NovelToon NovelToon
SHE LOVE ME, I HUNT HER

SHE LOVE ME, I HUNT HER

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dokter / Transmigrasi / Idola sekolah
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Agatha Aries Sandy dikejutkan oleh sebuah buku harian milik Larast, penggemar rahasianya yang tragis meninggal di depannya hingga membawanya kembali ke masa lalu sebagai Kapten Klub Judo di masa SMA.

Dengan kenangan yang kembali, Agatha harus menghadapi kembali kesalahan masa lalunya dan mencari kesempatan kedua untuk mengubah takdir yang telah ditentukan.

Akankah dia mampu mengubah jalan hidupnya dan orang-orang di sekitarnya?


cover by perinfoannn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Why?

Nafas yang terengah-engah seperti biasa, berlari sekuat tenaga. Perjalanan dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu 1 jam, sekitar 8 km dari rumah.

“Haistt….” Dengan peluh keringat yang sudah membasahi seragamnya, Larast terus berlari. Menyeka keringatnya berulang kali, dan sesekali berhenti untuk mengatur nafas.

“Kenapa aku kembali hanya untuk melakukan hal yang sama?” kesalnya.

Kembali ke masa remaja nya yang tidak memiliki cukup uang meskipun sekedar untuk naik bus.

Setibanya di sekolah, Larast memegang besi pagar kuat-kuat. Sedikit membungkuk, dan mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal.

Bel masuk sekolah berbunyi, Larast berlari lagi. Dia tidak ingin terlambat masuk kelas dan mendapatkan hukuman kali ini.

“Kemarin ada yang nyari, loe?” Bella menepuk pundak Larast dari belakang.

Laras menoleh dan mengangguk.

Bella mengusap tangannya ke roknya, merasakan keringat teman sebangkunya itu menempel. “Iuh … loe harusnya bawa seragam ganti nggak sih, Rast?”

“Nggak perlu, ntar juga kering kena angin,” jawab Laras, lalu segera duduk di bangkunya ketika gurunya datang.

“Rast, loe bener bau banget deh. Ntar gue pinjemin seragam ganti di loker pas jam istirahat,” ucap Bella, yang menutup hidungnya.

Larast pun mencium seragamnya kanan kiri, dan mengernyit “Nggak kok.”

“Kalau loe terganggu, tinggal pindah aja.”

Bella mendengus kesal dan memilih pindah ke bangku belakang.

Selama pelajaran, Larast memikirkan lagi untuk menemui Aries di Gymnasium usai sekolah. Dia masih penasaran, tentang kejadian kemarin.

“Apakah dia juga kembali karena mati sepertiku?”

Detik-detik terakhir saat tubuhnya melayang di udara sebelum menghantam tanah. Dia seolah terbangun dari mimpi buruk. Ketika membuka mata, dia sudah berada duduk di dalam kelas.

Hingga jeritannya ketika bangun, menjadi bahan tertawa teman-teman di kelasnya. Ditambah, dia juga mendapatkan hukuman dari gurunya karena di sangka ketahuan tidur di jam pelajaran.

Usai pulang sekolah, dia pergi ke gudang sekolah untuk mencoba menenangkan diri. Penuh keraguan dan kebimbangan.

'Apakah Aku berasal dari masa depan?

Ataukah sebelumnya Aku berasal dari masa lalu dan terjebak di masa depan?'Pertanyaan itu membuat runyam isi kepalanya.

Namun, saat bertemu dengan siswa yang memakai Judogi dan memperkenalkan diri sebagai “Aries” hal itu membuat Larast mengerti, jika dirinya kembali ke masa lalu bersama pria yang dia temui di rooftop Rumah Sakit sebelum memutuskan bunuh diri.

Larast pun menahan rasa penasaran itu hingga usai sekolah, “Aku akan tanyakan padanya, benarkah dia Dokter itu?”

Sementara, Agatha sedari pagi sudah mengamati Laras setibanya di sekolah.

Dia melihat gadis yang dengan nafas tersengal-sengal memasuki gerbang. Lalu, Agatha juga sengaja lewat di depan kelas Larast dan melihat gadis itu dari jendela kelas sedang mencium kedua ketiaknya sambil memperlihatkan wajah lelah.

