NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#5 buaya darat.

Aku di ajak iren ikut mobil nya Vega, Fiks aku yakin pesta yang katanya iren mau bikin itu cuma bohong bukan iren yang bikin pesta tapi Vega yang bikin.

Tapi aku nggak habis fikir kok iren tega bohong sama ibuku. Apa dia memang sengaja mengatakan begitu agar ibu kasih ijin. Ya itu bisa jadi juga, sedikit banyak iren tau lah tentang hidup ku karena cuma dia yang sering denger keluh kesahku. tapi kan bisa nggak usah bohong kasian ibuk di bohongi, ahh yaudah lah udah terlanjur jugak.

Yang bikin sebel lagi diperjalanan iren dan Vega duduk di depan sedang aku di belakang, mereka ngobrol berdua sementara aku yang di belakang nggak sekalipun di ajak ngomong aku seperti orang kasat mata.

Yang lebih mengherankan aku yaitu perubahan Vega aku hampir nggak percaya, cewek terkenal tomboy pendiam dingin nggak banyak omong pilih pilih dalam berteman kok sekarang beda bikin aku bingung dengan perusahaan dadakan Vega.

" Eh ..Ra Sory ya gue sama Vega keasikan ngobrol sampe lupa ada Lo" ucap iren menghalau lamunanku tentang perubahan Vega.

" ya santai aja gue cuma manekin kok" jawab ku cepat sempat aku ngelirik kaca spion, Vega juga melirik menatap ku dan tatapan kami sempat bentrok namun aku buru-buru liat muka iren lagi.

" Ihh jadi nggak enak gue" ucap iren.

" santai aja kali" jawab ku sambil buang muka lihat keluar jendela mobil, jelas aku jengkel iren yang biasa selalu ngelendot sama aku kini berpaling pada Vega.

" Cit..."

" eh...kita udah sampe ayo turun" kata Vega.

Di dalam mobil aku mengedarkan pandangan, kepalaku sampe muter muter sambil berdecak kagum melihat kemegahan rumah bernuansa klasik. ternyata Vega anak orang kaya pantas bersikap begitu wajar tapi tetap ada kesalahan menurutku, kata orang. Orang biasa makan pake sendok emas mah beda sama yang makan pake sendok biasa, tapi ungkapkan itu bagiku salah besar.

Sama sama di suap kemulut, mau sendok nya emas kek sendok besi atau sekop sekalian tetap yang terima mulut bener nggak guys.

" Wah...Ga beneran ini rumah lo " iren antusias banget kayak orang baru turun gunung.

" iya ini rumah bokap gue bukan rumah gue" jawab Vega bikin aku kembali melihat mukanya dari pantulan kaca spion depan, kalau menurut ku sih jawaban Vega tadi bener.

" udah ayok turun ahh..." Vega beneran turun duluan.

Sementara aku dan iren masih di dalam mobil, " ee...turun yok " ajak ku menepuk bahu iren yang dari tadi plongak plongok.

" Ah... hehehe iya ayo turun " kekeh iren bikin aku sebel, Aku dan iren nyusul Vega ikut turun juga, " Tiara bagus banget ya rumah Vega " bisik iren sambil ngamit tangan ku.

" Hmm.." jawab ku beneran males ngebahas.

Kami sama sama melangkah menuju pintu utama, begitu sampai di teras aku yang terbiasa buka sepatu waktu masuk kedalam rumah segera jongkok ingin membuka tali sepatu.

Tapi baru tali sebelah yang aku buka, Vega buru buru negur melarang aku buka sepatu.

" Tiara nggak usah di buka pake aja" katanya.

Belum sempat aku mengucapkan apa yang ada di ujung mulut tiba-tiba pintu besar itu terbuka, muncul lah sosok mas Adi yang dulu pernah tinggal satu desa denganku.

" ehh..Vega...udah pulang!?" sapanya, aku yang masih posisi jongkok langsung mengangkat kepala dan Deg....jantung ku berdetak kencang, aku menatap nya dengan tatapan terpana penasaran juga bingung kenapa ada mas Adi di rumah Vega. Tak aku pungkiri kenangan cinta monyet itu kembali melintas dan dia orang yang mencuri ciuman pertama ku.

" Iya Kak, kenalin nih dua teman aku yang akan aku ajak ke pesta nanti malam" ucap Vega memperkenalkan kami, aku terpaksa bangun dari jongkok.

Mas Adi maju selangkah kedepan iren, " Hay..." mas Adi menyapa ramah iren trus mengulurkan tangannya.

" Hay juga mas salam kenal ya namaku iren" sambut iren memasang muka sok imut.

Kulihat mas Adi tersenyum kayak yang pernah ku lihat senyum itu begitu sejuk di pandang mata, jelas mataku tidak berkedip dulu senyum itu selalu menjadi penyemangat ku dari segala hal.

" Hay... hallo..." sapanya bikin aku kaget setengah mati ternyata mas Adi udah ada di depan ku, malu banget aku nya kalau bisa ngilang atau nyungsep masuk kedalam tanah mau rasanya langsung nyungsep biar bebas dari perasaan malu ini.

" Ah ..iya mas kenalin saya Tiara temennya..." jawab ku menerima uluran tangan nya aku mencoba santai padahal jantung ku deg degan bukan main

tatapan mata kami bertemu mas Adi, aku berdoa dalam hati semoga mas Adi nggak ingat sama aku.

" Tiara apa kabar...." tanya nya kemudian mukanya maju sedikit, " makin cantik kamu sayang" ucap nya berbisik di depan mukaku, " Deg...." hembusan nafas wangi mint menyapu wajahku tak ku sangka mas Adi masih mengingat ku.

Bukan senang justru aku timbul perasaan takut dan was was, " Kak...lo naksir ama Tiara" ucap Vega yang tau tau udah berdiri di sebelah ku dan mas Adi.

Aku menarik tangan ku dari genggaman mas Adi, sumpah jantung ku nggak beraturan dan rasanya malu sekali.

" Hehehe...iya nih Abis Tiara cantik banget" jawab nya terang terangan bikin kaki ku langsung lemes.

" Alah dasar buaya lo pantang liat yang bening langsung deh kumat " ucap Vega menggenggam pergelangan tangan ku.

Vega menarik pergelangan tangan ku, " Ayo Tiara masuk nggak usah di ladenin. Kakak gue satu ini memang buaya darat " ucap Vega mengajak aku masuk ke dalam rumah nya.

" Hahaha" Ku dengar mas Adi tertawa, jujur aku bingung kenapa ada mas Adi di rumah Vega. Apa hubungan mereka kok aku nggak pernah tau kalau mas Adi punya adik, yang aku tau mas Adi itu anak tunggal nya pak lurah di kampung ku dulu.

Sampai di dalam mata ku kembali terpana, pernak pernik di dalam rumah itu begitu Lux dari perabotan saja sudah kelihatan berharga fantastis, lukisan yang tergantung juga bukan lukisan seratus ribuan tapi pasti harga nya jutaan bisa jadi miliyaran harganya.

" Ayo duduk iren, Tiara" Vega mempersilahkan aku dan iren duduk, begitu aku mendarat kan bokong ku langsung dapat merasakan empuk nya kursi mahal orang kaya mah beda.

" Bik...bikinin minum ya" jerit Vega yang duduk di sebelahku.

Memang ya beda orang kaya apa apa tinggal perintah seenak jidat, lah kalau aku siapa yang mau aku perintah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!