"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-5. Dia..... Wanita Ku
"Seperti nya seru, kalau aku melihat pertunjukan itu " ujar Ciara lalu beranjak pergi menuju ke ruang yang di pesan Sania.
Dengan bermodalkan ingatan di masa lalu, Ciara dapat dengan mudah mengetahui semua letak ruangan di restoran ini.
Terlihat Mariana keluar dari ruangan itu, dan Mariana menemui pelayan restoran, setelah berkata beberapa ucapan, Mariana pergi entah kemana.
"Seingat ku, dulu Bibi tercinta ku akan kembali dengan beberapa wanita bangsawan lain nya, dia menolong ku, namun juga mengolok-olok ku, apa hari ini akan sama juga, " gumam Ciara mengingat-ingat yang terjadi dulu.
"Aaarrgg... keluar apa yang kau lakukan aaarrgg... lepaskan aku, " teriakan itu begitu menggema, bahkan beberapa pengunjung bergegas menghampiri asal suara tersebut.
"Ibu.. Kakak.. tolong aku, " teriakan itu kembali terdengar.
"Tuan, mau kemana?" tanya seorang pengawal pada tuan nya.
"Kita tolong orang itu, " ujar sang Tuan.
"Tapi Tuan, keadaan anda tidak baik, " ujar Pengawal.
"Cepat jangan banyak bicara, " ujar sang Tuan kukuh.
Sang pengawal pun tak bisa membantah, dengan langkah lesu dia mengikuti sang Tuan keluar dari ruangan mereka, tapi di saat sang Tuan ingin mendobrak pintu, gerakan nya di tahan oleh seorang perempuan.
"Maaf Tuan, sebaiknya anda jangan ikut campur, tolong biarkan orang itu, agar merasakan dosis obat nya sendiri, " ujar perempuan itu dingin, yang tak lain adalah Ciara.
Pria itu tak menjawab, dia menatap lekat wajah cantik Ciara, setelah itu dia kembali berbalik ke ruangan nya tanpa bicara.
"Ada apa ini? kenapa malah ruangan putri ku yang di kerumuni orang-orang, " ujar Mariana panik.
Para pelayan terlihat panik, tanpa pikir panjang mereka mendobrak pintu itu, hingga terbuka lebar.
"Astaga.. "
"Ini sangat memalukan, "
"Gadis dari kediaman mana dia?"
"Jika dia putri ku, aku pasti sudah mengusir nya karna merasa malu, "
"Menjijikan sekali, "
Bisikan-bisikan itu terus bersahutan, Mariana panik, Mariana terkejut, ini bukan yang mereka rencanakan.
Tampak teman-teman Mariana juga ber bisik-bisik, merasa terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat.
"Apa yang kalian lakukan? minggir kalian semua, " teriak Mariana penuh emosi.
"Bukankah dia menantu ke dua Hong, "
"Kalo begitu.. yang di dalam adalah cucu ke dua Hong, "
"Benar itu adalah dia, dia adalah cucu ke dua Hong, namanya Nona Sania, dan perempuan itu adalah ibunya, yaitu Nyonya Mariana, Istri dari Tuan Abra, "
"Berhenti.. pergi kalian semuanya, " Mariana terus berteriak, berharap kerumunan itu akan segera bubar.
"Menarik, sekarang aku mengingat wanita itu, dia adalah cucu pertama keluarga Hong, yang di kabarkan orang tua nya telah tiada, " ujar pria yang tadi ingin menolong Sania.
"Dru, selidiki semua tentang Nona pertama Hong, " ujar pria itu pada pengawal setianya.
"Siap Tuan, " ujar Dru.
"Ibu.. tolong aku, orang itu.. orang itu.. " ujar Sania terus bergumam, tapi tak melanjutkan ucapan nya.
Mariana menghampiri sang putri, kemudian menutup tubuh sang putri, ini bukan rencana mereka, ini bukan seperti yang mereka ingin kan.
"Dimana anak bodoh itu? dan kenapa ini bisa terjadi, " gumam Mariana.
"Ibu aku ingin pulang, " ujar Sania.
"Baiklah ayo kita kembali, " ujar Mariana.
"Bibi kalian kemana saja? aku menunggu kalian, ? tanya Ciara keluar dari ruangan nya dan berpura-pura tak tau apa yang terjadi.
"Bibi tadi keluar restoran dulu sayang, ?" jawab Mariana menyembunyikan rasa kesal nya.
