NovelToon NovelToon
BUKAN ANAK EMAS

BUKAN ANAK EMAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Keluarga / Karir / Kehidupan alternatif / Mengubah Takdir
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Seberapa tega orang tua kamu?

Mereka tega bersikap tak adil padaku namun segala macam kepunyaan orang tuaku diberikan kepada adikku. Memang hidup terlalu berat dan kejam bagi anak yang diabaikan oleh orang tuanya, tapi Nou, tak menyerah begitu saja. Ia lebih baik pergi dari rumah untuk menjaga kewarasannya menghadapi adik yang problematik.
Bagaimana kisah perjuangan hidup Nou, ikuti kisahnya dalam cerita ini.

Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DRAMA LAGI

"No'. Di mana?" tanya ibu saat video call dengan sang putri lewat tengah hari.

"Di kantor, Bu!" ujar Nou yang sedang menata kamera ponselnya agar video call dengan ibu jelas. "Ada apa?" tumben juga menelepon di siang hari begini.

"Ada program sertifikat tanah. Ibu berencana daftar."

"Ouh begitu, lalu?" Ibu pun menyampaikan tujuan menelepon Nou. Bahwasannya luas tanah yang dimiliki ibu akan dibagi 3, yaitu untuk ibu, untuk Nou, dan untuk Iin.

"Kamu dapat 8 x 14 ya Nou, sedangkan Iin dapat 25 x 16, sisanya ibu!" Nou yang sedang mengetik di layar komputer, diam sebentar.

"Gimana Bu?" tanya Nou lagi, dan dijelaskan ibu sekali lagi. Jangan kan Nou, Ardian yang mendengar percakapan mereka langsung menoleh menatap rekan kerjanya itu. Seolah raut mukanya menunjukkan pertanyaan Hah dengan tanda tanya besar.

"Terserah ibu saja!" jawab Nou tak mau ambil pusing dengan tanah itu, dikasih syukur gak dikasih juga gak papa.

"Kamu kan lebih mapan dari pada Iin, ibu doain kamu dapat beli tanah. Lagian kamu juga kayaknya lama di kota kan, gak mungkin balik ke sini lagi!" Nou mengangguk saja dan tetap menampilkan senyum seperti biasa.

"Ibu lo kok gitu, No'. Sumpah lo anak pertama, lo pasti lebih banyak suplai ke orang tua lo kan, secara lo kerja juga gaji hampir 2 digit. Gila ya. Kok ada ibu yang pilih kasih seperti itu," julidnya Ardian langsung muncul setelah panggilan video berakhir. Saat di kantor cabang, gaji Nou disesuaikan dengan posisi di kantor cabang. Begitu pindah pusat gaji pokok naik, meski beban kerja juga naik.

"Gue udah malas berurusan dengan adik gue, Ar. Hidup dia terlalu sempuran buat gue protes."

"Ya lo gak bisa gitu lah, Nou. Kalian sama-sama perempuan, harusnya bagi rata lah!"

"Udah nanti gue bisa beli sendiri!"

"Bukan perkara bisa beli sendiri atau tidak, tapi perkara keadilan buat anak-anak mereka."

"Terus gue harus apa? Gugat?"

"Ya protes lah."

"Gue lebih memilih hidup anteng daripada memperkarakan tanah warisan," ucap Nou sekali lagi tak mau ambil pusing dengan keputusan ibu. Apa yang dilakukan ibu soal tanah, bukan hal baru lagi. Prinsip ibu itu tidak akan tega dengan Iin. Mau sejelek apapun tingkah Iin, pasti ibu membela dan melindungi.

Saat Nou beli di toko kelontong tiba-tiba didatangi seorang tetangga yang berprofesi sebagai penjahit. "Mbak, Mbak kakaknya Mbak Iin ya?" tanya penjahit itu karena beliau di daerah ini kontrak rumah.

"Iya, Mbak. Benar. Ada apa ya?" saat itu Nou sudah deg-deg an habis, siapa tahu Iin telah berbuat sesuatu yang menyinggung tetangga. Meski dia lebih ramah daripada Nou, tapi omongannya gak enak didengar, alih-alih bercanda tapi bikin sakit hati orang.

"Mohon maaf nih, Mbak ya. Jahitan Mbak Iin di saya belum dibayar!" lapor beliau membuat Nou kaget.

"Berapa, Mbak?"

"Atasan batik saja kok, Mbak. 90ribu."

Nou kebetulan tak membawa dompet, hanya bawa uang sejumlah bayar di toko kelontong. Nou mendadak pusing dengan tingkah Iin itu, kok bisa ambil jahitan malah gak dibayar, dan menurut pengakuan si penjahit sudah hampir sebulan, katanya saat itu Iin gak bawa dompet. Sungguh tindakan Iin itu tak masuk logika Nou. Kok bisa ambil jahitan gak bawa dompet.

Kok bisa sudah sebulan gak segera dibayar padahal Iin juga tiap hari lewat sini.

Nou segera melapor ke Ibu, dan apa jawaban ibu ya sudah biar ibu bayar. Nou jelas marah lah, sikap yang dilakukan ibu ini jelas tidak mendidik Iin. Harusnya biarkan Iin yang menemui penjahit dan membayar pakai uangnya sendiri, belajar tanggung jawab dengan apa yang telah ia perbuat.

Dia gak punya uang, No'. Begitu alasan ibu yang akhirnya membayar tagihan Iin. Nou pasrah, sudah lepas tangan dengan sikap ibu yang terus saya memback-up Iin. Bukankah dengan tebakan ibu begitu sama saja mendoakan Iin terus gak punya uang? Sudahlah.

