NovelToon NovelToon
IKATAN PERJODOHAN

IKATAN PERJODOHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ivan witami

Arjuna dikenal sebagai sosok yang dingin dan datar, hampir seperti seseorang yang alergi terhadap wanita. la jarang tersenyum, jarang berbicara, dan selalu menjaga jarak dengan gadis-gadis di sekitarnya. Namun, saat bertemu dengan Anna, gadis periang yang penuh canda tawa, sikap Arjuna berubah secara drastis.

Kehangatan dan keceriaan Anna seolah mencairkan es dalam hatinya yang selama ini tertutup rapat. Tak disangka, di balik pertemuan mereka yang tampak kebetulan itu, ternyata kedua orangtua mereka telah mengatur perjodohan sejak lama. Perjalanan mereka pun dimulai, dipenuhi oleh kejutan, tawa, dan konflik yang menguji ikatan yang baru saja mulai tumbuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Ciuman 500 Juta

Pak Juna tunggu!” Anna berlari mengejar Juna yang sedang berjalan menuju lift, napasnya memburu. “Tunggu bentar, aku... aku harus bicara.”

Juna menoleh sebentar, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Mereka masuk ke dalam lift tanpa peduli pada bisikan-bisikan dari karyawan lain yang memandang dengan tatapan penuh rasa penasaran dan sedikit cemoohan. Suasana jadi sunyi kecuali suara dentingan lift yang naik perlahan.

Anna berdiri di pojok lift, matanya berkaca-kaca. Ia mengeraskan suaranya agar terdengar jelas. “Pak, maaf... dan terima kasih sudah bayarin hutangku tadi. Aku janji, nanti bisa potong dari gajiku saja ya.”

Juna menatap lembut ke arah Anna yang masih berdiri kikuk. Tiba-tiba, ia meraih ujung lengan baju Anna dan tanpa diduga, menyentuh tengkuk Anna. “Anna...” bisiknya sebelum dia menunduk dan mencium bibir Anna dengan lembut.

Anna terkejut, namun hatinya berdebar kencang, seakan waktu sejenak berhenti berputar. Lift masih naik ke lantai atas, namun dari dalam, dunia mereka terasa seperti terguncang oleh satu momen kecil yang begitu meledak-ledak dalam kesederhanaannya.

“Waduh, si bos nyosor terus. Jangan-jangan minta bayar hutangnya pakai ciuman? Aduh…,” batin Anna berusaha mendorong Juna tetapi tenaganya kalah. Anna mau tidak mau mengikuti permainan Juna.

Juna melepas ciumannya melihat Anna memejamkan mata, bibirnya sedikit tersenyum.“Harga ciuman lima ratus juta.” batin Anna.

“Anna,” bisik Juna mengusap lembut pipi Anna.

Anna membuka matanya dan tersenyum malu begitu juga Juna ia tersenyum melihat Anna. Anna berlari keluar lift lebih dulu sedangkan Juna seperti biasa memasang wajah datar keluar dari lift mengikuti langkah Anna.

Anna duduk di kursi kerjanya yang tidak jauh dari meja kerja Juna. Ia membayangkan Juna saat menciumnya.

“Apa ini mimpi? Atau musibah, atau keberuntungan?” Ana bertanya pada dirinya sendiri, memandang ke cermin yang tidak jauh dari meja kerjanya. Pipinya masih merah, dan bibir yang baru saja dicium Juna masih terasa hangat.

Juna, bosnya yang selama ini orang bilang dingin dan penuh perhitungan, tiba-tiba memiliki sisi lain yang tak pernah ia duga. Dan Anna tahu, hubungan ini tidak akan mudah.

Ketukan pintu membuat Anna sadar. “Masuk!”

Juna melangkah masuk, wajahnya serius tapi ada cahaya aneh di matanya. Keduanya sedikit canggung tetapi satu sama lain saling mencuri pandang.

“Ana,” panggil pak Hamdan tiba-tiba membuat keduanya terkejut, Juna kemudian pura-pura serius melihat laptopnya.

Anna menoleh dan bangkit dari duduknya.“Iya, Pak.”

“Muka kamu kenapa merah?” tanya Pak Hamdan memperhatikan wajah Anna lalu sekilas melirik Juna yang kedapatan mencuri pandang Anna.

Pak Hamdan paham sudah pasti terjadi sesuatu diantara keduanya.

“Itu…,eummm–”

“Sudah, saya hanya mau bertanya. Bukan maksud ikut campur urusan kamu tadi. Tapi orang tadi siapa?”

“Ouh.., itu Penagih hutang pak. Tapi sebenarnya bukan saya yang hutang, tapi…” Anna tampak ragu melanjutkan kalimatnya.

“Tapi apa?” tanya pak Hamdan.

