menceritakan kisah seorang pemuda dekil yang sering di hina dan di rendahkan karena penampilannya yang tak rupawan dan sering di anggap remeh hanya karena manusia biasa.
Namun siapa sangka di balik penampilannya yang sederhana pemuda itu ternyata memiliki kekuatan tidak terkalahkan bahkan pemuda tersebut memiliki ribuan Boneka yang terbuat dari mayat tokoh tokoh kuat zaman dahulu, namun pemuda itu sendiri sama sekali tidak menyadari kelebihannya entah itu kekuatan Tidak terkalahkan miliknya maupun boneka boneka miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia Harimau
Angga masih setengah sadar, secara samar samar dia melihat bayangan harimau putih raksasa yang berdiri tegap menatapnya sembari menyeringai.
Dalam hatinya Angga berucap, "a-- apakah harimau ini sejenis hewan? Atau siluman? Apakah dia mau memakanku?" Tanyanya dalam hati.
Namun alih alih Raja Laksana Kamandaka memakan angga, Raja Laksana Kamandaka justru menutup matanya.
Siluet cahaya biru yang bagaikan petir langsung menghilang di matanya, jurang tersebut kembali gelap tanpa di terang cahaya.
Raja Laksana Kamandaka kemudian menengadahkan wajahnya namun matanya masih terpejam, mulutnya komat kamit membaca rapalan mantra yang hanya ia sendiri yang mengetahuinya.
Udara di dasar jurang ini tiba tiba bergetar hebat, seolah sedang terjadi gempa, angin bertiup kencang.
Hewan hewan tidak ada yang berani bersuara. Dari tubuh Raja Laksana Kamandaka energi supranatural berkobar dari tubuhnya, hingga cahayanya menerangi dasar jurang ini.
Raja Laksana Kamandaka bagaikan pusat matahari yang menerangi kegelapan jurang ini.
Selesai membaca mantra Raja Laksana Kamandaka membuka matanya
Lap!
Lap!
Kilatan petir dari kedua mata Raja Laksana Kamandaka melesat cepat ke arah langit.
Selang beberapa detik kemudian gumpalan awan hitam berkumpul di atas langit jurang ini.
Petir petir terlihat saling bersahutan, menghiasi langit alas Roban ini bagaikan cahaya las.
Sesekali petir petir tersebut menyambar secara random, menumbangkan pepohonan dan membakar sebagian wilayah alas Roban ini.
Sementara itu Angga sudah semakin kehilangan kesadarannya, dia dalam keadaan sekarat saat ini, tubuhnya semakin lemas kala darah terus mengucur dari luka lukanya.
Keringat dan darah bercampur menjadi satu di tubuh Angga.
Angga kini yakin ini adalah akhir darinya, namun detik detik dia meregang nyawa terasa sangat menyakitkan bagi Angga karena dia harus mati secara perlahan.
Wus...
Namun siapa sangka gumpalan awan hitam yang berada di Alas Roban ini terbelah, ketika cahaya biru terang nan indah membelah gumpalan awan hitam ini.
Cahaya biru terang itu melesat bagaikan laser dan langsung masuk ke tubuh Angga.
"Aarrrrrggghhhhh!!!" Angga meraung keras ketika cahaya biru tersebut memaksa masuk ke tubuhnya.
Secara perlahan tubuh Angga melayang ke udara hingga di ketinggian 5 meter tubuh Angga baru berhenti melayang.
Angga terus meraung keras bagaikan orang kesurupan, cahaya biru dari atas langit masih belum hilang, cahay tersebut secara terus menerus memasuki tubuh Angga bagaikan arus air.
Raja Laksana Kamandaka tersenyum melihat hal tersebut, matanya bisa melihat penderitaan Angga sebelum ini yang di permalukan oleh Nadya dan di buang oleh David ke jurang ini.
Raja Laksana Kamandaka kemudian berucap, "Jiwa yang penuh dendam dan kebencian, jiwa yang benar benar sempurna untuk mewariskan ilmuku! Terimalah semua ilmuku nak! Dan makan semua manusia yang membuatmu sengsara!" Ucap Raja Laksana Kamandaka dengan senyum seringai.
Angga semakin meraung kesakitan, rasanya seperti di tusuk tusuk jarum ketika cahaya biru itu memaksa memasuki tubuhnya, Angga membuka matanya bersamaan dengan mata Angga yang terbuka tubuhnya kejang kejang.
Walaupun rasa sakit menjalari tubuhnya namun entah mengapa Angga masih tetap sadar, seolah kematian enggan menjemput dirinya. Dari posisinya Angga bisa melihat langit yang bertabur bintang, bulan sabit yang menggantung seakan angkasa menyaksikan apa yang Angga alami.