Nou terima saja berapa pun tanah yang diberikan, namun paman Nou dari pihak ayah langsung menghubungi Nou. "Gak adil, No'! Kamu harusnya bilang ke ibu, dibagi 2. Kalian perempuan, masa' kamu gak dapat separuh luas tanah Iin."

"Aduh, Man. Saya gak mau ambil pusing, sudah biarkan saja sesuai pembagian ibu."

"Ibu kamu itu gak adil sama anak sendiri," bukan Nou yang tak terima malah orang lain, tadi Ardian sekarang pamannya.

Drama kembali terjadi saat ibu chat minta dikirim uang untuk iuran memberi konsumsi pada pihak pengukur tanah. Sesuai kebiasaan orang sana selalu memberi konsumsi tak enak kalau tidak memberi tamu makan.

"Berapa, Bu?" tanya Nou.

"350 saja, No'!"

"Banyaknya, Bu. Tiap orang 350 atau bagaimana?"

"Enggak, kamu aja! Uang kamu banyak kan No'. Iin bilang gak punya uang," Nou kembali menghela nafas, selalu saja begini.

"Bu, masa' Iin seratus ribu saja gak punya Bu? Dia punya suami kan? Udah dapat tanah banyak, buat bayar iuran saja gak punya. Lama-lama tanah nanti dijual semua sekalian," ujar Nou jutek. Ibu diam, kalau sudah begini apakah Nou tega tidak memberi uang pada sang ibu. Nou, pun transfer ke sang ibu, dan tak lupa chat Iin.

Kamu emang gak punya ya, sekedar uang 100ribu buat iuran. Kamu tuh mau dapat tanah yang banyak. Anggap saja sedekah masa' gak bisa. Mau sampai kapan kamu selalu bilang gak punya uang!

Dua centang biru dan tak lama nomor Nou diblokir oleh Iin. "Gila ya, gue diblokir cuy!" ucap Nou sembari tertawa heran.

"Awas loh ya, kalau ada apa-apa minta tolong gue!" ucap Nou gemas. Belum selesai urusan tanah, pagi-pagi ibu menelepon.

"Ada apa, Bu?"

"Adik kamu tengkar sama suaminya. Baju-baju suaminya dibuang ke luar rumah."

"Ya Allah, kenapa?"

"Dia minta jalan-jalan tapi suaminya gak bisa libur. Kunci motor disembunyikan."

"Luar biasa! Tengkarnya di sana, orang kota sampai tahu. Makanya kalau belum siap menikah, masih pengen jalan-jalan gak usah nikah. Ribet amat."

"Ibu tadi sampai bilang Miskin saja bergaya Raja!"

"Luh!"

"Jengkel ibu itu. Masa' LPG habis nunggu uang ibu, kalau pakai uangnya ya gak mungkin berangkat. Uang seratus ribu ibu bolak-balik hilang!" Nou mendengar saja, karena tahu sang ibu sedang release emosi dengan kelakuan sang adik. "Masak sudah ibu masakkan, sudah ibu bantu urusan dapur, ibu masih punya uang sekedar makan saja! Tapi mbok ya sadar kalau listrik habis ya inisiatif beli. Enggak ini, nanti nanti ujung-ujungnya ibu sendiri yang beli."

"Huh, ikut aku aja deh, Bu! Tinggal di kota, biar dia mandiri!"

"Ya dia aja yang kontrak, biar lepas dan tahu tanggung jawab rumah tangga."

"Kayak ibu tega saja," ledek Nou.

1
kalea rizuky
kurang thor
Quinza Azalea
next
kalea rizuky
semua. ceritamu baguss rajin up ya thor q ksih hadiah deh
Lel: mksh bgt
total 1 replies
kalea rizuky
ibunya bloon
kalea rizuky
g jijik apa bos najis amat
kalea rizuky
ibunya gk waras
Lel: bnr kah
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
yaa salam..g abang nya g adik nyaa..udah pada kepincut pesona nou...
persaingan pengusaha muda vs dokter anak semakin kocak 🤣🤣
Lel: siap mengguncang dunia🤣🤣🤣
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus banget
Quinza Azalea
lanjut thor
Quinza Azalea
alur ceritanya aku suka
Lel: terimksh kaka
total 1 replies
Septyana Kartika
pak Wi ati2 y....ada tikungan tajam nih
Lel: tajam banget ...mana adik sendiri lagi
total 1 replies
FiKiBiMi
lagi loh kak.. up sebanyak2nya atuh
partini
amit amit jabang bancet punya soudara demit itu kalau belum kena stroke ga bakal diem tuh mulut,pantas yah di dunia nyata banyak yg blokir karena ga tahan
weh Weh emang bosmu gendeng cembukur dia
partini
si ibu mu tuh yg ga mikir lah ,,amit amit jadi ortu kaya gitu nanti di hari tua sendirian ga ada yg ngurus anak tercinta mana mau ngurus
stop udah jangan di kirim lagi keterusan ga mandiri
Lel: gak salah kan ya
total 1 replies
FiKiBiMi
ya Allah, belom juge kak
FiKiBiMi
ya Allah, akunya nungguin ya Allah
FiKiBiMi
???
Sri Wahyuni Abuzar
dikiit nyaaa...lagi thoor 😉
muthia: di tunggu up nya🙏
total 2 replies
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍
FiKiBiMi
dibanyakin kak. aku mah orangnya ngelunjak kak.
Lel: sabar ya buk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!