NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Cupu

Pembalasan Istri Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Janda / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Nurr

"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.

Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.

Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.

Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Udah cukup ah! Ini udah cantik kok, aku malah ngelihat orang lain di wajahku! Keren banget make up nya." puji Amel kepada lelaki tersebut, dia juga melihat rambutnya yang di tata sangat indah. "Makasih banyak ya Kak!"ucap Amel pada wanita yang sekarang sedang merapikan rambutnya.

 

"Baik kak! Kami senang banget Kalau kakaknya puas!"

 

Mereka semua Kemudian merapikan alat make up yang sudah selesai digunakan, sedangkan Amel kini memiliki satu PR lagi, Setelah dia selesai dengan penampilan yang sempurna cetar membahana, dia sekarang harus berpikir cara menggunakan high heels yang sudah lama tidak dia pakai.

 

"Aduh apa aku bisa pakai ini, 15 tahun aku udah nggak pernah pakai kayak gituan, ke mana-mana aku pakai sendal swallowv." Gumam Amel.

 

Setelah make up artis pergi dari kamarnya, kini Amel juga turun, dia membawa tas yang sudah dibawakan oleh Randi, dan membawa ponsel bututnya.

 

Tak lupa di tangannya juga dia menenteng high heels yang akan dia pakai nanti.

Dia kemudian menuruni tangga, hendak menemui Randi yang sudah stand by di halaman rumah.

 

Bersamaan dengan itu dia bertemu dengan Diningrat yang baru saja pulang dari kantor.

 

“Amel? Ini kamu?”tanya laki-laki itu pada putrinya.

 

Amel menipiskan bibir, “kalau bukan aku siapa?”

 

Diningrat tersenyum, seharusnya dari dulu penampilan sang anak seperti ini, bukan dekil, dan memakai daster bolong. “Nah begini dong! Ini baru namanya Amelia Putri Diningrat,”

 

“Iya!” Jawab Amel.

 

Di saat bersamaan istri Diningrat juga keluar, “mau ke mana?”tanya wanita itu, kepada Amel yang sudah cetar membahana. Bahkan wanita itu seperti melihat orang lain di wajah Amel Sangat berbeda dengan kedatangan Amel kemarin.

 

Amel kemudian mendekat ke arah Diningrat dan juga ibu tirinya. “Apa Ayah nggak tahu kalau aku akan mewakili kakek untuk pergi.....“ucapan Amel tertahan, ketika Diningrat baru ingat, jika papanya juga meminta dia untuk mewakili, tapi sayangnya dia terlalu lelah hari ini.

 

“Ayah tahu. Kakek tadi minta ayah untuk mewakili kakek pergi ke sana, tapi ayah capek banget hari ini, jadi kamu aja ya yang pergi ke sana.”

 

Amel menipiskan bibir, jadi seharusnya kan ayahnya saja yang pergi, biar ayahnya yang memberikan pelajaran kepada Nanda sekalian.

 

Tapi ibu tirinya, “ini serius Amel yang bakalan mewakili perusahaan? Apa nanti dia nggak bakalan bikin malu?” Batin wanita itu, kemudian dia mencengkram tangan suaminya, “mas nggak pergi ke sana? Kenapa nggak Mama aja yang ke sana untuk mewakili perusahaan ayah, atau emhhh..” sebenarnya wanita itu ingin putrinya saja Rina yang mewakili Hadi, daripada nanti Amel bikin malu.

 

“Udah nggak papa Biarin Amel aja.” Ujar Diningrat lalu, lelaki itu menata putrinya, “hati-hati ya, anggap saja kamu sekarang healing dan bertemu beberapa kolega, nanti kamu ditemani oleh Randi kan?” tanya lelaki itu.

 

“Iya, ayah. Aku sama Om Randi.” Jawab Amel.

 

Kemudian dia melewati ayah dan juga ibu tirinya, sambil menenteng tas dan juga high heels di tangannya.

 

Sedangkan ibu tiri Amel, “jalannya aja Amel norak banget, nggak salah Ayah meminta dia untuk mewakili perusahaan? Apa nggak bikin malu nantinya! Walaupun dia dilahirkan dari keluarga kaya raya, Dia kan sudah 15 tahun menjadi orang miskin, pasti dia sudah lupa caranya menjadi orang kaya!” Batin wanita itu, merendahkan, Amel.

 

Sedangkan Diningrat, dia tidak tahu jika Amel akan pergi ke acara pernikahan Nanda, dia taunya itu adalah acara yang diselenggarakan oleh direktur utama salah satu perusahaan, Lagian dia tidak memperhatikan itu semua. Dia tidak sekepo ayahnya. Yang bahkan sudah mengetahui berita tentang pernikahan Nanda.

 

“Ayah mau mandi dulu. Nanti kita makan malam, dan.. Apakah mama sudah membelikan semua kebutuhan Bulan?”tanya Diningrat pada sang istri.

