Pernikahan Nilam dan Angga berjalan dengan lancar. Namun tidak dengan malam pertama mereka. Nilam berhalangan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri karena kedatangan tamu bulanan. Angga pun pamit dan meninggalkan Nilam di kamar hotel seorang diri.
Keluar dari kamar Nilam, Angga mengetuk pintu kamar lain di lantai yang sama. Seorang wanita dengan pakaian tidur yang tipis menyambut Angga.
"Kamu sengaja memberikan aku obat," ucap Angga.
Wanita itu tertawa. Angga tidak lagi bicara. Dia menarik tubuh wanita itu lalu menjatuhkannya ke atas tempat tidur. Hal yang seharusnya tidak terjadi pun terjadi. Angga berbagi peluh dengan wanita yang sengaja menggodanya.
Bagaimana kelanjutan rumah tangga Nilam dan Angga?
Siapa wanita yang sengaja menggoda Angga di malam pertamanya dengan Nilam?
Yuk simak ceritanya di, SELINGKUH DI MALAM PERTAMA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Rencana Bintara
Sisil sudah pernah memberitahu Nilam, jika sikap Angga itu sama seperti sikap mantan suaminya. Jadi Sisil tidak terlalu terkejut jika Angga diketahui selingkuh. Hanya saja, pembahasan pagi ini membuka luka lama yang Sisil simpan selama ini. Sisil menyayangkan, Nilam akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan dirinya, dikhianati suami sendiri.
"Dasar bodoh!" umpat Sisil yang langsung menutup mulutnya dengan tangan.
Di lingkungan sekolah mereka tidak boleh mengumpat apa lagi mencela. Sebagai guru, Sisil harus memberikan contoh yang baik. Sisil hilang kendali setiap kali mendengar ada yang selingkuh. Apalagi yang diselingkuhi itu Nilam, sahabatnya yang cantik, pintar, dan soleha.
"Aku kasih tahu cara yang pertama," ucap Sisil. Lalu sahabat Nilam itu memberikan beberapa tips pada Nilam.
Belum selesai Sisil menjelaskan cara mencari bukti perselingkuhan Angga, mereka mendengar suara Adela yang memanggil Nilam. Kedua guru itu segera menutup rapat pembahasan mereka. Bahaya bila sampai di dengar oleh orang lain.
"Bu Guru cantik, ini ada hadiah dari daddy untuk Bu Guru." Adela bicara sambil memberikan sebuah paper bag wana merah muda pada Nilam.
"Daddy bilang, terima kasih kemarin sudah jaga Dela sampai oma datang jemput Dela." Adela menjelaskan alasan daddy-nya memberikan hadiah sebagai ucapan terima kasih pada Nilam.
Nilam tidak akan membuat Adela kecewa. Dia menerima hadiah itu. Tapi Nilam mengingatkan Adela, jika itu sudah menjadi tugas dan kewajiban guru di sekolah ini.
"Sampaikan pada Daddy apa yang Bu guru katakan tadi." Nilam mengakhiri penjelasannya.
"Baik Bu Guru Cantik," jawab Adela.
"Ini Bu Guru terima. Sampaikan ucapan terima kasih Bu Guru pada daddy Adela ya, Sayang." Nilam kembali bicara.
"Cie, yang dapat hadiah dari duda tampan anak satu." Sisil menggoda Nilam setelah Adela pergi.
"Aku masih punya suami Sil, jangan bicara sembarangan." Nilam mengingatkan Sisil.
"Baiklah Bu Guru cantik. Ayo kita melakukan tugas negara untuk mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang bisa membangun masa depan bangsa dan negara yang kita cintai ini."
Nilam hanya bisa menggelengkan kepala melihat dan mendengar ucapan sahabatnya itu. Sisil dengan segala kerumitan hidupnya tetap ceria. Jadi, Nilam juga harus ceria meski rumah tangganya saat ini dalam masalah besar.
Sementara itu di kediaman Angga dan Nilam, Angga baru saja bangun. Sinar matahari yang masuk dari jendela kamar mengusik tidur pria itu.
Turun dari tempat tidur, Angga mencari Nilam. Tapi Angga tidak menemukan istrinya itu. Yang Angga temukan hanyalah pesan yang ditinggalkan Nilam di atas meja makan.
'Ada urusan penting di sekolah, jadi Saya pergi ke sekolah lebih awal dari biasanya. Selamat Makan.' Angga tersenyum melihat pesan yang Nilam tinggalkan.
