Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
"Aku akan menghukummu dengan sebuah pernikahan. Akan kubuat hari-harimu seperti berada di dalam neraka" ucap Axel.
"Hari-hariku seperti di neraka sejak aku menikahi pria kejam itu" Shapire mencoba menahan air mata yang sejak tadi berontak ingin keluar dari tempatnya.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Martin merasa terusik ketika mendengar suara jeritan seorang wanita, ia terkejut ketika melihat Ratu berada di dalam kamarnya. Ia bergegas menutup mulut Ratu agar wanita itu berhenti berteriak, ia tidak ingin semua orang menghampirinya. Apalagi saat ini semua keluarga Smith sedang berkumpul pasti akan heboh apabila mereka melihat Ratu dan Martin berada dalam satu kamar.
"Kau berisik sekali?" protes Martin.
"Tadi ada yang bergerak-gerak di bawah sana!" ucap Ratu bergidik ngeri membayangkan apa yang bergerak, seperti ular tapi bukan.
"Pelankan suaramu, kau ingin semua orang memergoki kita!" ucap Martin mengecilkan suaranya.
"Biar saja. Biar dinikahkan sekalian!" balas Ratu lalu terkikik.
"Wanita gila!"
"Ya, aku gila karena mu" sahut Ratu.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Martin, ia memalingkan wajahnya ketika melihat tubuh Ratu yang hanya memakai pakaian minim.
"Seharusnya aku yang bertanya, kau sedang apa di sini?" Ratu yang menyebalkan malah balik bertanya.
"Aku selalu tidur di sini ketika menginap, bahkan pakaianku ada banyak ku taruh di sini."
Ratu terdiam sejenak, berarti semalam ia salah masuk kamar. "Semalam aku tidak menemukan kamar kosong, karena tidak dikunci jadi aku langsung tidur di sini."
"Cepat pakai, pakaianmu. Aku tidak mau mereka berpikiran yang aneh melihatmu dalam keadaan seperti ini!"
Martin bangkit dari tempat tidur, ia lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Ratu merasa sedikit malu dan bingung karena ternyata dia salah masuk kamar Martin semalam. Ia bergegas memakai kembali pakaiannya yang semalam ia kenakan, sambil berusaha untuk tidak memikirkan tentang situasi yang canggung ini.
"Bodohnya Ratu!" Ratu berkata pada dirinya sendiri.
Ratu berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan ketakutannya, sambil menunggu Martin keluar dari kamar mandi. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia berharap bahwa Martin tidak akan marah atau salah paham tentang situasi ini.
Tak lama kemudian Martin keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit pada pinggangnya. Rambutnya yang sedikit basah membuat Martin terlihat semakin mempesona di mata Ratu.
"Ya ampun, maha karya Tuhan yang sangat sempurna!" ucap Ratu dalam hati ketika melihat indahnya bentuk tubuh kekar Martin.
Martin melemparkan handuk kecil kepada Ratu, "Lap air liurmu, kau ini seperti tidak pernah melihat pria saja!" Ratu reflek melakukan apa yang diperintahkan oleh Martin membuat Martin tersenyum karena tingkahnya.
Ratu merasa wajahnya memanas ketika menyadari bahwa dia telah melakukan hal bodoh, ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri di depan Martin. Ia bergegas keluar dari kamar, sambil mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Apa yang terjadi padaku?" Ratu bertanya pada dirinya sendiri, sambil berjalan cepat keluar dari kamar Martin. Ia merasa bahwa dia telah membuat kesalahan besar di depan pria yang ia sukai.
Sementara itu, Martin hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu apa yang terjadi pada gadis itu, tapi aku suka." Martin berpikir sambil tersenyum sendiri.
Tanpa Ratu ketahui Ayahnya Kean melihat ia keluar dari kamar itu. Kean penasaran kamar siapa itu, ia bertanya kepada pelayan yang selalu membersihkan rumah.
"Bi, kamar di ujung sana siapa yang menempati?" tanya Kean penasaran.
"Biasanya Tuan Martin yang selalu tidur di sana Tuan, dari sebelum Tuan Axel menikah ia selalu menginap di sini."
Kean terdiam sejenak mengingat kembali Ratu baru saja keluar dari sana dengan mengendap-endap. Itu artinya putrinya telah tidur bersama dengan Martin. Ia semakin penasaran dengan hubungan Martin dan putrinya.
Di sisi lain pagi-pagi sekali Junior mengunjungi Felix, semalam Regan dan Romeo menginap di rumah Felix setelah berhasil memasuki studio foto milik Safia. Seperti dugaan Junior ketika Alexis belum bangun karena semalaman begadang. Bahkan Regan yang selalu rajin saja baru terbangun ketika melihat Junior memasuki kamar.
