Apa yang akan Luna lakukan jika dia memiliki kesempatan untuk kembali ke tiga tahun sebelumnya?.
Luna: "Aku akan menjauh dan menghindari pria brengsek seperti Julian."
...
Di pemakaman yang sudah sunyi, seorang wanita menatap kosong tiga nisan milik keluarganya, Ayah, ibu dan kakaknya. Semua telah pergi, meninggalkannya sendiri.
Ini semua karena Julian. Obsesinya pada pria itu menghancurkan segalanya. Ia menyakiti Kirana, tunangan Julian, hingga pria itu membalas dengan menghancurkan hidupnya.
"Ini balasan karena menyakiti Kirana," ucap Julian sebelum pergi.
Luna terisak. Julian benar. Dialah yang salah. Dia mencoba membunuh Kirana demi mendapatkan Julian, tapi sekarang, dia kehilangan segalanya, dan itu semua karena dirinya yang membuat Julian murka hingga pria itu membunuh keluarganya.
Bodoh. Aku bodoh, ratapnya dalam hati.
....
Hai jangan lupa beri like dan dukungan kalian untuk cerita ini ya. 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waya520, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkat Bantuan Justin
Deon dan Luna sedang dalam perjalanan pulang, mereka sudah selesai mengantarkan orangtua mereka ke bandara pagi tadi.
Keduanya memutuskan untuk pergi ke cafe terdekat dan memesan makanan disana.
"Aku mendengar ayah menelpon om Wijaya dan katanya Julian yang menawarkan diri untuk menjagamu." ujar Deon yang terdengar menyebalkan ditelinga Luna.
Wanita itu menggeram kesal. Sebenarnya apa yang diinginkan pria itu. Dulu Julian berusaha keras mengusirnya dari hidup pria itu. Lalu sekarang pria itu menginginkannya?. Yang benar saja.
"Kan masih ada kakak, kenapa harus dia yang menjagaku." ucap Luna yang masih tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya.
"Wajar ayah percaya padanya untuk menjagamu, kalian kan sudah lama kebal." kata Deon santai sambil menyesap minuman hangat yang dia pesan disini.
Luna terdiam saat mendengar ucapan kakaknya yang terakhir. Memang benar dirinya dan Julian kenal lama.
Itu bermula saat dulu dia dan Julian pertama kali bertemu saat masuk TK dan kebetulan dirinya pindah di perumahan milik Julian.
Dulu dia sangat pemalu hingga akhirnya pria itulah yang pertama kali menawarinya sebuah pertemanan. Dirinya yang memang tidak memiliki teman langsung mengkalim bahwa Julian adalah miliknya.
Sayangnya, itu berlangsung cukup lama hingga saat SMA, Julian mulai jengah dengan sifatnya yang memang Posesif pada pria itu. Bahkan tanpa persetujuan Julian, dia sering kali melabrak wanita yang berniat mendekati pria itu.
Kalau dipikir-pikir, Julian dari TK tidak pernah memiliki teman wanita satu pun dan itu semua ulahnya. Dia jadi merasa bersalah pada pria itu. Seharusnya Julian bisa memiliki masa sekolah yang indah, hanya karena kehadirannya, pria itu tidak memiliki kenangan bersama teman-temannya di sekolah dulu.
Hingga akhirnya saat mereka masuk kuliah. pertama kalinya Julian dikenalkan dengan wanita lain yaitu Kirana. yang merupakan anak dari sekertaris ayahnya.
Saat itu dia berniat menyingkirkan Kirana, sayang nasib wanita itu terlalu beruntung hingga rencana jahatnya selalu ketahuan oleh Julian.
Awalnya pria itu diam dan mengabaikan ulahnya, tapi saat pria itu bertunangan dengan Kirana, dia tidak terima dan merencanakan penculikan untuk Kirana. tidak sampai disana, dia bahkan menyewa beberapa pria untuk menghancurkan hidup wanita yang sudah mengambil Julian darinya.
Tapi seperti yang sudah dia katakan, Kirana itu wanita beruntung. Rencananya gagal total dan malah menjadi awal kehancuran hidupnya.
Julian murka, begitupun dengan orangtua pria itu. Bahkan Wijaya memutuskan hubungan kerjasama dengan ayahnya. Saat itu bisnis keluarganya langsung hancur, kakaknya yang sudah terjun di dunia bisnis langsung disingkirkan oleh Julian dan pria itu menjebak kakaknya hingga Deon masuk ke dalam penjara. Tapi untungnya, ayahnya masih memiliki uang. Mereka menebus Deon dengan seluruh harta milik mereka.
Tapi semuanya tidak selesai sampai disana. Keluarganya benar-benar dihabisi oleh Julian, hingga pria itu nekat menyabotase mobil keluarganya, yang menyebabkan mereka mengalami kecelakaan yang parah dan detik itu juga dirinya kehilangan, ayah, ibu dan juga kakaknya.
