 
                            plakkkk.....
suara tamparan menggema.
b****h.... menjerat dia saja tidak becus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pemakaman 2
Kini cinta mulai tenang dan melihat semua prosesi pemakaman yang sangat cepat itu.
Setelah mereka semua akan kembali...Sandra dan nyonya Veronica datang dan berlari langsung menubruk kan diri di gundukan tanah yang masih basah itu....
" papa....hiks hiks hiks" tangis Nyonya Veronica pecah...
Begitu pun dengan Sandra yang menangis memeluk batu nisan yang bernama Agam itu.,..
" kenapa papa ninggalin kami pah.....hiks, mama tidak marah sama papa karena saat ini papa sudah tidak punya apa-apa....hiks"
Deg...
"Maksud mama apa?" gumam Cinta dalam hati bertanya-tanya.
" papa tega....biarin Sandra sendiri ...hiks hiks hiks, Sandra sangat menyayangi papa" ucapnya menangis tersedu-sedu sambil memeluk batu nisannya.
Kalau untuk Nyonya Veronica itu hanyalah pura-pura, sementara Sandra sebenarnya hatinya terasa nyeri saat ditinggal tuan Agam, dari lubuk hatinya yang terdalam Dia sangat sedih, bagaimanapun juga, Tuan Agam sangat menyayangi dirinya, begitupun juga dirinya yang begitu menyayangi Tuan Agam .
Cinta ingin mendekat dan memeluk Sandra , karena bagaimanapun juga yang ia tahu Sandra adalah saudaranya, tetapi dicegah oleh Vano.
mereka tidak ada yang tahu soal pertengkaran Tuan Agam dan nyonya Veronica, karena memang rumah tersebut belum sempat dilengkapi oleh CCTV, hanya para pembantu dan penjaga rumah yang melihatnya itu pun dari jarak yang cukup jauh jadi tidak bisa mendengar dengan jelas.
setelah puas menangis, Nyonya Veronica langsung menoleh ke arah Cinta dengan tajam.
" puas kamu sudah membuat papamu meninggal....?" kata Nyonya Veronica menatap tajam ke arah Cinta yang kini sedang menatap dirinya dengan sendu.
"ini semua gara-gara kamu... dari dulu kamu selalu menyusahkan papa, membuat papa selalu pusing, sehingga dia menyembunyikan sakitnya karena tertekan tekan oleh sikapmu, kamu pembawa sial , mama mu meninggal gara-gara memikirkan kelakuan mu, kini gantian papa yang meninggal karenamu " ucap nyonya Veronica menggebu.
sedangkan Cinta menggelengkan kepalanya dia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang suaminya.
"semuanya sudah takdir... anda tidak bisa menyalahkan istriku atas kematiannya" ucap Vano datar juga dingin membuat nyonya Veronica diam seketika karena suara bariton itu terdengar menakutkan....
Lalu Vano berbalik badan, menggandeng tangan Cinta untuk naik ke dalam mobil mewahnya.
setelah kepergian Cinta dan rombongannya, Nyonya Veronica menghapus air mata buayanya..
" ayo Sandra kita pulang, mama merasa lelah karena terlalu banyak membuang air mata yang sia-sia ini,..."
" sebentar mah....Sandra ingin mendoakan papa dulu, Karena bagaimanapun juga... Aku sangat menyayangi papa" ucap Sandra sendu....
" aish....kamu ini, kamu tidak lihat itu, langit sudah mulai gelap, sebentar lagi malam" ucap nyonya Veronica menarik paksa tangan putrinya...
Taxi yang tadi mengantar mereka, masih menunggu untuk membawa mereka kembali.
"iya mah" jawab Sandra menurut, walaupun hatinya terasa berat untuk meninggal kan laki-laki yang pernah menyayangi dirinya setulus hati.
***
Di dalam mobil, Cinta hanya diam saja, dia terus melihat ke arah jendela... banyak perbukitan yang menurutnya sangat indah sampai masuk ke area pusat kota dan berganti dengan gedung-gedung pencakar langit,
Setelah masuk ke dalam kawasan perumahan elit, mobil Maura dan mobil Vano terpisah karena berbeda haluan.
Cinta memakai kacamata hitam nya lalu turun dari mobil dengan wajah sendunya...tapi tak lama kemudian suara anak kecil memanggil dirinya dengan wajah cerianya.
