Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memantapkan Hati
"Lo tahu? tadi Gaia datang buat ngelabrak Latisha. Gue rasa bini lo itu udah gila, dia itu sakit jiwa, dia malah nyalahin orang lain atas kesalahannya sendiri." ujar Langit berapi-api.
Saat ini ia sudah berada di kediaman Agharna setelah ia pulang dari apartemen Latisha.
"Dari mana lo tahu kalau Gaia melabrak Latisha?" tanya Agharna penasaran. Ia terkejut mendengar perkataan sepupunya itu.
"Tadi gue sempet mampir ke apartemen nya Latisha. Niat nya gue mau ke apartemen lo buat ngasih laporan. Tadi waktu lo kirim pesan sama gue kalau lo udah pindah dari apartemen itu gue udah kadung parkir mobil di basement. Kepalang tanggung, gue langsung nemuin Latisha aja. Pas gue nyampe di depan unit nya Latisha, bini lo itu mau nampar Latisha. Untung nya gue datang tepat waktu." jelas Langit.
"Astaga, ngapain juga dia ngelabrak Latisha? Gue udah bilang sama dia kalau gue mau cerai sama dia itu karena kesalahannya. Dia udah selingkuh dan gue punya banyak bukti perselingkuhan nya." ujar Agharna kesal.
"Jadi lo baru dapet bukti nya sekarang? Setelah lima tahun? Astaga..selama ini lo kemana aja? Padahal gue udah pernah ngasih tau lo, tapi lo malah ngeyel." ujar Langit sambil menggelengkan kepala nya.
"Bini lo itu dari dulu udah kayak gitu, tapi lo masih aja cinta sama dia. Gue heran sama lo yang gak pernah lihat jelas kelakuan bini lo macam apa." kembali Langit berucap.
"Gue harap lo bisa selesein masalah lo dengan cepat. Gue juga pesen sama lo untuk jauh-jauh dari Latisha karena gue nggak mau Latisha kena getahnya. Gue nggak mau dia dicap pelakor sama bini lo yang sakit jiwa itu." Langit pun mendengus.
"Iya, gue udah minta tolong lawyer buat ngurusin perceraian ini. Gue juga gak bakalan libatin Latisha di sini. Dia gak ada urusannya sama perceraian gue." ujar Agharna.
"Gue pegang kata-kata lo jangan sampai bini lo buat masalah lagi sama Latisha. Mulai sekarang lo jangan lagi minta Latisha buat ngerawat lo. Gue tahu sebenernya tangan lo itu udah sembuh." ujar Langit.
Agharna pun menganggukkan kepalanya. Ia pun berpikir bahwa untuk saat ini dia tidak bisa meminta bantuan Latisha lagi karena ia takut Gaia akan salah paham pada wanita itu. Ia tidak ingin Latisha terlibat dengan masalahnya, untuk saat ini ia akan fokus mengurus perceraiannya dengan Gaia dan setelahnya baru ia akan memantapkan hatinya untuk mendekati Latisha. Dia yakin dengan perasaannya bahwa saat ini dia menyukai Latisha, namun semuanya harus ia pastikan terlebih dahulu. Dia tidak ingin perasaannya pada Latisha hanya sesaat.
"Kalo gitu gue pulang dulu. Laporan udah gue serahin sama lo. Besok gue langsung pergi ke proyek rumah sakit." ujar Langit lagi berpamitan. Lagi-lagi Agharna hanya menganggukkan kepalanya. Dia pun beranjak dari duduknya untuk mengantar sepupunya itu hingga ke pekarangan rumah.
Sementara itu Shena yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan Agharna dan Langit pun semakin penasaran. Pasalnya, Agharna belum menjelaskan padanya tentang keputusannya menceraikan Gaia.
Shena pun langsung meminta putranya itu memberi penjelasan padanya saat Agharna baru saja duduk di tempatnya tadi.
"Mama ingin bicara denganmu, mama butuh penjelasan kamu tentang perceraian kamu dengan Gaia. Apa keputusanmu sudah bulat ingin bercerai dengannya?" tanya Shena.
Sebenarnya Shena sudah penasaran sejak Agharna memintanya untuk kembali ke rumah lama mereka dengan membawa Akta. Shena pun kaget dengan keputusan putranya itu yang menurutnya sangat mendadak. Agharna mengatakan padanya untuk segera pindah ke rumahnya karena ia akan bercerai dengan Gaia. Hanya itu yang tadi Agharna ucapkan padanya. Meski ia penasaran dan butuh penjelasan dari putranya itu, namun tak ayal Shena mengikuti permintaan sang putra untuk keluar dari apartemen dan kembali ke rumahnya.
"Aku sudah yakin dengan keputusanku mam. Sebenarnya keputusanku ini tidak mendadak, aku sudah memikirkannya jauh-jauh hari bahkan mungkin sudah satu tahun ini aku memikirkannya. Selama ini aku memang terlalu dibutakan oleh cinta hingga aku tak bisa melihat perangai buruk istriku sendiri. Mungkin Mama juga paham seberapa lama ia berada di rumah dalam satu bulan? dia bahkan lebih sibuk dariku dan ternyata kesibukannya itu bukan tentang masalah pekerjaannya tapi karena dia memiliki pria lain di luar sana." ujar Agharna pada akhirnya.
