NovelToon NovelToon
Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Keluarga / Angst / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Caca Lavender

Yujin hanya ingin keluarga utuh dengan suami yang tidak selingkuh dengan iparnya sendiri.

Jisung hanya ingin mempertahankan putrinya dan melepas istri yang tega berkhianat dengan kakak kandungnya sendiri.

Yumin hanya ingin melindungi mama dan adiknya dari luka yang ditorehkan oleh sang papa dan tante.

Yewon hanya ingin menjalani kehidupan kecil tanpa harus dibayangi pengkhianatan mamanya dengan sang paman.
______

Ketika keluarga besar Kim dihancurkan oleh nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak yang Menjadi Saksi

Sudah seminggu sejak pulang dari rumah Chungyeon. Tapi bagi Yewon, rasanya seperti berbulan-bulan. Suasana di apartemen keluarganya berubah. Bukan karena hiasan musim gugur mulai dipasang di lobi atau karena angin di pagi hari makin dingin. Tapi karena suara-suara di rumahnya semakin pelan, berjarak, dan dingin seperti udara November. Terlalu banyak diam dan terlalu banyak senyum yang dipaksakan.

Biasanya, Jisung suka menggendongnya sambil mencium pipinya pagi-pagi. Tapi sekarang, papanya itu lebih sering buru-buru berangkat kerja dengan ekspresi lelah dan kening berkerut. Hana pun mulai jarang bernyanyi saat mencuci piring. Bahkan aroma pancake buatan Hana yang biasanya mengisi seluruh rumah di hari Minggu, kini digantikan bau roti gosong dan kopi basi.

Yewon merasa ada yang hilang.

Tapi ia belum tahu apa.

Sampai hari itu.

...----------------...

Pagi itu, Jisung sudah pergi sejak fajar. Katanya ada sidang penting. Hana bilang pada anaknya kalau sang papa harus pergi lebih cepat dari biasanya. Yewon mengangguk saja. Tapi dalam hati, ia kecewa. Karena papanya lupa mencium keningnya tadi. Padahal ia sudah berdiri menunggu lama di depan kamar orang tuanya.

“Wonnie, mama masak pancake coklat kesukaanmu,” ujar Hana dari dapur.

Yewon berjalan pelan ke meja makan. Ia duduk diam sambil menatap piringnya tanpa berkata apa-apa.

“Makan yang banyak, ya,” tambah Hana lagi sambil menuang sirup maple.

Yewon Hanya mengangguk. Tangannya mengambil garpu, lalu menusuk satu potong pancake.

Ting tong

Bunyi bel membuat fokus ibu dan anak itu teralih. Yewon mengernyit melihat wajah sumringah mamanya yang langsung berlari kecil untuk membuka pintu depan. Ia melanjutkan makan saat mendengar suara mamanya dan sang tamu mulai mendekat.

“Hai, Wonnie.”

Yewon menoleh dan menemukan Jihoon yang tampak tersenyum manis padanya. Anak itu Hanya melengos untuk melanjutkan makan paginya dengan malas.

“Kamu sudah sarapan? Aku sudah buat pancake untukmu,” ucap Hana bersemangat yang terdengar memuakkan di telinga Yewon.

“Terima kasih, kamu tahu saja kesukaanku,” kata Jihoon sambil duduk di sebelah Yewon.

Pria itu kembali memusatkan perhatian pada anak kecil di sampingnya, “hei, putri cantik, kamu juga suka pancake coklat, ya? Wah, seleramu sama dengan paman.”

Yewon mendengus kesal, lalu meletakkan garpunya dengan keras hingga membuat dentingan kencang pada piring. Hana dan Jihoon menoleh dengan terkejut.

“Wonnie, ada apa?” tanya Hana yang menyodorkan pancake pada Jihoon dari seberang meja.

“Aku tidak nafsu makan,” ketus Yewon.

“Habiskan makananmu, Yewon,” ucap Hana dengan tegas.

Tidak seperti biasanya yang selalu takut jika mamanya sudah bersikap tegas, kini Yewon berani membalas tatapan sang mama tidak kalah tajam. Jihoon yang merasakan ketegangan ibu dan anak itu langsung menengahi.

“Eh, Wonnie, kalau sudah selesai makan, kamu bisa bersiap. Paman akan mengantarmu ke sekolah,” ucap Jihoon sambil tangannya hendak menyentuh lengan mungil Yewon.

Tapi Yewon segera menepis tangan pria itu, “kenapa bukan Sunghan yang kamu antar ke sekolah? Kamu punya anak kan, kenapa mengurusi anak orang lain?!”

“Kim Yewon!”

Yewon tidak menghiraukan teriakan Hana. Ia segera berlari menuju kamarnya. Suasana paginya benar-benar hancur hari ini.

...----------------...

Saat berjalan di lorong, Yewon melihat pintu kamar orang tuanya tidak tertutup rapat. Ia hendak pergi untuk berangkat sekolah sendiri, tapi langkahnya berhenti. Dari dalam kamar orang tuanya, terdengar suara lirih. Suara yang ia kenali, suara mamanya. Tapi bersama dengan sang paman.

Ia tahu menguping itu salah. Tapi langkahnya tetap membawanya mendekat. Pintu sedikit terbuka. Yewon menahan napas dan mengintip ke celah pintu.

Suara mama dan pamannya terdengar jelas.

“Kita antar Yewon ke sekolah, lalu pergi berkencan,” ucap Hana.

“Tapi Yewon sedang marah. Dia juga tampak tidak suka padaku,” balas Jihoon dengan murung.

“Memangnya apa yang bisa dia lakukan? Dia masih kecil,” ucap Hana acuh.

Yewon menelan ludah.

Kencan?

Mama dan Paman Jihoon?

Yewon tahu apa itu kencan. Salahkan saja media sosial zaman sekarang yang memberikan informasi berlebihan pada otak kecilnya.

Suara Hana kembali terdengar, “aku tidak kuat melihat wajah Jisung pagi tadi. Aku tidur di sampingnya tapi hatiku selalu ke kamu.”

Yewon membeku. Ia merasa seperti sedang bermimpi buruk.

Terdengar kekehan pelan dari mulut Jihoon. Dan dari celah kecil pintu kamar orang tuanya, ia bisa melihat mereka berciuman. Mama dan pamannya. Berciuman. Di kamar orang tuanya.

Yewon mundur pelan. Lututnya lemas, napasnya berat. Ia hampir terjatuh saat berbalik dan berlari keluar apartemen. Di tangga darurat gedung apartemen, ia duduk sendirian sambil memeluk lutut. Bocah kecil itu menekan mulutnya agar tidak menangis keras.

Mama bohong.

Mama mencintai orang lain.

Bukan Papa.

Kenyataan terlalu menyakitkan untuk anak kecil seperti Yewon.

...🥀🥀🥀🥀🥀...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!