Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Rotterdam – Malam Hari
Kayla duduk di balkon apartemennya, memandangi langit malam yang gelap pekat. Tangannya memegang ponsel, membuka kembali pesan suara dari Aldi.
“Kak… aku bangga banget. Tapi aku mimpi buruk tadi malam. Kakak jangan sakit ya. Jangan tinggalin aku.”
Matanya basah. Tapi bukan hanya karena pesan itu. Hatinya tak tenang sejak menerima email tanpa nama yang menyisipkan satu kalimat pendek, “Liam Mahendra bukan pria seperti yang kamu kira.”
Cika menelepon. “Lo kelihatan beda, Kay. Ada apa?”
“Aku cuma ngerasa… ada sesuatu yang disembunyiin Liam. Dari dulu dia memang misterius, tapi sekarang... terasa banget.” jawab Kayla
Rina bersuara dari balik sambungan grup. “Kalau lo ngerasa gitu, ayo cari tau bareng.”
Lala: “Kayak misi mata-mata gitu?”
Kayla mengangguk. “Iya. Tapi kita butuh satu orang lagi…”
Keesokan harinya – ruang makan kantin rumah sakit Erasmus
Kayla duduk bersama seorang cowok kurus berhoodie abu-abu dan headphone besar. Namanya Tomas — salah satu mahasiswa magang teknis yang dikenal genius, tapi jarang bicara.
“Tomas,” ucap Kayla hati-hati. “Aku... butuh bantuanmu.”
Tomas tidak menjawab, hanya menaikkan satu alis.
“Buat cari tahu... tentang seseorang. Namanya Liam Mahendra. Dia... orang penting di Indonesia. Tapi aku curiga, dia nyembunyiin sesuatu.” ujar Kayla
Tomas mengangguk, lalu tersenyum kecil.“Oke. Tapi satu syarat, kamu harus beliin aku stroopwafel tiap sore.”
Kayla tertawa tipis. “Deal.”
Proses pencarian dimulai.
📁 Tomas mulai membobol beberapa basis data bisnis internasional.
📁 Cika dan Rina mencari artikel lama yang sudah dihapus dari media.
📁 Lala menghubungi kenalan jurnalis yang pernah meliput dunia kedokteran dan korporasi farmasi.
Dalam tiga hari… mereka menemukan petunjuk.
Sebuah proyek bernama: BioMed Singapore 2019.
Dan satu nama yang muncul:
Liam Mahendra, terlibat sebagai investor dan pengembang riset terapi genetik.
Namun... dokumen itu penuh sensor.
Tomas berbisik pelan saat memperbesar bagian bawah file, “Bagian ini... kayaknya sengaja disembunyikan. Tapi satu baris terakhir gak bisa disensor sepenuhnya.”
“Insiden pasien anak - klasifikasi merah - investigasi etika.”
Kayla tertegun. “Pasien anak?”
Tomas menoleh. “Sepertinya... ada insiden. Dan Liam pernah ada di tengah-tengahnya.”
Malam itu – Kayla duduk sendiri, menatap laptop.
“Kenapa kamu gak pernah cerita?” bisiknya lirih.
Ia membuka surat dari Liam dalam kotak rahasia untuk kesekian kalinya, mencoba mencari makna di balik setiap kata.
Keesokan harinya – Tomas membawa sesuatu
“Kayla… aku berhasil masuk ke salah satu server BioMed lama. Tapi harus hati-hati. Ini data sensitif.” ujar Thomas menjelaskan apa yang ia dapat dari pencarian itu
Kayla menahan napas saat melihat foto seorang anak kecil laki-laki — sekitar usia 8 tahun, di ruang rumah sakit yang penuh kabel dan alat medis.
“Siapa dia?” tanya kayla
“Namanya Evan. Pasien uji coba terapi genetik pertama... dan satu-satunya yang... gagal bertahan.” jawab Thomas
Di bawah fotonya, tercetak: “Pendamping legal,Liam Mahendra, Hak asuh sementara.”
Kayla membeku.“Dia... pernah mengasuh anak itu?”
Thomas mengangguk.
“Dan kemungkinan besar, Liam menanggung semua akibat dari proyek itu. Termasuk... menghilang dari publik beberapa tahun.” lanjut Thomas
Video Call dari Cika
“Kay! Kami baru dapat kabar... wanita bernama Vanessa Lin datang ke Jakarta. Dia mulai nyari tau soal kamu.”
Kayla menegang. “Dia... bagian dari proyek itu juga.”
Rina bersuara, “Kay... hati-hati ya. Kayaknya ini lebih besar dari yang kita pikir.”
Malam itu – Email baru masuk ke akun Kayla
Dari: Liam Mahendra
Subjek: Maaf
“Kayla,Aku tahu kamu mulai menyelidiki. Aku juga tahu kamu tidak akan bisa diam saat mencium sesuatu yang tak terjawab. Sebelum kamu membaca semua yang lain, aku ingin kamu dengar dari aku sendiri. Aku akan menunggu kamu. Di tempat pertama kali kita bicara serius — taman belakang rumah sakit.Datanglah… kalau kamu masih ingin tahu siapa aku.”
Kayla menatap layar itu lama. Air matanya jatuh perlahan.
Kayla mengetahui Liam pernah menjadi wali dari seorang anak pasien uji coba medis — dan anak itu meninggal.
Masa lalu Liam menyimpan luka besar yang ia sembunyikan, bukan karena aib... tapi karena rasa bersalah.
