NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Dijemput

Hari pertama berstatus sebagai tunangan Danial Zevaro Putra Mahendra, tak ada yang spesial karena baik Meldy atau pun Danial tak menganggap pertunangan itu benar-benar terjadi. Meldy tetap melakukan tugasnya setiap pagi yaitu menyiapkan sarapan untuk papa dan kakaknya.

"Dek, hari ini berangkat sama kakak atau dijemput Pijar?." Tanya Melvin, karena kalau tidak berangkat bareng Melvin, Pijar lah yang akan menjemput Meldy. Bukan tak bisa berangkat sendiri, Meldy belum bisa mengendarai mobil sendiri. Kalau berangkat menggunakan angkutan umum, papa Hendra tak mengizinkan. Namanya juga anak kesayangan, perempuan satu-satunya didalam keluarga.

"Jemput Pijar kak." Jawab Meldy.

"Ya udah, kalau gitu kakak berangkat duluan ya."

"Kok cepat banget Vin, baru setengah tujuh loh ini." Tanya papa Hendra.

"Kebetulan masih ada tuhas Melvin yang belum selesai pa, jadi mau ngerjain disekolah."

"Nggak ingat ada tugas atau gimana?." Tanya papa Hendra, biasanya Melvin tak pernah mengerjakan tugas rumah disekolah. Melvin adalah tipikal murid yang cukup pintar. Dia selalu masuk rangking lima besar di kelasnya.

"Lupa pa, Melvin kira udah dikerjain kemaren makanya kemaren habis acara Meldy santai aja. Eh ternyata, tadi pas Melvin lihat belum dikerjain." Jawab Melvin jujur.

"Ya sudah, hati-hati ya kamu."

"Iya pa, Melvin berangkat ya."

"Ini anak cantik papa, kok melamun sih. Buruan dong dimakan sarapannya." Papa Hendra melihat Meldy tak bersemangat.

"Capek aja pa, habis acara kemarin." Meldy berbohong, sebenarnya ada sesuatu yang menggangu pikirannya.

"Apa tanya langsung aja ya sama papa?." Batin Meldy. Meldy tak sengaja menemukan obat-obatan didalam laci meja nakas dikamar papa Hendra, itulah yang sekarang mengganggu pikirannya.

"Hmmm, pa....." Meldy ragu untuk mulai bertanya.

"Apa sayang?."

"Hmmm, nggak jadi deh." Meldy tak melanjutkan pertanyaannya.

"Ada yang mau kamu sampaikan ya sama papa?." Papa Hendra tau, kalau sekarang ada hal yang menggangu pikiran anaknya itu.

"Nggak pa, bukan apa-apa juga kok."

"Hmm ya sudah, lanjut lagi dong sarapannya."

Terdengar suara motor memasuki halaman rumah itu. Motor? Loh kok, bukannya yang menjemput Meldy Pijar ya? Kalau Pijar pake mobil dong.

"Kayaknya Pijar udah datang tuh." Ucap papa Hendra.

"Bukan deh kayaknya pa, itu suara motor bukan mobil, masa Pijar jemput Meldy pake motor. Yang ada dia dorong dari rumahnya kesini."

"Trus siapa?." Tanya papa Hendra, Meldy mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.

Ting nong...... Terdengar suara bel

"Bii, tolong bukain pintu dong." Meldy memanggil bibi.

"Baik non." Bibi segera membukakan pintunya pintu, melihat siapa tamu yang datang pagi-pagi begini.

"Den Danial." Sapa bibi.

"Meldy udah berangkat bi?." Tanya Danial, ternyata bunyi motor itu adalah motor milik Danial.

"Ada den, lagi sarapan sama bapak. Masuk den."

"Nggak usah bi, saya tunggu disini aja. Mau berangkat bareng Meldy." Jawab Danial sopan.

"Sebentar ya den, bibi panggilin non Meldy dulu." Bibi kembali masuk kedalam, menuju meja makan.

"Siapa bi?." Tanya Meldy.

