Mira yang menikah dengan bima tetapi banyak hal yang disembunyikan oleh bima, salah satunya adalah menikahi Mira karena dia adalah mantan kekasih dari anak pria yang sangat dibenci oleh bima dan ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama D², isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab:34
Matahari mulai menyingsing cahaya nya masuk sedikit melalui ventilasi dapur rumah Mira,bau dapur khas dengan kopi hitam bima yang baru saja diseduh oleh istrinya.
Pagi seperti biasanya Mira menyiapkan menu jualan nya, dia menjalani rutinitas harian nya tangan nya sibuk mencuci, memotong bahan untuk campuran goreng an nya serta menyiapkan segala perbumbuaan.
Mira kaget saat tangan besar melingkar diperutnya yang ramping,wajah pria tersebut terbenam dipundak Mira dengan memejamkan matanya.
Pelukan yang terasa seperti pelukan hangat yang tak ingin berakhir , Mira menghentikan aktivitasnya.
dia membalikkan badannya tangan memegang erat tangan bima,mata mereka bertemu ada kesedihan, gelisah, ketakutan yang ada pada tatapan bima.
"mas bima kemana malam saat aku mencari dikebun teh tidak ada, dirumah ibu juga tidak ada?"
"aku sedang ada dalam masalah mir"
tatapan bima kosong
"sama siapa mas, masalah apa!"sengit Mira dengan nada yang tidak bersahabat
Bima menarik nafasnya panjang, menghembuskan pelan sesaat dia memejamkan matanya mata dengan penuh beban yang siap dia cerita kan pada istrinya.
hati dan fikiran nya belum yakin untuk mengatakan saat ini, takut reaksi Mira akan marah kecewa menangis, Bahkan perasaan takut nya yang teramat besar untuk ditinggalkan Mira bima benar-benar sudah terjebak dalam permainan nya sendiri.
Melihat bima yang enggan untuk berbicara Mira segera mengangkut jualannya untuk ditata didepan, meninggalkan bima yang terpaku sendri.
"aku akan cari tau sendiri"batin Mira
Keramaian kota dipagi hari suara klakson pengendara, masih di jam awal pagi saja kota ini sudah macet nya begitu panjang membuat pria paruh baya berpakaian khas orang kaya mengeluh kesal.
"anak tidak berguna, baru lihat wanita kampung seperti itu saja sudah jatuh hati!"
"lihat saja aku akan membuat perhitungan dengan wanita itu,jika bima sampai tidak berhasil melakukan tugasnya "ujar si pria matanya menatap keluar jendela mobil melihat suasana jalanan yang padat
dihalaman yang luas ditumbuhi pohon mangga yang rindang seorang wanita muda cantik tengah melamun tangannya menopang dagu, seolah banyak fikiran yang bergelayut di sana gurat kekhwatiran nampak terlihat diwajah cantik nya tak bisa disembunyikan.
Diam diam teman lamanya berjalan mengendap-endap dibelakang nya, berniat untuk memberi kan kejutan akan kehadiran nya.
Darrrrrrrr
Wanita tersebut mengejutkan sambil menepuk pundak Mira sehingga Mira terhenyak kaget jantung nya berdetak kencang seakan mau keluar dari rongga tubuhnya.
"Erlin"pekik Mira kegirangan sambil berlari kearah Erlin mereka berpelukan sangat erat melepaskan kerinduan yang mendalam
"Mira apa kabar kamu"
"baik,kamu kapan datang Lin"
"semalam Mira, maaf nggak kasi tau kamu"ujar Erlin tersenyum
"iya nggak papa Lin,ayo kita duduk "
Erlin menghempaskan bokong nya tepat di kursi depan Mira.
Karena hari ini Erlin datang kembali dikampung nya,Mira mentraktir sahabat karibnya itu untuk makan di tempatnya, mereka bercerita tentang banyak hal tentang Erlin dan Mardi yang sudah rujuk kembali diiringi tawa dan lemparan candaan yang menemani dua sahabat pagi itu.
"Mira kamu semalam keluar sama Bima ya ke taman depan gerbang desa sana?"tanya Erlin tak luput dari makanan yang ada didepannya tangan sibuk menyuap
Bukan nya menjawab pertanyaan sahabat nya itu Mira malah mengerutkan keningnya, bingung bima ke taman desa tadi malam bahkan tadi malam Mira mencari suaminya yang tidak pulang kerumah.
"tadi malam?"Mira balik bertanya
"iya Mira, semalam itu kan hujan ya aku naik mobil travel lihat bima lagii duduk diwarung bakso dengan pria paruh baya gitu deh, kayaknya si orang kaya dari penampilannya"jelas Erlin melihat sahabatnya yang kebingungan
"tapi tadi malam bima nggak pu..."
Belum sempat Mira menyelesaikan kata-katanya bima sudah keluar dari rumah berpamitan untuk kerja seperti biasanya, diwaktu yang bersamaan datang pelanggan lain yang membeli sarapan di warung Mira sehingga obrolan mereka pun tidak dilanjutkan lagi.