" mami.....papi....." teriak Tian menggema, berlari ke arahnya dan di belakangnya ada pengasuhnya yang juga ikut berlari mengejar Tuan kecilnya.
Vano sudah merentangkan tangannya untuk memeluk putranya, sayangnya Tian melewati dirinya dan lebih memilih untuk memeluk maminya....
" mami hebat....." ucapnya senang.
" ehmmmm "
Cinta berdehem lalu mengangkat tubuh mungil putranya .
" mami dari mana saja ....saat Tian bangun, mami sudah tidak ada, Daffa sama Dayyan juga sudah tidak ada" ucapnya cemberut....
" maafkan mami sayang, mami tadi ada keperluan " ucap Cinta tersenyum, saat ini dirinya memakai kacamata hitam, jadi tidak terlihat mata sembabnya....
" ayo masuk sayang...ini sudah mau magrib" ajak Cinta yang terus menggendong putranya,..
cup....
Cinta mencium pipi putranya," Tian sudah wangi... apakah Tian sudah mandi....?" tanya Cinta dengan lembut.
Tian mengangguk" sudah mami, tadi suster yang mandiin Tian " jawabnya tersenyum lucu.
" mulai besok mami ajarin Tian mandi sendiri...oke, Tian anak hebat, Tian sudah besar...." kata Cinta mengelus rambut putranya dengan sayang.
" benar....kata mommy, Tian harus belajar mandiri, karena kata mommy, sebentar lagi Tian akan punya adik, sama seperti Daffa dan Dayyan " ucapnya membuat Cinta menghentikan langkahnya.
Lalu mengangguk tersenyum penuh arti.
sementara di belakang mereka, Vano terlihat menahan tawanya karena mendengar ucapan dari putranya, yang menggelikan," Bagaimana mau punya adik... menyentuh maminya saja Belum " gumamnya dalam hati.
Sementara pengasuh dari Tian, tidak suka menatap keluarga yang terlihat harmonis itu...
Saat makan malam tiba , Cinta merias wajahnya agar tidak terlihat sembab, lalu keluar menemui putranya.... sedangkan Vano sedari pulang entah kemana perginya, karena tadi ada telepon....
" sayang ... Ayo kita makan malam" ajak Cinta lembut setelah melihat Tian sedang melipat sajadahnya...
" iya mami......" sahutnya...
Cinta menggendong putra kecilnya, entah mengapa, kehadiran Tian bisa mengobati rasa sedih nya....
" papi kemana mi....?, dari tadi Tian tidak melihatnya...?" tanya Tian polos....
" papi di sini jagoan...." ucap Vano yang baru datang dengan wajah segar nya, seperti terlihat habis mandi....
Mereka makan malam dengan penuh kehangatan, celotehan-celotehan yang keluar dari bibir mungil Tian memberikan warna tersendiri bagi mereka, pasangan suami istri baru yang masih terlihat asing itu.
setelah selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga, sesekali bercanda sampai terlihat mata Tian yang sudah memerah, serta beberapa kali menguap.
" Tian ngantuk, tapi mau di temenin sama mami papi dulu....boleh....?" tanya Tian dengan wajah polosnya, terlihat sangat menggemaskan .
Mereka berdua mengangguk, lalu Vano mengangkat tubuh mungil itu dengan mudah...masuk ke dalam kamar Tian yang bernuansa putih biru, tak lupa mengajaknya untuk menggosok gigi .
Cinta sudah menunggunya di ranjang kecil dengan bentuk sebuah mobil berwarna biru, warna kesukaan Tian... terlihat nyaman dan terasa sejuk.
Tian tidur di tengah-tengah sedangkan di sisi kanan dan kirinya ada Cinta juga Vano.... terlihat sangat sempit, kaki Vano tidak bisa lurus...tapi Tian sangat menikmatinya....
Seperti biasa, sebelum tidur...Vano selalu membacakan surat-surat pendek, untuk itu di usia Tian yang baru 5 tahun sudah hafal surat-surat pendek...
Suara Vano sangat merdu, membuat Cinta terlena sehingga dia pun ikut tertidur seperti Tian..... setelah semuanya tertidur, Vano mengangkat tubuh istrinya untuk di pindahkan ke kamar utama.
lanjut kak
lanjut berkarya kak
lanjut kak
mak dan anak sama sama toxic parasit
nanti saat sekertaris affan mengundurkan diri juga pasti alea akan merekomendasikan diisi oleh nesya😄
lanjut kak