NovelToon NovelToon
MIMPI MENGUASAI DUNIA

MIMPI MENGUASAI DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Mafia / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Si Mujur
Popularitas:722
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LANJUTAN DARI EPISODE 10 Dan KEBAHAGIAN YANG DI DAPAT GERHANA DARI KELUARGA BARU

Isa langsung bertanya kepada Jery, "Hei, Jery, apa kamu sudah benar-benar memotong salah satu bagian dari kaki kursi tersebut?"

Jery menjawab, "Sudah, Bos. Saya sudah memotong salah satu kaki kursi tersebut, tapi memang tidak sampai putus. Saya memotong kaki kursi tersebut hanya sampai ujungnya saja sehingga pada saat kursi itu diduduki oleh seseorang, kursi tersebut akan langsung patah dan membuat orang yang duduk di kursi tersebut langsung terjatuh ke lantai, Bos."

Isa kembali penasaran mengapa Gerhana tidak jatuh juga dari kursi itu, padahal salah satu kaki dari kursi tersebut sudah dipotong sampai ke ujung oleh Jery.

Sebenarnya, sedari tadi Gerhana sudah mengetahui semua yang akan direncanakan oleh Isa dan gengnya. Hanya saja, Gerhana pura-pura tidak tahu dan mengikuti semua permainan dari Isa dan gengnya.

Demi membuat Isa dan gengnya tidak penasaran lagi, Gerhana pura-pura meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di depan untuk pergi ke kamar mandi dan meninggalkan kursi serta keluar dari kelas. Melihat Gerhana sudah pergi meninggalkan kursi dan kelas, Isa segera menyuruh Jery untuk mengetes hasil kerjanya sendiri dengan duduk di kursi tersebut. Awalnya, Jery menolak perintah dari Isa, namun karena Jery juga penasaran, akhirnya Jery pun menerima dan menjalankan perintah dari Isa untuk duduk di kursinya Gerhana.

Setelah Jery mendekat di kursinya Gerhana, Jery pun berusaha untuk duduk di kursinya Gerhana dengan berpura-pura bertanya dan mengajak Lyra mengobrol sembari dia mencoba untuk duduk di kursinya Gerhana. Lyra pun sebenarnya sudah tahu bahwa Isa dan gengnya ingin membuat Gerhana malu di depan umum, karena Gerhana sendiri sudah menceritakan semuanya kepada Lyra dan Gerhana ingin sekalian membuat Isa dan gengnya malu sendiri karena terkena rencana mereka sendiri. Boleh dikatakan "senjata makan tuan".

Setelah berhasil mengajak Lyra mengobrol dan pada saat Jery ingin duduk di kursinya Gerhana, baru satu menit bokongnya Jery bersandar di kursinya Gerhana, kursi itu langsung patah serta membuat Jery jatuh ke lantai dan membuat suara "GEDUBRAK". Sontak membuat guru dan murid-murid yang lain langsung menoleh ke arah mejanya Lyra. Ada yang tertawa dan juga ada yang kaget, termasuk Isa dan gengnya, melihat Jery sudah jatuh ke lantai dengan kondisi kursi yang didudukinya patah dan menimpa tubuh Jery.

Melihat Jery yang jatuh ke lantai, Boby pun langsung menghampiri Jery dan mencoba untuk membuat Jery berdiri.

Gerhana yang awalnya tadi pura-pura ke kamar mandi, yang sedang melihat ke dalam kelas, pun tersenyum memperlihatkan giginya yang putih melihat Jery yang sudah jatuh ke lantai akibat ulahnya sendiri.

Seolah-olah tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam kelas, Gerhana pun masuk kembali ke dalam kelas dan ikutan kaget melihat kondisi kelas yang telah heboh atas kejadian jatuhnya Jery dari kursi tempat duduknya Gerhana.

Melihat Gerhana yang masuk ke kelas dengan santainya, semakin membuat Isa marah dan dendam kepada Gerhana karena semua rencananya gagal total hari ini, justru malah membuat dia dan gengnya malu di depan umum.

Isa semakin dendam dengan Gerhana karena dua kali rencananya untuk mempermalukan Gerhana telah gagal total. Isa dan gengnya (Ucil, Nico, Boby, dan Jery) pun kembali menyusun rencana untuk membuat Gerhana malu di depan umum.

Sementara, Gerhana tetap santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengannya. Tiba akhirnya jam sekolah pun telah berbunyi, tanda bahwa sudah waktunya untuk seluruh siswa pulang ke rumah.

Lyra dan Gerhana pun segera pulang dijemput oleh sopir pribadinya dan ditambah dua orang bodyguard untuk selalu mengawal Lyra ke mana pun Lyra pergi atas perintah dari ayahnya Lyra, Pak Adi Cokro. Karena Pak Adi Cokro sangat sayang kepada Lyra, apalagi semenjak kejadian waktu Lyra mau diculik oleh Mat Codet, Pak Adi Cokro pun sangat berhati-hati terhadap keselamatan Lyra, putri kandung satu-satunya Pak Adi Cokro.

Meskipun Pak Adi Cokro yakin bahwa selama masih ada Gerhana di samping anaknya Lyra, Gerhana bisa menjaga Lyra dengan baik.

