NovelToon NovelToon
Cinta Monyet Belum Usai

Cinta Monyet Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Teman lama bertemu kembali / Ibu susu / Office Romance / Ayah Darurat
Popularitas:104k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

Sequel "Dipaksa Menikahi Tuan Duda"
Cerita anak-anak Rini dan Dean.

"Papa..."
Seorang bocah kecil tiba-tiba datang memeluk kaki Damar. Ia tidak mengenal siapa bocah itu.
"Dimana orangtuamu, Boy?"
"Aku Ares, papa. Kenapa Papa Damar tidak mengenaliku?"
Damar semakin kaget, bagaimana bisa bocah ini tahu namanya?

"Ares..."
Dari jauh suara seorang wanita membuat bocah itu berbinar.
"Mama..." Teriak Ares.
Lain halnya dengan Damar, mata pria itu melebar. Wanita itu...

Wanita masa lalunya.
Sosok yang selalu berisik.
Tidak bisa diam.
Selalu penuh kekonyolan.
Namun dalam sekejab menghilang tanpa kabar. Meninggalkan tanya dan hati yang sulit melupakan.

Kini sosok itu ada di depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Apakah Damar Marah?

Pagi itu Stasia bangun seperti biasa. Ia menyiapkan sarapan untuk Ares, menemaninya makan, lalu bersiap mengantarnya sekolah sebelum berangkat ke kantor. Namun ada yang berbeda hari ini. Sebuah pesan singkat dari Damar masuk di ponselnya: ia tidak bisa menjemput Stasia dan berangkat bersama.

Stasia terdiam menatap layar. Selama ini, apapun kesibukannya, Damar selalu mengusahakan untuk berangkat bersama mereka—bahkan sekadar mengantar Ares ke sekolah. Ada sesuatu yang janggal.

“Ma, kenapa Papa nggak antar Ares sekolah?” tanya Ares polos dari kursi belakang taksi.

“Papa lagi sibuk, Sayang,” jawab Stasia sambil mengelus kepala Ares. “Lagi pula besok weekend. Nanti kita tanya Papa, mungkin Papa mau ajak kita main.”

“Baik, Ma…” Ares mengangguk, meski wajahnya terlihat sedikit kecewa. Anak itu memilih diam, tidak ingin membuat Stasia tambah pusing.

Stasia bisa merasakannya, dan hatinya ikut berat. Ingatannya melayang pada percakapannya bersama Damar semalam, sebelum Damar pulang dari apartemen Stasia.

Flashback

“Sayang, apa kamu mau menikah denganku?” suara Damar terdengar serius.

Stasia terkejut. Tak lama kemudian ia menenangkan hatinya dan tersenyum. “Apa kamu melamarku sekarang?”

“Bisa dibilang begitu.”

“Lamaran macam apa ini? Kenapa nggak ada bunga? Kamu sama sekali nggak romantis,” godanya sambil terkekeh berusaha menutupi kegugupannya.

Damar menatapnya sebentar. “Jadi kamu mau lamaran romantis?”

“Tentu saja. Perempuan mana yang nggak suka lamaran romantis?”

Damar hanya terdiam. Wajahnya sempat berubah, tapi Stasia tak terlalu memikirkan saat itu. Karena perasaan senangnya benar-benar membuatnya harus bisa mengontrol diri.

Flashback off

Stasia menghela napas panjang di dalam taksi. Apa dia marah karena aku nggak langsung bilang iya? pikirnya.

“Mama…” suara kecil Ares membuyarkan lamunannya. “Ares udah sampai. Mama melamun, ya?”

Stasia tersentak. Mereka sudah tiba di depan sekolah. “Ah, nggak kok. Mama cuma mikirin pekerjaan. Ares sekolah yang pintar ya. Jangan pulang kalau bukan supir nenek yang jemput.”

“Siap, Mama!” seru Ares ceria sebelum berlari masuk.

Stasia melanjutkan perjalanan ke kantor. Sesampainya di lobi, ia berjalan menuju lift. Dan di sanalah ia dikejutkan oleh pemandangan yang tak diduganya—Damar sudah ada di dalam, berdiri bersama beberapa pegawai Starlight.

Dengan ragu, Stasia ikut masuk. Ia berdiri di dekat Damar, berharap sekilas sambutan atau tatapan hangat. Biasanya, di dalam lift, pria itu selalu punya cara untuk menggodanya, mulai dengan menarik ujung pakaiannya, menyentuh jarinya diam-diam, atau sekadar menyenggol kakinya.

Tapi kali ini berbeda. Damar hanya diam, fokus pada tablet di tangannya. Seolah Stasia hanyalah orang asing.

Hingga pintu lift terbuka di lantai tempat kerjanya, Stasia melangkah keluar. Ia sempat menoleh sekilas, berharap Damar setidaknya menatapnya. Namun tidak. Damar tetap menunduk, matanya tak lepas dari layar tab.

Seketika dada Stasia terasa sesak.

Sepanjang hari, Stasia tidak bisa tenang. Pikirannya terpecah, pekerjaannya berantakan. Sejak pagi Damar tidak memberi kabar apa pun. Tidak ada pesan singkat, tidak ada panggilan, bahkan di lift tadi pun pria itu bersikap seolah tak mengenalnya.

Biasanya, jam makan siang Damar selalu menanyakan kabar, entah bertanya apakah ia sudah makan, atau sekadar menggoda dan menanyakan menu kantin hari ini. Namun kali ini hening. Hening yang membuat dada Stasia semakin sesak.

