Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA 6
" Kamu meminta bayaran sama kami? " tanya Umi Yasmin dengan nada tinggi.
Bener dugaan Ayra,mereka kesini hanya ingin mencari masalah dengan dirinya.
Kiyia Luqman menari tangan sang istri " Umi malu sama pelanggan lainnya" bisik Kiyai Luqman.
" Biarain, biar mereka tau kalau pemilik toko ini,pelit,durhaka sama orang tuanya, sudah di biayai sekolah ke dokteran, tidak tau terima kasih" Maki Umi Yasmin
Brakkkk
Ayra menggebrak meja, bertepatan Zahiran dan Alfarezeel tiba.
Ayra menujuk ke arah Umi Yasmin dengan geram "saya sudah kembalikan uang yang ayah saya yang pakai, untuk biaya kuliah saya, semua sudah saya serahkan ke Ayah saya, anda menyuruh saya mengembalikan sudah saya kembalikan, kepada pemilik sebenarnya, dan anda tidak berhak lagi menindas saya seperti kemarin- kemarin, karena saya akan memutuskan hubungan dengan kalian" bentak Ayra yang tersulut emosi.
Plakkk
Tamparan yang begitu nyaring terdengar, Ayra memegang pipi yang baru saja di tamapr oleh kakak tirinya, Zahira menoleh ke arah kakaknya yang tampak begitu terkejut.
" Kamu sama kita uang segitu juga harus perhitungan, dasar tidak tau malu" Maki Naura.
Ayra ingin membalas namun saat ingin menyentuh pipi Naura, tinggal 2 cm tangannya di tepis oleh seseorang.
Ayra menyadari jika tangannya di tepis oleh kakak dari sahabatnya,.siapa lagi kalau bukan Gus Al atau Alfarezeel, sedangkan Zahira sudah ada di belakang Ayra.
" Jangan pernah sentuh, calon istri saya" ucap Alfarezeel tegas kepada Ayra.
Ayra tampak tersenyum kecut, lalu mendekat ke arah Naura . " ouhh jadi anda calon suami wanita ini?" Ayra memutari tubuh Kakak tirinya yang kini tiba- tiba menjadi wanita lemah lembut.
"Bukannya anda kakaknya Zahira yaa, setau saya anda adalah dokter spesialis jantung terbaik di Jakarta,oh salah baik di negara ini, pemilik Good Living Hospital dan mempunyai banyak usaha yang saya tau dari sahabat saya, tapi.... kenapa calon istri anda malah mengemis wedding cake seharga dua puluh juta yaaaa" lanjut Ayra yang membuat Naura malu kepada Gus Al.
Alfarezeel tampak mengyipitkan matanya dan menatap ke arah Naura. " kenapa kamu tidak bilang ke saya jika ingin ada wedding cake?" tanya Alfarezeel pada Naura.
Naura tampak kelagapan, karena ia tidak mau di pandang banyak mau oleh Gue Al, makanya dia bilang sederhana saja.
" emmm itu anu Gus...." jawab Naura gugup.
Ayra tersenyum smirk melihat Naura gugup ia kemudian melihat ke arah sang sahabat, ekspresinya tak jauh beda dengan dirinya.
Alfarezeel yang tak mau pusing,kemudian membayar apa yang di inginkan oleh Naura.
" berapa harga cakenya?" tanya Alfarezeel
" dua puluh juta" jawab Ayra.
Umi Yasmin tampak protes " kue apa dengan harga dua puluh juta, kamu mau nipu kita yaa" emosi Umi Yasmin memuncak.
" apa anda buta, catalog ada di depan mata anda, jika tidak mampu tidak usah beli" Ujar Ayra.
Umi Yasmin ingin sekali menampar sang anak tiri, namun di tahan oleh sang suami.
" saya yang bayar jadi selesai urusan ini, dan tolong buat sesuai request dan satu lagi jaga ucapan kamu sama yang lebih tua setidaknya hormati" ujar Alfarezeel kemudian menyerahkan Black cardnya kepada Ayra.
" Farah tolong urusi ini saya ada telfon" ujar Ayra.
Kemudian ia menghindar sedikit menjauh,dan mengangkat telfon .
" Iya halo beb"
"........"
" okey aku akan segera kesana" Ayra kemudian menutup telfon .
Ayra bergegas menuju lantai dua, dimana tempatnya beristirahat untuk berganti baju, dan membawa yang di peralatan yang di perlukan.
Umi Yasmin yang melihat Ayra meninggalkan mereka begitu saja merasa jengkel, " tuh liat anak Abi,tidak punya sopan santun,main tinggal begitu saja"gerutu Umi Yasmin.
" mungkin ada pasien yang darurat mi" bela kiyai Luqman.
