NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:959
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Ujian di Lorong Gelap.

Ling Yuan tidak pernah menyukai perasaan ketiadaan. Ketiadaan yang ia rasakan setelah meditasi singkatnya bukanlah kehampaan spiritual yang damai, melainkan lubang dingin yang ditinggalkan oleh kehadiran yang baru saja melarikan diri. Seseorang telah mengintainya, menembus lapisan penyembunyian yang Jendral Mao butuh waktu berbulan-bulan untuk menyempurnakannya. Kelemahan ini memicu gelombang kemarahan yang dingin di dalam dadanya.

“Dia cepat. Dan dia membawa sesuatu yang kotor,” Jendral Mao memperingatkan, suaranya berdesing dari Pedang Kutukan yang kini digenggam Ling Yuan. “Energi yang ia gunakan sangat mirip dengan Bayangan Hening, tetapi lapisan penyembunyiannya lebih tua, lebih licin. Dia pasti mata-mata tingkat tinggi Selir Sin.”

Ling Yuan mengangguk, tanpa mengeluarkan suara. Ia mengangkat Pedang Kutukan Mao yang berkarat, mengarahkannya ke arah celah di dinding yang baru saja ditempati Siluman. Di bawah bimbingan Jendral Mao, Ling Yuan telah belajar bagaimana pedang itu tidak hanya menghancurkan, tetapi juga melacak. Pedang Kutukan memiliki naluri untuk menemukan energi yang telah ‘terkutuk’ atau tercemar, dan aura kultivasi bayangan Siluman adalah target yang sempurna.

Sriinggg...

Bilah pedang itu bergetar halus, memancarkan resonansi yang hanya bisa didengar oleh Ling Yuan. Ling Yuan tidak lagi berjalan sebagai pemulung bisu. Ia bergerak seperti bayangan yang terbuat dari baja, meninggalkan gudang rongsokan, dan menyusuri Lorong Bayangan Hitam yang kini gelap gulita.

...****************...

Siluman, di sisi lain, sedang dalam penerbangan tercepatnya. Jantungnya memompa adrenalin, bukan karena ketakutan fisik, tetapi karena beban informasi yang ia bawa. Ia telah melanggar perintah Selir Sin untuk tidak terlibat, tetapi ia berhasil mendapatkan bukti. Ia harus mencapai Kediaman Yang secepat mungkin. Ia menggunakan teknik 'Langkah Bayangan Licin'—teknik yang memungkinkannya meluncur di antara celah-celah cahaya dan bayangan, menutupi jejak panas spiritualnya.

Tiba-tiba, ia berhenti. Rambut di tengkuknya berdiri. Udara di sekelilingnya terasa berat, seperti air yang mendidih. Ia berada di Lorong Gelap yang sempit, jalur pintas yang dipenuhi sampah dan kelembaban. Ia merasakan aura yang mengejar itu—bukan aura spiritual yang terang, melainkan tekanan gelap yang terkompresi, seperti sebuah bintang yang hampir runtuh menjadi lubang hitam.

“Terlalu cepat,” bisik Siluman, matanya melebar. Ia tahu, jika ia terdeteksi oleh Pedang Kutukan, tidak ada lagi tempat persembunyian.

Siluman segera melemparkan dirinya ke dinding batu yang lembap, mencoba menyatu sepenuhnya dengan bayangan di bawah atap. Ia menarik napas, memperlambat detak jantungnya hingga nyaris berhenti, berharap auranya yang dingin dapat disalahartikan sebagai hawa dingin malam.

Tap... Tap...

Langkah kaki itu terdengar. Tidak cepat, tetapi mematikan, teratur seperti ketukan palu hukuman. Kemudian, langkah itu berhenti. Ling Yuan berdiri hanya beberapa meter darinya, karung rongsokan di punggungnya tampak tidak pada tempatnya. Ling Yuan tampak seperti pemulung biasa yang tersesat di lorong itu. Namun, mata Ling Yuan, yang kini bersinar samar-samar dengan cahaya amber yang dingin, menatap lurus ke dinding tempat Siluman bersembunyi.

“Aku tahu kau di sana,” suara Ling Yuan terdengar rendah dan parau, digunakan untuk pertama kalinya di hadapan musuh. Ia tidak berteriak, tidak mengancam. Itu adalah pernyataan faktual, seperti menyebutkan cuaca.

Siluman menegang. Bagaimana mungkin? Teknik persembunyiannya telah mengelabui Inkuisitor tingkat Master berkali-kali.

“Bukan matanya yang melihat, Siluman,” suara Jendral Mao bergema di kepala Siluman, seolah-olah arwah itu berbicara melalui Ling Yuan. “Pedang Kutukan mencium bau pengkhianatanmu.”

Siluman tahu tidak ada jalan keluar. Ia meledak keluar dari dinding, tidak menyerang Ling Yuan, tetapi mencoba melompat ke atap untuk melarikan diri. Kecepatan kultivasi bayangannya luar biasa—dalam sekejap, ia sudah berada di udara.

WHIP!