 

“Udah kok! Sesuai keinginan mas, aku sudah membeli semua kebutuhan Bulan termasuk ponsel, dan aku sudah memesan komputer untuk disimpan di kamarnya, Mas tenang aja.” Ucap wanita itu.

 

“Baguslah!” Balas Diningrat.

 

Sedangkan Amel, kini mulai pergi bersama asisten kakeknya yaitu Randi.

 

“Om Randi, totalitas banget sih. Aku dibawain tas, sepatu, bahkan baju dan make up artis, keren banget Aku serasa menjadi orang yang sangat high value, kaya gimana gitu.” Ujar Amel.

 

Sedangkan Randi, “apa Mbak lupa, Mbak ini kan anak orang kaya! Jadi hal-hal seperti ini seharusnya sudah biasa Mbak dapatkan!”

 

Amel  diam, iya juga ya, Harusnya kan dia tidak perlu se- speechless itu, tapi kan, aaahhhh, gimana ya menjelaskannya. Bayangkan saja dia yang 15 tahun hidup miskin, kini kembali pada setelan awal.

 

“Ah, om ini gimana sih, aku kan lagi membiasakan diri lagi, 15 tahun itu bukan waktu yang sebentar loh Om!”

 

“Emang ” Jawab Randi.

 

Laki-laki itu heran, Apa yang membuat amel sampai tergila-gila kepada Nanda.

 

“Om nanti di acara, jangan ninggalin aku ya! Aku bingung nanti di sana mau ngapain, dan aku di sana nanti nggak mau ketemu sama si Nanda itu, apalagi ketemu sama Riska ,”

 

“Loh, kan nanti Mbak harus,,,,”ucapan Randi tertahan.

 

“Aku pergi ke sana bukan untuk menemui Nanda ataupun Riska, aku pergi ke sana untuk mewakili kakek saja, Lagian harusnya kakek memberikan pelajaran kepada mertuanya Nanda, bukan malah memberikan dia kado mahal dan juga memintaku untuk datang, sebenarnya di mana sih hati kakek, Apakah kita tidak tahu betapa sakit dan menderitanya hatiku sekarang!” Ucap wanita itu seolah-olah curhat kepada Randi Hadehhhh, Randi menepuk jidatnya, dia tahu maksud Hadi mengirimkan Amel ke sana untuk apa, dan kenapa dia membeli kado yang sangat mahal untuk acara itu, tapi sepertinya maksud Hadi tidak sampai ke otaknya Amel.

 

Setelah perjalanan yang hampir menempuh waktu 45 menit, akhirnya, sekitar pukul 20.00 Amel dan juga Randi sampai di gedung acara, tempat acara itu dilangsungkan. Mobil-mobil mewah terparkir.

 

Dan Amel dengan ogah-ogahan berjalan keluar dari mobil sambil memakai high heels yang ternyata tidak enak dipakai ini. Atau mungkin karena dia sudah terlalu lama menggunakan sendal swallowv, sehingga kakinya kaget ketika menggunakan sendal mahal ini lagi.

 

“Ayo Mbak!” Ucap Randi, menuntun Amel berjalan ke dalam gedung acara.

 

Amel mengekor di belakang Randi. Dadanya sesak, “Pak tua itu! Bagaimana dia bisa mengirimku datang ke acara tempat suamiku melangsungkan resepsi pernikahan, Apakah kau tidak tahu betapa sakitnya hati aku, Apakah kakek sengaja melakukan ini?”

 

Tapi segera amel mengipas-ngipas wajahnya yang sudah mulai panas, “jangan mewek! Ini make up mahal bisa luntur, Gimana kalau nanti nyampe sana eyeliner ku ancur, nanti aku dikatain lagi badut sirkus!” Sekuat tenaga dia tidak akan meneteskan air

matanya, sayang kan make up-nya ini jika luntur nanti.

 

Randi menoleh ke belakang, karena dia tidak mendengar suara kaki Amel yang berjalan. Dan benar saja ketika dia menoleh, dia melihat Amel yang sedang mengipasi wajahnya.

 

"Ya ampun cucunya Pak Hadi," gerutu Randi.

 

Dia dengan sabar menunggu Amel yang sedang menarik nafas itu, terlihat dari gerakannya. Dia akui Amel cukup hebat, wanita itu padahal kaya raya, tapi dia sama sekali tidak menunjukkan kekayaannya bahkan sangat sederhana dan juga tidak sombong.

 

"Sampai kapan aku harus nunggu dia!" Batin Randi, berdiri di dekat pintu masuk.

Dan setelah Amel  tenang." Ok, aku bisa! Tunjukkan pada dunia, bahwa aku hebat." Gumam Amel berusaha menyemangati dirinya sendiri.

1
Aki
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
Kinah Parinduri: Iya kakak tunggu bab selanjutnya ya
total 1 replies
Iolanthe
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Kinah Parinduri: Tunggu terus kelanjutannya ya kakak
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Menarik perhatian.
Kinah Parinduri: semoga kakak kakak pada suka ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!