“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.
Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.
Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.
**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.
Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 28
“Karena kau adalah milik ku!” jawab Max. Tetapi jawaban yang diberikan Max masih belum bisa memuaskan apa yang Ara minta.
“Haaaaahhhhh…. iya aku tahu itu jawaban mu, sekarang aku rubah pertanyaannya. Kenapa kau ingin memiliki ku?”
Max terdiam. Pertanyaan yang diucapkan Ara membuat Max jadi ikut berfikir (Benar apa yang ia katakan! Kenapa aku terlalu ingin memilikinya! ada apa dengan diriku?) karena ia juga ragu dengan apa yang ia rasakan, akhirnya ia menjawab asal sekenanya.
“Karena aku butuh hiburan!”
***
“Kau pikir aku barang hah!” karena terlalu emosinya Ara tanpa sadar langsung naik ke pangkuan Max sambil menarik kerah kaos yang Max kenakan.
“Cepat buka pintunya!” teriak Ara masih dalam posisi yang sama.
Max tidak menjawab sama sekali. Dia hanya tersenyum dan menikmati apa pun yang dilakukan Ara saat ini.
Melihat reaksi Max, Ara lantas mengerutkan alisnya dan berpikir (Apa yang salah dengan yang aku lakukan?kenapa dia malah tersenyum dan tidak marah?)
Astaga!
Ara baru menyadari jika posisinya saat ini dengan Max sangat intim. Karena tidak ingin ketahuan jika saat ini ia sedang gugup, Ara memutuskan untuk melanjutkan actingnya.
“Kenapa tersenyum? Kau pikir aku sedang melucu kepada mu!” melihat tidak ada pergerakan dari Max, Ara memanfaatkan moment yang ada untuk menjauh dari pangkuan Max.
“Oke, jika kau tidak mau menjawab! Aku bisa mencari jalan keluarku sendiri!” Ara langsung berdiri dari pangkuan Max.
Namun belum sampai Ara benar – benar turun dari pangkuan Max, Max sudah lebih dulu memegang pinggang Ara agar tetap berada di posisinya.
“Kenapa? Kau ingin kabur setelah sadar dengan apa yang sudah kau perbuat?” terlihat jelas Max sedang mengejek Ara.
“Apa…? Aku tidak kabur! Kenapa juga aku harus kabur?” meskipun kenyataannya benar, Ara membantah ucapan Max.
“Baiklah jika kau mengatakan tidak ingin kabur! Kalau begitu, harusnya kau enjoy dengan posisi duduk mu saat ini kan!” ejek Max pada Ara.
Sejak Ara menyadari dengan kesalahan yang ia perbuat, Max sudah bisa mengetahui itu. Maka dari itu Max hanya mengikuti alur yang sudah Ara perbuat.
“Memangnya aku membahas posisi duduk? “ protes Ara dengan apa yang diucapkan Max.
“Tidak, tetapi semua itu tergambar jelas di sini!” Max sambil menunjuk ke dahi Ara.
Tidak ingin kalah, Ara pun membalas ucapan Max.
“Aku___”
Namun belum sampai Ara menyelesaikan ucapannya Max langsung menerima panggilan dari anak buahnya.
“Ada apa Vin?”
Ara menggantung ucapannya karena terpotong Max sedang menerima panggilan dari seseorang yang penting.
“Aku kesana sekarang!”
DUG!
“Aaaawwwww”
Max langsung berdiri, Ara yang mulanya berada di pangkuan Max langsung terjatuh. Beruntung jarak antara meja dengan sofa yang mereka duduki lumayan jauh. Jadi Ara hanya terjatuh di lantai dan tidak mengenai meja. Sedangkan Max, ia berjalan lurus ke arah pintu dan pergi. Ia sama sekali tidak memperdulikan Ara yang terjatuh.
Melihat dirinya diacuhkan oleh Max, hati Ara sakit. Perlahan Matanya mulai mengembun. Ia sakit hati karena Max sama sekali tidak memperdulikannya.
“Lihat saja! Aku akan membalas mu!” ucap Ara sambil mengusap kasar air Matanya.
Entah apa yang terjadi dengan Max, Ara tidak mau perduli dan tidak mau tahu. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera pergi dari neraka ini.
Melihat kesempatan bagus ada di depan Mata, Ara tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Setelah mendengar suara mobil yang semakin jauh, Ara lantas keluar dari kamar Max. Ia masih ingat dengan bagian – bagian dari Villa ini, sehingga ia tidak bingung saat akan kembali ke asrama.
“Nona akan kemana?” tanya kepala pelayan yang saat itu melihat Ara berjalan sambil menangis.
“Saya mau pulang!” Ara langsung menuju ke halaman belakang.
“Mohon maaf nona, Tuan Ace memerintahkan kami untuk menjaga agar nona tetap berada di Villa!” Kepala pelayan itu menghadang jalan Ara.
“Saya tidak perduli paman, pada intinya saya ingin pulang! Entah itu saya di antar atau saya pulang sendiri!” Ara tetap kekeh dengan egonya.