“Ck ... astaga, gadis seperti itu jadi penggemarku?” Agatha menggelengkan kepalanya berulang kali, merasa tidak terima jika cowok tampan, rupawan dan berotot ini memiliki penggemar yang buluk.

“Tapi, jika bukan karena dia … aku tidak bisa kembali kesini.” Agatha menggaruk pelipis kirinya, tersenyum segaris menatap penggemar rahasianya yang sedang merapikan rambutnya dengan jari-jari.

Bel usai sekolah berbunyi, sebagian murid mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti biasanya. Laras mengikuti ekskul penyiaran, karena memang cita-citanya adalah menjadi reporter.

Suara Laras menggema di sekolah, memenuhi udara dengan intonasi yang bersemangat. Hari ini, dia membawakan segmen tentang pertandingan basket mendatang, dan suaranya melayang di atas hiruk pikuk lorong-lorong yang ramai, menembus obrolan siswa dan langkah kaki yang tergesa-gesa.

"...dan jangan lupa untuk mendukung tim kebanggaan kita pada hari Sabtu ini di Gymnasium!" serunya, suaranya beresonansi dengan kejelasan yang tajam melalui speaker sekolah.

Di Gymnasium, Agatha sedang melatih gerakan judo bersama teman-temannya. Keringat membasahi wajah dan seragamnya. Sesekali, matanya melirik ke arah pintu, seolah menunggu seseorang.

“Apa dia sudah pulang sekolah?” gumamnya.

“Hah?” matanya tertuju pada gadis yang dinantinya sedari tadi.

Larast melihat dari kejauhan aktivitas klub Judo yang sedang berlangsung di Gymnasium. Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok siswa bernama "Aries."

Agatha, yang melihat Larast, segera bangkit dan meninggalkan latihannya.

“Mau kemana, bro?” Reza menepuk pundak sahabatnya yang terlihat gusar.

“Bukan apa-apa, aku tinggal dulu sebentar,” sahut Agatha, lalu berlari ke arah Larast.

“Heh … cewek plester!”

Larast, yang saat itu berbalik dan bersiap pergi, dikejutkan oleh suara seseorang dari belakang yang menarik ikat rambutnya.

“Haistt..” gerutu Larast, lalu menoleh.

“Kamu mencari ku?” Agatha bertanya blak-blakan.

Larast mengerutkan dahinya, “Najis.”

“Ngaku aja.” Agatha menyentil kening Larast.

“Nggak jadi.” Laras berbalik, bersiap pergi.

Agatha melangkah maju, menghalangi jalan Larast. “Udah, mau ngomong apa?”

Laras menggigit bibirnya. Niatnya sebelumnya berubah seketika. Ketika melihat Aries, jantungnya berdegup kencang dan tak terkendali. Laras takut Aries mendengarnya.

“Em …” Larast mengucek mata kirinya, sambil berpikir.

“Kenapa? Belekan?” goda Agatha.

“Huh … “ gerutu Larast, menghentakkan kakinya.

“Mau minta maaf karena cium aku?” Agatha bertanya tanpa rasa canggung.

Beberapa murid di sekitar mereka terbelalak mendengar ucapan Agatha, lalu saling berbisik membicarakan kebenarannya.

“Ah … gak jadi,” gerutu Larast.

“Tunggu aku pulang. 30 menit lagi, kok.” Agatha mengusap lembut kepala Larast, sebelum berlari kembali ke barisannya.

“Tunggu, ya …” Agatha menoleh lagi dan memberikan isyarat pada Larast dengan kedua jarinya yang melingkar seperti tanda “oke”.

Larast tercengang dengan perilaku . Mulutnya masih ternganga melihat punggung kapten Judo berlari.

Dia akhirnya menunggu di halaman sekolah, dengan mulutnya yang terlihat komat-kamit seolah membaca mantra, padahal dia sedang menyusun kalimat untuk mengajukan beberapa pertanyaan pada Agatha nanti.

“Jantung, plis kali ini jangan bertindak di luar batas. Jangan deg-degan, jangan nerves, pokoknya jangan kentara kalau aku jadi pengagum rahasianya, oke!” gumam Larast, sambil menepuk dadanya berulang kali.

Suara anak-anak klub Judo terdengar mulai berhamburan keluar dari Gymnasium. Larast menoleh ke belakang dan melihat senyum lebar idolanya yang memperlihatkan gigi-gigi rapinya sambil mengedipkan mata kirinya ke arah Larast.

