 \= Rp 125.000. Total biaya komponen (termasuk sekring, relay, kapasitor, dan kabel kecil) diperkirakan Rp 15.000.}

Bima menyerahkan daftar perincian singkat kepada Pak Jojo. "Lima unit selesai total Rp 125.000. Dikurangi komponen Rp 15.000. Sisa yang harus Bapak bayar: Rp 110.000."

Pak Jojo menghitung uang dengan cepat. Matanya bersinar. Unit-unit ini seharusnya baru selesai besok pagi, dengan biaya teknisi yang lebih mahal dan margin keuntungan yang lebih tipis.

“Ini uangnya, Nak. Seratus sepuluh ribu rupiah,” kata Pak Jojo, menyerahkan seikat uang.

Bima menerima uang itu. Modal tunai totalnya kini: Rp 19.500 + Rp 110.000 \= Rp 129.500.

{Target Rp 100.000 terlampaui. Modal kini cukup untuk bertahan hidup selama dua minggu dan membeli dua ponsel pintar bekas, atau mengalokasikannya ke investasi yang lebih besar. Aku adalah mitra servis termurah dan tercepat di pasar ini. Sekarang, aku harus membuat bisnis ini semakin tak tertandingi.}

Bima memandang tumpukan unit yang baru masuk di sudut toko, wajahnya tidak menunjukkan kelelahan. Ia telah menemukan ladang uang tunai yang sempurna untuk akselerasi modal pertamanya. Ia kini tinggal menyusun strategi untuk mengubah efisiensi waktu menjadi laba bersih yang jauh lebih besar.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!