ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5.
" ngapain kesini"
thoriq kaget melihat tristan datang, pasalnya cuaca lagi ga mendukung, dan adiknya malah datang dengan motor sport.
thoriq memang tak mengunjungi ruko nya, karena ia ingin istirahat tanpa harus kelelahan. lagipula ia percaya pada melda.
Bukan menjawab tristan malah nyelonong masuk.
" gue nanya, ngapain lo kesini.malah langsung masuk aja." Ucap nya dengan nada jengkel.
" di suruh sama ummi, katanya ummi kangen sama elo bang." Jawab nya sambil bersedekap dada.
" ck, gue kan disini kuliah dan buka usaha, nanti kalo libur gue pulang kok." ia ikut duduk di samping adik nya itu.
tristan menepuk bahu kakak nya." gue faham, tapi abang kayak ga tahu ummi aja. kalo ga di hubungin pasti ngancem akan di jodohkan."
" inilah yang gue ga suka, ngapain juga pake ngancem begitu, kayak gue gak laku aja." Keluh nya.
" maklum aja bang, ummi itu ratu drama haha."
pluk!!.
thoriq menimpuk adik nya dengan bantal sofa, karena mereka memang duduk di sofa. " di denger ummi kena jewer mau." Ucap nya tegas.
" selagi mulut abang diem, maka akan aman sentosa." Ujar nya sambil nyender membuat thoriq masabodo.
mereka memang dekat, karena thoriq dan tristan adalah saudara kembar. jadi apapun yang di lakukan tristan maka thoriq tak pernah peduli. walaupun saat salah satu nya celaka pasti akan saling mengkhawatirkan.
Derrrt derrtt...
bunyi hp tristan membuat nya terganggu, ia merogoh ponsel dan melihat siapa yang menelpon nya. sedangkan thoriq menyiapkan minuman hangat untuk tamu dadakan nya ini. kenapa dadakan? karena tidak ada pemberitahuan. jadi thoriq bener bener ngak tahu kalau adik nya akan datang.
" Iya ummi ku sayang!" Ucap nya setelah melihat sang penelpon adalah ibu mereka.
"mana kakak kamu?" Ucap wanita di seberang sana.
tristan pun memanggil abang nya, setelah hp nya di terima, ia kembali menyenderkan tubuh nya sendiri.
***
di Ruko Bakso Ganteng.
anissa dan fitri tengah menikmati bakso sambil menunggu hujan reda.
" enak juga bakso nya, pasti buatan sendiri." Antusias fitri membuat anissa heran. " tahu darimana kalo ini bakso di buat sendiri." ia menoleh ke arah sahabat nya itu.
" nebak aja nis, yang penting kita puas makan."
anissa mencebik, jika soal makan fitri selalu memuji, tapi memang ga boleh mengumpat rezeki sih.
" ouh ya, hari ini kita bebas dari thoriq. biasa nya dia selalu usil sama kamu nis." Ucap nya yang merasa heran. karena fitri tidak tahu bahwa thoriq sudah menemui nya di kantin.
" biarin aja lah, bagus malah. tuh cowo playboy amit amit gue mah." anissa mengatakan nya dengan muka yang bergidik. membuat fitri menggoda nya." hati hati nanti jadi benci sama dia."
uhuk..uhuk..
perkataan fitri sukses membuat nya tersedak.
" pelan pelan kalau makan, ngak akan aku ambil kok punya kamu."
" lagian kamu ngomong aneh, jelas gue benci sama kelakuan nya lah."
" cie cie jadi bener nih benci." kerling fitri suka sekali ia membuat sahabat nya kesal.
" Emang makna benci menurut kamu apa?!" Tanya anissa dengan masih menyuap sisa bakso ke mulut nya.
" bener cinta hahaha." puas sekali ia melihat anissa melotot ke arah dirinya.
" ngak akan aku jatuh cinta sama tu anak." ketus nya.
" Iya iya sorry, ya udah habisin tuh bakso jangan cuma di tusuk tusuk." titah fitri. anissa memang memainkan makanan nya sejak tahu arti dari benci.
setelah habis mereka pun berjalan menuju kasir, nama nya ruko ya, udah mirip resto aja pelayanan nya..
" mbak, saya habis makan 2 porsi jadi berapa?" tanya fitri sembari merogoh dompet di dalam tas nya.
kasir pun menghitung harga dari jenis bakso yang di makan oleh dua wanita itu. " semuanya jadi dua puluh ribu mbak." Terang nya dengan nada ramah.
" murah bener!" samber anissa membuat fitri menyikut lengan nya, sementara kasir wanita itu hanya menampilkan senyum ramah nya.
" betul, disini bakso nya ramah di kantong, jadi semua kalangan bisa membeli dengan nyaman. tanpa harus melirik harga." jelas nya membuat anissa dan fitri takjub.
" Ya udah, ini uang nya, semoga laris manis terus, dan semoga berkah ya."
" dan semoga bos kalian tambah ganteng." sambung anissa. membuat dua wanita menoleh ke arah nya.
" ada yang salah??" tanya nya.
" Terimakasih sudah menikmati di tempat kami, semoga berkenan mampir di lain hari. dan mbak tidak salah bos kami memang ganteng." Ucap nya dengan nada sopan dan malu malu.
dua wanita itu hanya mengangguk saja, mereka pun keluar dengan perut yang kenyang.
" muji pemilik nya nih!!" sindir fitri membuat anissa mengerling malas. " ngak, cuma ucapan formalitas aja, udah yuk capek aku kangen sama kasur."
fitri hanya terkekeh saja, kalau thoriq tahu bisa kembang kempis hidung nya di puji sama anissa.
pria yang di puji malah bersiap hendak ke ruko, setelah menerima telpon dari ummi nya thoriq di omelin habis habisan, dan akhir nya ia yang ingin bolos bekerja seharian malah tidak jadi. penampilan nya santai, baju kaos oblong di padukan jeans panjang. dan topi hitam sebagai pelengkap penampilan nya.
" tris mau ikut, atau mau di rumah aja." Tawar thoriq pada adiknya yang sedang main game.
" mau kemana bang?" tanya nya tanpa menoleh dari game yang ia mainkan.
" mau ke ruko, gabut gue kena omel nyokap."
" bwahaha, elu si bang jarang pulang, rumah lu itu di Jakarta bukan disini." ledek nya yang membuat thoriq makin kesal saja.
" inti nya mau ikut ga, gue tinggal juga nih." delik nya
" Iya gue ikut, kepo juga gue sama usaha lo itu."
tristan pun bersiap ia hanya perlu memakai jaket nya saja.
mereka berdua pun berangkat menggunakan motor tristan, karena thoriq ingin menebeng pada adik nya itu.
" kenapa gak masing masing aja si, kan bisa balapan" Protes nya yang tidak setuju.
" kenapa emang kalo gue nebeng, lagian ini tuh habis hujan, bahaya balapan di saat jalanan lagi licin." Ucap nya kemudian memakai helm fullface nya sendiri.
" terus nanti gue pulang nya gimana."
" nginep aja sih semalem doang. lagian ummi juga pasti ngasih izin." ia mulai naik di jok bagian belakang.
mau tidak mau tristan pun menuruti kemauan abang nya, mereka melenggang menuju jalanan yang tak terlalu ramai. benar saja dugaan thoriq jika jalanan akan licin. beruntung tristan handal membawa motor di segala situasi.
beberapa menit kemudian, mereka tiba bertepatan dengan mobil anissa yang pulang. namun karena thoriq cuek pada sekitar, membuat nya tak melihat mobil milik anissa yang lewat.