Julian menatapnya dengan tatapan penuh dendam. "Ini semua akibat dari perbuatamu yang sudah menyakiti Kirana." ujar pria itu dingin saat menghadiri pemakaman keluarganya.
Setelah mengatakan itu, Julian langsung berjalan pergi meninggalkannya sendirian di pemakaman waktu itu.
Luna menggelengkan kepalanya cepat. Deon yang melihat tingkah adiknya jadi penasaran.
"Kenapa kau tiba-tiba berhenti mengejar Julian?" tanyanya sambil memakan kue yang sudah tertata diatas meja.
Sejak adiknya demam waktu itu, tingkahnya semakin berbeda, tidak seperti biasanya. Tapi dia bersyukur karena Luna jadi lebih fokus pada keluarganya. Dulu, wanita itu terlalu fokus pada Julian hingga melupakan keluarganya sendiri.
Luna menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi lalu menatap pemandangan indah di luar. "Karena dia bukan jodohku."
Julian itu milik Kirana dan dia tidak mau lagi mengejar pria itu. Dia masih menyimpan rasa sakit saat dirinya sendiri dan tidak memiliki siapapun disisa hidupnya yang tragis dulu.
Nyawa kelurganya yang paling penting. Sebisa mungkin dia harus menjauh dari pria kejam itu.
Deon tidak ambil pusing dengan jawaban Luna. Suka-suka wanita itu saja.
....
Julian tersenyum lebar saat melihat orang yang dia tunggu-tunggu sejak pagi tadi akhirnya datang juga.
"Pagi Luna." sapa Julian yang membuat Luna merinding. Kenapa pria itu tiba-tiba jadi aneh. Ini bukan Julian yang biasanya.
Julian yang dia kenal adalah pria dingin yang tidak memperdulikan sekitarnya, dan juga tidak tersentuh oleh siapapun kecuali Kirana.
Lalu siapa didepannya?. Apa jiwa Julian tertukar dengan jiwa orang lain?.
Pemikiran konyol.
"Em pagi." balas Luna yang agak canggung dengan suasana saat ini.
Julian langsung menghampiri Luna yang sudah mematung didepan pintu kelasnya. Pria itu sengaja menunggu kedatangan Luna karena saat mau menjemput wanita itu tiba-tiba Kirana menelpon dan minta di jemput, jadi dia terpaksa balik arah dan menjemput Kirana, toh Luna pasti sudah berangkat ke kampus dengan kakaknya.
"Oh iya hari ini kau ada waktu luang tidak?" tanya pria itu tiba-tiba, Luna yang bingung menjawab langsung menarik Justin yang baru saja sampai.
"Aku ada janji dengan Justin siang ini." jawab wanita itu cepat. Justin yang tidak tahu apapun hanya bisa menampilkan wajah kebingungannya.
Julian terlihat kecewa karena rencananya sepertinya gagal, dia hanya ingin makan berdua dengan Luna siang ini. Sekaligus menyelesaikan masalah mereka.
"Kalau besok?" Julian terlihat tidak ingin menyerah untuk mengajak Luna pergi bedua.
"Besok aku mengerjakan tugasku dengan Justin, iya kan?" Luna menoleh ke arah pria itu lalu mengode Justin untuk mengiyakan ucapannya.
Justin yang paham langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Luna dan wanita itu langsung terpaku dengan tindakan Justin yang tidak terduga.
"Iya, kami memiliki banyak tugas kelompok akhir-akhir ini, juga acara dinner mungkin." Justin mengedipkan sebelah matanya ke arah Luna. membuat wanita itu merinding seketika. Apa-apaan pria itu. aneh sekali.
Julian mengepalkan tangannya erat-erat, matanya melirik sinis ke arah tangan Justin yang seenaknya bertengger di pinggang ramping Luna.
"Ah begitu, mungkin lain kali ya lun, kalau begitu aku permisi." Julian segera pergi dari hadapan dua orang itu.
Akhirnya Luna bisa bernafas dengan lega. Wanita itu menoleh ke arah Justin. "Terimakasih, dan maaf sudah menarik mu sembarangan." ucap Luna yang merasa tidak enak dengan Justin karena mereka sebenarnya tidak sedekat itu.
Justin tersenyum lalu mengusak surai panjang Luna dengan tangannya. "Tidak masalah, jika kau butuh bantuan lagi, panggil saja aku." tawarnya yang membuat wanita itu antusias.
Luna tersenyum lalu mengangguk. "Terimakasih banyak Justin." ucapnya sambil menunduk sedikit. Justin mengangguk lalu masuk ke dalam kelas dan diikuti oleh Luna dibelakangnya.
Tapi keduanya terdiam saat menyadari bahwa.....
semangat terus 😍😍😍😍
dan terimakasih sudah UP kakak 😍
makin seru 😍
lanjut up lagi thor