"Ngapain pagi-pagi banget lo ke sini?" tanya Regan dengan suara serak.
"Aku ingin tahu perkembangan pencarian kalian bagaimana." Junior mengguncangkan tubuh Romeo dan Felix agar mereka terbangun. "Oi Roh halus, Onta bangun kalian! Masa kalah sama si Opet udah bangun kalian masih ngorok."
"Sialan!" Regan berjalan memasuki kamar mandi.
Felix ikut terbangun karena suara Junior sangat keras, sementara Romeo malah menutupi wajahnya dengan bantal.
"Tahu enggak tadi Juliet ketemu sama Marvel," kata Junior berbohong, ia sengaja berkata seperti itu agar Romeo terbangun.
Dan benar saja, mendengar ucapan Junior Romeo langsung terbangun. Junior tergelak melihat wajah Romeo yang ketakutan, ternyata ia masih saja jealous dengan Marvel.
"Masih jealous sama Marvel ternyata!" ejek Junior lalu tergelak.
"Sialan! Lo berisik banget pagi-pagi" sewot Romeo lalu berjalan menuju kamar mandi setelah Regan keluar dari sana.
Felix yang sudah selesai mencuci muka, mengajak mereka berkumpul di ruang makan. Banyak hidangan yang sudah tersaji di sana, para pelayan mengetahui banyak yang menginap sehingga mereka memasak lebih banyak.
Singkat cerita kini mereka sudah berkumpul sambil sarapan, Romeo masih sibuk video call dengan istri tercintanya. Sebucin itu dia kepada istrinya sehingga tidak bisa sebentar saja berjauhan.
"Jadi gimana semalam?" tanya Junior penasaran.
Semalam mereka berhasil masuk ke dalam studio foto milik Safia berkat keahlian Felix yang dapat membobol kuncinya. Namun mereka tidak menemukan apapun di sana.
"Kami enggak menemukan apa-apa," jawab Regan malas.
"Tempat itu masih terlihat rapi, seolah tidak pernah ada yang datang ke sana. Tidak ada bukti apalagi cctv yang menjadi petunjuk berikutnya" sambung Felix.
"Jadi kalian enggak menemukan diary itu?" tanya Junior.
"Tidak ada yang mencurigakan di studio itu, hanya ada foto-foto yang Safia ambil. Kami mencari cctv yang ada di daerah itu namun tidak ada yang memasang cctv di sana. Tempat itu terlalu sepi sehingga sedikit penghuni yang tinggal di sana," jawab Regan menjelaskan panjang lebar.
Junior dan Regan saling menatap, keduanya masih merasa penasaran tentang studio foto milik Safia. "Mungkin saja tempat itu sudah dibersihkan oleh seseorang yang tidak ingin kita menemukan sesuatu," kata Regan, sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan.
Felix mengangguk, "Gue juga berpikir seperti itu. Gue enggak menemukan apa-apa yang mencurigakan, tapi gue masih merasa bahwa ada sesuatu yang enggak beres di tempat itu."
Junior memandang Felix dengan serius, "Kita harus mencari tahu siapa yang mungkin membersihkan studio itu dan apa yang mereka sembunyikan. Kita tidak bisa menyerah sekarang."
Regan dan Felix mengangguk setuju, keduanya siap untuk melanjutkan penyelidikan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab.
"Satu-satunya yang mengetahui studio itu Ibu Safia, studio itu hadiah dari Ibunya ketika Safia berulang tahun." Regan teringat ketika Safia mengatakan kepadanya apabila studio ini adalah pemberian Ibunya.
"Apa kita perlu bertanya kepada Ibunya Safia?" tanya Felix.
"Tapi, semenjak Safia tiada Ibunya sulit diajak berbicara. Ia terus menyendiri di dalam kamar, suaminya pun bahkan sulit untuk membujuknya agar ia mau keluar dari kamar," pungkas Regan.
"Aku akan mencoba melihat-lihat, siapa tahu ada salah satu rumah yang memasang cctv tanpa sepengetahuan orang lain." Junior lalu bangkit dari duduknya, ia berpamitan dan pergi meninggalkan Regan, Romeo dan Felix.
Boleh lah tu mereka diungsikan ditempat Ratu disembunyikan ayahnya biar semua bisa menemani Ratu disana 🤭
Persiapannya juga harus besar2an dong ya biar bisa mengimbangi kekuatan musuh.
Ratu kok dilawan.. nggak akan bisa.. Selamat berjuang kembali Martin 🤣🤣🤣