NovelToon NovelToon
Benci Yang Tercinta

Benci Yang Tercinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Pada akhirnya, kamu adalah luka yang tidak ingin aku lepas. Dan obat yang tidak ingin aku dapat."

________________

Bagaimana rasanya berbagi hidup, satu atap, dan ranjang yang sama dengan seseorang yang kau benci?
Namun, sekaligus tak bisa kau lepaskan.

Nina Arunika terpaksa menikahi Jefan Arkansa lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Sosok yang ia benci karena sebuah alasan masa lalu, namun juga cinta pertamanya. Seseorang yang paling tidak ingin Nina temui, tetapi sekaligus orang yang selalu ia rindukan kehadirannya.

Yang tak pernah Nina mengerti adalah alasan Jefan mau menikahinya. Pria dingin itu tampak sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan nyaris mengabaikan keberadaannya. Sikap acuh dan tatapan yang penuh jarak semakin menenggelamkan Nina ke dalam benci yang menyiksa.

Mampukah Nina bertahan dalam pernikahan tanpa kehangatan ini?
Ataukah cinta akan mengalahkan benci?
atau justru benci yang perlahan menghapus sisa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kata yang Menusuk

Langkah kaki Nina menggema pelan di lorong rumah besar itu, saat melangkah pelan menuju kamarnya. Terlalu bersih dan rapi. Terlalu sepi dan sunyi. Tak ada suara tawa atau obrolan ringan yang menandakan adanya kehidupan mengisi rumah ini.

Hanya suara detak jam dan desahan napasnya sendiri, yang kadang terasa seperti beban.

Kamar tidur nya terasa sangat besar untuk dua orang yang tidak saling bicara. Tempat tidur king size hanya dipakai separuh, seolah ada garis tak terlihat yang membatasi dunia Nina dan dunia Jefan.

Dan di tengah itu semuanya, Nina mulai gila dalam sunyi.

Terkadang dia ingin berteriak, atau bahkan ingin menghancurkan sesuatu, hanya agar dirinya merasa hidup dalam kesunyian ini.

Nina menghembuskan napas nya panjang "Sebenarnya untuk apa dia menjadikan ku istri? Apa karena saat itu dia kasihan padaku?

Ceklek~

Suara pintu kamar terbuka, Nina yang sedang berbaring langsung membangkitkan dirinya. Jefan memasuki kamar dengan langkah tenang tanpa suara. Alis Nina mengkerut, ini pertama kalinya Jefan pulang lebih awal semenjak mereka menikah.

“Kau pulang lebih awal hari ini?”

Jefan tidak menjawab, ia meletakkan tas kerja nya di sofa kecil yang ada dikamar, dan mengendurkan dasi yang terlilit rapih dikerahnya.

Nina tertawa sinis "Apa kau tuli? Atau kau bahkan tak menganggap ku ada disini?"

Perkataan itu berhasil membuat Jefan meliriknya sekilas.

"Kau mengharapkan apa?" ujarnya dengan suaranya pelan.

Dan suara pelan itu menghantam keras hati Nina seketika. Ia berdiri menatap tajam ke arah suami nya itu, ingin rasanya Nina memaki sekencang-kencangnya.

"Sebenarnya kenapa kau melakukan ini padaku?"

"Apanya?"

"Menyeretku menjadi istrimu, bahkan kau tidak mencintai ku bukan? Apa karena kasihan?"

"Ya kau memang terlihat sangat menyedihkan waktu itu"

Nina meremas bajunya menahan luapan emosi, matanya sedikit memerah bukan hanya karena sakit hati tapi karena ia merasa sangat rendah dihadapan suami yang dibencinya ini.

"Lalu kenapa harus menikahiku? Kau kan bisa memerasku dengan hal lain"

Jefan menatap dalam diam, sejenak keheningan menyelimuti, ia terpaku menatap Nina tanpa ekspresi.

"Bukankah tidak ada hal lain lagi yang berharga dihidupmu?"

Kamar luas itu kembali terjebak dalam keheningan sesaat. Menyisakan dua orang yang berdiri kaku saling adu tatap.

Nina kemudian sedikit tertawa dengan mata yang berair, badannya bergetar karena tawa yang ia keluarkan. "Kau benar-benar berhasil membuatku semakin membencimu tau"

Jefan hanya menatap gadis itu yang masih tertawa pilu. Meski begitu ekspresi nya tak bergeming, tak ada tatapan bersalah karena ucapan nya barusan.

"Teruslah membenciku, itu lebih baik" ucap Jefan sarkas dan melangkah keluar dari kamar. Meninggalkan Nina yang tersungkur ke lantai begitu pintu kamar tertutup.

Pertahanan nya runtuh seketika, ia meremas dadanya yang terasa sangat sakit. Nina menggigit bibir bawahnya untuk menahan isak tangis yang berusaha keluar dari mulutnya.

"Bodoh! Harusnya aku melawannya, harusnya aku memakinya! Kenapa aku malah seperti itu!" Nina memukul kepalanya berulang kali.

"Padahal dia sudah membuat hidupku hancur dulu, kini dia mau menambah lukaku lagi?"