Vanessa kemungkinan akan menggunakan informasi ini untuk menghancurkan Liam dan hubungannya dengan Kayla.
Kayla dihadapkan pada dilema: apakah akan menghadapi Liam, atau menghindar?
...----------------...
Bandara Soekarno-Hatta – Tiga Hari Sebelum Jadwal Pulang
Cika dan Rina menjemput Kayla di pintu kedatangan. Wajah Kayla terlihat tegas, tapi sorot matanya penuh tanya.
Lala menepuk pundaknya, “Udah siap?”
Kayla mengangguk pelan. “Aku harus dengar dari dia.”
Rina menyodorkan map kecil. “Ini dokumen dari Tomas. Kalau kamu butuh bukti, semuanya ada di sini.”
Sore itu – Taman belakang rumah sakit
Liam berdiri di bawah pohon besar. Setelan jasnya tetap rapi, tapi wajahnya terlihat lebih tirus dari biasanya.
Langkah Kayla pelan, tapi pasti.Saat mata mereka bertemu, waktu seolah berhenti.
Kayla membuka suara lebih dulu, pelan. “Kamu pernah punya anak asuh?”
Liam terdiam sesaat. “Evan.”
“Kenapa kamu gak pernah cerita?” tanya Kayla
Liam menunduk. “Karena aku gak mau kamu melihat aku… sebagai seseorang yang gagal menyelamatkan anak.”
Kayla menahan napas. “Ceritakan semuanya.”
Liam menarik napas panjang. “2019. Singapura. BioMed sedang mengembangkan terapi genetik untuk penyakit langka. Evan — anak dari pasangan imigran — jadi satu-satunya yang cocok untuk uji coba. Mereka butuh wali. Ibunya sudah meninggal, ayahnya hilang. Aku... jadi walinya.”
“Kami berpikir kami bisa menyelamatkan dia. Tapi terapi itu gagal. Tubuh Evan gak bisa menerima. Dia meninggal setelah 21 hari terapi.” tambah Liam
Kayla perlahan duduk di bangku taman. “Kamu menanggung semua tanggung jawab?”
Liam mengangguk. “Aku mundur dari semua posisi. Aku hilang dari media. Dan aku... membawa rasa bersalah itu kemana pun aku pergi.”
“Vanessa?” tanya Kayla
“Dia bagian dari tim itu. Tapi dia... berbeda. Dia ingin menyelamatkan nama proyek, bukan Evan. Dan ketika aku menolak kerja sama lagi, dia anggap aku pengkhianat.” jawab Liam
Kayla terdiam lama.“Aku tahu kamu ingin melindungiku dari masa lalumu, Liam. Tapi kamu harus tahu… aku bukan orang yang butuh diselamatkan dari cerita kelam. Aku... ingin ada di dalamnya.”
Liam menatapnya. “Meskipun aku kotor?”
Kayla menggenggam tangannya. “Kamu terluka. Sama seperti aku. Tapi kamu tidak pernah berhenti berjuang.”
Malam harinya – Rumah Liam
Kayla duduk di ruang baca, memandangi rak buku yang penuh jurnal medis. Liam datang membawa teh hangat.
“Mereka bilang kamu meninggalkan pelatihan.” ujar Liam
Kayla tersenyum. “Aku cuma permisi sebentar. Aku akan kembali setelah semuanya... selesai.”
“Termasuk... kita?” tanya Liam
Kayla menatapnya. “Kamu tidak perlu menunggu aku memutuskan apakah kamu pantas dicintai atau tidak. Karena jawabannya… sudah jelas dari dulu.”
Liam mendekat, menatap dalam, lalu berkata lirih, “Aku cinta kamu, Kayla.”
Kayla menjawab pelan, “Dan aku… gak akan pernah lari dari kamu.”
Keesokan paginya – Berita mencuat
“Skandal Lama BioMed Kembali Muncul: Mantan Investor Utama Disorot Media!”
Wajah Liam mulai muncul di beberapa portal berita.
Vanessa menyebarkan dokumen lama yang tidak lengkap, menggiring opini seolah Liam biang dari kegagalan proyek itu.
Kantor Yayasan Aryandaru – Kakek Albert murka
“Siapa wanita gila itu?!” seru Kakek Albert sambil menghantam tongkatnya ke lantai.
Leon, Renzo, dan Demon berdiri gelisah.
Kayla datang, berdiri di depan semua orang.
“Aku yang akan bicara pada media. Aku yang akan klarifikasi semuanya.”
“Tidak!” Liam membentak. “Ini bukan urusanmu!”
“Ini urusan kita,” jawab Kayla dengan tenang. “Aku bukan gadis yang bisa kamu simpan di belakang pintu, Liam.”
Kayla dan Liam resmi saling membuka luka masa lalu.
Kayla memutuskan melawan publikasi miring dengan cara yang benar: bicara sebagai saksi dan dokter.
Vanessa menyadari bahwa rencananya tidak berjalan semulus yang ia inginkan.
Aldi menyaksikan semuanya dari TV dan mulai memahami: kakaknya bukan hanya wanita kuat... tapi cahaya untuk banyak orang.
Bersambung
kalian.
dia emng hbat,tgar...tp d dlm htinya psti skit...antara mmaafkn,tp tak bs mlupakan....tp skrng,ayhnya jg udh prgi...
btw istri dan anak2 nya bpk nya kayla kemana??
mkin hri mkin rme aja.....mkin pntr pula,bikn ortunya puyeng... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
good thor ❤👍
keren thor❤❤❤❤👍👍👍
good thor👍
trmksh 🙏