NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Yang Dikhianati

Balas Dendam Istri Yang Dikhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam pengganti
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fazilla Shanum

Aira memergoki suaminya selingkuh dengan alasan yang membuat Aira sesak.
Irwan, suaminya selingkuh hanya karena bosan dan tidak mau mempunyai istri gendut sepertinya.

akankah Aira bertahan bersama Irwan atau bangkit dan membalas semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazilla Shanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dosa Lama Menagih Harga

Pak Agam dan Bu Asha duduk di ruang keluarga. Pak Agam ingin mengatakan yang sebenarnya tapi agak ragu, setelah dipikirkan lagi akhirnya ia memutuskan untuk menceritakannya.

"Ma, sebenarnya Papa mau jujur sesuatu sama Mama. Tapi Papa harap, Mama mau jaga rahasia ini dari anak-anak atau siapapun," ucap Pak Agam.

Ia akan malu dan diledekin oleh kedua anaknya jika sampai mereka tahu penyakit yang dideritanya saat ini.

"Hal apa, Pa? Insyaallah Mama pasti bisa jaga rahasia," jawab Bu Asha.

"Tentang Papa, Ma, sebenarnya Papa di vonis menginap penyakit HIV-AIDS. Penyakit mematikan yang tidak akan bisa sembuh," ucap Pak Agam dengan sedih.

Bu Asha syok mendengar ucapan dari suaminya. Ia tidak pernah mengira bahwa suaminya akan mengidap penyakit yang mematikan itu.

"Kamu nggak sedang becanda kan, Pa?" tanya Bu Asha memastikan.

Pak Agam menggenggam tangan istrinya. "Papa tau, kalau kesalahan Papa sama Mama banyak tau bahkan mungkin menggunung. Papa tau kalau ini karma buat Papa, Ma. Tolong maafkan semua kesalahan Papa, Papa janji akan berubah dan menjadi suami serta Papa yang baik untuk anak-anak," ucap Pak Agam dengan nada memohon.

Bu Asha menutup mulutnya, ia masih tidak percaya jika suaminya akan mengidap penyakit itu.

"Ma, tolong cabut sumpah serapah Mama sama Papa agar Papa bisa segera membaik," ucap Pak Agam lirih.

"Mama juga harus minta maaf sama Papa, mungkin emang ada doa Mama yang di kabulkan karena kelakuan Papa selama ini. Dan sepertinya ucapan Damian ada benernya Pa, sebaiknya Papa istirahat aja dirumah. Udah saatnya kita menikmati masa tua, tanpa perlu repot-repot mikirin pekerjaan. Damian mengatakan begitu karena Damian ingin Papa bersantai seperti kebanyakan orang tua yang lainnya yang memilih pensiun. Dan kita bisa fokus dengan pengobatan Papa tanpa perlu anak-anak tau," jawab Bu Asha panjang lebar.

Pak Agam terdiam. Apa yang dikatakan oleh istrinya ada benar benarnya juga. "Kamu bener, Ma. Tapi Papa masih belum rela untuk melepas perusahaan."

"Ya udah pelan-pelan aja jangan langsung berhenti Pa," jawab Bu Asha.

"Terimakasih karena kamu selalu mengerti aku, Ma," ucap Pak Agam.

Ia tatap wajah teduh istrinya yang masih cantik dengan balutan hijabnya. Jika sudah seperti ini, Pak Agam menyadari kalau istrinya itu masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak mudah lagi. Mungkin karena kesabarannya selama ini.

Waktu berlalu dengan cepat, keluar Darma makan malam bersama. Kali ini terasa berbeda bagi Bu Asha, karena suaminya sudah sadar akan perbuatannya dan anaknya juga pulang kerumah meskipun kurang satu anggota yaitu Dion. Tapi sepertinya ini saja sudah membuat Bu Asha sangat bahagia.

"Kak Dion katanya akan pulang besok, Ma," ucap Damian memulai obrolan.

"Mama seneng banget dengernya, Damian. Besok akan Mama buatkan kue khusus untuk Dion. Agar nanti saat dia kembali ke apartemennya bisa buat cemilan," ucap Bu Asha dengan girang.

"Buat aku juga jangan lupa Ma," kata Damian tak mau kalah dari kakaknya.

"Kenapa aku baru sadar kalau berkumpul dengan keluarga bisa sehangat ini," batin Pak Agam.

Sudah bertahun-tahun ia hanya sibuk bekerja dan juga bermain dengan wanita. Ia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan istrinya saat tahu kalau ia berkhianat, sekarang ia baru menyadari semuanya dan merasa bersalah.

"Kamu selalu aja begitu, Mama jadi inget masa kecil kalian yang selalu bertengkar banyak hal. Terutama merebutkan masalah bekal. Ternyata sekarang udah pada besar," ucap Bu Asha.

"Ya gimana lagi, masakan Mama emang paling enak. Nggak ada restoran manapun yang menandinginya," jawab Damian.

"Kamu bisa aja bikin Mama seneng. Udah ah, abiskan makananmu. Jangan ngobrol terus," ucap Bu Asha.

Damian akhirnya diam dan fokus pada makanannya.

Setelah selesai makan, tidak biasanya Pak Agam ikut berkumpul duduk bersantai di ruang keluarga bersama Damian dan juga Bu Asha.

Biasanya ia akan langsung ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan, karena jika di kantor terlalu banyak bermain dengan sekretarisnya.

