NovelToon NovelToon
Luka Dari Suami, Cinta Dari Mafia

Luka Dari Suami, Cinta Dari Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Janetta Lee, dikhianati saat mengandung, ditinggalkan di jalan hingga kehilangan buah hatinya, dan harus merelakan orang tuanya tewas dalam api yang disulut mantan sang suami—hidupnya hancur dalam sekejap.
Rasa cinta berubah menjadi luka, dan luka menjelma dendam.

Ketika darah terbalas darah, ia justru terjerat ke dalam dunia yang lebih gelap. Penjara bukan akhir kisahnya—seorang mafia, Holdes Shen, menyelamatkannya, dengan syarat: ia harus menjadi istrinya.

Antara cinta yang telah mengkhianati, dendam yang belum terbayar, dan pria berbahaya yang menggenggam hatinya… akankah ia menemukan arti cinta yang sesungguhnya, atau justru terjebak lebih dalam pada neraka yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Willy yang melihat kakeknya tertawa terdiam seketika. Matanya memandang penuh tanda tanya pada ekspresi Jones yang jarang ia lihat.

“Ada apa dengan kakek? Kenapa bisa begitu gembira di depan Xiao Han, sedangkan kalau denganku selalu saja marah?” gumam Willy lirih, nyaris tak terdengar.

“Kakek!” seru Willy akhirnya, tak tahan menahan rasa penasaran.

Sementara itu, Xiao Han yang masih berada di pelukan Jones menggeliat dengan kesal.

“Kakek, turunkan aku! Aku bukan anak kecil, jadi jangan mengangkatku seperti ini!” protesnya sambil menatap Jones dengan mata membulat.

Jones menatap wajah mungil itu sejenak sebelum akhirnya menurunkannya perlahan.

“Bocah kecil, senang bertemu denganmu. Suatu saat nanti, kita pasti akan berjumpa lagi,” ucap Jones dengan senyum samar di bibirnya.

“Tentu saja! Setelah aku dewasa, aku pasti akan mencari kakek lagi,” jawab Xiao Han lantang, lalu membalikkan badan dan berjalan pergi sambil melambai.

“Sampai jumpa!”

Jones terdiam, pandangannya mengikuti langkah kecil bocah itu yang semakin menjauh di lorong rumah sakit.

Asap napasnya terhembus pelan sebelum ia berbisik pada dirinya sendiri,

“Anak itu memiliki aura keberanian... benar-benar keturunan Holdes Shen. Tatapannya, cara bicaranya... sangat mirip dengan ayahnya. Hanya saja... kenapa sorot matanya terasa begitu familiar?”

Willy yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara.

“Kakek, kenapa tidak memarahinya? Malah bicara baik-baik padanya, padahal dia yang melukaiku!”

Jones menatap cucunya dengan tajam.

“Usiamu tujuh tahun, dan bocah itu baru lima. Kau lebih tinggi dan lebih besar darinya, tapi bisa kalah. Siapa yang harus kusalahkan?”

Nada suaranya tegas dan dalam, membuat Willy menunduk.

“Melawan anak yang lebih kecil saja kau tak sanggup. Kalau begitu, jangan sebut siapa nama kakekmu—aku tak mau dipermalukan,” ujar Jones dingin sebelum berbalik pergi, meninggalkan Willy yang menahan air mata di tempatnya.

Tak lama kemudian Holdes keluar dari ruang konsultasi bersama dokter, menggendong Xiao Han yang masih memeluk pesawat kecilnya.

"Papa... apa kata dokternya?" tanya Xiao Han dengan nada khawatir.

"Hanya luka di bagian luar. Meski ringan, jangan sampai kena air dulu. Kau ke mana saja tadi?" jawab Holdes sambil menatap wajah putranya.

"Aku bertemu kakek Willy, tapi aku lupa tanya siapa namanya," jawab Xiao Han polos.

Seorang pengawal yang berdiri tak jauh ikut memberi laporan pelan. "Bos, kakek Willy tampaknya tidak asing. Hanya saja kami belum tahu dari mana pernah melihatnya."