"Den Danial non, katanya mau berangkat bareng non Meldy." Jawab bibi.

"Ha? Nggak salah?." Tentu Meldy tak percaya, ada angin apa Danial menjemputnya berangkat sekolah.

"Cieee, makin dekat aja nih." Goda papa Hendra.

"Apa sih pa."

"Samperin sana."

"Nggak mau ah, biarin aja."

"Meldy, nggak sopan loh kayak gitu. Danial udah jauh-jauh jemput kamu kesini."

"Nggak ada yang minta juga."

"Meldy....."

"Iya paaaa." Dengan malas Meldy berjalan ke pintu, menghampiri Danial yang masih berdiri disana.

"Mau ngapain lo?." Tanya Meldy ketus.

"Jemput lo lah, nggak mungkin kan gue jemput papa lo." Jawab Danial tak kalah ketus nya.

"Nggak minta dijemput tuh."

"Gue juga ogah kali. Habis-habisin bensin gue aja tau nggak."

"Katanya orang kaya, masa sama bensin aja perhitungan."

"Kalau bukan bunda yang maksa gue juga ogah kali."

"Ya udah, sana lo pergi. Gue mau nungguin Pijar." Meldy mengusir Danial.

"Pijar nggak bakal jemput lo."

"Sok tau lo."

"Nggak percaya, cek aja hp lo."

Meldy mengambil hp nya yang ada di saku kemeja sekolahnya, ternyata memang ada sebuah pesan dari Pijar. 'Meldy sahabatku, hari ini lo berangkat sama tunangan lo ya. Anggap aja pendekatan. Sampai jumpa disekolah bestie.'

"Tuh anak ya, padahal udah janji juga." Gerutu Meldy kesal.

Ini semua sudah direncanakan bunda Kanaya, memaksa Danial menjemput Meldy lalu meminta Pijar supaya tak usah datang menjemput. Bunda Kanaya berharap dengan seperti ini, perlahan Danial dan Meldy bisa timbul rasa diantara mereka.

"Buruan, mau berangkat nggak. Kalau nggak gue tinggal nih." Ancam Danial.

"Ya udah tinggalin aja, pergi lo sana."

"Lo mau berangkat naik apa coba?."

"Bisa diantar sama papa gue."

"Papa nggak bisa, pagi ini ada meeting penting sama klien jadi kamu berangkat sama Danial aja ya sayang." Papa Hendra muncul dari belakang pintu.

"Tapi pa...." Rengek Meldy.

"Sama Danial ya sayang. Papa mau berangkat dulu, assalamualaikum." Papa Hendra bergegas masuk kedalam mobilnya. "Danial titip Meldy ya." Ucap papa Hendra sebelum melajukan mobilnya. Ya kali mengantarkan Meldy kesekolah, ini kesempatan bagus bukan? Papa Hendra senjata buru-buru pergi ke kantor, sebenarnya tak ada meeting penting seperti yang papa Hendra bilang, agar Meldy mau berangkat bersama Danial.

"Ayo buruan ambil tas lo, gue tinggal nih." Ancam Danial, dia sudah duduk manis diatas motor sport nya.

"Iya tunggu." Kesal, Meldy masuk kedalam mengambil tasnya. "Kalau aja nggak karena terpaksa nggak akan gue berangkat sama lo." Gerutu Meldy.

"Nih pake helm lo." Danial memberikan sebuah helm untuk Meldy.

"Buruan, lama banget sih."

"Tunggu kenapa sih, susah ini." Meldy kesusahan memasang helmnya.

"Usaha sendiri."

"Gue juga nggak butuh bantuan lo." Akhirnya usaha Meldy berhasil, helm itu berhasil dikaitkan.

"Duduk yang bener, kalau lo jatuh gue nggak tanggung ya." Ucap Danial, entah karena iseng atau apa, Danial tancap gas hingga hampir saja Meldy terjungkal kebelakang.

"Hati-hati dong." Meldy memukul punggung Danial.

"Ini udah hati-hati kali, diam aja lo kalau mau selamat." Ucap Danial dibalik helm full face nya.