Tanpa merasa bersalah jika dia telah mengkhianati Nilam, Angga menghabiskan sarapan yang dibuatkan oleh istrinya. Angga masih menikmati secangkir kopi buatan Nilam saat smartphone miliknya berbunyi. Ada satu pesan masuk dari Novia. Istri Bintara itu mengingatkan Angga untuk memberitahu Nilam, jika dia harus ke luar kota.
Angga tidak membalas pesan Novia. Dia belum sempat bicara pada Nilam tentang rencananya yang akan pura-pura keluar kota karena pekerjaan kantor, padahal sebenarnya dia akan pergi ke puncak bersama Novia.
Angga mengajak Novia ke puncak karena minggu depan akan pergi bulan madu dengan Nilam. Mendengar Angga akan menghabiskan waktu bersama Nilam, Novia ingin Angga lebih dulu menghabiskan waktu bersamanya.
Novia sudah mengemas pakaian yang akan dia bawa ke puncak, hingga tiga hari kedepan. Namun Novia dibuat terkejut dengan kepulangan Bintara. Tepat setelah dia mengirimkan pesan peringatan pada Angga.
Novia segera membukakan pintu untuk menyambut Bintara. "Mas," ucap Novia begitu pintu rumahnya terbuka lebar.
Novia bisa bernapas lega, karena dia sudah membersihkan semua jejak percintaannya dengan Angga. Novia tidak tahu jika suaminya melihat bagaimana semangatnya dia bermain dengan Angga.
"Ada urusan di kantor pusat," ucap Bintara memberitahu Novia, sebelum istrinya itu bertanya tentang kepulangannya yang tiba-tiba.
Bintara tidak berbohong. Memang dia ada keperluan di kantor pusat untuk melaporkan hasil kerjanya yang akan rampung bulan ini. Selain dia ingin bertemu dengan Nilam. Bintara akan bertindak terhadap Novia dan Angga setelah memastikan adiknya baik-baik saja menerima kabar buruk ini.
"Via siapkan sarapan dulu," balas Novia.
"Tidak usah, tadi sudah sarapan dengan pak Irwan." Bintara menunjuk sopir perusahaan yang mengantarnya pulang.
"Saya hanya ingin mengambil berkas yang tertinggal," ucap Bintara lagi.
Karena terkejut dengan kedatangan Bintara yang tiba-tiba, Novia sampai tidak sadar suaminya itu menyebut dirinya dengan saya, bukan mas seperti biasanya.
Bintara masuk ke ruang kerjanya. Tidak bisa sembarang orang masuk ke ruangan ini, sekalipun itu Novia. Bintara tadinya tidak akan mampir ke rumah, malas saja menemui istrinya yang tadi malam habis berbagi peluh dengan pria lain. Selain itu, Bintara punya rencana untuk diam-diam mengikuti Novia dan Angga ke puncak untuk menangkap basah mereka.
Tapi pengacara yang direkomendasikan sahabat Bintara meminta berkas-berkas yang diperlukan untuk mengajukan cerai talak ke pengadilan secepatnya. Agar saat Bintara menangkap basah istrinya dan menjatuhkan talak pada Novia, dia sudah memiliki surat cerai dari pengadilan.
Selain itu, Bintara juga harus menyelamatkan surat-surat penting yang lainnya. Bahaya jika dia biarkan saja di rumah. Termasuk surat perjanjian pra nikah yang mereka buat. Novia sepertinya melupakan surat perjanjian tersebut, sehingga dia berani selingkuh.
Karena tertata dengan rapih, Bintara tidak perlu berlama-lama di ruang kerjanya. Dia langsung mengambil berkas yang diperlukan. Sebelum keluar dari ruang kerjanya. Bintara menurunkan foto pernikahannya dengan Novia yang terpajang di dinding.
Keluar dari ruang kerja, Bintara langsung pamit pergi ke kantor. Padahal sebenarnya dia akan ke rumah kakek Mahendra untuk menumpang mandi di sana. Bintara merasa jijik saja menggunakan kamar mandi yang digunakan Angga untuk membersihkan sisa-sisa percintaannya dengan Novia.
"Pulang jam berapa Mas?" Novia bertanya sebelum Bintara masuk ke dalam mobil.
"Belum tahu," jawab Bintara singkat.