"Gimana seharian ini kerja dengan sekretaris baru Papa?" tanya Damian.

"Papa ganti sekretaris lagi?" tanya Bu Asha ikut nyeletuk.

"Titipan Damian, Ma. Dia gendut dan sangat cerewet udah melebihi wartawan aja yang selalu mengurusi Papa jika Papa mau keluar," jawab Pak Agam dengan sebal ketika mengingat Aira.

"Damian pasti melakukan hal itu untuk membuat Papanya berhenti bermain wanita!" batin Bu Asha.

*****

Hari pun berganti, Irwan dan juga Lisa saat ini sedang sarapan dengan Bu Dewi.

"Irwan, Mama akan pulang siang ini," ucap Bu Dewi.

Ia capek juga harus mengurus rumah besar anaknya sendirian. Apalagi Lisa juga sama sekali tidak ada membantunya. Mau menegur juga tidak enak.

"Kenapa buru-buru, Ma? Tinggal disini aja daripada Mama dirumah sendirian," jawab Irwan.

Irwan mengatakan itu agar tidak kebingungan untuk makan saat pulang atau ingin berangkat kerja. Menyuruh Lisa masak sepertinya hal yang sangat mustahil karena Lisa selalu saja mengatakan dirinya lelah.

"Bener apa yang Mas Irwan katakan, Ma," sahut Lisa ikut menimpali.

"Terus kalau Mama terus disini, rumah siapa yang jaga? Pasti ditinggal Mama beberapa hari udah kotor banget. Lagian kan kalian juga baru menikah, nggak enak lah kalau Mama terus menumpang disini," jawab Bu Dewi agar menjaga hati Lisa.

"Ya udah kalau emang Mama mau pulang, tapi aku nggak bisa antar ya, Ma. Aku masih harus mencari Aira karena sampai sekarang Aira masih belum ketemu," ucap Irwan dengan pasrah.

"Iya nggak apa-apa, Mama ngerti kok. Lagian Mama bisa pesan taksi kalau cuma untuk pulang. Semoga aja kamu bisa menemukan Aira secepatnya," jawab Bu Dewi.

"Iya, Bu."

Sarapan pun akhirnya selesai. Irwan dan juga Lisa segera pamit pada Bu Dewi, dan keduanya pun masuk ke dalam mobil. Irwan melajukan mobilnya pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Mas, gimana dong kalau nanti Mama pulang?" tanya Lisa.

"Apanya yang gimana Sayang?" tanya Irwan pura-pura tidak paham.

"Yang mau masak sama bersih-bersih rumah, kamu kan tau kalau aku lagi hamil, Mas. Masa aku yang harus kerjain semuanya? Emang kamu mau anak kita kenapa-napa? Kamu nggak inget ucapan Dokter yang marang aku kelelahan dan melakukan hal-hal yang berat?" sahut Lisa langsung ngegas karena Irwan tidak peka.

"Sayang bukannya gitu, tapi kamu juga kan tau kalau sekarang kita lagi fokus buat nyariin Aira. Aku nggak bisa sembarangan rekrut pembantu karena banyak dari mereka yang pekerjaannya nggak beres," jawab Irwan beralasan.

"Ya udah kamu aja yang ngerjain pekerjaan rumah kalau begitu," ucap Lisa dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Apa kamu bilang tadi? Aku? Aku yang kamu suruh mengerjakan pekerjaan rumah?" tanya Irwan dengan kecewa mendengar jawaban Lisa.

Lisa menganggukan kepalanya dengan yakin. "Iya. Emang apa salahnya? Banyak kok laki-laki diluaran sana yang mengerjakan pekerjaan rumah. Aku rasa nggak ada salahnya.

"Aku benar-benar nggak ngerti sama jalan pikiran kamu. Aku udah capek kerja, dan aku juga yang kamu minta mengerjakan pekerjaan rumah," ucap Irwan setengah emosi.

"Iya, emang kamu pikir aku nggak capek kerja? Belum lagi aku lagi hamil, kalau emang kamu nggak mau tanggung jawab dan mau nyuruh aku jadi pembantu, lebih baik nggak usah nikah aja dari awal. Dan aku bisa menggugurkan anak ini daripada menyusahkan hidupku!" teriak Lisa dengan emosi.

Irwan tidak lagi menjawab, ia tidak ingin jika sampai hubungan pernikahan yang baru berjalan sehari harus berakhir begitu saja.

Irwan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, hingga akhirnya Irwan sampai di kantor.

Keduanya langsung turun dari mobil. Irwan memberikan kunci mobilnya pada satpam agar bisa memindahkan mobilnya ke parkiran.

Lisa berjalan lebih dulu. Ia ingin Irwan tau kalau dirinya juga marah dan juga kesal. Enak saja dia yang harus membersihkan rumah sebesar itu.

"Padahal Aira dulu meskipun cantik dan juga kaya nggak pernah sekalipun meninggikan suara seperti Lisa tadi. Kenapa sikap Lisa tiba-tiba berubah begini setelah dia tau kalau bukan aku yang kaya? Dia benar-benar matre!" batin Irwan.

1
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
Luar biasa
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
semangat aiiraaaa🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
setaaannn 😤😤😤
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
garasi thor.. bukan bagasi🤦🏻‍♀️
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
laki2 gila, ga tau diri.. bajiguurrr😒
DARU YOGA PRADANA
Karakternya juara banget. 🏆
[mini share] Andrea Duarte ouo
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Raptor gamer
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!