Seketika, degupan itu tidak mampu dikendalikan lagi. Namun, Larast berusaha menahannya dengan sekuat tenaga. Dia meremas roknya kuat-kuat, menutupi rasa canggungnya.

“Ayo, kita ngobrol di halte sambil nunggu bus,” ucap Agatha. Langkahnya perlahan, mengikuti langkah kaki Larast yang berjalan di belakangnya.

Tiba di halte, keduanya saling duduk bersebelahan.

“Katakan, mau tanya apa?” Agatha menoleh ke arah Larast, matanya sesekali mengamati beberapa luka samar di tangan Larast.

“Apa loe dari masa depan?”

Pertanyaan itu akhirnya keluar. Namun, ada hal yang aneh.

“Apa?” Agatha seolah tidak mendengar pertanyaan tadi.

“Apa loe dari masa depan?” tanya Larast dengan suara lantang. Hal aneh itu dia sadari. Waktu seolah berhenti ketika pertanyaan itu diucapkannya.

“Apa, katakan?” Agatha menatap Larast dengan wajah penasaran, karena sedari tadi Larast terlihat berbicara, namun tidak terdengar suaranya.

“Apa ini? Apa yang terjadi?” Larast kebingungan.

Dia mencobanya sekali lagi, kali ini dengan kalimat yang patah-patah.

“A-pa ka-kamu ... dari masa depan?” Larast menoleh kanan kiri, dan benar saja. Ketika pertanyaan itu keluar dari mulutnya, dia merasakan ada yang aneh.

Tidak ada satu pun yang bergerak di sekitarnya, seolah waktu sendiri telah berhenti. Gerimis yang semula turun dengan lembut, kini sepertinya membeku di udara, tetesan airnya melayang tanpa arah. Larast bisa menyentuh tetesan air itu dengan mudah.

Bersambung.

Kenapa bisa gitu, ya? Apa ada pantangan yang harus di hindari dalam misi menjelajahi masa lalu ini?

Eits, jangan lupa like, vote, subscribe dan komentar tajamnya. Terimakasih.

1
ig:@kekeutami2829
jan2 org2 yg punya masalah sama kakak mu rast
ig:@kekeutami2829
bandel lo ries.

eh itu jmnya nyla lgi sprt waktu dia mau pergi ke masa lalu ya .
ada apa iti?
Drezzlle: jamnya nyala kalau Larast bahasa dan butuh melintasi waktu
total 1 replies
kalea rizuky
author kayaknya pro rena ya/Sleep/
Drezzlle: Keliatan ya 🤣
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
awas copot tu jantung🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
Enak aja lu bilangin bau
Bulanbintang
Sat set banget, Ris.
Bulanbintang
Makanya, baik-baik sama donatur.😌
Shin Himawari
Yang suka genre time travel merapat sini! Penulisannya rapih dan alur ceritanya seru. Bagus juga yang suka judo karena ada istilah istilah judonya buat belajar. Ganbatte terus berkarya kak Dre 💪💪🤍
Drezzlle: terimakasih
total 1 replies
TokoFebri
jangan memasukkan nama gadis itu lagi riess.. nanti gak ada gunanya dong kamu transmigrasi?
Shin Himawari
Sabar ya Aga-kun, biasanya cewe cuek diawal nanti juga luluh kalo terus diperhatiin🫣
Shin Himawari
cuma diajak ngobrol aja kook santai dooong larast🤣
mama Al
apa ini kerjaan kakaknya Laras
mama Al
bener Bu omelin tuh di kasih tahu ngeyel
kim elly
jemput ries
kim elly
😭😭😭ya ampun nangis baca nya
kim elly
larast sumpah kamu tuh kayak aku jaman dulu 😩😩
Drezzlle: Berasa lagi baca buku harian kamu sendiri 😄😄
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Agatha begitu karna kmu duluan yg berkhianat Rena!
Drezzlle: belum tentu
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Dorong aja rena dari atas kasur🤭
Mutia Kim🍑
Berdoa aja ries, semoga larast baik-baik aja. Dan ayahmu segera menemukan larast
sunflow
ya allah.. kasihan.. sini aku peluk..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!