Sebenarnya dia tidak akan pulang ke rumah. Merasa jijik berada di dekat Novia. Bintara akan pulang ke kediaman kakek Mahendra mulai saat ini. Tapi dia sengaja tidak memberitahu Novia. Biar saja istrinya itu menunggu kepulangannya yang tidak pasti. Biarkan Novia merasakan apa yang Nilam rasakan setiap kali menunggu Angga pulang. Sementara suami adiknya itu bersenang-senang dengan Novia.
Novia pasti kesal gagal ke puncak bersama Angga. Itu juga salah satu alasan Bintara akhirnya menampakkan wajahnya pada Novia pagi ini. Biarlah kali ini rencana istrinya batal. Rencana Bintara menangkap basah Novia dan Angga juga terpaksa ditunda. Bintara akan bicara dulu dengan Nilam.
Begitu mengetahui selingkuhan istrinya adalah suami adiknya, Bintara pun menyelidiki masalah lalu Angga. Seperti dugaannya, Angga itu bermasalah. Keluarga Angga bisa saja menutupi kelakuan buruk putra mereka dengan menggunakan nama besar kakeknya, sebagai pendiri salah satu pesantren yang cukup dikenal. Tapi Bintara bisa menemukan rekam jejak Angga yang suka tidur dengan banyak wanita.
Selepas kepergian Bintara, Novia segera mengirim pesan pada Angga. Memberitahu suami Nilam itu, jika mereka batal ke puncak.
Angga bernapas lega membaca pesan dari Novia. Karena besok dia benar-benar harus keluar kota untuk urusan pekerjaan. Awalnya Angga bingung bagaimana caranya membatalkan rencana mereka ke puncak. Novia pasti marah dan mengancam Angga dengan memberitahu Nilam tentang hubungan mereka.
Selain itu Angga juga bosan dengan Novia. Dia sedang memburu orang baru lagi. Seperti itulah Angga. Novia memang hebat bisa mengimbanginya, Angga mengakui itu. Tapi Novia terlalu mendominasi. Angga ingin dengan yang biasa saja. Dan itu Nilam, istrinya.
Itulah mengapa Angga berencana mengajak Nilam bulan madu. Selain tidak diganggu Novia, dia ingin merasakan keperawanan istrinya. Dan yang pasti, hanya Nilam yang boleh melahirkan anak-anak untuknya.
Seburuk-buruknya pria, tetap saja dia ingin anaknya terlahir dari wanita baik-baik. Nilam tetap jadi pemenang dalam kehidupan Angga. Hanya waktunya saja yang membuat Angga belum bisa menyentuh istrinya.
Angga tidak tahu saja, jika Novia sengaja membuat Angga tidak bisa menyentuh Nilam. Karena itu dia selalu memberikan pelayan yang memuaskan untuk Angga. Suami Nilam itu tidak boleh dimiliki wanita lain, sekalipun itu Nilam. Angga hanya boleh bersamanya. Egois sekali Novia ini.
Hanya saja Novia masih kalah pintar dari Angga. Wanita Angga bukan hanya Novia. Istri Bintara itu tidak tahu saja, jika Angga diam-diam belum lama ini menjalin hubungan dengan karyawan magang di kantornya.
Kasihan sekali Nilam, menikah dengan suami seperti Angga. Harusnya keluarga Angga jujur tentang masa lalu putra mereka.
Jangan takut, Bintara sudah menyiapkan hadiah spesial atas perbuatan adik iparnya terhadap Nilam. Di sinilah Bintara saat ini berada, di kantor sahabatnya utuk menemui sahabatnya dan juga pengacara.
"Jadi dia di divisi pengadaan barang dan jasa." Sahabat Bintara yang bernama Wildan itu mengulang ucapan Bintara.
"Kamu bisa kan?" Bintara merayu Wildan untuk memberikan sedikit peringatan pada Angga..
"Berikan dia kesenangan terlebih dulu. Setelah itu baru jatuhkan." Wildan memberikan saran.
"Terserah mau seperti apa teknisnya, yang jelas dia harus mendapatkan balasan yang setimpal."
padahal sebelumnya, cerita ini yg paling sy cari dan buka-buka untuk lihat sdh ada yg barunya lagi pa belum up nya 😍
semangat terusss 💪🏻😘
geram banget sama 2 manusia yg gak tau malu.. masih merasa biasa-biasa aja habis di permalukan juga!! begitu pun dengan Bu Hanum!! 😡😤