Sebenarnya Mariana terkejut, mana mungkin bisa begini, kenapa Ciara baik-baik saja, sementara anak nya, dia telah di lecehkan.
"Astaga Adik.. Bibi kenapa dengan Sania? apa yang terjadi pada nya Bibi? Adik, Adik, kau tak apa-apa kan" tanya Ciara berturut-turut.
"Aku baik-baik saja Kakak, hanya saja tadi ada sesuatu yang terjadi, " jawab Sania.
"Wajah mu terluka Adik, dan pakaian mu, kenapa sobek seperti ini? " ujar Ciara bertanya dengan wajah di buat polos.
"Nanti Bibi ceritakan sayang, lebih baik sekarang kita pulang, " ujar Mariana.
"Sial, kenapa wanita bodoh ini baik-baik saja, dan kenapa malah aku di perlakukan seperti ini, ?" monolog Sania dalam hati menggerutu.
Mariana terus memperhatikan Ciara, dia mencari sesuatu yang aneh, namun Mariana tak menemukan hal itu.
"Mungkin ini hanya perasaan ku, lagi pula dia begitu bodoh, " monolog Mariana dalam hati.
……………………………
"Suami ku, apa kita bisa keluar dari tempat ini?" tanya seorang wanita pada suami nya.
"Aku tak yakin, tempat ini di jaga dengan ketat, dan aku juga tak mempunyai senjata, tubuh ku pun di berikan ramuan penghilang energi, " jawab sang suami.
"Lalu bagaimana dengan Putri kita? aku takut terjadi sesuatu padanya, bagaimana.. bagaimana, kalau mereka melukai nya juga, " ujar sang istri.
"Jangan banyak pikiran, aku yakin dia.. baik-baik saja, " ujar sang suami.
………………………………
"Ibu.. aku merindukan mu, andai kamu masih ada, aku yakin kamu akan selalu melindungi ku, Bu.. lihatlah, aku hidup kembali, aku di berikan kesempatan untuk hidup, aku di beri kesempatan untuk balas dendam, Ibu.. restui lah setiap keputusan ku, " ujar Ciara.
Saat di kabar kan orang tua nya meninggal di perjalanan, saat itu lah Paman dan Bibi nya datang ke rumah nya, mereka bilang mereka akan menjaga Ciara, karna itu amanat orang tuanya.
Tapi kenyataannya lain, mereka hanya ingin menguasai semua harta orang tua Ciara, karna Paman nya hanya lah Paman angkat.
"Aku ingin tau, seberapa tebal muka kalian, jadi akan ku tunggu hari esok seperti apa, " ujar Ciara.
…………………
"Bagaimana apa kau sudah dapat apa yang ku inginkan?" tanya nya pada sang pengawal.
"Sudah Tuan, " jawab sang pengawal menyodorkan beberapa lembar kertas.
Satu persatu kertas itu dia baca, dan di setiap berganti lembar kertas wajah orang itu akan berubah, satu lembar wajah nya terlihat heran, satu lembar di buka lagi wajah nya nampak suram, di buka lembaran lain lagi wajah nya terlihat sedih, hingga di lembar terakhir dia terlihat merenung.
"Apa ini info yang benar?" tanya pria itu.
"Ya Tuan, semuanya kabar yang akurat, " jawab sang pengawal.
"Mengapa kisah nya tak jauh berbeda dari ku, hidup nya itu seperti lelucon, takdir pun seakan mempermainkan nya, " ujar pria itu.
"Memang nya ada apa Tuan?" tanya sang pengawal.
"Kamu tau sendiri kan, disini.. di jalan ini, tak pernah ada laporan tentang serangan hingga terjatuh korban, " jawab sang Tuan. pengawal itu pun mengambil kertas nya, dan dia membaca setiap goresan yang ada di kertas itu.
"Kau benar Tuan, di jalan ini, sama sekali tak pernah ada penyerangan, " ujar sang pengawal.
"Menarik, seperti nya kisah nya lebih rumit dari ku, " ujar pria itu kembali membaca semua laporan yang tercatat.
"Lalu apa yang akan Tuan lakukan selanjutnya?" tanya sang pengawal.
"Kita terus awasi saja, jika ada pergerakan baru kita bertindak, " jawab pria itu.
"Nona Ciara nya bagaimana?" tanya pengawal lagi.
"Aku rasa..
Yah.. Bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