NovelToon NovelToon
Penghakiman Diruang Dosa

Penghakiman Diruang Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Iblis / Menyembunyikan Identitas / Barat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: R.H.

⚠️ *Peringatan Konten:* Cerita ini mengandung tema kekerasan, trauma psikologis, dan pelecehan.

Keadilan atau kegilaan? Lion menghukum para pendosa dengan caranya sendiri. Tapi siapa yang berhak menentukan siapa yang bersalah dan pantas dihukum?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.H., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Apa Yang Dia Tau Tentangku?

Hari ini aku memutuskan untuk tidak bekerja. Kepada Pak Bruto, aku berbohong dengan alasan tubuhku tidak enak. Padahal, niat sebenarnya adalah agar aku bisa puas menyiksa Aaron.

Sejak kejadian aku memukuli kakinya, aku kini berada di toko perkakas, membeli palu baru. Palu yang sebelumnya kupakai sudah kutanam di belakang rumah untuk menghilangkan jejak. Malam ini, aku akan melakukan hal gila lagi.

Setelah membayar, aku pulang dengan kantong plastik di tangan. Namun, saat melewati sebuah gang, aku melihat sekelompok anak muda berseragam sekolah sedang membuli seorang anak laki-laki.

Mereka menendangnya sambil merekam kejadian itu. Awalnya aku tak ingin ikut campur, tapi saat aku melewati mereka, salah satu dari mereka—berambut gondrong—menyapaku, Namanya Erlan.

"Siang, Paman,"katanya sambil tersenyum ramah.

Aku hanya mengangguk dan terus berjalan.

Namun, anak yang dibully itu bangkit dan menghadang jalanku. "Paman, tolong aku. Aku mohon," ucapnya sambil berlutut dan memeluk kakiku. Namanya Rafael.

Keempat pemuda pembuli itu langsung mengepalkan tangan. Erlan mendekat dan menarik baju Rafael dengan kasar, lalu dia tersenyum kepadaku. Tapi Rafael tetap memeluk kakiku erat.

"Aku mohon, selamatkan aku... Aku janji akan melakukan apa pun untukmu. Tolong, Paman," katanya memelas menatap wajahku.

Erlan mulai emosi dan menendang Rafael. "Kamu tuli, ya? Bahkan bersujud pun nggak akan mengubah nasibmu. Dunia selalu berpihak pada kami. Karena kamu cuma manusia rendahan," ejeknya sambil tertawa.

Aku terdiam. Kata-kata itu entah kenapa membuat emosiku naik.

"Tarik dia," perintah erlan. Ketiga temannya langsung menarik Rafael yang masih memeluk kakiku.

"Aku mohon, Paman... selamatkan aku," tangis Rafael semakin pecah. Tubuhnya ditarik kasar menjauh dariku.

Aku melangkah pergi, tapi aku tahu Rafael kembali dihajar. Ditendang, dilecehkan dengan kata-kata keji.

Langkahku terhenti. Tubuhku seolah menuntutku untuk bertindak. Saat Erlan hendak melayangkan tinjunya ke wajah Rafael, aku menangkap tangannya.

"Hentikan. Atau kalian akan berurusan denganku," ucapku datar, menatap mereka dengan dingin.

Keempat pemuda itu terdiam. Salah satu dari mereka memberi kode, dan mereka pun kabur.

Aku berbalik dan mulai berjalan pulang. Rafael berdiri, mengambil tasnya, lalu mulai mengikuti di belakangku.

Aku melirik ke arahnya. "Jangan ikuti aku," ucapku dingin.

Namun Rafael mempercepat langkahnya dan menghadangku. "Paman, perkenalkan, nama aku Rafael, katanya sambil tersenyum dan menyodorkan tangan.

Aku menolak. Buat apa berkenalan dengan anak SMA?

Dia tersenyum canggung. "Paman, aku kenal sama kamu. Aku tinggal nggak jauh dari rumahmu," ucapnya jujur.

Aku mengernyit, malas meladeni.

Tiba-tiba dia berhenti dan kembali menghadang jalanku. Aku ikut berhenti, menatap matanya penuh tanya. Entah apa yang dia inginkan.

Lalu dia berbisik di telingaku—kata-kata yang terdengar seperti racun. Aku terdiam, tak percaya.

"Kamu serius?" tanyaku dengan nada syok.

Rafael mengangguk sambil tersenyum ramah. "Serius, Paman. Aku nggak bohong," ucapnya sambil membentuk huruf V dengan jarinya dan memperlihatkan gigi-giginya. "Tapi tenang aja, Paman... Asalkan ajak aku juga."

"Kamu nggak lagi bohongin saya, kan?" tanyaku, memastikan.

Matanya menatapku lurus. Tak ada keraguan, tak ada kegugupan. Sekilas, aku merasa dia tidak berbohong. Tapi benarkah? Haruskah aku mempercayainya?

"Serius, Paman. Aku nggak bohong…" katanya mantap ku. Lalu ia berhenti sejenak, mendekat, dan membisikkan sesuatu ke telingaku.

Aku terdiam. Kata-katanya menusuk seperti jarum dingin di siang bolong. Tak percaya, aku menatapnya lekat-lekat.

1
dhsja
🙀/Scowl/
Halima Ismawarni
Ngeri au/Skull//Gosh/
R.H.: ngeri sedap-sedap au/Silent//Facepalm/
total 1 replies
Halima Ismawarni
seru
R.H.
Slamat datang di cerita pertama ku/Smile/ Penghakiman Diruang Dosa, semoga teman-teman suka sama ceritanya/Smile/ jangan lupa beri ulasan yang menarik untuk menyemangati author untuk terus berkarya/Facepalm/ terimakasih /Hey/
an
lanjut Thor /Drool/
an
lanjut Thor
an
malaikat penolong❌
iblis✔️
dhsja
keren /Hey/
dhsja
keren /Hey/
dhsja
Lanjut /Smile/
dhsja
Keren😖 lanjut Thor 😘
diylaa.novel
Haloo kak,cerita nya menarik
mampir juga yuk ke cerita ku "Misteri Pohon Manggis Berdarah"
R.H.: terima kasih, bak kak😘
total 1 replies
Desi Natalia
Ngangenin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!