Tak berselang lama Ayra turun ia tidak berganti baju, ia tadi hanya mengambil alat yang sekiranya di perlukan.
" Ra loe bisa bantu gue gak?" tanya Ayra buru- buru.
" kenapa Ra?" tanya Zahira balik.
" di jln merpati depan ada kecelakaan beruntun, dan tiga korban di antaranya ibu hamil, salah satunya memiliki riwayat penyakit jantung, Lucas baru saja ngabarin gue" jawab Ayra.
Zahira dengan cepat mengangukan kepalanya,Alfarezeel yang mendengar itu memberi bantuan pada mereka untuk mengantarkan ke tempat kejadian.
Ayra yang tidak mau membawa urusan pribadi ke dalam pekerjaan akhirnya menyetujuinya.Mereka bertiga pun berangkat.
Naura yang melihat kepergian mereka pun di buat semakin kesal, apalagi melihat Gus Al menawarkan tumpangan ke adik tirinya tersebut.
" Awas saja kamu Ayra,tunggu bermainan dari aku" Batin Naura.
Tak perlu waktu banyak 3 menit mereka bertiga sampai di mana kecelakaan beruntun terjadi.
" Beb gimana?" Tanya Ayra menghampiri Lucas.
" Ibu melati kehamilan 35 week, pasien mengalami penyakit jantung bawaan, ada kemungkinan beliau mengalami benturan keras, pendarahan tak dapat di hentikan" jelas Lucas yang memantau keadaan pasien.
Mereka menunggu ambulans,Ayra mencoba mengecek ia mengeluarkan stetoskop yang memang ia sediakan di tempat tinggalnya.
"Detak jantung melemah" ujar Ayra.
Alfarezeel mendekati Ayra dan juga Ayra, kemudian ia mengecek keadaan ibu hamil tersebut.
"dimana suaminya?" tanya Alfarezeel.
" Suaminya meninggal di tempat dok" jawab Lucas sambil menujuk ke arah seorang lelaki yang terbujur kaku, dan mayatnya sudah di tutup.
Suara sirine ambulans mulai terdengar, Alfarezeel segera memberi instruksi, kepada Lucas, Ayra, dan juga Zahira.
"Dokter Ayra, anda ikut saya ke ambulans dan harus segera melakukan operasi kepada bu melati jika tidak maka akan bahaya untuk keduanya, Dokter Lucas tolong handle yang lain, dan kamu dek pastikan dua korban hamil lainnya bisa kamu tangani" Alfarezeel mencoba menangani.
" baik dok"
" baik kak" ujar Ayra, Lucas dan Zahira secara bersamaan.
Saat salah satu ambulans berhenti Alfarezeel langsung membantu membawa ibu melati masuk ke ambulans,ia pun ikut masuk dan di susul oleh Ayra.
" kalian tolong tangani yang lain, di sini biar saya dan Dokter Ayra yang menangani" jelas Gus Al pada tenaga medis yang berada di ambulans tersebut .
" Baik dok"
Ambulans mulai berjalan, Ayra dan Alfarezeel masih memeriksa, pasien lebih lanjut.
" apa ada punya alat Fetal Doppler?" tanya Alfarezeel pada Ayra.
Ayra kemudian mengecek tas nya, ia memang punya,tapi biasanya ia tinggal di toko, namun keajaiban alat tersebut berada di dalam tas nya.
" ada dok" jawab Ayra mulai mengeluarkan alat tersebut dan mulai mengoleskan gel, dan mulai memeriksa Detak jantung janin.
" Dok Detak jantung janin melemah" ujar Ayra.
" pasien sesak Nafas dok " lanjut Ayra.
Alfarezeel mulai memasang oksigen, ia memberitahu rumah sakit agar menyiapkan operasi dan juga Dokter obgyn .
Namun Dokter Obgyn di rumah sakitnya hanya dua yaitu Zahira dan satunya Dokter Calya namun Dokter Calya sedang cuti.
Alfarezeel melirik ke arah Ayra yang masih memantau Detak jantung bayi.
"Dok ruang operasi sudah siap beserta Dokter Anastesi dan Dokter anak, namun Dokter Obgyn di rumah sakit kami hanya dua salah satunya Zahira, yang satu lagi Dokter Calya namun beliau sedang cuti,jadi apakah anda bersedia ikut operasi ini, nanti saya yang akan bilang ke pak wicaksana" ujar Alfarezeel mengingat mereka juga butuh dokter Obgyn.
" Tapi...."
segitu GK pedulinya kah ia pd anak kandungnya .. selalu dapat ketidak adilan dr ibu/kakak tirinya
semangat ya!
semangat selalu ya kak🤍