"Kalau dia memang mafia, tidak heran kita pernah bertemu. Apa dia melakukan sesuatu?" tanya Holdes, suaranya serius namun tenang.

"Aneh, di a tidak marah pada Tuan muda. Bahkan dia sempat menggendong Tuan muda dan tertawa," jawab pengawal.

"Papa, dia malah menggendongku dan tertawa terus. Aku tidak tahu apa yang membuatnya gembira. Tapi matanya menunjukkan dia orang berbahaya," kata Xiao Han sambil memandang ayahnya.

"Xiao Han, lain kali kalau bertemu dengannya, jaga jarak." peringati Holdes, membelai kepala anaknya lembut.

"Baik, Pa," jawab Xiao Han patuh.

***

Di kediaman keluarga Lin, suasana berbeda: remang, tegang, dan dipenuhi rencana.

Jay dan Janny masih berlutut di sebuah ruang kecil, wajah mereka pucat setelah dimarahi Jones.

"Aku tidak puas—dipermalukan oleh wanita itu. Kenapa Papa tidak mau balas dendam, malah terlihat santai?" keluh Janny penuh dendam.

"Aku juga tidak mengerti apa yang ada di pikirannya," jawab Jay pelan, lemas.

"Jay, bagaimana kalau kita beri pelajaran pada wanita itu?" bisik Janny, matanya menyipit.

"Apa rencanamu?" tanya Jay, mencoba menahan gelombang kecemasan dan kemarahan.

"Kirim orang untuk membalas. Dia sudah mempermalukan kita di depan banyak orang. Kita juga bisa membuatnya hancur," jawab Janny, senyum sinis mengembang di bibirnya.

Dua Hari Kemudian

Kasino di Pusat Kota

Ruangan kantor VIP di lantai atas kasino terasa sibuk malam itu.

Janetta duduk di balik meja besar, menatap tumpukan dokumen dengan kening berkerut. Di sampingnya, Bowie berdiri tegak, menyerahkan laporan keuangan mingguan.

Sementara itu, Holdes bersandar santai di sofa, memainkan ponselnya dengan wajah tenang. Ia telah menyerahkan kendali penuh kasino itu kepada istrinya — kepercayaannya yang paling besar.

"Istriku, sudah malam," ucap Holdes tanpa menoleh, matanya masih tertuju pada layar ponsel. "Bagaimana kalau kau pulang dulu? Kita lanjutkan besok saja."

"Aku harus menyelesaikan laporan ini dulu," jawab Janetta tanpa mengangkat kepala. "Ada sesuatu yang janggal. Dua bulan terakhir pengunjung meningkat, tapi pemasukan malah berkurang. Angka-angkanya tidak masuk akal."

"Selidiki saja lewat manajer keuangan," kata Holdes santai.

Nada suaranya tenang, tapi tatapannya mulai berubah tajam.

"Bowie," perintah Janetta cepat, "utus orang untuk mengawasi manajer keuangan. Dua hari ini dia tidak masuk kerja. Aku ingin tahu apakah penurunan ini ada hubungannya dengannya."

"Baik, Nyonya," jawab Bowie hormat.

Holdes bangkit dari sofa, menepuk bahu Bowie. "Kau dengar dia. Urus sekarang juga. Aku dan kau ada urusan setelah ini."

Lalu ia menatap Janetta lembut.

"Istriku, pulanglah dulu. Istirahat. Aku akan menyusul."

Janetta menghela napas, menutup map dokumennya. “Baiklah. Tapi aku ingin jawaban dalam dua hari. Kalau memang manajer itu bermain curang, aku sendiri yang akan membuatnya menebus kesalahan.”

Ia berdiri, mengambil jasnya, lalu berjalan mendekati Holdes.

"Tunggu aku di rumah, sampai jumpa," ucap Holdes, mencium bibir istrinya sekilas.

“Sampai jumpa,” balas Janetta dengan senyum kecil sebelum melangkah pergi, diiringi dua pengawalnya.

