NovelToon NovelToon
Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Iblis / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Perperangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”

Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.

Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Tiga Bahan Utama

Kabut semakin tebal seiring langkah mereka lebih dalam ke jantung Lembah Kuno. Suara langkah kaki Li Yao dan Yue Xian nyaris tak terdengar. Cahaya matahari yang menyelinap di antara celah pepohonan besar hanya membentuk garis-garis tipis keemasan.

Li Yao memejamkan matanya sejenak lalu menarik napasnya perlahan. Ia bisa merasakan campuran aroma tanaman obat dan racun menyatu di udara.

“Tempat ini benar-benar padat akan aroma tanaman obat dan racun. Tapi untungnya aroma obat lebih dominan dibandingkan bau racun, jika saja aroma racun lebih dominan, siapa pun yang masuk ke sini tak akan bertahan lama.” Gumam Yue Xian sambil menoleh ke sekelilingnya.

Li Yao akhirnya membuka matanya perlahan, dan senyuman samar samar terlihat di bibirnya. Tempat ini bagi orang lain mungkin seperti neraka tersembunyi. Tapi bagi dirinya ini adalah surganya.

'Suatu hari nanti, aku akan sering datang ke sini,' ucapnya dalam batinnya.

“Nona Yue, sebaiknya kita segera mencari bahan-bahan untuk ramuan Serbuk Cahaya Roh Ilahi, tempat ini kayaknya tidak aman untukmu. Aku rasa kita bisa mulai ke arah sana.” Li Yao menunjuk ke jalur sempit yang ditumbuhi tanaman merambat berwarna ungu gelap.

“Baiklah saudara Li, ayo," seketika sambil melangkah Yue Xian membuka kembali gulungan yang tertulis ramuan Serbuk Cahaya Roh Ilahi.

"Ramuan ini membutuhkan tiga bahan utama: Akar Leleh Tulang, Bunga Kabut Roh, dan Jalinan Daun Rembulan. kayaknya ketiganya tumbuh di tempat yang berbeda.”

“Kita cari satu per satu,” jawab Li Yao.

“Mari mulai dari arah sini.”

Mereka akhirnya mulai menelusuri jalur sunyi, menyusuri pinggiran tebing yang dipenuhi tanaman liar dengan bentuk bentuk yang aneh.

Tak lama kemudian, pandangan Li Yao tertuju pada sesuatu di sisi batu. Ia menghentikan langkahnya dan matanya menatap tajam ke arah itu. Di sana, terlihat seikat akar berwarna merah tua, bentuknya seperti urat otot manusia yang terjuntai dari celah bebatuan.

“Akar Leleh Tulang, tapi akar ini sedikit berbeda dengan Akar Leleh Tulang yang aku temui di tambang” bisiknya, matanya berbinar karena ketertarikan.

Yue Xian ikut mendekat, namun seketika menutup hidungnya rapat-rapat saat aroma tajam menusuk hidungnya dari sela-sela batu.

“Bau ini seperti daging busuk,” gumamnya dengan ekspresi jijik.

“Wajar saja, Akar ini memang menyerap kalsium dari tulang-tulang hewan atau manusia yang membusuk di sekitarnya.”

Sambil berbicara, Li Yao mengeluarkan selembar kain hitam yang tampaknya telah dilapisi bubuk penghambat racun dari tasnya. Ia juga mengambil pinset bambu khusus, dan mulai mencabut akar itu satu per satu dengan gerakan hati-hati namun terampil.

Yue Xian memperhatikannya dalam diam, matanya menunjukan keterkejutan sekaligus takjub.

Ia tak menyangka pemuda yang terlihat sederhana dan tidak mencolok itu memiliki pengetahuan mendalam tentang tanaman-tanaman beracun, bahkan cara menanganinya seperti seseorang yang sudah berpengalaman. Bagi Yue Xian, pengetahuan semacam ini biasanya hanya dimiliki oleh para ahli racun dari sekte khusus.

“Jujur saja aku sangat terkejut padamu,” kata Yue Xian yang nada suaranya berubah menjadi lebih lembut dan penuh rasa ingin tahu.

“Kamu tahu banyak, tak hanya soal ramuan obat, tapi juga racun. Siapa sebenarnya yang mengajarimu semua ini? tidak mungkin seseorang bisa memiliki pengetahuan yang bertolak belakang seperti ini tanpa guru yang hebat bukan?”

Li Yao tidak langsung menjawab. Matanya tetap tertuju pada akar yang sedang ia masukkan dengan hati-hati ke dalam kantong khusus yang telah ia siapkan.

Beberapa detik kemudian ia akhirnya berkata pelan.

“Aku pernah belajar dari seseorang, tapi orang itu sudah tidak ada di dunia ini.” Li Yao mengulangi perkataan itu lagi yang pernah ia lontarkan di penginapannya.

Yue Xian akhirnya terdiam. Ia hendak bertanya lebih jauh lagi namun cepat-cepat menahan diri. Ada duka yang samar samar yang terlihat di balik suara pemuda ini.

