Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak. Aku sudah punya calon suami.
Devi yang baru saja keluar dari lift yang terhubung dengan basement apartemennya terkejut saat melihat Revo tengah berdiri di samping mobilnya. Ia segara bersembunyi pada mobil lainnya sebelum Revi menyadari keberadaannya.
"Tuh orang ngapain disini sih?," gerutu Devi. Ia berencana menjemput anak-anaknya yang berada di kediaman orangtuanya. Tadi siang ia tidak sempat menjemput twins ke sekolah, begitu juga dengan Ibra. Jadilah Papanya yang menjemput twins ke sekolah nya.
"Ehem..."
Devi menoleh saat mendengar deheman dari arah belakang. Ia tersenyum kecil melihat Ibra yang menatapnya dengan tajam.
"Pak--
"Kamu ngapain disini?," tanya Ibra.
Devi memiliki ide agar tidak bertemu dengan Revo. Ia heran kenapa tuh anak ada disini?. Awas saja kalau dia kesini mencarinya, ia tidak sudi bertemu dengan pengkhianat itu.
"Pak...bisa antar saya ke rumah Mama untuk menjemput anak-anak tidak?," tanya Devi.
Ibra mengerutkan keningnya, kenapa minta diantar segala. Tanpa di minta ia pun pasti mau mengantar Devi untuk menjemput anak-anak."Ya...," jawab Ibra sembari mengangguk kecil.
"Yes," batin Devi.
"Terimakasih Pak," jawab Devi tersenyum lebar.
"Ayo...mobil ku ada di sana!," ucap Ibra menunjuk mobilnya yang berada di area parkiran VIP.
Namun yang membuat Devi sedikit merasa tidak nyaman adalah. Ia dan Ibra harus melewati Revo yang masih berdiri di samping mobilnya. Tapi setidaknya ia mempunyai Ibra yang bisa membantunya kalau Revo mengganggunya.
Kedua mata Devi membola saat Ibra yang tiba-tiba saja menarik pergelangan tangannya lalu menggenggam telapak tangannya. Ia berusaha untuk menutupi wajahnya agar Revo tidak mengenalinya namun sepertinya harapan hanya tinggal harapan. Revi malah meneriaki namanya.
"Devi..."
Devi menghela nafas pendek, namun ia terus berjalan dan tidak menghiraukan seruan dari Revo. Tapi sayangnya Ibra malah berhenti saat Revo terus memanggil namanya.
"Kamu siapa?," tanya Ibra dengan tatapan datarnya pada Revo yang berjalan menghampirinya.
Sementara Devi, wanita itu memejamkan kedua matanya sejenak. Ia sudah tidak mau lagi berurusan dengan Revo lagi.
"Devi.."
"Hem...," jawab Devi berdehem keras tanpa menoleh sedikitpun pada Revo.
"Aku minta maaf atas apa yang dulu pernah aku lakukan. Aku menyesal Dev, bisa kan kamu maafin aku?," ujar Revo.
"Ya...," ketus Devi yang masih enggan menatap Revo.
Revo tampak tersenyum lebar."Kalau begitu kita balikan kan?," tanya Revo.
Kedua mata Devi membola mendengar pertanyaan Revo. Apakah pria itu sadar dengan ucapannya yang mengajak ia kembali balikan. Oh no... itu tidak akan pernah terjadi, andai diatas dunia ini pria tinggal hanya Revo seorang lebih baik ia sendiri dari pada kembali pada pria ini.
Tidak hanya Devi, Ibra tidak kalah terkejutnya mendengar perkataan pria yang ada dihadapannya ini. Bisa-bisanya pria ini mengatakan hal itu pada calon istrinya?.
Devi tertawa sarkas lalu menatap sinis pada Revo."Tidak. Aku sudah punya calon suami," jawab Devi mengangkat tangannya yang digenggam Ibra dan memamerkan cincin berlian yang dipasangkan Ibra di jarinya pada Revo.
Ibra tersenyum kecil mendengar pengakuan Devi. Ia menatap wanita itu dalam. Ada rasa bahagia dihatinya diakui oleh Devi sebagai calon suaminya pada pria lain.
"Dev... aku--
"Sudah ya, urus sama istrimu itu. Aku tidak ingin nantinya dia malah tantrum kalau kamu masih saja berusaha mendekati aku," sela Devi.
Revo sedikit terkejut mendengar perkataan Devi, dari mana Devi tahu kalau ia sudah menikah dengan Rika?. Tapi tetap saja di matanya Devi terlihat sangat cantik apalagi penampilan yang sekarang yang jauh berbeda. Devi sekarang tiga kali lipat lebih cantik dari enam tahun yang lalu saat ia dan Devi masih menjalin hubungan.