Namun, Ling Yuan lebih cepat. Ia tidak bergerak. Ia hanya mengayunkan Pedang Kutukan Mao dalam gerakan horizontal yang tampak lambat, tetapi bilahnya memotong ruang dengan kecepatan yang melampaui waktu. Ling Yuan menggunakan teknik Pedang Kutukan tahap awal: Teknik Celah Kehampaan. Ini bukan tentang kecepatan fisik, tetapi tentang mengisi ruang dengan energi kutukan yang padat, memaksa musuh untuk masuk ke dalam bilah itu sendiri.

Siluman tidak bisa mengelak. Ia dipaksa berbalik di udara, menggunakan belati bayangannya untuk menangkis.

CLANK!

Logam bertemu logam, tetapi efeknya bukan dentingan baja. Saat belati Siluman menyentuh Pedang Kutukan, bilah Pedang Kutukan menyerap energi bayangan itu seolah-olah itu adalah udara kotor.

Siluman merasakan kekuatan spiritualnya terkuras. Ia jatuh ke tanah, matanya dipenuhi teror. Pedang itu bukan hanya senjata; itu adalah pemurni jiwa.

“Kau bekerja untuk siapa?” tuntut Ling Yuan, suaranya kini kembali bisu. Ling Yuan menolak berbicara; ia hanya mengirimkan gelombang tekanan spiritual ke Siluman, memaksanya untuk menyerah.

Siluman merangkak mundur, seluruh tubuhnya gemetar. “A-aku… aku hanya pelayan,” ia tergagap, darah hitam mulai merembes dari sudut mulutnya. Ia tahu Ling Yuan bisa membunuhnya dengan satu ayunan pedang lagi, tetapi ia tidak ingin mati seperti Bayangan Hening—menghilang tanpa jejak.

“Siapa yang memberimu racun itu?” Jendral Mao berbicara lagi, suaranya kali ini menusuk langsung ke kesadaran Siluman. Ia merujuk pada bercak racun yang Siluman ambil di gudang.

Siluman tahu ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memberikan pesan. “Kutukan itu… bukan dari Selir Sin. Itu adalah… j-jejak… dari Tiga Sekte Kuno… yang… mendanai…”

Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Siluman mengeluarkan lolongan pendek. Energi kutukan yang diserap oleh Pedang Kutukan berbalik melawan Siluman, bukan untuk membunuh tubuhnya, tetapi untuk menghapus esensi kultivasinya. Dalam sekejap, tubuh Siluman mengering dan menjadi debu spiritual yang jatuh ke tanah, meninggalkan hanya jubah abu-abu kusam.

Syuuutt…

Ling Yuan menatap sisa-sisa itu dengan ekspresi tanpa emosi, tetapi di dalam, ia merasakan peningkatan kekuatan yang jelas. Pedang Kutukan telah menyerap energi Siluman, memperkuat segelnya, dan menstabilkan kultivasi Mortal Peak-nya. Ini adalah kemenangan pertama yang terencana, bukan kebetulan.

Namun, saat ia menendang jubah kusam itu, ia menemukan apa yang Siluman pegang erat-erat saat sekarat: sebuah tabung kecil yang terbuat dari kristal gelap. Di dalamnya, ada cairan hitam kental yang memancarkan aura racun yang unik.

“Ambil itu, Yuan'en. Itu bukan racun biasa. Itu adalah jejak dari Sekte Bayangan Hitam, yang sudah lama dianggap musnah,” Jendral Mao mendesak. “Selir Sin lebih dari sekadar pengkhianat. Dia adalah pion dalam permainan yang jauh lebih besar. Racun ini adalah buktinya.”

Ling Yuan mengambil tabung itu. Sentuhannya dingin, seolah-olah memegang sepotong malam yang telah membeku. Ia kini memegang bukti fisik bahwa Selir Sin tidak bertindak sendiri, dan bahwa pengkhianatan klan Yang melibatkan kekuatan yang jauh lebih kuno dan berbahaya daripada yang ia duga. Ujian di Lorong Gelap telah memberinya kekuasaan, tetapi juga beban yang lebih berat.

Ia harus segera kembali dan menganalisis racun ini. Jika Tiga Sekte Kuno terlibat, maka jaringan yang ia hadapi merambah jauh ke dalam fondasi Kekaisaran. Balas dendamnya telah berubah menjadi perang melawan kekuatan gelap yang tak terlihat.

Ling Yuan berbalik, kembali ke gudang rongsokan, identitas pemulung bisunya kembali disandang. Tapi kini, ia memiliki tujuan baru: memahami jaringan kuno di balik racun itu, sebelum mereka mengirim agen yang lebih kuat, atau bahkan—Selir Sin sendiri mulai bergerak dengan kekuatan penuh. Ia tahu, kematian Siluman, mata mata yang dikirim selir Sin, hanya akan memancing kemarahan sang kultivator bayangan lainnya yang lebih kuno dan bahkan mereka dulunya adalah musuh besar klan Yang....

1
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Cukup menarik diawal
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih sudah mampir kakak. semoga suka. ikuti kisah author yang lain juga. thx all. lope lope sejagat😍🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!