“Eum… mantan kekasih saya, Pak. Dia pinjam bank atas data diri saya. Katanya sih buat investasi tapi setelah itu dia kabur sama selingkuhannya. Jadi saya yang ditagih-tagih Debt collector. Memang Kresek mantan pacar saya, Pak. Eh… eumm itu lah,” tutur Anna seperti mengeluarkan uneg-uneg.

Pak Hamdan tertawa kecil saat mendengar Anna mengucap ‘Kresek’ ia tahu maksud gadis itu. Tidak ingin mengucap secara langsung. “Orang tua kamu tahu?” sambung pak Hamdan lagi.

Anna menggeleng.“Saya tidak berani bercerita, Pak. Tapi saya yakin dan janji pasti akan mengembalikan uang pak Juna. Nanti dipotong gaji saja setiap bulan, saya pasti bekerja keras dan akan memajukan perusahaan fashion Bapak. Janji,” ungkap Anna penuh semangat.

Pak Hamdan tersenyum, dan salut dengan jiwa semangat Anna. Walau ia tahu Anna sebenarnya bisa saja tinggal meminta orang tuanya atau kakeknya untuk melunasi hutangnya, tetapi disini ia melihat seberapa besar rasa tanggung jawab Anna dan tidak ingin melibatkan orang tuanya dalam masalahnya.

“Baiklah, Saya percaya padamu. Semangat ya.”

“Siap Pak. Terima kasih, sudah percaya dengan saya.” Ana begitu senang mendapat ucapan semangat dari atasannya.

Pak Hamdan keluar setelah sekilas melirik putranya yang masih Acuh didepan leptop. Juna bangkit dari duduknya setelah pak Hamdan benar-benar menutup pintu. Ia menghampiri Anna.

“Na, aku mau melihat tehnik kamu menjahit, bisa tunjukkan padaku.”

Anna melihat tajam Juna, bukan kah bosnya itu sudah melihat contoh karyanya saat pertama kali ia melamar kerja.“ Bukannya Bapak sudah lihat karyaku?”

“Ya, tapi aku mau lihat langsung.”

Anna kemudian berjalan menuju mesin jahit modern yang ada di sudut ruangan Juna.“Bapak mau model apa?” tanya Anna saat duduk di kursi mesin jahit.

“Jahit saja, nanti kalau hasilnya bagus. Aku minta kamu buatkan baju khusus untukku.”

“Hah? Khusus? Untuk Bapak?”

“Tenang, ada uang lembur dari ku. Uang lembur diluar kantor. Sejam tiga ratus ribu.”

Anna melebarkan matanya.“Serius? Tapi aku masih punya hutang sama Bapak? Potong saja untuk nyicil hutangku.”

“Tidak, ini tidak ada hubungannya sama hutang kamu. Mau tidak?”

“Mau, mau!” Anna penuh semangat.

“Bapak mau bikin baju seperti apa?” tanya Anna melihat kearah Juna yang masih berdiri disampingnya.

Juna memperlihatkan sebuah foto dari ponselnya.“Ini.”

“Ouh, ini…” Anna melihat pakaian tradisional Cina seperti yang sering ia lihat di drama-dramanya.

“Sssttt. Jangan banyak tanya lagi? Bisa gak?”

“Bisa, baiklah aku ukur sekarang.” Anna meraih meteran dan mulai mengukur badan Juna.

“Harus jadi lima hari lagi,” ucap pelan Juna.”

Anna melihat mata Juna dengan jarak begitu dekat karena saat ini Anna tengah mengukur pinggang Juna dan terlihat seperti berpelukan.

“Aku tahu, baju ini buat acara cosplay nanti kan?” Anna masih menatap Juna dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

Juna hanya mengangguk pelan, matanya masih menatap Anna. Ia terlihat agak gelisah karena wajah Anna begitu dekat.

Anna tersenyum sambil berputar ke belakang Juna, lalu dengan cekatan ia mengukur pundak Juna dari belakang sambil masih menggoda, “Katanya… kamu anti ikut pakai baju cosplay. Apa karena ada aku?”

Juna membalikkan tubuhnya perlahan, menatap Anna dengan mata yang seolah ingin mengatakan sesuatu yang sulit diucapkan. Namun, ia hanya memilih untuk tersenyum dan menjawab, “Mungkin… karena kamu.”

Anna tertawa kecil, merasa senang bisa melihat sisi lain dari Juna, yang biasanya sangat serius dan tertutup. “Baiklah, kalau begitu… apa kamu sudah menyiapkan bahannya?”

Juna menggeleng,ia belum tahu lain seperti apa jika membuat baju ala Drama kuno dari negeri tirai bambu tersebut.

“Aku tidak tahu jenis kain apa yang harus dipakai.”

“Hah?” Anna tertawa, tidak habis pikir seorang bekerja dibidang fashion tidak semua tahu jenis bahan kain.

“Serius kamu gak tahu? Aihh.. sudah nanti kita ke toko langganan aku.”

Tawa Anna membuat Juna sedikit kesal tapi juga senang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!