Salahnya dulu tergoda dengan Rika yang dulu suka berpakaian sexy. Dan Rika rela memberikan tubuhnya secara gratis padanya sementara Devi selalu menolak saat ia mengajak tidur bersama.
Andai dulu ia tadi tergoda dan bisa menahan diri pasti sekarang ia dan Devi sudah menjadi pasangan suami istri. Ia tersentak dari lamunannya saat mendengar klakson mobil dari belakang dan ternyata Devi sudah tidak ada lagi dihadapannya. Wanita itu menghilang begitu saja bersama pria yang ia akui adalah calon suaminya.
"Sial," umpat Revo.
***
"Dia siapa?," tanya Ibra menoleh sekilas pada Devi yang duduk disebelahnya.
Devi terlihat menghela nafas beratnya sebelum menjawab pertama Ibra. Sekelebat malam dimana Revo dan Rika berbagi peluh kembali melintas di benaknya.
"Mantan," jawab Devi terdengar sedikit ketus.
Ibra mengangguk, ia sudah menduga hal itu tapi ia hanya ingin memastikannya."Dia yang sudah mengkhianatimu?," tanya Ibra.
"Hem...," jawab Devi berdehem pelan dengan tatapan lurus ke depan.
"Lalu sekarang dia datang lagi untuk mengganggu mu dan minta balikan, begitu?," tanya Ibra.
"Mungkin," jawab Devi cuek. Ia sudah tidak peduli lagi dengan Revo.
Devi tersentak saat tiba-tiba saja Ibra menggenggam tangannya dengan lembut. Ia menoleh pada tangannya yang digenggam oleh Ibra. Ia tidak menolak sedikitpun, entah apa yang terjadi padanya. Dulu saat ia bersama Revo, pegangan tangan saja ia risih tapi apa ini. Ibra bahkan seringkali melakukan hal lebih dari ini ia diam saja sah justru menikmatinya.
"Lupakan dia!," ucap Ibra.
"Sudah lama aku melupakannya namun rasa sakit atas pengkhianatan nya masih membekas dan meninggalkan rasa trauma," jawab Devi.
"Aku akan membantumu untuk menghilangkan rasa trauma mu. Trauma itu bukan untuk ditakuti namun di lawan," ucap Ibra.
Devi menghela nafas beratnya, tidak mudah untuk kembali mempercayai seorang pria setelah apa yang ia alami di masa lalu. Dikhianati oleh sahabat dan juga orang yang ia cintai itu begitu sangat sakit.
Ia berharap pilihannya kali ini tidak salah, Ibra tidak akan melakukan hal yang sama padanya. Dan ia kembali bisa jatuh cinta lagi.
Jantungnya tiba-tiba saja berdegup kencang saat Ibra tiba-tiba saja mencium punggung tangannya. Darahnya berdesir hebat, dan mukanya rasanya terasa panas sekali. Ada apa dengan nya?.
Ibra menghentikan mobilnya tidak jauh dari rumah kedua orang tua Devi. Sepertinya ada pengerjaan jalan sehingga jalan hanya bisa dilewati sampai disini.
Saat Devi akan turun dari mobilnya, ia buru-buru menarik tangan Devi hingga tubuh wanita itu kembali mendekat padanya. Ia menatap dalam wajah Devi yang terlihat cantik dan tidak bosan untuk di pandang. Pantas saja Miller dan mantan kekasihnya ingin memilikinya.
"Terimakasih tadi sudah mengakui ku sebagai calon suamimu," ucap Ibra pelan. Ia melabuhkan kecupan di bibir Devi sekilas saking gemasnya dengan wanita ini. Ia bisa hilang kendali jika terus seperti ini.
"Iya...," angguk Devi tersenyum malu. Ia segara mengalihkan pandangannya kearah jendela membiarkan Ibra turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuknya.
"Ayo turun!," ucap Ibra.
"Ya...," angguk Devi.
"Kamu mampir kan?," tanya Devi.
Ibra mengangguk kecil."Iya. Aku juga rindu sama anak-anak," jawab Ibra mengukiti langkah Devi menuju kediaman orangtuanya. Tinggal beberapa hari lagi, ia dan Devi akan menikah dan tinggal bersama.
...****************...
tokcer juga ibra🤣
biar pokus ke Ibra dan Devi , nanti cerita Riu di masukin jadi bumbu cerita aja