"Mira, makasih ya udah traktir aku"Erlin berjalan kearah Mira yang sibuk meracik jualannya yang akan disuguhkan ke pelanggan nya
"iya Lin santai aja"mata Mira tidak beralih dari kesibukan tangannya
"kayaknya pelanggan kamu Rama , aku pamit pulang ya mir"
Mira hanya membalas dengan anggukan pagi itu Mira sibuk dengan pesanan orang orang bahkan belum sampai jam sembilan jualan nya habis tidak tersisa senyum merekah Mira terpampang jelas di wajah ayunya.
"Alhamdulillah, hari ini jualan ku habis semuanya"Mira menghitung uang yang disimpan di kotak plastik
matahari tepat diatas kepala daun berlambai lambai angin sepoi-sepoi menyentuh wajah pria tampan dengan mata elang tersebut hamparan kebun teh yang luas nan hijau membuat matanya sejuk memandang sejenak dia bisa melupakan masalah yang dihadapi nya sendiri tanpa ingin memberi tahu istrinya.
Klunting
Bunyi pesan masuk bima mengeluarkan benda pipih itu dari dalam tas kecil yang biasa dia bawa kemana pun termasuk saat kerja, matanya menelisik nama siapa sang pengirim pesan yang berisikan mengancam.
"jika tidak berhasil wanita itu yang menjadi sasaran nya ,papa akan membongkar tabiat mu selama kalian menikah"bunyi pesan tersebut
"cihhh,bisa nya hanya mengancam saja "Bima tersenyum kecut
pagar yang menjulang tinggi berwarna hitam tergembok dari dalam dengan rumah yang sangat mewah bernuansa putih bergaya Eropa , terparkir mobil mewah didepannya bernilai kan milyaran rupiah seorang satpam yang dipekerjakan oleh sang pemilik bangunan mewah itu tergopoh gopoh membuka pagar untuk tamu yang menekan bel rumah itu.
"Bu Hesti, silahkan masuk"ujar si satpam berkepala plontos tersenyum ramah pada wanita desa tersebut
"pak Anis sudah ada dirumah?" tanya Bu Hesti
" ada Bu"
Bu Hesti berjalan dengan langkah santai menuju rumah berwarna putih itu matanya melihat sekeliling halaman yang cantik dengan tanaman mahal yang terawat ada pancuran air yang mengalir di bundaran sungguh indah.
Seperti sudah tidak asing dengan rumah mewah itu beliau masuk dengan tenang sesekali pelayan yang bertemu menyapa nya dengan ramah dan santun, padahal jika dilihat dari penampilannya dia wanita desa yang sederhana tetapi orang yang berkerja dirumah bak istana itu semua menghormati dirinya tak kalah seperti majikan nya.
"Hesti,kemari "sapa Anis pria paruh baya dengan pakaian santai rumah menyambut nya dengan senang
"terimakasih"Bu Hesti duduk didepannya
"tumben sekali kau berkunjung kemari,apa ada yang bisa aku bantu "menelisik wajah kerabat nya yang datar
"tentu, Anis aku minta tolong kepada mu jangan libatkan bima dengan rencana mu itu apa kau tidak bisa melihat bagaimana Bima sekarang dia begitu mencintai Mira kasihan bima Jika rumah tangga nya hancur karena ulah kamu"
"Hesti sudah aku bilang berkali-kali, wanita itu hanya perantara balas dendam ku kepada Ali "
"kamu melibatkan orang yang tidak tau menau tentang permasalahan kamu Anis!"sengit Bu Hesti wajah nya memerah
"tetaplah menjaga rahasia dan pura pura tidak tau toh kamu juga dapat imbalan yang setimpal Miko bisa kuliah itu karena aku"ujar pak Anis songong
"terserah kamu,awas jika terjadi sesuatu antara bima dan Mira aku tidak akan tinggal diam" Bu Hesti meninggalkan pak Anis wanita tua itu keluar dari rumah besar dengan tergesa-gesa emosi nya kian meninggi melihat saudara nya yang buta akan dendam
sehingga menghalalkan segala cara untuk menuntaskan dendam yang bersemayam sejak dihatinya, melibatkan anak yang tidak tau menau bahkan mengncan.
Dendam membuat seseorang tidak bisa hidup dengan tenang, membuat hatinya gelap lupa akan perlakukan nya kelak akan menyakiti orang lain.
"aku harus menceritakan semuanya pada Mira,aku tidak mau dia salah paham dengan bima aku tidak mau rumah tangga mereka hancur karena keegoisan dan ketamakan Anis semata dendam benar-benar sudah menguasai anak itu"
wanita paruh baya itu hendak menyebrang jalanan matanya tak luput dari jalanan kota yang ramai , saat dia hendak melangkah kan kakinya dengan kecepatan tinggi mobil sedan hitam menabrak dirinya malang tak dapat dihindari hingga tubuhnya terpental jauh membuat orang orang berlarian kearah wanita malang itu pandangan nya menghitam lalu tidak sadarkan diri.