Tangan nya menyikapi dress selutut yang ia kenakan, memperlihatkan paha kanannya yang putih namun terdapat bekas luka goresan yang cukup mengerikan.

Kilasan suara masa lalu muncul tiba-tiba, begitu nyata. Nina memeluk lututnya, tangan kananya meremas rambutnya mencoba menghilangkan bayangan gelap yang kembali menghantui nya.

Namun hal itu tak berhasil, napas Nina semakin terasa sesak beriringan dengan kenangan kelam yang terus berputar.

Dengan tubuh gemetaran, Nina merangkak menuju meja rias dan mengambil obat yang ia simpan didalam lacinya, meminumnya dua butir bulat-bulat lalu tergeletak sepenuhnya kelantai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi harinya Nina sudah terbangun diatas kasur, ia mengucek matanya perlahan dan menyingkirkan selimut yang menutupi tubunya.

Nina menoleh kesamping ranjangnya, sudah kosong dan rapi. Tentu saja, Jefan pasti sudah pergi bahkan sebelum Nina membuka matanya.

Tapi...

Bukankah semalam dirinya tak sadarkan diri dilantai? Jadi Jefan memindahkan nya? Apa dia lagi-lagi terlihat menyedihkan di matanya?

Nina menggelengkan kepalanya kencang-kencang "Memalukan sekali"

Nina berjalan gontai keluar kamar, matanya memandang ruangan luas yang kosong, hari nya selalu terasa sesak tiap menghabiskan waktu dirumah seluas ini, sendirian.

Saat tiba di dapur, Nina membuka tudung saji yang ada dimeja makan, sudah bersih tak ada lagi makanan yang tersisa, entah kenapa hatinya selalu lega tiap melihat makanan yang sudah disiapkannya habis.

Jefan memang selalu menghabiskan makan malam yang Nina siapkan apapun itu, meski Nina sendiri tidak pernah benar-benar menyaksikan lelaki itu melahap masakannya, tapi tiap pagi ia selalu mendapati masakan yang memang sengaja Nina buatkan untuk suaminya itu bersih dari meja makan.

Jadi, Nina berpikir bahwa Jefan selalu menghabiskannya sesudah pulang kerja.

Sedangkan untuk sarapan, Nina bahkan tidak pernah benar-benar tau kapan lelaki yang menyandang sebagai suaminya itu membuka mata.

"Apa yang harus kumasak hari ini?" gumamnya sembari membuka kulkas.

Hanya tersisa beberapa potong tahu, dan beberapa butir telur saja dikulkas besar itu. Nina sekarang selalu merasa jengah tiap melihat kekosongan dalam bentuk apapun itu.

"Baiklah, aku harus berbelanja dulu" Nina melangkahkan kakinya kembali menuju kamar untuk membasuh diri. Mengambil dompet yang ada didalam tasnya.

Sebelum benar-benar keluar, Nina membuka dompet nya, terdapat dua kartu debit didalamnya, satu miliknya. satu ia dapat dari Jefan tanpa instruksi apapun, sehari setelah menikah ia menemukan ini diatas tas nya. Tanpa meninggalkan catatan atau pesan apapun.

Nina mengerti ini sengaja Jefan berikan karena bagaimana ia adalah istrinya, tapi untuk apa memakainya? Nina tidak mau terlihat se-membutuhkan pada uang. Dan mau dianggap sangat bergantung pada power laki-laki itu.

Jika untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan Nina dari kerja paruh waktunya sebelum menikah masih sangat cukup, setidaknya untuk beberapa bulan kedepan.

"Sepertinya, aku harus mencari kerja lagi setelah ini" ucap Nina dan melangkah kan kaki nya menuju supermarket yang tidak begitu jauh.

1
pikacuw
jantung ginjal dan usus gw😭💔
Rumachi: Ar yu okey? :)
total 1 replies
pikacuw
lahhhhh perasaan baru aja mesra2an... udah ada lagi aja yg bikin greget🙂🤦🏻
Irha Sila
Luar biasa
Irha Sila
Lumayan
Nunk🇮🇩🇵🇸
Karya perdana tapi gaya penulisan, tata bahasa n tanda bacanya bagus thor jadi enak dibaca. Sering nemu novel dri jalan cerita bagus tapi tanda bacanya berantakan jadi bikin ga mood baca. Semoga jalan ceritamu jg bgus thor ga berbelit2.
Rumachi: Terimakasiii banyak hihihi/Whimper//Heart/
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
ayuh ka syemangad sdh 1 vote ka
Rumachi: Syaaap!! timaaaciiw/Kiss/
total 1 replies
pikacuw
nyebut lu fan astagfirullah itu istri lu sendiri /Panic/
pikacuw
lanjutin sekarang atau gw gulung nih bumi/Sob/
Rumachi: gakpapa gulung aja
total 1 replies
pikacuw
lanjut thor 🙌🏻
pikacuw
Masih baru banget rilis nih, baru 6 bab tp udah bikin arrgggghhggg campur aduk huhuuhuuu nice thor😭😭
pikacuw
belum-belum udah geregetannnnn gw hihh
pikacuw
awal yang menarik
MindlessKilling
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Rumachi: Maaciiw🥺🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!