Sesampainya di rumah, Pak Adi Cokro, Lyra, dan Gerhana pun segera masuk ke dalam rumah dan kebetulan sekali hari ini Pak Adi Cokro sedang berada di rumah, karena memang hari ini Pak Adi Cokro berencana untuk bersantai di rumah bersama Lyra dan Gerhana.

Melihat Pak Adi Cokro sedang berada di dalam rumah, Lyra pun segera mengucapkan salam, "Assalamualaikum, Pi," kata Lyra dan Gerhana sambil menghampiri Pak Adi Cokro untuk segera mengambil punggung tangan kanannya Pak Adi Cokro serta menciumnya dan setelah itu Gerhana pun ikut melakukannya juga.

Melihat putrinya Lyra dan Gerhana datang menghampirinya, Pak Adi Cokro pun langsung menyambut mereka berdua dengan hangat dan menjawab salam dari putrinya Lyra dan Gerhana, "Waalaikumsalam, putriku Lyra dan anakku Gerhana," sambil tersenyum manis yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih.

"Bagaimana sekolah kalian, anak-anakku?" tanya Pak Adi Cokro kepada Lyra dan Gerhana.

"Tadi di sekolah ada kejadian seru, Pi," jawab Lyra kepada Pak Adi Cokro.

"Kejadian apa, anakku?" tanya Pak Adi Cokro kepada Lyra. "Tadi pas di perpustakaan, ada yang mau mencoba iseng kepada Kak Gerhana, Pi, tapi sayangnya mereka gagal, Pi. Malah mereka terkena batunya sendiri akibat ulah mereka, Pi," jelas Lyra sambil tertawa kecil.

"Iseng bagaimana, anakku?" "Terus mereka gagal dan terkena batunya sendiri bagaimana ceritanya?" tanya Pak Adi Cokro kepada Lyra.

"Jadi begini, Pi, di sekolah ada, katakanlah, sekumpulan anak atau geng yang bernama Badboy yang ingin iseng kepada Kak Gerhana. Mereka sengaja menaruh ember yang berisi cat di atas pintu perpustakaan ketika Kak Gerhana ingin masuk dan membuka pintu perpustakaan tersebut, maka otomatis cat yang ada di dalam ember itu akan langsung menyiram Kak Gerhana, Pi. Tapi sayangnya, setelah pintu itu dibuka oleh Kak Gerhana, cat yang ada di dalam ember tersebut gak tumpah sama sekali, Pi. Karena penasaran, salah satu dari mereka, yaitu ketua gengnya, mencoba membuka pintu perpustakaan tersebut, Pi, dan hasilnya cat yang ada di dalam ember tersebut langsung tumpah dan membasahi seluruh tubuhnya, Pi," jelas Lyra kepada Papinya, Pak Adi Cokro, sambil tertawa kecil.

"Kok bisa begitu, ya?" tanya Pak Adi Cokro kepada Lyra yang merasa heran.

"Ya, Lyra juga gak paham, Pi. Mungkin karena Kak Gerhana adalah orang baik, Pi, jadi Kak Gerhana selalu dilindungi oleh Sang Maha Pencipta, Pi," jelas Lyra kepada Papinya, Pak Adi Cokro. "Ya, benar juga kata mu, Nak," jawab Pak Adi Cokro kepada Lyra, anaknya.

"Ada yang lebih seru lagi, Pi, dari ini," terang Lyra kepada ayahnya, Pak Adi Cokro. "Ada lagi, ya, Nak?" kata Pak Adi Cokro kepada anaknya Lyra.

"Ada, Pi." "Tadi pas di dalam kelas, salah satu anggota dari geng Badboy mencoba untuk mensabotase kursinya Kak Gerhana, Pi, dengan cara memotong salah satu kaki kursi Kak Gerhana tapi tidak sampai putus, Pi. Efeknya, ketika Kak Gerhana duduk di kursi tersebut, Kak Gerhana akan langsung jatuh ke lantai, Pi," kata Lyra kepada Papinya, Pak Adi Cokro. "Terus, Nak Gerhana jatuh dari kursi tersebut?" "Apa ada yang luka, Nak?" Sambil Pak Adi Cokro melihat Gerhana dari ujung rambut sampai ujung kaki, memperhatikan apakah terdapat luka di tubuh anak angkatnya itu.

"Alhamdulillah, Pak, saya tidak apa-apa," jawab Gerhana kepada Pak Adi Cokro. "Alhamdulillah, Nak, kalau kamu tidak apa-apa," kata Pak Adi Cokro kepada Gerhana. "Justru ini, Pi, cerita serunya," jawab Lyra kepada Papinya, Pak Adi Cokro. "Jadi, setelah Kak Gerhana duduk di kursi tersebut, dengan santainya Kak Gerhana malah tidak apa-apa, Pi, tapi orang yang sudah mau mencelakai Kak Gerhana lah yang jatuh dan tertimpa kursi tersebut, Pi," kata Lyra kepada Papinya, Pak Adi Cokro.

1
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
Aira Sakti: wong kayu agung jugo apo lor ?
jangan lupo enjok jempol nyo samo bagi-bagi hadiahnyo yo lor...
🤣🙏👍
total 1 replies
Graziela Lima
Nggak nyangka
Zuzaki Noroga
Asik banget!
Aira Sakti: Terima Kasih
🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!