Ia hanya menunduk pelan lalu bergumam, “Maaf, aku tidak bermaksud...”

“Tidak apa-apa. Ayo kita cari bahan berikutnya.” Li Yao tersenyum tipis kepadanya lalu berdiri kembali.

Setelah berhasil mendapatkan Akar Leleh Tulang, mereka bergerak menuju sisi lembah yang lebih lembap dan sejuk. Kabut semakin padat dan menggantung rendah di antara celah-celah bebatuan, membuat pandangan mereka terbatas.

Dari sela-sela bebatuan lembah, muncul kilau samar bunga biru pucat yang mekar perlahan saat terkena embun spiritual yang menggantung di udara.

“Bunga Kabut Roh,” bisik Yue Xian matanya berbinar.

Namun sebelum mereka sempat mendekat, sesosok bayangan besar bergerak dari balik kabut, seekor makhluk menyerupai kadal raksasa dengan tubuh penuh duri hijau dan mata merah menyala yang memantulkan aura buas muncul diantara mereka.

Makhluk itu merayap dengan santai, mengendus tanah lembap, lalu mengeluarkan desisan panjang yang membuat udara di sekitar mereka terasa mencekam.

“Itu, itu Kadal pemakan Bunga Kabut Roh...” gumam Yue Xian sambil melangkah ke depan dengan sikap waspada. Ia langsung menoleh cepat ke arah Li Yao.

"Kayaknya kadal itu ingin memakan Bunga Kabut Roh, Saudara Li, Aku akan mengalihkan perhatian kadal itu, kalo ada kesempatan cepat ambil bunganya dan cari tempat aman untuk berlindung,"

Belum sempat menjawab pertanyaan Yue Xian, Li Yao sudah melihat Yue Xian melesat ke samping, dengan tubuhnya yang ringan ia mencoba untuk mengalihkan perhatian kadal itu dari Bunga Kabut Roh.

Seketika Kadal itu segera menyadari gerakan Yue Xian dan langsung mengejar dengan suara desisan yang menakutkan, sambil mengejar Yue Xian, ekor berduri dari kadal itu yang bergerak terus menghancurkan pepohonan disekitar Yue Xian, pohon itu langsung retak dan tumbang dengan bunyi keras.

Sementara pertarungan berlangsung, Li Yao dengan tenang bergerak ke sisi lain dengan langkah hati-hati. Matanya tertuju pada bunga yang mekar indah di tengah rerumputan bercahaya lembut.

Dengan cekatan namun penuh kehati-hatian, ia mengambil Bunga Kabut Roh itu dan memasukkannya ke dalam wadah kristal kecil yang telah ia persiapkan.

Begitu bunga itu aman, Li Yao segera mundur menjauh dari lokasi pertarungan Yue Xian dan Kadal itu, lalu ia melompat cepat ke balik semak-semak berbentuk cekungan. Li Yao berjongkok sambil tetap mengamati pertarungan dari kejauhan.

“Satu lagi sudah didapat. Tinggal satu bahan terakhir, tapi Nona Yue akan baik baik saja mengahadapi hewan itu.”

Melihat pertarungan antara Yue Xian dan kadal raksasa berjalan seimbang, Li Yao merasakan khawatir terhadap Nona Yue Xian. Ia akhirnya memutuskan untuk membantunya juga, namun dengan cara diam-diam tanpa membuat Yue Xian menyadarinya.

Ia kemudian memasukan tangannya ke dalam tasnya dan mengeluarkan dua buah jarum beracun berwarna keperakan, panjangnya hanya seujung jari, namun mengandung racun khusus yang mematikan.

Li Yao tidak terburu-buru. Ia menanti momen yang tepat, memperhatikan posisi Yue Xian dengan saksama.

“Kalau lemparanku meleset sedikit saja… bisa saja mengenai dia,”

Beberapa detik kemudian saat Yue Xian melompat menjauh, Li Yao menarik napasnya pelan pelan dan melemparkan kedua jarum itu secara bersamaan.

Wuuusshh...

Lemparannya nyaris tak terdengar, dan jarum-jarum itu hampir tak terlihat, hanya menyisakan jejak tipis di udara seperti kilatan angin.

Cuk... Cuk..

Kedua jarum itu menancap tepat di tulang sendi kaki dan sisi tubuh makhluk tersebut. Seketika kadal itu terkejut. Tubuhnya berguncang keras.

Brukk...

Tiba tiba tubuh besarnya ambruk ke tanah, tak jelas apakah ia mati atau hanya pingsan, namun satu hal pasti ia tidak bergerak lagi.

Di sisi lain, Yue Xian berdiri mematung, napasnya sedikit terengah engah. Ia menatap kadal itu dengan bingung, karena ia tahu bukan serangannya yang menjatuhkan hewan itu.

“Apa yang terjadi?” gumamnya pelan.

Setelah beberapa saat memastikan makhluk itu benar-benar tak bergerak, Yue Xian menoleh ke sekeliling.

“Saudara Li! Anda bisa keluar sekarang!” panggilnya sambil tersenyum tipis.

1
Eko Lana
alur cerita yang bagus dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!