Menjelang jam pulang, ponselnya tetap kosong. Tidak ada pesan dari Damar. Stasia menimbang—haruskah menunggu dan berharap mereka pulang bersama, ataukah lebih baik ia sendiri saja? Akhirnya, ia memilih menyerah setelah beberap menit duduk terdiam sendiri di lobi kantor. Ia memutuskan untuk pulang sendiri.

Sore di apartemen juga masih tak bisa menghilangkan gelisah yang merayapi perasaan Stasia. Benar-benar tidak ada pesan ataupun panggilan dari Damar. Berulang kali ia melihat layar ponselnya, nyatanya masih sama.

Stasia tak ingin berlarut, ia harus segera menyelesaikan masakannya, dengan harapan Damar datang dan ikut makan malam bersama lagi. Dan dengan begitu mereka bisa memiliki banyak waktu mengobrol lagi.

Ting tong.

Bel apartemen berbunyi. Stasia bergegas membuka pintu dengan harapan tinggi. Di sana berdiri Ares bersama Mama Rini.

“Lho, Tante kok bersama Ares?” Stasia agak heran.

“Tadinya Tante mau ke sini sendiri. Eh, di lobi malah ketemu cucu ganteng ini.” Mama Rini terkekeh sambil menggandeng Ares.

“Masuk dulu, Tante,” ucap Stasia mempersilakan.

“Ayo, Oma, kita masuk!” seru Ares riang.

Mereka duduk di ruang tamu. Stasia segera menyuguhkan teh serai hangat yang baru saja dibuatnya.

“Kebetulan aku bikin teh serai, Tante.”

“Wah, pas sekali. Harum sekali.” Mama Rini menyeruputnya, lalu tersenyum puas. “Hmm, ternyata memang enak.”

“Terima kasih, Tante. Oh ya, apa Tante ada perlu dengan Stacy?”

Mama Rini meletakkan cangkirnya. “Iya, Tante ke sini mau minta izin ke kamu, tante mau ajak Ares.”

Stasia mengernyit. “Ajak ke mana, Tante?”

“Hanya makan malam sekaligus berlibur di Vila keluarga kita. Tempatnya di dekat pantai. Tante yakin Ares pasti suka. Sekalian besok weekend, biar dia senang-senang berlibur di pantai.”

“Makan malam dan liburan di pantai, Oma?” Mata Ares berbinar. “Ares mau, Oma! Boleh kan, Ma?”

Stasia menatap putranya yang begitu bersemangat. Senyum tipis terbit di wajahnya. “Boleh, Sayang, asalkan Ares nggak nyusahin Oma.”

“Siap, Mama! Ares janji jadi anak pintar.”

"Ah... Manis sekali cucu kesayangan Oma ini..."

Stasia tersenyum hangat melihat bagaiamana Mama Rini memperlakukan Ares dengan baik meski sebenarnya mereka tidak ada hubungan darah.

Atas izin Stasia, Ares akhirnya benar-benar pergi bersama Mama Rini.

Begitu pintu menutup, sunyi kembali menyelimuti apartemen. Stasia duduk memandangi ruang yang biasanya ramai dengan tawa anaknya atau ocehan ringan Damar. Kini hanya sepi.

Beberapa jam kemudian, setelah makan malam sendiri, Stasia berniat masuk kamar lebih awal. Namun bel pintu kembali berbunyi.

Ting tong.

Ia menghentikan langkah, sedikit heran. Siapa lagi malam-malam begini, apakah itu Damar?

Saat pintu terbuka, Stasia terperangah.

“Pak Abas? Kenapa malam-malam ke sini?”

1
Erna Fadhilah
kok Hanna belum di beri pelajaran atau di jebloskan penjara siiih, Damar memberi pelajaran ke Hannanya krng greget
Nur Mila
kapok kuwe hanna
partini
dihhh Hana kamu stres
Rusmini Mini
Damar takut gak dpt jatah 😂😂
Rusmini Mini
saling menguatkan sini peluk /Cry/
Erna Fadhilah
salah sendiri kebablasan di suruh satu malah jadi dua ya nanti malam auto puasa kan tadi udah di dabel 😁😁😁
Nur Mila
damar oh damar d omongi 1kali jatah nya malah 2kali ,kan jadi ngambek stecy
Erna Fadhilah
nah kalau udah cerita kan jadi enak lan, ayo Dam urus tu manusia yang edannya ga ketulungan, semoga🤲🤲🤲 wulan dan didi di permudahkan berceraiannya
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Erna Fadhilah
urus aja perceraianmu sama didi lan biar kamu bisa dekat sama Andreas ga ada yang ngomong kalau dia selingkuhanmu
Rusmini Mini
kagi seru serunya mesti minta updetan soalnya pasti lupa ketutup novel lain lagi /Smug//Smug/
Rusmini Mini
ceritanya ngalir kayak sungai....imajinasi author hebat euyy...tolong baleskan rasa tidak sukaku pada uler keket dan ulet bulu alias mak lampir dan titisannya /Rose//Rose//Rose//Heart//Heart//Heart//Panic//Panic//Panic/
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Rusmini Mini
ada Didi tembakkk.....
Rusmini Mini
kalo di Indo car seat kurang populer ya...
Rusmini Mini
maklum pengantin baru /Smug//Smug/
Rusmini Mini
dah nikah aja /Rose//Rose//Rose/
Rusmini Mini
oh h kurang ajar oura pura mati demi perempuan lain tdk mikir istri yang punya bayi mlh di tinggal... ada granat atau bom biar aq ledakin kepalanya /Bomb//Bomb/🔥🔥🔥
Rusmini Mini
ada apa dgn Wulan
Rusmini Mini
bilang aja mo manjah manjah syahdu dgn
Rusmini Mini
aish...pengantin cowoknya udh ngebet malam pertama /Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!