“Jika memang nona menghendaki itu, mohon maaf jika kami melakukan hal kasar terhadap nona!” tanpa menunggu lama, 6 anak buah Max sudah berkumpul untuk menangap Ara.
Anak buah Max semakin mendekat ke arah Ara. Ara memundurkan badannya dan bersiap untuk lari. Tetapi saat Ara akan lari, (kenapa mereka semua tiba – tiba mundur?) Ara merasa aneh dengan sikap anak buah Max yang tiba – tiba menjauh dari Ara.
“Nona, saya mohon tenang! Dan jangan melakukan pergerakan apa pun!” Ara semakin bingung dengan apa yang kepala pelayan itu ucapkan. Karena merasa penasaran, Ara akhirnya memutuskan untuk melihat apa sebenarnya yang ada di belakangnya.
“Alpha! Corvus!...” Wajah Ara langsung berseri melihat dua sahabatnya itu datang menolongnya.
Ara tanpa rasa takut malah mendekati dua binatang itu dan bersembunyi di belakangnya.
Melihat apa yang dilakukan Ara, kepala pelayan dan semua anak buah Max yang ada langsung ketakutan. Yang mereka semua takutkan adalah jika nantinya sampai terjadi sesuatu dengan Ara maka hasil akhir yang akan mereka dapatkan sudah pasti adalah keMatian.
“Nona! Tolong menjauh dari dua binatang itu!” teriak kepala pelayan memperingatkan Ara.
“Iya nona, kami mohon segera menjauh!” teriak beberapa anak buah Max juga.
“Kalianlah yang harusnya menjauh! Aku aman bersama mereka! Tetapi jika kalian memaksa, maka aku tidak akan segan menyuruh mereka untuk menyerang kalian!” mereka semua tercengang mendengar semua penuturan Ara.
Ara tersenyum melihat reaksi mereka semua.
“Bye.., bye…” Ara langsung masuk hutan dan ditemani oleh Alpha sedangkan Max, ia masih berjaga di belakang Villa Max seolah sedang menahan mereka semua agar tidak mengikuti Ara.
Setelah Ara jauh tak terlihat, Max kemudian menyusul Ara masuh ke dalam hutan.
Gggrrrrrrr
Auman Max seolah sebuah peringatan untuk kepala pelayan dan anak buah Max agar tidak mengikuti Ara.
“Apa yang terjadi dengan dua peliharaan tuan! Kenapa bisa sedekat itu dengan nona Ara?” ucap anak buah Max kepada kepala pelayan.
“Aku juga tidak tahu! Lebih baik kita laporkan saja apa yang terjadi pada tuan!” sahut kepala pelayan.
Nomor yang anda tuju sedang berada di luar___
“gimana?” tanya anak buah 1
Kepala pelayan menggelengkan kepalanya. Yang itu artinya sang tua tidak bisa dihubungi.
“Lalu kita harus bagaimana? Aku belum mau mati muda!” sahut anak buah 2
“Apa kita diam – diam mengikuti mereka saja?” tanya anak buah 2
“Kau sudah bosan hidup? Kedua binatang itu hanya bisa di kontrol oleh Tuan saja. Jika kita masuk ke dalam hutan itu sama artinya kita menyerahkan nyawa kita cuma - cuma kepada binatang tersebut!” sahut kepala pelayan.
“Kita ini di posisi yang susah! Jika kita masuk hutan kita jadi santapan, tetapi jika kita diam sama kita akan langsung ditembak mati oleh tuan!”
“Lalu kita harus gimana?”
“Coba hubungi tuan Kevin!” kepala pelayan pun lantas mencoba untuk menghubungi Kevin.
“Ada apa?” mereka merasa mendapat sumber mata air begitu mendengar suara Kevin.
“Tuan, nona Bella kabur dari Villa! Kami sudah berusaha menghubungi tuan, tetapi tuan tidak bisa di hubungi.” Jelas kepala pelayan.
“Kalian ini anggota yang sudah terlatih, kenapa hanya menjaga seorang wanita saja tidak bisa!” terdengar suara Kevin membentak kepala pelayan.
“Maaf tuan! Tadi terjadi suatu hal tak terduga.., saat kami akan menangkap nona Bella, tiba – tiba Desmond dan Blake datang menyelamatkan nona Bella.”
“Bagimana mungkin? Desmond dan Blake, mereka bukan binatang yang bisa di sentuh sembarang orang. Bahkan Bob yang menjaga mereka saja tidak bisa menjinakkan mereka dengan maksimal.” Kevin menolak percaya pada apa yang sudah dijelaskan oleh kepala pelayan.
“Jika tuan ragu, saya akan mengirimkan rekaman CCTV dari taman belakang Villa tuan!” Kepala pelayan berusaha meyakinkan Kevin tentang kebenaran antara Ara, Desmond dan Blake
“Kirimkan pada ku!”
Panggilan pun kemudian diakhiri. Kepala pelayan lantas bergegas mengirimkan video rekaman kejadian.
semangat author dalam berkarya 💪