"Nggak lagi-lagi deh gue boncengan sama lo." Ucap Meldy.

"Motor gue juga harus mandi kembang tujuh rupa habis ini." Danial masih tak memelankan gas nya.

"Danial lo mau gue mati." Teriak Meldy, takut dengan cara Danial membawa motor nya, yang menurut Meldy ugal-ugalan.

"Gue lebih tua ya dari lo."

"Bodo amat, pelan-pelan Danial." Danial tak menganggapi, dia tetap melakukan motor nya dengan kecepatan tinggi.

Ckiieeet......... Motor Danial berhenti tepat didepan gerbang sekolah Meldy. "Gila lo." Meldy memukul-mukul lengan Danial.

"Turun." Ucap Danial.

"Sabar, nggak sadar lo gue hampir mati." Meldy turun dari atas motor itu. "Nih helm lo."

"Lebay banget sih, baru gitu aja." Ledek Danial.

"Mel, lo kenapa?." Piar datang menghampiri, melihat rambut Meldy yang acak-acakan.

"Gara-gara lo ini, gue hampir nyusul mama gue tau nggak." Meldy malah menyalahkan Pijar.

"Loh kok gue?."

"Ya iyalah, kenapa lo nggak jemput gue."

"Ya, itu karena......" Pijar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehehe, maaf Mel. Tapi lo kenapa?."

"Tanya aja sendiri tuh sama kakak sepupu lo itu." Meldy menunjuk Danial.

"Teman lo aja yang lebay, udah ah gue udah telat." Danial kembali memakai helmnya lalu pergi, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Nggak lagi-lagi gue berangkat sama tuh orang, bawa motornya nggak kira-kira. Nih lutut gue rasa mau copot tau nggak." Kesal Meldy.

"Maaf Mel, ini semua permintaan tante Kanaya. Katanya biar kalian makin dekat." Ucap Pijar merasa bersalah. Posisi Pijar sebenarnya serba salah, yang satu tante dan yang satu sahabat. Bingung harus ngikutin yang mana. Karena Tante Kanaya lebih tua, jadi nurut sama yang lebih tua aja.

Sementara itu, Danial sampai disekolah bertepatan dengan pintu gerbang akan ditutup. Berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba ponsel Danial berdering.

"Bunda?." Ternyata panggilan itu dari bunda Kanaya, Danial segera mengangkat nya. "Halo, assalamualaikum bun."

"Wa'alaikumsalam, kamu jadi jemput Meldy kan?."

"Ya ampun bunda, jadi bunda repot-repot telpon Danial cuma buat nanya itu doang?."

"Ya iya, trus apa lagi dong?."

"Tanya kek anaknya udah sampai disekolah apa belum, selamat atau nggak."

"Kamu angkat telpon bunda berarti kamu selamat. Gimana Meldy nya?."

"Sampai disekolah dengan aman."

"Awas ya kamu kalau sampai macam-macam sama Meldy."

"Iya bunda iya, siapa juga yang berani sama cewek modelan singa kayak gitu. Udah ya bun, Danial mau masuk kelas."

"Belajar yang rajin kamu, jangan bolos lagi."

"Iya bunda, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Belum habis rasa kesal Danial, kesabarannya kembali diuji. Baru saja masuk kedalam kelas, dia sudah disuguhkan sebuah buket bunga oleh seseorang.

"Untuk lo Dan." Itu adalah Gadis, teman satu kelasnya yang tergila-gila dengan Danial.

Danial tak menerima atau pun menoleh, dia berjalan ke bangkunya seolah tak melihat apa-apa. "Ambil." Ucap Danial, melihat mejanya penuh dengan berbagai macam hadiah.

Deon dan Alvi paham, mereka berdua mengosongkan meja Danial dari berbagai hadiah tersebut. Seperti biasa, Alvi dan Deon lah yang paling diuntungkan disini, tak perlu repot-repot mengeluarkan uang, perut mereka akan kenyang.

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!