Begitu pintu tertutup, senyum di wajah Holdes lenyap.

“Bowie,” suaranya datar namun dingin, “informasi yang kau temukan—benarkah Jones Lin adalah kakek dari Willy Lin?”

“Benar, Bos. Putranya yang dulu diusir kini telah berkumpul lagi. Mantan istrinya juga menikah dengan Inspektur Yi,” jawab Bowie dengan nada serius. “Semua ini… cukup mengejutkan.”

“Takdir memang lucu,” gumam Holdes pelan. “Kita semua saling terikat tanpa bisa menghindar.”

“Bos,” Bowie ragu sejenak. “Apakah hal ini perlu diberitahukan kepada Nyonya?”

“Harus,” jawab Holdes tegas. “Tidak ada yang bisa kusembunyikan darinya. Dan satu lagi—utus lebih banyak orang menjaga istri dan anakku. Xiao Han sudah bertemu dengan Jones Lin. Jika benar Jones tahu aku ayahnya, tapi masih diam… itu artinya dia sedang merencanakan sesuatu.”

Beberapa menit kemudian

Area parkir kasino terasa sunyi dan dingin.

Janetta melangkah menuju mobil bersama dua pengawalnya.

Sepatu haknya beradu lembut di lantai beton, bergema di antara mobil-mobil yang berjejer rapi.

Saat salah satu pengawal membuka pintu mobil, Janetta menghentikan langkahnya.

Matanya menyipit—ada sesuatu di bawah mobil. Kilatan logam aneh memantul samar dari bawah bemper.

“Awas!” seru Janetta spontan, melompat mundur secepat mungkin.

DUARRR!

Ledakan keras memecah kesunyian malam.

Api menjalar cepat, membakar mobil itu dalam kobaran panas menyilaukan. Asap tebal memenuhi udara, alarm mobil-mobil di sekitar ikut meraung.

Janetta terhempas ke lantai, tubuhnya terseret beberapa meter. Pengawal-pengawalnya terlempar keras, sebagian tak sadarkan diri.

Debu dan serpihan kaca berterbangan di udara.

1
Kasandra Kasandra
lanjut
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Dini Anggraini
jones line benar kata mantan istrimu jojo kamu akan menyesal suatu saat nanti bila kamu terus2san membela Jenny dan willi karena bila sifat mereka gak kamu arahkan besar nanti willi gak bisa apa2 perusahaan akan bangkrut di tangannya bela diri gak bisa . Sekarang saja egois mau menang sendiri gak pernah mau minta maaf bila melakukan kesalahan, punya kemauan harus ada di depan mata meskipun merebut punya orang lain. 🙏🙏🙏😍😍😍
Maria Mariati
hehhhh jones jones
merry
berati jojo Jones org tu y Janet yg asli,, mngkin jojo tukri ank dgn jay lin mky jay lin gk pyn darah mafia kyk Janet
merry
jgn jgn Jay bukn ank Jones to janeeta lh cucu y Jones lin atau ank y,, soalny Janet lbh brni dr jay lin pdhl Janet dddk orgtua y seorg dosen guru tp Janet kyk ank mafia ajj
Maria Mariati
janetee lee anak Jojo
aku
asekkk....lanjott 😍😍
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
aku
jojo ki sp? 🤔 kenal janeta apa tmn mama nya apa bhmn?
up lg dobel2.... lagii
aku
aq suka keributan😁
Nabil abshor
apa???? knp????
Nabil abshor
waaaah,,, serruuuuu,,,, 👏👏👏👏
Maria Mariati
little Tiger mantab,udah tahu dia singa kecil masih di ganggu ,kegigit lahh 😍😍😍
Karo Karo
lanjut Thor
sunshine wings
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Intan Marliah
bagus aja
Permata_tanty
Wajib bngtt baca karya author 1 ini tiap karyanya slalu beda dan ga bisa ketebak

semangatt thorr
Permata_tanty
Jgn bilang ortu kandung Jannete org yg sma yg bunuh ortu Holdes..

Klo bnr wahh perang bathin si Holdes 🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!