Shena pun terlihat terkejut mendengar penjelasan dari putranya tersebut. Ia tidak menyangka bahwa Gaia yang ia pikir sangat mencintai putranya itu ternyata memiliki pria lain di luar sana.
"Apa kamu yakin dengan informasi yang kamu terima itu?" Shena sekali lagi bertanya untuk sekedar meyakinkan dirinya sendiri.
"Tentu saja aku sudah yakin mam, karena aku memiliki banyak bukti tentang kelakuan Gaia selama ini. Aku juga begitu syok saat menerima kenyataan yang tak pernah aku pikirkan selama ini, aku memang bodoh seperti yang Langit katakan. Aku terlalu percaya kepada Gaia dan membiarkan dia berkeliaran di luaran sana tanpa rasa curiga. Aku terlalu membebaskannya berkarir namun pada kenyataannya bukan karir yang ia kejar namun kesenangan sesaat yang ia inginkan. Gaia bukan istri dan ibu yang baik untukku dan juga Akta, selama ini dia tidak pernah memikirkan Akta sama sekali bahkan Akta tidak dekat dengannya. Putraku itu lebih sering menghabiskan waktu dengan mama. Bukankah itu juga salah satu bukti jika Gaia sebenarnya kurang bertanggung jawab menjadi seorang istri?" ujar Agharna.
Shena pun menganggukkan kepalanya, ia paham dengan masalah itu karena sebenarnya ia pun sedikit keberatan dengan apa yang dilakukan Gaia selama ini. Dulu Shena beranggapan bahwa Gaia memang sibuk mengejar karirnya hingga ia melupakan rumah tangganya bersama Agharna. Ia bahkan menelantarkan anaknya sendiri. Bukannya Shena keberatan mengurus Akta selama ini, hanya saja Gaia tidak seperti ibu lainnya yang merawat dan mengurus putranya sendiri. Gaia bahkan lebih banyak menyerahkan tanggung jawabnya itu kepada dirinya.
"Kamu bilang kamu memiliki bukti perselingkuhan Gaia? Apa benar ia berselingkuh?" Shena masih penasaran.
"Aku memang memilikinya mam. Sebenarnya aku jijik melihatnya. Tapi ini bukti kuat yang aku miliki untuk menggugat cerai Gaia." Agharna pun beranjak mengambil tas kerjanya. Ia mengeluarkan amplop coklat yang berisi foto-foto Gaia. Ia sengaja mencetak banyak foto tersebut untuk ia berikan pada Gaia dan juga untuk bukti di pengadilan nanti.
"Astaga..." Shena mengusap dadanya yang terasa sesak saat melihat gambar Gaia yang tengah beradegan tak senonoh dengan beberapa pria. Shena merasa malu sendiri melihat kelakuan menantunya yang sebentar lagi akan berubah statusnya menjadi mantan menantu.
Ia segera memasukkan kembali beberapa gambar yang sempat ia lihat. Shena tak kuasa untuk melihat semua gambar yang ternyata cukup banyak.
Shena menatap Agharna yang tengah menarik napasnya dalam-dalam. Wanita paruh baya itu merasa prihatin dengan nasib putra semata wayangnya itu. Shena tahu Gaia adalah cinta pertama Agharna. Sayangnya cinta pertama Agharna itu jatuh pada wanita yang salah.
Andai saja Agharna bertemu dengan Latisha terlebih dahulu, mungkin hal ini tak akan terjadi. Mungkin saja jika Agharna dan Latisha berjodoh. Shena akan mendukung hubungan mereka seribu persen jika Agharna memilih Latisha menjadi pendampingnya kelak setelah ia resmi bercerai dengan Gaia. Shena tahu ada binar cinta di sorot mata Agharna untuk Latisha.
"Mama tidak menyangka Gaia seperti itu. Kasihan Akta. Bagaimana nasib dia ke depannya jika kalian berpisah?" ujar Shena.
"Menurutku tak ada pengaruhnya untuk Akta karena selama ini ia tidak dekat dengan Gaia." ujar Agharna. Shena pun menganggukkan kepalanya.
"Bukankah selama ini Akta lebih dekat dengan mama?" Shena kembali mengangguk.
"Semua yang terjadi saat ini tak akan berpengaruh kepada Akta, aku jamin itu." ujar Agharna.
"Tapi bagaimana jika nanti Gaia menuntut hak asuh Akta? Mama gak mau kehilangan Akta." ujar Shena lirih.
"Aku yakin Gaia tak akan menuntut hak asuh. Meski Akta masih di bawah umur, tapi dia tidak dekat dengan Gaia dan aku yakin hak asuh akan jatuh padaku." ujar Agharna yakin.
bagaimana respon mu