Namun apa yang tidak di ketahui Angga pada saat ini matanya berubah matanya memancarkan cahaya biru redup sama persis seperti mata Raja Laksana Kamandaka.
Dalam kegelapan yang datang wajah wajah yang ia benci muncul. Nadya, David, Jecky, Kansa, Rangga, mario, Nata serta semua anggota Organisasi Mayat Darah yang mempermalukannya kini hadir satu persatu di benak Angga.
"Aku.... harus balas dendam.... Arrrrrrggghh!" Angga meraung karena rasa sakit, namun siapa sangka raungan rasa sakit Angga secara perlahan lahan berubah menjadi raungan harimau.
Secaracperlahan cahaya biru terang nan indah itu redup terhadap masuk ke dalam tubuh Angga.
Bruk!
Angga terjatuh ke tanah, namun tidak dalam posisi terbaring, namun berpose layaknya harimau.
Kini tubuh Angga terlihat sangat berbeda, pakaiannya compang camping, rambut putih panjang hingga menyentuh tanah, taring taring tajam terlihat mencuat keluar dari mulutnya, kulitnya yang awalnya hitam bagaikan pinggiran aspal kini putih loreng loreng hitam bagaikan harimau putih, kuku di jari jari Angga juga terlihat sangat panjang hingga menggerus tanah.
"Grrr!!" Angga menggeram layaknya harimau yang sedang marah.
Dia mendongak, menatap sosok di depannya, sosok harimau raksasa yang memberikannya kekuatan sebesar ini.
Angga langsung bersujud dan berterimakasih, "Terimakasih Pukulun... terimakasih karena sudah memberikan rendahan ini kekuatan yang sangat besar! Kekuatan yang tiada tandingannya!" Ucap Angga.
Raja Laksana Kamandaka tersenyum puas, "Benar! Sembah aku wahai manusia, aku adalah tuanmu!"
"Walaupun kamu sekarang sudah memikiki kekuatan sebesar itu, namun kamu harus mengetahui satu hal wahai manusia, kekuatan itu belum sempurna. Kekuatan itu masih terlalu lemah, kamu tidak akan bisa membalas dendam apabila hanya sebatas ini kekuatanmu."
Angga sedikit terkejut mendengar kekuatan sebesar ini masih belum sempurna, "la-- lalu apa yang harus rendahan ini lakukan agar kekuatan ini bisa sempurna pukulun?" Tanya Angga.
"Kamu harus menyempurnakan ilmu yang aku berikan, dengan cara memakan janin bayi yang masih dalam kandungan dan setiap bulan kamu harus memakan manusia minimal satu kali dalam satu bulan! Jika kamu tidak memakan manusia dalam satu bulan saja, ilmu manusia harimau yang kini sudah berada di dalam dirimu akan mengendalikan tubuhmu sepenuhnya untuk mencari mangsa sendiri, jika itu sudah terjadi.... ratusan tidak ribuan manusia akan kehilangan nyawa!" Jelas Raja Laksana Kamandaka.
"Aku memberikan ilmu itu kepadamu agar kamu bisa membalas dendam, tidak hanya itu kau juga akan menjadi abdi manusia pertamaku! Apakah kamu paham sekarang?"
"Baik Pukulun, Aku Angga siap menjadi abdi setiamu."
***
Malam yang sunyi di kedalam hutan Alas Roban, terlihat seorang kakek tua berdiri tegak di depan rumah joglo sementara di sekelilingnya terdapat banyak Jin Perewangnya yang terdiri dari berbagai bentuk.
Kakek tua tersebut tidak lain adalah Dukun Sumanto.
Dukun Sumanto mengerutkan keningnya, ketika dia melihat cahay biru terang dai kejauhan, "aura ini? Raja Laksana Kamandaka. Apa yang terjadi? Dan kemana Patung Madono? Mengapa dia belum kembali? Apakah dia gagal membunuh Andre dan Wanita pemilik indra ketujuh itu?" Dukun Sumanto terlihat kebingungan Namun dia segera menggeleng.
Kala melihat berbagai siluman, dedemit, dan lelembut berdatangan dari berbagai arah.
"Semuanya bersiap! halau semua makhluk halus yang hendak masuk ke dalam! Apapun yang terjadi lindungi cucuku!" Teriak dukun Sumanto sembari menghunuskan tombaknya.
***
maaf jika banyak typo, author lagi males revisi. maaf juga karena author telat up soalnya author lagi belajar buat TKA.
jgn nanggung lg ceritanya.../Pray//Pray//Ok//Good/